Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Pertemuan di Danau Keemasan

Share

Pertemuan di Danau Keemasan

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2022-01-27 01:07:56

Ini bukan Bab

- Baca ini Gratis -

Hari menjelang senja ketika Zhou Fu secara tiba-tiba merasa tubuhnya terjatuh dan mendarat di sebuah padang rumput hijau. Dalam suasana sedikit bingung, Zhou Fu bangkit bardiri lalu mengibas-kibaskan pakaiannya yang kala itu menjadi sedikit basah.

“Danau ini?!” Zhou Fu tertegun sesaat sebab ia merasa beberapa kali telah melihat danau tersebut di alam mimpinya. Sebuah danau luas berhiaskan deretan teratai putih yang kala itu tengah memantulkan cahaya matahari sore. Zhou Fu segera mengarahkan matanya ke sisi kiri danau, benar saja, ia menemukan sebuah kursi panjang di sana. Persis seperti yang selalu ada di alam mimpinya. Hanya saja, kali itu kursi tersebut terlihat jauh berbeda.

“Siapa gadis yang duduk menghadap danau itu? Bukankah biasanya kursi itu selalu kosong?” Zhou Fu memutuskan untuk melangkah mendekati bibir danau sebelah kiri, tempat di mana terdapat seorang perempuan bergaun biru yang tengah duduk diam seperti patung.

“Tunggu!” Baru saja melangkahkan satu kaki kanannya, pergelangan tangan Zhou Fu mendadak ditarik ke belakang oleh seseorang. “Siapa perempuan itu? Kau ke sini untuk menemuinya?”

“Bagaimana kau bisa berada di tempat ini?” Zhou Fu mengerutkan dahi melihat kedatangan Shen Shen yang tak terduga.

“Aku tiba-tiba terjatuh dan menemukan tubuhku ada di padang rumput ini. Ah, itu tak penting. Jadi, kau ingin menemui perempuan itu?!” Shen Shen bertanya dengan raut wajah yang kesal.

“Dengarkan aku, aku menduga kedatangan kita di tempat ini adalah ulah dari perempuan itu. Kukira dia bukan sembarang perempuan. Untuk memastikannya, mari kita ke sana!” Giliran Zhou Fu yang kali itu menarik lengan Shen Shen dan melangkah cepat menuju ke bibir danau tempat perempuan bergaun biru berada.  

Mendadak, baik Zhou Fu maupun Shen Shen merasakan getaran aura aneh yang keluar dari tubuh bergaun biru tersebut. Sebuah getaran aura tak menyenangkan yang membuat Zhou Fu dan Shen Shen merasakan sedikit nyeri di dalam kepala mereka.

“Berlindung di belakangku!” bisik Zhou Fu pada Shen Shen. Mereka berdua telah begitu dekat dengan sosok perempuan bergaun biru ketika tiba-tiba perempuan itu menolehkan kepalanya ke belakang.

“K… Kau…?!” seketika, Zhou Fu berjingkat mundur karena kaget. Shen Shen mengerutkan dahi dan tak sabar untuk mencari jawaban. “Kau mengenalnya?”

Zhou Fu hanya menelan ludah sementara perempuan bergaun biru terlihat melemparkan senyum ramah. “Kalian ada di sini?” tanyanya. “Kebetulan sekali. Duduklah…” Perempuan itu mempersilakan Zhou Fu dan Shen Shen untuk duduk di sebelahnya.

“Siapa dia?” Shen Shen berjinjit dan mendekatkan bibirnya ke telinga Zhou Fu.

“Dia yang menulis kisah Pendekar Benua Timur!’ balas Zhou Fu dengan tanpa suara.

“A… Apa?!”

“Apa yang kalian tunggu? Duduklah…” perempuan itu menepuk-nepuk kursi kayu dengan telapak tangan kanannya.

Zhou Fu dan Shen Shen pun melangkah mendekat lalu duduk bertiga dalam satu kursi panjang. Perempuan bergaun biru itu mengernyitkan dahi ketika melihat Shen Shen yang duduk bersebelahan di dekatnya.

“Ehm… Nona Shen, maaf tapi aku ingin Saudara Zhou yang duduk di sebelah sini,” ucap perempuan itu dengan senyum yang cukup ramah.

Zhou Fu segera beralih tempat dengan Shen Shen, bagaimana pun, ia tak ingin membuat masalah dengan perempuan bergaun biru tersebut.

“Ehm… Nona, apakah ada yang ingin Nona katakan pada kami?”

Perempuan bergaun biru menatap Zhou Fu dan Shen Shen secara bergantian. “Ah, sebenarnya hanya kepadamu saja, Saudara Zhou. Aku ingin mengusir perempuan cerewet itu, tapi… Kau tahu sendirilah…” Perempuan bergaun biru itu berucap seraya menudingkan telunjuk tangannya ke arah liontin yang menggantung di leher Shen Shen.

“Ah, jika ini penting. Aku akan meminta Shen Shen untuk meninggalkan kita berdua saja. Nona Penulis.”

Shen Shen menampakkan wajah cemberut dan ingin protes tetapi Zhou Fu segera memelototinya.

“Aku bersedia menjauh sebentar tapi dengan syarat!” Shen Shen melemparkan tatapan tajam pada perempuan bergaun biru.

“Apa?” Zhou Fu dan si perempuan bergaun biru bertanya bersamaan.

“Aku mau kau meminjamiku benda itu!” Shen Shen bangkit berdiri dan menuding ke sebuah benda berbentuk persegi panjang yang sedari tadi berada di genggaman tangan kiri Nona Penulis.

“Kau ingin meminjam ponselku? Baiklah, tapi ingat, jangan buka Sh0pee!” Nona Penulis menyerahkan benda berbentuk persegi panjang itu kepada Shen Shen dan membuat Shen Shen gembira karenanya. Sebelum ia pergi meninggalkan Zhou Fu dan Nona Penulis, Shen Shen mendekati Nona Penulis dan berbisik di telinganya.

“Dari lirikan matamu, aku tahu kau tertarik pada Zhou Fu-ku! Cih! Ingat, aku punya kalung ini. Kuharap kau tak berniat macam-macam denganku!”

Si Nona Penulis mendengus kesal menerima ancaman dari Shen Shen. ‘Bajingan Tengik! Aku bisa membuatmu menjadi perawan tua jika aku mau!’ batin Nona Penulis seraya mengepalkan satu tangannya dengan geram.

“Ehm, Nona Penulis… Jangan hiraukan dia. Dia sudah tua tetapi pikirannya masih seperti anak-anak. Kita langsung saja ke topik pembicaraan. Jadi, apa yang ingin Nona sampaikan kepadaku?”

Setelah mendengar pertanyaan Zhou Fu, Nona Penulis mengambil napas dalam lantas menghadapkan wajahnya ke arah danau keemasan. Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membuka suara.

“Ada kejutan besar dalam akhir Arc kali ini, yang sepertinya itu akan mengubah takdirmu secara mencolok.”

Zhou Fu mengerutkan dahi. “Kau sudah mengenalku dengan cukup baik, Nona. Aku cukup kuat untuk menerima takdir-takdir baru yang akan kau berikan. Tak perlu terlalu tegang begitu… kecuali, kecuali jika kau ingin membunuhku, ah, tentu saja aku tak akan terima dengan hal itu. Aku siap tanding satu lawan satu denganmu jika kau berniat membunuhku!”

“Ah… Saudara Zhou… Tenang. Siapa yang berani membunuhmu? Aku hanya sempat terbebani, apakah takdir besar itu akan membuatmu keberatan. Sungguh, kau akan mengalami petualangan baru yang benar-benar baru setelah ini! Aku khawatir, kau tidak siap…”

“Hem…” Zhou Fu menarik napas sejenak, mencoba merangkai sebuah kalimat yang bisa meyakinkan Nona Penulis bahwa ia siap dengan segala jenis petualangan baru. “Nona Penulis, ketika kau menghukumku dengan hidup terasing di pulau terpencil hingga mengakibatkan aku tak tahu perbedaan dada bengkak dan payudara perempuan, apakah aku protes? Tidak, aku menjalani takdirku dengan segenap jiwa. Ketika anak-anak kecil seusiaku tengah bermain gundu, kau meminta kakekku untuk memaksaku berburu gajah. Kau ingat? Itu berat, dan aku melakukan semuanya tanpa protes. Jadi, jika sekarang kau akan memberiku takdir baru, petualangan baru, percayalah, aku akan menerimanya dengan kesungguhan dan kesanggupan!”

Nona Penulis mengangguk-angguk lega mendengar jawaban Zhou Fu. Tetapi sesaat kemudian, raut wajahnya kembali terlihat masam.

“Sekarang apa lagi?!” Zhou Fu bertanya sambil mengamati wajah Nona Penulis dengan cermat.

“Bodoh! Jangan menatapku seperti itu! Aku akan menuntutmu jika kau berani membuatku jatuh cinta padamu!”

Zhou Fu bergidik ngeri. Nona Penulis bukanlah tipenya, ia berharap Nona Penulis hanya bergurau soal jatuh cinta. “Jadi, apa yang membuat Nona Penulis resah?”

“Begini, untuk menyiapkan takdir barumu… Aku butuh waktu beberapa saat…”

“Heeemmm… Aku sepertinya bisa mencium maksudmu, Nona Penulis. Kau ingin membuat alasan untuk libur update lagi dan lagi, bukan? AH… Dasar penulis pemalas! Kau tahu, aku bahkan bosan menunggu kejelasan takdirku jika kau kumat bermalas-malasan seperti itu! Ayolah… Mau sampai kapan kau mempertahankan hobi malasmu itu?! Sudah malas update, minta dukungan gem, minta buka koin pakai top up pula! Kau benar-benar kelewatan!”

Nona Penulis menelan ludah berulang kali setelah mendengar ceramah panjang dari Zhou Fu. “Andai aku punya Doraemon…”

“Nah… Mulai… Sudah, cukup! Kau memang pandai membuat alasan! Jika kau masih saja seperti ini, aku akan meminta seluruh Pasukan Putra Mahkota Huang untuk memberi Reiew Bintang 1 di PBT!”

“Stopppp…. Jangan lakukan itu… Baiklah baiklah… Aku akan pulang ke negeriku. Bye…”

Dalam sekejap mata, Zhou Fu melihat Nona Penulis menghilang dari pandangan, benda persegi panjang yang tengah dimainkan Shen SHen juga turut lenyap seiring dengan kepergian Nona Penulis. Zhou Fu menarik napas dalam selama beberapa saat dan mulai mendoakan agar Nona Penulis mendapat hidayah.

Comments (12)
goodnovel comment avatar
Haris Duo
untung aku maraton. hahahaha ...
goodnovel comment avatar
Pilte Johnny
ya ya ya.. suda la.. empat jem cukup ya untuk bab gratisnya
goodnovel comment avatar
sugiono No
gak jelas ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Penguasa Benua Timur   395 - Dua Sosok Misterius

    Apa yang diucapkan Zhou Fu memang benar. Beberapa saat setelah Zhou Fu mengatakan jika akan datang bala bantuan, bumi mendadak bergetar. Terdengar suara gemuruh dari arah utara yang semakin lama semakin bising dan memekakkan telinga. Tak ada yang tahu secara pasti apa yang memicu suara bising tersebut tetapi Zhou Fu memiliki sedikit gambaran tentang hal itu. Xuan Wu menghentikan serangannya sejenak untuk melihat situasi sementara Patriark Yuan Kai memilih menggunakan kekuatan terakhirnya untuk melesat dan berlindung di balik punggung Zhou Fu. “Bantuan seperti apa yang kedatangannya membawa hawa intimidasi sebesar ini?!” Patriark Yuan Kai terengah-engah dengan satu telapak tangan menggantung di pundak Zhou Fu. “Chen Long memang tak pernah mengecewakan!” Zhou Fu mengangguk pelan, keterkejutannya pada pasukan bala bantuan yang datang membuat Zhou Fu tak begitu memerhatikan pertanyaan Patriark Yuan Kai. Ketika rombongan bala bantuan itu mulai terlihat mendekat, orang pertama yang paling

    Last Updated : 2022-01-27
  • Penguasa Benua Timur   396 - Akhir Hidup?

    Xuan Wu terkekeh dengan arogansi tinggi ketika menatap semua orang masih kesulitan menerima kenyataan betapa jauh level kekuatan mereka dengan kekuatan Dewa miliknya. Xuan Wu tetap melayang di udara demi menikmati lebih lama lagi pemandangan keputusasaan yang terpancar di wajah para manusia. Xuan Wu menjulurkan tongkat hitamnya, dengan gerakan kasual, tekanan aura tak terbatas menyelimuti seluruh wilayah di bawahnya, memberikan kesan pada semua orang, bak mereka saat itu tengah berhadapan dengan Dewa Keabadian. “Ini? Jenis kemampuan macam apa ini?!” Zhu Qiu tersungkur ke tanah oleh desakan aura pekat yang menekan punggungnya. Patriark Yuan Kai, Xu Xiaofei, dan juga Feng Yaoshan bisa dipastikan akan kehilangan kesadaran saat itu juga andai rubah ekor sembilan tak mengeluarkan sihir pelindung di sekitar tubuhnya. Zhou Fu adalah yang mampu merespon paling baik sebab ia masih bisa tegak berdiri meski kakinya bergetar kuat menahan beban berat aura Xuan Wu. Untuk pertama kalinya, Zhou Fu

    Last Updated : 2022-01-27
  • Penguasa Benua Timur   397 - END ARC 4, Sebuah Pengorbanan Besar

    Tepat ketika Zhou Fu merasa tubuhnya berada di ambang batas kesadaran, sebuah ledakan besar terjadi dan diiringi dengan gelapnya keadaan seolah gerhana matahari total telah melanda bumi. Pada saat yang bersamaan, Xuan Wu merasa tubuhnya diikat oleh tali-tali tak kasat mata yang sepertinya dikerahkan oleh sisa-sisa kekuatan pendekar yang ada di tempat tersebut. Sebenarnya, mudah saja bagi Xuan Wu jika ia ingin melepaskan diri dari ikatan tersebut. Tetapi, ada hal aneh yang juga turut mengikat tubuhnya. Ia merasa semua gerakannya seperti terkunci, dan itu jelas bukan dihasilkan dari kekuatan para pendekar yang ada di tempat itu. Gelap yang pekat berangsur meredup dan pada akhirnya, keadaan menjadi terang benderang seperti sedia kala. Saat itu, Xuan Wu baru menyadari jika sesuatu yang mengunci gerakannya adalah delapan ekor rubah yang sengaja dilepaskan oleh siluman rubah berekor sembilan. “Cih… Jadi, rubah ekor sembilan itu merelakan hidupnya demi kalian? Dia sekarang pergi untuk menc

    Last Updated : 2022-01-27
  • Penguasa Benua Timur   Jati Diri Feng Yaoshan

    Bab ini Gratis... Di danau keemasan sore itu, Shen Shen terlihat membawa pedang dan bersiap untuk menebas leher Nona Penulis. Shen Shen menghampiri kursi kayu tempat Nona Penulis duduk mematung. Ketika Shen Shen telah berada cukup dekat dengan Nona Penulis, tangisnya pecah dan kemarahannya memuncak. “Nona Penulis! Apa yang telah kau perbuat?!!! Mengapa kau menciptakan sosok Feng Yaoshan yang keras kepala?! Aku akan membunuhmu!!!” Nona Penulis nyaris tertebas lehernya andai tidak ada tangan yang menghadangnya. Itu adalah tangan Feng Yaoshan, tetapi wajahnya sedikit berbeda, lebih dewasa dan terlihat memang sedikit tua. Meski mengenali wajah itu sebagai Feng Yaoshan, Shen Shen tiba-tiba memanggilnya, “Ye Shen??!” Shen Shen tercekat cukup lama sebelum menyadari suatu hal yang tak pernah ia duga. “Shen Yang-Ku… Putri Diao-Ku… Kau seharusnya sudah tahu, aku bukan bodoh. Bukan juga keras kepala. Aku melakukannya, karena aku Ye Shen…”

    Last Updated : 2022-01-27
  • Penguasa Benua Timur   398 - Pengakuan Rubah Ekor Sembilan

    391. Rubah Ekor Sembilan meski sejatinya memiliki habitat di darat, ia mampu menyelam di kedalaman lautan dengan batas maksimal dua minggu tanpa perlu mengambil udara ke permukaan. Tentu saja, hal tersebut memungkinkan jika Rubah Ekor Sembilan masih memiliki jumlah kekuatan penuh. Dengan kondisinya yang telah melepaskan delapan ekornya untuk menahan Xuan Wu, Rubah Ekor Sembilan diperkirakan hanya akan bertahan kurang dari satu minggu di dalam air sementara untuk mencapai daratan Luzon menggunakan kecepatan si rubah, ia masih memerlukan sepuluh hari perjalanan. Segera setelah Rubah Ekor Sembilan menyelam ke dalam lautan, ia mengirim pesan kepada binatang lain agar diteruskan pada Pasukan Pulau Kelinci. Rubah Ekor Sembilan memerlukan uluran bantuan, tetapi ia tak bisa menunggu, ia harus bergegas karena keadaan Zhou Fu yang telah kritis. ‘Kirimkan bala bantuan untuk menyusulku, saat ini, aku juga butuh pengawalan. Kerahkan pasukan laut untuk mengawalku ke Luzon, tak ada kata berlebihan

    Last Updated : 2022-01-28
  • Penguasa Benua Timur   399 - Keajaiban???

    Hari sudah nyaris gelap di daratan Shamo sementara di wilayah Yianju, kegelapan terasa semakin pekat karena Xuan Wu terus mengalirkan aura intimidasi kuat dari dalam tubuhnya. Kala itu, Xuan Wu berniat untuk menghabisis sisa-sisa manusia yang ada di wilayah Yianju sebelum akhirnya pergi untuk mendatangi lokasi tempat Raja Yang Yuhuan menyimpan salah satu warisan terbesarnya. “Jangan karena kau wanita, kau lantas berpikir untuk mendapatkan kematian yang menyenangkan!” Xuan Wu menarik tongkatnya ke atas sebelum akhirnya menghunuskan mata tombak ke punggung Shen Shen. “Aku dulu!!! Bunuh aku terlebih dahulu!!” Tiba-tiba Patriark Yuan Kai berteriak dengan maksud ia meminta Xuan Wu mengambil nyawanya mendahului Shen Shen. Sebab, menyaksikan seorang perempuan dibunuh tanpa bisa berbuat apa-apa merupakan sebuah pengalaman yang sama menyakitkannya dengan bertemu kematian. Itu artinya, Patriark Yuan Kai akan merasakan dua kali perasaan menyakitkan andai ia dibunuh setelah menyaksikan Shen Shen

    Last Updated : 2022-01-28
  • Penguasa Benua Timur   400 - Logam Keemasan

    Sebenarnya, alasan mengapa beberapa saat sebelumnya Bao Yun dan Bao Yin hanya mengawasi kekacauan di daratan Shamo adalah karena mereka tak ingin terlibat dengan urusan manusia. Tetapi, setelah melihat perubahan ekspresi yang ditampilkan oleh sosok gadis kecil di depannya ketika ditanya soal keberadaan Yang Yuhuan, Bao Yun menganggap ia perlu menaruh curiga pada sosok Maolin. Sebelumnya, Bao Yin tengah menanyakan keberadaan Tuan Yang Yuhuan dengan nada yang cukup ramah, tetapi, ekspresi balasan yang diberikan oleh sosok Maolin terlihat terlalu berlebihan. “Kami hanya bertanya, mengapa kau ketakutan seperti itu?!” Bao Yun melangkahkan kakinya mendekati Xuan Wu yang mendiami tubuh Maolin. Seketika itu juga, Xuan Wu berharap tubuhnya bisa bergerak dan ia akan melesat sejauh-jauhnya demi menghindari dua sosok asing tersebut. Hanya saja, Xuan Wu dibuat benar-benar tak berdaya oleh sosok-sosok pria asing itu, membuat gelagat Xuan Wu makin kentara bahwa ia setidaknya mengetahui sesuatu ten

    Last Updated : 2022-01-28
  • Penguasa Benua Timur   401 - Takdir Besar?

    “Sepertinya takdirmu memang lain, Tuan Muda!” Apa yang baru saja diungkapkan oleh Rubah Ekor Sembilan memang benar sepenuhnya. Semesta memberikan ribuan hingga ratusan ribu kemungkinan masa depan kepada tiap-tiap manusia, dan, salah satu masa depan yang menanti Zhou Fu adalah sesuatu yang sepertinya baru akan terjadi setiap ribuan tahun sekali. “Ketika takdir telah datang menjemput, tak ada lagi jalan untuk pulang! Tuan Muda, gunakan seluruh sisa kekuatanmu untuk tetap terjaga, racun dari Xuan Wu di tubuhmu akan mengganas setiap kali kau kehilangan kesadaran. Jangan sia-siakan takdirmu… Tetaplah hidup…” Rubah Ekor Sembilan terpaksa mengalirkan energi kehidupannya kepada Zhou Fu demi membantu pemuda tersebut untuk tetap sadar di tengah-tengah desakan racun yang menggerogoti tubuhnya. Akhirnya, ada harga yang harus dibayar mahal oleh sang Rubah Ekor Sembilan. Tepat di hari ke empat perjalanan mereka menuju ke perairan Luzon, Rubah Ekor Sembilan telah mencapai batasnya. Kekuatannya mel

    Last Updated : 2022-01-31

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status