Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 55 – Penyelamatan Yang Zi

Share

55 – Penyelamatan Yang Zi

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2021-05-26 12:29:56

Teriakan peringatan dari Zhou Fu sepertinya sudah terlambat digaungkan. Nyatanya, jarak Kuma dan kabut abu-abu itu sudah hampir tak berjarak. Yang Zi yang baru menolehkan kepala ke depan sudah tak memiliki kesempatan untuk mundur. Kekagetan menyergapnya seketika. Sekelebat kabut abu-abu menyergap Kuma dan Yang Zi, kuda itu pun meringkik dan menghentak-hentakkan kakinya ke jembatan kayu. Tubuhnya mengguncang-guncang keras sehingga tubuh gadis yang menungganginya hampir-hampir saja terjatuh ke dalam lembah neraka.

Bersamaan dengan hal tersebut, Zhou Fu juga sedang dihadang oleh gumpalan-gumpalan kabut mengerikan yang membentuk blokade sehingga ia hampir-hampir tak bisa melihat Kuma dan Yang Zi. Dalam keremang-remangan itu, Zhou Fu melihat tubuh Yang Zi yang seolah-olah mulai lunglai. Sepertinya Yang Zi sedang dalam masa hampir kehilangan kesadarannya akibat pengaruh kabut jahat lembah neraka.

“Kuma!!! Selamatkan Yang Zi! Bawa dia ke ujung jembatan sebisamu!”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Risti Nophy
... mantap
goodnovel comment avatar
Yansyah Lee
mantaap tuuuuul
goodnovel comment avatar
Uun Effendi
seru .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Penguasa Benua Timur   56 – Desa Malam

    Barangkali, perjalanan melewati jalur Jurang Neraka memang hanya akan ditempuh oleh orang-orang yang tak memiliki pilihan lain. Tak ada hal indah ataupun menyenangkan yang bisa didapat dari sebuah perjalanan yang melewati jalur Jurang Neraka. Ketika malam tiba, jalur ini mengirimkan hawa dingin sedingin es membuat siapa saja yang lewat akan tersiksa karena hawa dingin yang menusuk. Sedang saat matahari bersinar, jalur ini tak ubahnya sebuah jalan setapak yang seperti berdekatan dengan matahari. Terik dan menyengat.Zhou Fu danYang Zi telah berjalan sejauh sepuluh mil dari lokasi lembah neraka. Sepanjang sepuluh mil itu juga, pemandangan yang mereka lihat hanyalah bebatuan tebing kering dan jalan setapak yang berdebu. Karena panas yang terlalu menyengat, jalan setapak yang mereka lewati bahkan memunculkan fatamorgana yang membuat jalanan tersebut nampak bergelombang seperti air.“Kita tidak bisa memilih jalur Jurang Neraka jika tak memiliki kuda!” gerutu Yan

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   57 – Cerita si Induk Singa

    Tak akan ada yang mengira, jika terdapat sebuah desa yang cukup ramai yang berada di dalam perut tebing Caihong. Jika seseorang pernah melihat bongkahan rumah rayap, seperti itu juga penampakan desa Malam. Sebuah tempat yang berada di dalam tanah, dengan lubang-lubang berjajar dan menjorok ke dalam. Lubang-lubang itu tak lain tak bukan adalah rumah-rumah warga yang dibangun dengan cara mencongkel bebatuan tebing dan menciptakan ruang di dalamnya.Uniknya lagi, lubang-lubang tersebut tidaklah berjajar secara horizontal saja melainkan juga vertikal. Setidaknya ada tiga lubang yang berjajar ke atas dan sekitar lima puluh lubang yang berjajar secara horizontal. Masing-masing terletak di sisi kanan dan kiri dari sebuah poros jalan utama yang merupakan satu-satunya jalan lurus yang ada di desa Malam.Poros jalan utama tersebut memiliki dua ujung. Di ujung paling kiri terdapat sebentuk patung arca yang dikelilingi pagar-pagar batu berbentuk bulat oval. Patung tersebut merupak

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   58 – Shufashen???

    Sampailah Zhou Fu dan Yang Zi di kediaman Patriark Yuan Kai, ayah dari bocah kecil yang bernama Yuan Jin. Kediaman Yuan Jin berada cukup dekat dengan lubang raksasa yang menghadap ke laut lepas sehingga pencahayaan di tempat itu terbilang jauh lebih terang daripada rumah-rumah yang menjorok lebih dalam. Di bagian dalam rumah, terdapat sebentuk meja dan kursi-kursi yang terbuat dari batu. Bagian dinding-dinding goa, terdapat berbagai macam perlengkapan berburu, dan hiasan-hiasan yang merupakan bekas kepala binatang. Bentuk-bentuk senjata yang berjajar di sisi dinding goa itu seperti perlengkapan berburu manusia-manusia kuno. Setidaknya, orang di masa itu sudah tidak menggunakan alat-alat itu lagi. Yuan Jin mengajak tamu-tamunya untuk memasuki bagian dalam rumahnya yaitu sebuah ruangan yang disekat dan tak nampak jika dilihat dari ruang tamu. Ruangan tersebut adalah tempat di mana ayah Yuan Jin berada. “Oh, kau membawa tamu rupanya?” terlihat, patriark Yuan Kai

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   59 – Luka Patriark Yuan Kai

    Dalam sekejap Zhou Fu merasakan hawa panas mengalir dari tubuh Patriark Yuan Kai dan aura panas itu mulai memenuhi ruangan. Bersamaan dengan hal tersebut, samar-samar Zhou Fu melihat semburat aura yang memunculkan warna yang menyelimuti tubuh Patriark Yuan Kai. Warna itu sebelumnya tak pernah dilihat oleh Zhou Fu.“Patriark Yuan, siapa anda sebenarnya?” Zhou Fu menggeser kaki-kakinya dalam posisi siaga, dua tangannya telah mengepal erat sebagai bentuk antisipasi jika ada serangan dadakan. Dari reaksi paru-parunya yang mulai sesak dan berat, ia tahu jika Patriark Yuan Kai adalah lawan terkuatnya sejauh ini. Setidaknya, baru kali ini tubuhnya sangat terganggu dengan pancaran aura yang dikeluarkan oleh lawannya.“Seperti yang kau lihat, aku hanya pria lumpuh yang tak bisa berdiri,” jawab Patriark Yuan Kai masih dalam posisi berbaring sebab ia memang sudah tak bisa menggerakkan kedua kakinya lagi.Meski demikian, menurut perhitungan Zhou Fu,

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   60 – Lingkaran Tenaga Dalam

    Tabib senior itu bernama tuan Wu Quibai, seorang pria sepuh yang seluruh rambut di tubuhnya telah berwarna putih. Alis, bulu hidung serta rambut-rambut halus di tangannya juga memiliki warna putih keabu-abuan menandakan jika pria itu setidaknya telah mencapai usia yang cukup tua.Tabib Wu meminta Zhou Fu duduk selagi dia membersihkan darah di kepala Zhou Fu. Keheningan terjadi selama beberapa saat, baru ketika tabib Wu hendak memberi jahitan di kulit kepala Zhou Fu, ia memulai sebuah pembicaraan.“Anak muda, siapa namamu?” tanyanya dengan suara yang enak didengar telinga, lembut dan mendamaikan.“Saya, Zhou Fu, kakek tabib…”“Panggil saja aku dengan tabib Wu,”“Baiklah, Tabib Wu. Sepertinya ada yang ingin tabib Wu bicarakan dengan saya?” Zhou Fu bertanya.“Tidak keliru. Aku tidak akan bertanya mengapa terjadi sesuatu di ruang Patriark Yuan Kai. Tetapi, melihat kau masih sehat begin

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   61 – Penyerang Patriark Yuan Kai

    “Pemuda berbakat seperti tuan muda tidak mengenal tingkatan kekuatan pendekar? Oh, apakah tuan muda ini datang dari dunia lain?” Tabib Wu Quibai bertanya setengah bercanda.“Ya, dunia saya cukup berbeda. Jangankan soal seperti itu, saya bahkan baru mengenal makhluk bernama perempuan beberapa bulan terakhir. Kiranya tuan tabib bersedia membimbing saya yang masih awam ini.”“Haha… Benarkah demikian? Biar kutebak, tuan muda pasti sangat senang setelah mengenal perempuan. Mereka makhluk yang menggemaskan bukan?”“Tidak juga, mereka sangat merepotkan. Daripada membahas soal perempuan, saya lebih ingin mendengar tentang tingkatan kekuatan pendekar yang tabib sebutkan beberapa saat lalu.”Sambil menyiram tubuh Zhou Fu dengan air hangat, tabib Wu Quibai mulai berceloteh panjang lebar tentang dunia persilatan. Dalam dunia kependekaran, terdapat sembilan level kekuatan yang merupakan kemampuan secara keseluruha

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   62 – Rahasia Shufashen

    Nama yang disebut oleh tabib Wu Quibai sama persis dengan nama kakek dari Zhou Fu. Ketika mendengar nama itu diucapkan oleh tabib Wu Quibai, Zhou Fu mencoba meyakinkan dirinya jika bisa jadi hal tersebut hanyalah sebuah kebetulan belaka.Tetapi, fakta bahwa kakeknya telah bersembunyi selama empat belas tahun, lagi-lagi membuatnya khawatir jangan-jangan Li Xian yang melukai patriark Yuan Kai adalah Li Xian yang sama yang telah merawat dan membesarkan Zhou Fu selama ini.“Jika kau ingin melihat iblis dalam wujud manusia, kau bisa bertemu dengan Li Xian,” tabib Wu Quibai melanjutkan ucapannya, “tak ada hal baik yang bisa diceritakan dari pendekar satu ini. Begitu juga, tak ada yang menyukainya, meski itu sesama iblis sekalipun! Bahkan…“Tabib Wu, sepertinya saya sudah lebih baik sekarang. Saya ingin melihat keadaan patriark Yuan Kai dan teman saya. Bisakah saya pergi sekarang?” Zhou Fu bangkit dari posisi bersila ke posisi

    Last Updated : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   63 – Teknik Penguncian Aura

    “Kau tidak boleh mengulang kegagalanku, anak muda!” Patriark Yuan Kai menepuk pundak Zhou Fu yang masih berada dalam jangkauannya, “jika beberapa waktu lalu aku ingin kau tinggal di sini, kurasa sekarang keputusanku sedikit berubah. Kau harus melanjutkan misimu sendiri. Dan berburu Shufashen di waktu yang lebih tepat.”“Syukurlah jika Patriark berpendapat demikian. Kembali lagi ke tujuan saya ke sini, saya membutuhkan kuda.”“Jangan risau soal itu, aku memiliki kuda hitam yang cukup terlatih. Kau bisa membawanya tanpa harus berpikir untuk mengembalikannya. Tetapi dengan satu syarat!” Patriark Yuan Kai mencengkeram pundak Zhou Fu ketika menyebutkan kalimat terakhirnya tersebut.“Syarat?”“Ya. Kau tidak boleh bertarung menggunakan aura merah. Jika kau kebetulan sedang berurusan dengan pemburu orang seperti kita, dipastikan identitasmu sebagai pembaca Shufashen akan segera terbongkar. Berani b

    Last Updated : 2021-05-26

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status