Thor mau nyambi translate novel sebelah dulu, jika belum ngantuk, nanti mau nambah update. Plis jangan buru-buru pusing sama istilah-istilah barunya ya. Nanti ada rekapan catatannya dan bisa diakses gratis. Tengkyu~~~
Zhou Fu tak pernah benar-benar mendapatkan jawaban atas pertanyaan di kepalanya sebab ia toh tak berani mengutarakan hal sensitif macam membuat anak kepada dua sosok guru barunya itu. Lagipula, Bao Yun dan Bao Yin sepertinya juga terlihat menghindari pertanyaan tersebut. ‘Sial! Bagaimana bisa pertanyaan semacam itu muncul di tempurung kepalanya?!’ Akhirnya, setelah melakukan sedikit perjuangan, Bao Yun berhasil membelokkan arah pembicaraan dan Zhou Fu juga terlihat mengikuti topik pembicaraan yang baru. Mereka pun melanjutkan pemanasan setelah beberapa waktu beristirahat dan saling bertukar cerita. Saat langit telah berwarna jingga, Bao Yin dan Bao Yun sepakat untuk menyudahi sesi pemanasan. Bao bersaudara lantas membawa Zhou Fu kembali ke area gubuk, dan, sepanjang perjalanan menuju ke gubuk, tubuh Zhou Fu tak berhenti bergetar. Bao bersaudara mengira jika Zhou Fu mungkin saja gemetar kelaparan, atau juga kelelahan. Tetapi, sejatinya tubuh remaja itu bergetar untuk hal yang lain.
Zhou Fu, Zhao Yunlei, dan Shen Shen mendengarkan dengan seksama penjelasan Bao Yun tentang batu tersebut di mana, Qi Stone adalah mata uang yang berlaku di dunia kultivator. Hal yang menarik dari Qi Stone adalah, benda tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat jual beli melainkan juga memiliki ragam manfaat sekaligus. “Dalam Qi Stone, terdapat kepadatan Qi tertentu yang disa diserap oleh kultivator untuk berkultivasi. Selain itu, masih ada banyak kegunaan Qi Stone yang lain sebagai contoh sebagai bahan bakar dari Array yang kita bahas barusan. Dengan terus mengisi Qi stone pada mata array, maka energi Qi yang terdapat dalam Qi Stone akan ditranformasikan menjadi medan pelindung.” Shen Shen dan Zhao Yunlei bertepuk tangan mengagumi kehebatan sesuatu yang bernama Qi Stone tersebut sementara Zhou Fu terlihat menampakkan wajah kebingungan. “Tuan Bao, apakah sulit untuk mendapatkan benda itu?” Zhou Fu menunjuk ke arah Qi Stone di genggaman Bao Yun. “Bisa dibilang, beberapa pertikaian d
Butuh waktu yang tak sebentar untuk memulihkan psikis Bao Yun yang terguncang. Terlebih, ketika Zhou Fu mengatakan bahwa Zhou Fu memberikan masing-masing satu peti Qi Stone kepada Bao Yun dan Bao Yin, Bao Yun kembali diserbu dengan sensasi gemetar di tubuhnya. Dengan Qi Stone sebanyak itu, Bao Yun akan segera bisa naik ke tahap kultivasi berikutnya tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Dan, fakta menggembirakan itu nyatanya terlalu mendadak dan membuatnya terkejut hebat, selebihnya, Bao Yun tak bisa berhenti bergembira. ‘Aku baru kali ini mengambil murid, dan sudah diganjar dengan keberuntungan seperti ini? Pertanda macam apa ini?’ Bao Yun kali itu meminta untuk ditinggalkan sendirian di dalam gubuknya sementara Zhou Fu dan para gadis memilih untuk mengisi waktu luang mereka dengan bermain di pantai. Sudah sekian lama para remaja itu tak melakukan hal-hal ringan yang menyenangkan. “Tuan Muda!” Sebuah suara berat terdengar dari arah laut, membuat Zhou Fu dan para gadis memutar kepa
Beberapa hari berselang, Bao Yin tak kunjung kembali ke Pulau Huizhuan, meski demikian Bao Yun meminta Zhou Fu untuk tak terlalu khawatir. Menggunakan kemampuan Divine Sense milik Bao Yun, pria itu merasakan keberadaan Bao Yin, Pendekar Harimau Utara, Xiao Ling, dan Yang Zi di sebuah reruntuhan kuno yang tergenang lautan. Zhou Fu meyakini tempat tersebut sebagai, peradaban yang tenggelam perairan Luzon. Meski demikian, ia tak begitu mengetahui alasan pasti dari rombongan ayahnya mengunjungi Peradaban yang Tenggelam. Hingga di hari ke enam dihitung sejak kepergian Bao Yin, Bao Yun merasakan pergerakan rombongan adiknya telah berada cukup dekat dengan pulau Huizhuan. Kabar tersebut segera disampaikan Bao Yun kepada Zhou Fu dan membuat remaja tersebut menjadi kebingungan mengatur perasaan. Sudah tak terhitung berapa kali ia berjumpa dan berbincang-bincang dengan pendekar Yuan Kai, tetapi sebatas dua orang yang saling peduli sementara hari itu, mereka akan bertemu kembali dengan status ya
Malam telah amat larut ketika Bao Yin dan ayah Zhou Fu masih antusias menceritakan tentang penemuan mereka di reruntuhan kuno daratan Luzon yang tenggelam. Kala itu, pesta penyambutan telah usai, para perempuan diminta untuk tidur sementara para lelaki membuat pertemuan penting berkaitan dengan fakta baru yang ditemukan Pendekar Harimau Utara di peradaban yang tenggelam perairan Luzon. “Ketika kami berada di suatu pulau kecil, ada serombongan Pasukan Kelinci yang dipimpin oleh Putra Mahkota Huang. Karena beberapa saat sebelumnya warga Shamo sibuk memulihkan keadaan pasca pertempuran di Yianju, Putra Mahkota Huang belum punya waktu untuk memberikan benda yang harusnya menjadi milikmu.” Itulah cerita pembuka yang diungkapkan oleh ayah Zhou Fu. Hal tersebut juga kembali mengingatkan Zhou Fu pada kenangan beberapa waktu silam di mana ia bersedia membantu pasukan Putra Mahkota Huang dalam mengusir penjajah Yianju dengan imbalan Putra Mahkota Huang akan memberikan satu simpanan lempeng Shu
Hari penghancuran tenaga dalam telah tiba. Jika pada awalnya hanya Zhou Fu yang akan menjalani serangkaian proses penghancuran tenaga dalam, kali itu Bao bersaudara tengah berdiri di depan tiga pendekar yang kesemuanya meminta izin untuk meniti jalan keabadian. Tiga sosok tersebut adalah Zhou Fu, ayahnya, dan Shen Shen. Sebenarnya, ada empat orang yang akan memulai perjalanan menjadi kultivator, tetapi satu di antaranya memiliki tubuh unik yang mana ia tak mempunyai ilmu tenaga dalam sama sekali, yaitu Zhao Yunlei. Bersamaan dengan tiga yang lain, Zhao Yunlei tengah duduk bersila di suatu tempat yang tak jauh dari gunung berapi Pulau Huizhuan. Zhao Yunlei memilih untuk ikut pergi ke Immortal Continent atas desakan dari Xu Xiaofei yang meyakini bahwa takdir cucunya ada di sana. Shen Shen, meski ia kerap menjadi beban dalam tim dan nyaris tak berguna andai dia tak memiliki kalung Mutiara Setan, tetap saja dalam tubuh gadis itu tersimpan tenaga dalam hasil latihannya menggunakan diadem
Bao bersaudara belum memulai proses penghancuran tenaga dalam milik Pendekar Harimau Utara ketika ada dua sosok perempuan yang mendekat ke arah mereka. Dua perempuan itu adalah Xiao Ling dan Yang Zi. Xiao Ling baru saja meyakinkan Yang Zi bahwa pergi bersama dengan yang lainnya ke Immortal Continent adalah pilihan yang jauh lebih bijak ketimbang tetap berada di Benua Timur. Keduanya pun saling berpelukan sesaat sebelum Yang Zi berniat memisahkan diri dari Xiao Ling. Meski baru saling mengenal, ketimbang menjadi ibu dari Zhou Fu, Xiao Ling nyatanya terlihat lebih cocok menjadi ibu dari Yang Zi. Mereka terlampau akrab jika jika tidak ada ikatan di antara keduanya. “Ah… Pasien kita sepertinya bertambah satu lagi, Adik…” Bao Yun menaikkan lengkung bibirnya, lalu menolehkan kepala ke arah Zhou Fu, berniat memastikan dugaannya apakah Zhou Fu akan gembira melihat keputusan Yang Zi. Benar saja, ketika Yang Zi mendekat dengan malu-malu, barisan calon kultivator yang paling bahagia adalah Zhou
Jika diminta memilih urutan rasa sakit dari yang paling tinggi, Zhou Fu tak akan ragu lagi untuk mengatakan bahwa proses penghancuran tenaga dalam merupakan proses paling menyakitkan dengan nomor urut pertama. Brangkali, sakitnya setara dengan seribu kali kematian dalam satu kali waktu dan ditumpuk pada satu tubuh yang sama. Meskipun bagian yang mendapat pembersihan adalah dantian yang terletak di belakang pusar tubuhnya, Zhou Fu mengalami nyeri di sekujur tubuh tanpa terkecuali. Bahkan, andai kata ada angin yang menyenggol sehelai rambutnya, ia akan menjerit kesakitan. Pendekar Harimau Utara dengan segera merengkuh tubuh Xiao Ling agar perempuan tersebut tak menyaksikan secara langsung penderitaan yang dialami putranya. Yuan Kai masih ingat dengan jelas betapa mengerikannya ketika daging-daging di tubuhnya seolah akan ditarik paksa dari tulang belulangnya. “Putra kita akan baik-baik saja, tenanglah…” Yuan Kai menepuk-nepuk pundak Xiao Ling, mencoba untuk menenangkan perasaan perempu
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.