Karena merasa bahwa firasat Zhou Fu ada benarnya, maka Xu Jun terpaksa mengangguk mengiyakan untuk memerintahkan seseorang dalam tugas evakuasi warga negeri Shamo. Pertemuan Zhou Fu dengan Xu Jun pun berakhir, Zhou Fu berpamitan tanpa memberi tahu ke mana ia akan pergi. Sementara itu, Feng Yaoshan mengekor di belakang. “Tunggu! Apakah kau benar-benar yakin bahwa pemuda itu adalah Xu Jun dari Perkemahan Lembah Merah? Bagaimana jika dia adalah sosok peniru juga? Semuanya bisa fatal jika dia bukan Xu Jun!” Feng Yaoshan mengejar Zhou Fu yang menerobos jasad-jasad prajurit Yianju di lorong sel tahanan tengah. “Aku sudah melakukan beberapa hal untuk memastikan identitasnya! Dia adalah Xu Jun dari Perkemahan Lembah Merah!” Feng Yaoshan berhenti sejenak, ia seperti berpikir tentang sesuatu, lalu melangkah mengejar Zhou Fu lagi. “Tunggu!!! Apakah kau yakin bahwa aku adalah Feng Yaoshan yang sesungguhnya? Bagaimana jika aku adalah musuh yang menyamar? Mengapa kau tak melakukan pemeriksaan ide
Sayangnya, ketika pesan batin Zhao Yunlei dikirimkan, Zhou Fu sedang berada di jarak yang tak bisa dijangkau oleh pesan suara tersebut. Kala itu, Zhou Fu tengah menyelinap ke ujung timur Markas Yianju. Menurut peta yang dulu pernah diberikan oleh penasihat Putra Mahkota Huang, sayap timur markas Yianju adalah tempat yang aneh. Terdapat kejadian-kejadian tak masuk akal di wilayah tersebut di mana banyak orang-orang tewas nyaris dengan tanpa sebab dan luka yang berarti. Dan, di sanalah tujuan Zhou Fu berikutnya. Perubahan rencana yang cukup mendadak tersebut membuat Zhou Fu harus memecah rombongan kecilnya. Ia pergi menuju ke sayap timur markas Yianju sementara Feng Yaoshan ia tugaskan untuk memeriksa beberapa tempat yang diduga menjadi lokasi penyekapan Zhao Yunlei. “Kau hanya perlu menemukan lokasinya. Selebihnya, usahakan untuk tak melibatkan dirimu dalam pertarungan apapun! Aku tak suka melihat monyet berdiri itu muncul kembali!” Itulah pesan Zhou Fu yang diberikan kepada Feng Yaos
Kabut kelabu di Hutan Kematian berpusat dari sosok patung Raja Yang Yuhuan yang berdiri kokoh di titik sentrum hutan tersebut. Patung Raja Yang Yuhuan adalah patung keramat yang siapa saja akan mengalami kesialan hidup jika berani merusaknya barang sedikit saja. Itulah mengapa, Zhu Qiu melakukan perburuan besar mencuri Patung Raja Yang Yuhuan pasca Benua Bintang porak poranda. Patung itu dibawa lari oleh pengikut Raja Yang Yuhuan sebagaimana mereka mengetahui rencana jahat Zhu Qiu. Sayang, setelah kematian Xing Long, Benua Bintang juga kehilangan perlindungan terbesarnya. Anak buah Raja Yang Yuhuan tak mampu melindungi patung keramat raja mereka. Patung itu pun pada suatu hari telah berpindah tangan dan dikuasai oleh Zhu Qiu, si penguasa Benua Selatan. Dengan menempatkan duplikat nyawanya pada patung Raja Yang Yuhuan, Zhu Qiu semacam memiliki garansi bahwa hidupny tak mungkin bisa berakhir sebab tak seorang pun akan memiliki keberanian untuk menghancurkan patung keramat Raja Yang Yuhu
Dan Mengxue masih belum keluar dari kediamannya. Selama beberapa waktu tersebut, ia tengah melakukan ritual-ritual aneh yang melibatkan beragam benda-benda kuno seperti tulang naga, tengkorak manusia, dan ragam benda aneh lainnya yang sepertinya telah ia lakukan untuk membangkitkan sebuah jurus terlarang. Empat anggota elite Dan Mengxue yaitu Su Zu, Su Chan dan dua lainnya beranggapan jika ritual yang dilakukan oleh Dan Mengxue adalah untuk memanggil sosok berkuasa yang amat sakti yaitu Penguasa Ke Tiga, Fang Bai yang entah di mana keberadaannya. Selagi mereka menunggu ritual Dan Mengxue selesai, mereka tengah mempersiapkan pemusatan pasukan di wilayah yang disebut Zhou Fu akan menjadi titik keluarnya pasukan Perkemahan Lembah Merah. Di tempat tersebut, Su Zu yang sedang menyamar menjadi Zhao Yunlei telah melakukan gerakan-gerakan aneh sesuai dengan yang diinstruksikan Zhou Fu sebelumnya. Setelah ia menanam batu biru safir ke permukaan tanah di wilayah barat, segera ia memusatkan pr
“Ha ha ha! Tentu saja, tentu saja bocah sialan itu tak pernah tahu kutukan Patung Raja Yang Yuhuan!” gumam Zhu Qiu dengan hati berdebar gembira. Akhirnya, salah satu musuh besarnya telah melakukan kesalahan fatal. Setidaknya, itulah asumsi Zhu Qiu. Ia lantas melesat lagi ke udara, berhadap-hadapan dengan Maolin yang masih menunggunya di atas awang-awang. “Cih! Lemah sekali!” ejek gadis kecil itu mana kala Zhu Qiu tengah kembali berhadapan dengannya. “Bocah tak tahu tata krama, aku masih penasaran bagaimana kau bisa mendapatkan kekuatan Xuan Wu di tubuhmu! Ah, sayang sekali rasa penasaranku harus ditunda lagi! Ha ha ha!” Zhu Qiu berteriak sembari meninggikan posisi terbang lalu membuka balutan kain di telapak tangannya. “Apa maksudmu?!” Maolin mendongak ke atas dan di saat yang bersamaan, rupa-rupa makhluk menyeramkan keluar dari lubang hitam di tangan Zhu Qiu. “Bukankah bocah kecil benci monster seram? Nah, bersenang-senanglah dulu!” Zhu Qiu melesat meninggalkan medan pertempuranny
“Kau melupakan sesuatu, Paman Lemah!!!” Terdengar suara seorang anak kecil yang sepertinya tengah menghampiri puncak menara pengintai, tempat Zhu Qiu berpijak. Zhu Qiu menoleh ke sumber suara, ketika kepalanya bahkan baru bergerak separuh putaran, sebuah kaki tiba-tiba mendarat di pelipisnya. Tubuh Zhu Qiu terpental sejauh beberapa mil dan menghantam sebuah papan kayu bertuliskan, ‘Aku Kalah, Karena Aku Lemah!’. Papan tersebut merupakan sebuah papan pengingat dari sekte Bambu Kuning yang saat itu telah musnah akibat kalah perang melawan markas Yianju. Dari puncak menara pengintai, Maolin kecil tengah tersenyum sinis melihat targetnya menghantam titik pendaratan yang ia inginkan. Ia memang sengaja mengarahkan tubuh Zhu Qiu untuk menghantam papan tersebut sebagai peringatan kepada Zhu Qiu bahwa Maolin menganggap Zhu Qiu akan kalah karena lebih lemah darinya. “Kurang ajar! Bocah itu juga mewarisi kejelian Xuan Wu dengan cukup baik! Apa yang sebenarnya terjadi pada pemimpin perompak itu
“Akan kukatakan setelah aku berhasil membunuhmu, Paman!” Maolin tersenyum sinis selagi terus menghalau Zhu Qiu yang ingin melesat pergi. Untuk membuat serangannya unggul dari lawan, seorang petarung jarak dekat harus bisa menggiring musuh agar tetap berada dalam jarak serangannya. Dan, itulah yang dilakukan Maolin saat itu. “Bocah kurang ajar, kita tak memiliki dendam pribadi, mengapa kau sangat berambisi menghabisiku? Bukankah lebih baik kita bersekutu?!” Zhu Qiu mencoba bernegosiasi selagi kekuatannya masih berada dalam taraf rendah. Buuug!!! Satu pukulan tangan Maolin berhasil mengenai lengan kiri Zhu Qiu, membuat punggung Zhu Qiu menjadi berkilauan pertanda tato Burung Pheonixnya sedang aktif karena tubuh pemiliknya sedang membutuhkan pemulihan luka. “Ini adalah tugas dari Dan Mengxue. Jika aku gagal melaksanakan tugas dari Dan Mengxue, ia beserta penguasa Ke Tiga akan memporak-porandakan istanaku! Lebih baik aku membunuhmu ketimbang melihat istanaku hancur!” Maolin berbicara p
Salah seorang pasukan mata-mata dari pulau kelinci telah mengamati pertarungan antara Maolin dengan Zhu Qiu. Melihat gelombang kejut yang berhasil memporak-porandakan area sekitar pertarungan, gadis mata-mata itu yakin jika peperangan di markas Yianju memang akan dihadiri oleh pihak lain. Ia mengangguk membenarkan dugaan Zhou Fu yang ternyata terbukti kebenarannya. Apalagi, sebelum ia mengamati pertarungan Maolin dengan Zhu Qiu, terlebih dahulu gadis itu telah memantau pergerakan segerombolan kapal yang tengah mendekat ke dermaga. Beberapa kapal tengah saling bertempur di atas lautan, dan, beberapa yang lain tengah bergerak mendekat ke dermaga. Mata-mata tersebut pun segera memerintahkan burung yang ditungganginya untuk melesat pergi menuju ke tempat para mata-mata berkumpul. “Katakan pada kawananmu, perintahkan setidaknya lima ribu pasukan untuk berjaga di wilayah sebelum pintu masuk markas Yianju! Kemungkinan ada tamu tak diundang akan turut berperang, kita tak boleh menambah beban
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.