Kyra baru saja ingin membalas bahwa dia tidak akan mengunjungi Deven karena takut Deven semakin tidak berselera makan. Pada saat ini, Maya berceloteh di hadapannya, "Nyonya, pengawal di bawah semuanya sudah nggak ada. Apa ini artinya Nyonya sudah boleh keluar untuk jalan-jalan?"Ternyata Deven benar-benar telah membubarkan pengawalnya. Kyra merasa agak terkejut."Nyonya, aku benar-benar harus berterima kasih padamu. Pak Deven menaikkan gajiku lagi sebesar empat juta. Dia suruh aku untuk merawatmu dengan baik, masak semua masakan kesukaanmu. Pak Deven benar-benar baik."Kyra berpikir dalam hati, 'Apa benar dia orang baik? Dia adalah pengkhianat paling abnormal di dunia ini!'Kyra tidak ingin membuat hubungan mereka semakin kaku. Sebab, dia masih butuh Deven untuk merawat keluarganya setelah kematiannya. Alex juga memperlakukannya dengan sangat baik, sehingga dia tidak ingin mempersulit Alex.Kyra berkata pada Maya, "Bi Maya, tolong buatkan sedikit sup. Aku mau bawa ke rumah sakit nanti.
Mata Irish langsung memerah dan meringis kesakitan, "Aduh .... Kyra, aku dan Deven nggak ada apa-apa. Hubungan kami berbeda dengan kamu bayangkan."Melihat tampang Irish yang sok lemah lembut, Kyra langsung naik pitam. Dia meletakkan termos ke lemari di samping ranjang, lalu mencengkeram Irish dengan semakin kuat. Nggak ada apa-apa? Hubungan mereka berbeda dari yang dibayangkan Kyra?Deven telah mengakui bahwa mereka memang punya hubungan! Selain itu, mereka melakukannya juga bukan hanya sekali!"Irish, kamu nggak jijik berakting di depanku?" ujar Kyra dengan jengkel.Irish berbalik untuk meminta bantuan dari Deven yang terbaring. "Deven, tanganku sakit sekali.""Kalau kamu masih buat onar dan nggak mau lepasin dia, tanganmu nggak akan selamat!" Deven awalnya tidak ingin membela Irish. Namun saat mengingat Kyra memaksanya untuk bersumpah semalam dan bahkan mengajukan syarat untuk melahirkan anak, Deven langsung kesal.Kyra menatapnya dengan bengong. Ternyata, di antara Irish dan diriny
Meski hatinya merasa sangat dongkol karena diperlakukan seperti itu oleh pria yang disukainya, Irish tidak punya pilihan lain sekarang. Dia hanya bisa terus bersabar sebelum mencapai posisi yang diinginkannya. Memikirkan hal ini, Irish pun berdiri dan pergi dari ruangan itu.Deven telah menghabiskan beberapa batang rokok, tetapi hatinya masih tetap gelisah. Ketika melihat termos yang diletakkan di atas lemari, alisnya yang berkerut langsung tampak lebih rileks. Dia mengambil termos itu dan membukanya.Sup di dalamnya masih hangat. Bahkan sebelum dicicipi saja wanginya terasa sangat menggugah selera. Sambil tersenyum samar, Deven mengambil sendok untuk meminum sup itu.Pada saat ini, Alex kebetulan masuk ke kamar pasien dengan membawa sekantong plastik buah. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya. Namun, saat melihat Deven menghabiskan semua sup di termos itu sambil tersenyum, ini menandakan bahwa suasana hati Deven sedang bagus."Bu Kyra perhatian sekali sampai masakkin sup u
"Kyra, kamu berani memukulku?" Irish memegang wajahnya sembari bangkit dari lantai.Kyra tertawa sinis, "Kamu datang ke hadapanku memprovokasiku bukan karena mau dipukul? Irish, kuperingatkan jangan ganggu aku!""Kamu ...." Irish melayangkan tamparan ke arah Kyra.Kyra langsung menangkap pergelangan tangannya. "Kamu sudah lupa waktu dulu kamu terus mengikutiku karena mau berteman denganku? Baru nggak lama yang lalu kamu kuceburkan ke air mancur di depan rumah sakit. Sekarang sudah minta diberi pelajaran lagi?""Kyra, diam!" Wajah Irish merah padam. Dia ingin melepaskan diri, tetapi tenaga Kyra terlalu kuat sehingga dia tidak mampu memberontak. Kyra menghempas tangannya dengan kasar. Irish terhuyung sejenak dan hampir saja terjatuh. Untungnya, dia berhasil meraih pegangan pada pintu kaca."Senjata pamungkasku sekarang adalah anak di kandunganku ini. Kamu nggak akan bisa menyinggungku! Hiduplah dengan benar!" pinta Kyra sebelum berbalik dan hendak pergi.Tiba-tiba Irish berkata, "Kasihan
"Bu Kyra, kusarankan sebaiknya kamu periksakan ke rumah sakit. Kesehatan sangat penting," ujar Justin dengan cemas. Hati Kyra terasa hangat. Dia menyadari sebuah fakta yang lucu dan kejam. Bahkan orang asing saja lebih memperhatikan kesehatannya daripada suaminya sendiri!Namun, semua juga bukan salah Deven sepenuhnya. Sebab, ini adalah karma yang diperbuat oleh Keluarga Scott. Selain itu, dia adalah putri tunggal Keluarga Scott. Siapa lagi yang menerima pembalasan ini kalau bukan dirinya?Meskipun begitu, Kyra tetap saja merasa sedih dan kecewa. Setelah beberapa kali dipanggil oleh Justin, Kyra baru tersadar dari lamunannya. Ketika mendengar Justin hendak membawanya ke rumah sakit, Kyra tersenyum getir. "Nggak usah, aku tahu sendiri kondisiku. Pak Justin, kenapa kamu di sini?""Aku baru selesai negosiasi kontrak dan kebetulan lewat sini. Melihat orang yang tampak seperti Bu Kyra dari belakang, aku langsung turun dari mobil. Ternyata itu memang Bu Kyra." Justin memayungi Kyra sambil te
Kyra mengenakan jaket hitam yang mencolok. Deven langsung mengenali jaket itu adalah milik Justin karena dia pernah memakainya saat datang ke rapat Grup Scott.Deven tidak langsung turun dari mobil. Dia tetap duduk di kursi pengemudi, lalu membuka jendela dan merokok untuk menenangkan diri. Namun setelah menghabiskan sebatang rokok, kedua orang itu masih berada di pintu mobil sambil mengobrol dengan sangat akrab.Lantaran tidak bisa menahan diri lagi, Deven langsung membuka pintu mobil dan berjalan menghampiri mereka dengan tersenyum sinis. "Kalian berdua belum puas ngobrol? Gimana kalau Pak Justin naik ke atas untuk minum teh dan mengobrol dengan istriku lebih lama?"Kyra tidak perlu menoleh untuk menebak siapa yang datang. Dia sebenarnya tidak ingin Deven melihat mereka karena takut disalahpahami. Namun, sering kali apa yang ditakutkannya malah benar-benar terjadi."Pak Justin, mohon bantuannya untuk masalah yang kubicarakan tadi. Terima kasih juga sudah mengantarku pulang," kata Kyr
Apakah Kyra benar-benar ingin bercerai dengannya demi anak haram ini? Jari Deven yang ramping langsung mencengkeram dagu Kyra. "Dia sudah pergi, kamu masih belum cukup melihatnya ya? Kamu masih ngerti moral sebagai istri nggak?"Berani-beraninya Deven menuduhnya seperti itu?! Kalau saja Justin tidak muncul tepat waktu tadi, Kyra mungkin sudah mati kesakitan. Kyra merasa hatinya telah hancur berkeping-keping karena Deven. Hatinya tidak akan pernah utuh lagi.Setelah menyingkirkan tangan pria itu, Kyra langsung berlari kecil ke apartemen dan naik ke lantai atas. Dia teringat pada ucapan Irish yang mengatakan bahwa Deven tetap memaksanya untuk melahirkan anak ini meski telah mengetahui kondisinya.Deven sama sekali tidak peduli dengan nyawanya! Dia bahkan berselingkuh dan foto pranikah bersama Irish! Selain itu, dia juga meminum sup yang disuapkan Irish di hadapannya! Memangnya Deven menganggap dirinya ini apa? Padahal Kyra masih hidup, tapi Deven memperlakukannya seperti itu!Kyra berlar
Tujuan Deven mendekati Kyra saat itu adalah untuk balas dendam dan memperalatnya. Namun, Kyra malah selalu mencintai Deven dengan tulus. Di saat Kyra telah berhasil mengobrak-abrik hati Deven, di saat Deven ingin melahirkan anak bersamanya ... di saat Deven telah berusaha untuk melepaskan semua dendam dan kembali ke masa lalu bersamanya ... Kyra malah mengatakan dia menyesal bertemu dengan Deven?Apa haknya? Apa hak Kyra membuat Deven menderita sendirian dan menyerah begitu saja? Kalau memang Kyra ingin menyerah begitu saja, lantas mengapa dulu dia bersikap seolah-olah sangat mencintai Deven?Deven benar-benar telah dibutakan oleh amarahnya. Tidak ada sedikit pun kelembutan dari ciumannya terhadap Kyra. Dia terus menggigit dan melukai Kyra hingga Kyra merasakan bau anyir yang memenuhi mulutnya. Meskipun demikian, emosi Deven masih belum bisa reda.Deven merobek jaket yang dikenakan Kyra. Kyra terkejut melihat perlakuan Deven sekasar ini sehingga dia berusaha untuk melawan dan memberont
"Pak, istirahat saja dulu. Kamu sudah beberapa hari nggak tidur. Kantong matamu sampai hitam sekali," nasihat Alex yang mencemaskan kesehatan Deven.Deven tidak berbicara. Dia langsung masuk ke lift. Setibanya di hotel, Deven menelepon Alvin. Dia belum menyerah.Setelah mengetahui tujuan Deven menelepon, Alvin berujar dengan nada menyesal, "Pak, bukannya aku nggak ingin membantumu. Kakekku memang keras kepala. Kami sudah membujuknya, tapi dia nggak mau dengar.""Benaran nggak ada yang bisa membujuknya lagi?" tanya Deven yang menggenggam ponsel dengan makin erat."Sebenarnya ada.""Siapa?""Justin, anak Pak Farhan. Anak ini punya hubungan dekat dengan kakek kami. Kakek kami anggap dia cucu. Dia pasti bisa membujuknya."Justin .... Deven tersenyum sinis. Dia juga tahu Justin bisa membantu. Akan tetapi, Deven tidak bisa menerima permintaan Justin yang menginginkan Kyra. Mana mungkin dia menyetujui hal seperti ini!"Pasien yang diterima Pak Chokri diperkenalkan Justin?" tanya Deven."Benar
Dulu, Kyra pasti akan menjelaskan saat Deven salah paham padanya. Deven boleh salah paham terhadap hal lain, tetapi tidak untuk perasaannya kepada Deven.Namun, sekarang tidak masalah lagi. Mereka memang tidak bisa kembali seperti dulu lagi, jadi tidak ada gunanya dijelaskan. Itu hanya buang-buang tenaga."Bagus kalau kamu tahu. Jadi, kita sudah bisa cerai belum?" tanya Kyra. Setelah makan obat pereda nyeri, tubuhnya tidak sakit lagi. Dia bahkan menyunggingkan senyuman indah.Meskipun wajahnya pucat pasi, Kyra tetap terlihat cantik dan elegan. Meskipun kehilangan banyak berat badan, itu sama sekali tidak memengaruhi kecantikan Kyra.Deven memang ingin melihat senyuman Kyra. Namun, setelah melihatnya, dia malah tidak merasa senang. Deven merasa Kyra sangat senang jika melihatnya marah. Wanita ini sampai menunjukkan senyuman yang sudah jarang terlihat.Kyra bisa melihat amarah pada tatapan Deven makin memuncak. Deven berkata, "Kamu sendiri yang keras kepala. Terserah kamu kalau ingin mat
Perkataan ini sontak memadamkan hasrat dalam hati Kyra. Benar, orang tuanya telah meninggal. Bagaimana bisa dia berpelukan dan berciuman dengan Deven di sini?'Kyra, kamu terlalu lemah. Deven cuma merendahkan harga dirinya untuk membujukmu, tapi kamu langsung terjebak? Memalukan!' batin Kyra.Sorot mata Kyra seketika menjadi dingin dan penuh ejekan. Namun, Deven masih belum menyadari apa pun. Dengan mata terpejam, dia masih ingin mencium Kyra. Ciuman tadi membuatnya sungguh tak terlupakan.Deven ingin melanjutkan, tetapi Kyra sontak mendorongnya. Sebelum Deven bereaksi, Kyra sudah melayangkan tamparan ke wajahnya. Pipinya terasa perih, membuat Deven termangu.Ketika menatap Kyra kembali, dia melihat tatapan penuh ejekan itu. Kyra mencelanya, "Deven, kalau kamu butuh wanita, cari saja Irish.""Dia bukan istriku. Ngapain aku cari dia?" balas Deven."Waktu kalian melakukan pemotretan pernikahan, kenapa kamu nggak berpikir begitu?" sindir Kyra."Waktu itu, aku ...." Deven ingin mengatakan
"Kalau kita cerai, aku langsung terima pengobatan!" pekik Kyra.Saking kesalnya, Deven sampai tertawa mendengar ucapan Kyra. Di ingatan Deven, Kyra paling takut merasa sakit.Namun, sekarang Kyra begitu tersiksa karena rasa sakitnya. Keringat bercucuran di dahi, wajahnya pucat pasi.Kyra masih terus melakukan perlawanan. Wanita yang dulunya mengatakan akan menemaninya, kini malah ingin meninggalkannya.Hati Deven diliputi kepedihan. Dia benar-benar tersiksa. Pada akhirnya, dengan ekspresi suram, dia memasukkan semua obat itu ke mulut Kyra.Saat berikutnya, Deven meraih pinggang Kyra dan merangkulnya dengan erat. Tubuh Kyra menempel dengan dada kekar Deven. Tidak ada sedikit pun celah di antara keduanya.Kyra ingin mendorong, tetapi tidak punya tenaga sebesar itu. Tenaganya sudah habis, apalagi dia mogok makan belakangan ini. Bagaimana mungkin dia sanggup mendorong Deven?Bibir Deven yang panas sontak mencium bibir Kyra yang kering dan pucat. Kyra ingin meninju Deven, tetapi Deven langs
Ini sudah pasti persekongkolan. Justin dan Kyra saling mencintai, jadi Kyra ingin bercerai. Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.Kyra tidak memahami maksud ucapan Deven. Persekongkolan apa yang dimaksudnya? Dia sampai mengira Deven ingin memfitnah Justin, tetapi ini hal yang wajar."Benar, kami memang sekongkol!" Kyra sama sekali tidak berniat untuk menjelaskan.Amarah pada tatapan Deven menjadi makin kuat. "Kamu nggak bisa hidup lama lagi. Apa perceraian begitu penting bagimu? Kamu nggak bisa berhenti berdebat dan fokus pada kesembuhanmu dulu?""Daripada berobat atau hidup, aku lebih ingin terbebas darimu. Masa aku harus mati dengan status masih menjadi istrimu? Aku nggak mungkin bisa tenang di alam sana! Sebelum mati, aku harus memastikan kita nggak punya hubungan apa-apa lagi!" pekik Kyra dengan mata berkaca-kaca sambil terisak-isak."Ternyata menjadi istriku lebih tersiksa daripada mati?""Benar! Yang kamu katakan benar!""Kyra, kamu rasa aku nggak bisa menemukan wanita l
Ucapan ini membuat Kyra termangu sesaat. Nada bicara Deven persis saat dirinya dipaksa makan obat penguat janin. Apakah ini yang dinamakan trauma?Sama seperti sebelumnya, Deven memaksanya makan obat dengan tegas. Pria ini tidak pernah menanyakan pendapatnya dan selalu memaksakan kehendaknya.Kenapa Deven selalu bersikap angkuh dan merasa diri sendiri benar? Deven memang tidak pernah berubah. Egois dan sombong.Kyra mengernyit, mencengkeram perut atasnya. Dia mulai mencium bau amis darah di mulutnya. Sementara itu, Deven menjulurkan tangannya ke hadapan Kyra. "Makan."Kyra bersikeras menelan darahnya. Dia menepis tangan Deven dengan kesal. Obat pereda nyeri pun berserakan. Ada yang jatuh ke dekat kaki Deven, ada yang masuk ke tong sampah.Kyra tidak ingin seperti ini. Bahkan ketika dirinya sudah mau mati, dia masih tidak berkesempatan untuk membuat keputusan. Bukankah hidupnya sangat menyedihkan? Kyra ingin menjadi dirinya sendiri.Pada akhirnya, Deven kehilangan kesabarannya. Dia suda
Kyra benar-benar bahagia. Tidak ada sedikit pun kesedihan dalam hatinya.Tiba-tiba, pintu bangsal terbuka. Angin dingin berembus masuk, membuat Kyra yang berbaring di lantai merasa makin dingin hingga tubuhnya gemetaran.Saat berikutnya, Kyra mendengar suara pintu ditutup dan suara langkah kaki yang terburu-buru. Dia menunduk, lalu melihat sepasang sepatu kulit yang dibelinya sebelum perang dingin dengan Deven.Dulu, Kyra sangat senang melihat Deven memakai sepatu kulit ini. Namun, sekarang dia buru-buru mengalihkan pandangan karena tidak ingin melihatnya.Organ dalamnya terasa makin sakit, seperti ada kapak yang membelah seluruh organ dalamnya. Rasa sakit ini sungguh menusuk.Kyra tidak bisa menahan kesakitan ini. Dia menggigit bibirnya sambil menangis sesenggukan. Deven awalnya marah, tetapi ketika melihat Kyra begitu kasihan, amarahnya langsung sirna dan digantikan dengan rasa iba.Deven berjongkok untuk menggendong Kyra ke ranjang. Kesehatan Kyra sangat buruk. Kyra tidak seharusnya
Sudah gila?Kyra menggigit bibirnya yang kering dan pecah-pecah hingga meneteskan darah. Setelah mengalami semua ini, apa tidak sepantasnya Kyra kehilangan kewarasannya? Dia meringkukkan tubuhnya dan memeluk kedua kakinya dengan erat. Sekujur tubuhnya gemetaran hebat.Perawat itu terkejut melihat situasi ini. Setelah menjadi perawat selama bertahun-tahun, baru kali ini dia melihat pasien yang begitu keras kepala. Karena takut akan terjadi kecelakaan medis, perawat itu buru-buru berlari ke luar ruangan untuk mencari Deven.Pada saat ini, Deven sedang bersandar di koridor. Alex sedang melaporkan sesuatu padanya, "Pak Deven, tubuh Bu Kyra sudah sangat parah sekarang. Kalau masih terus mogok makan, kondisinya akan semakin gawat."Deven mengerutkan alisnya dalam-dalam. Awalnya, dia mengira Kyra hanya bercanda karena ingin membuatnya kesal. Tak disangka, Kyra benar-benar serius. Saat Deven baru hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara perawat."Pak Deven, gawat!" teriak perawat i
Kyra mengulurkan tangannya karena kesakitan. Ternyata rasa sakit yang ditimbulkan karena penyakit kanker begitu menyiksa. Mana mungkin semudah itu tidak mau minum obat? Baru permulaan saja Kyra sudah tidak sanggup bertahan!Kyra ingin minum obat untuk meredakan rasa sakit di tubuhnya. Perawat itu menyerahkan obat pereda nyeri ke telapak tangan Kyra yang dingin. "Ayo cepat diminum."Dalam benak Kyra tiba-tiba teringat dengan ucapan Deven tadi. "Kyra, apa lagi ulahmu? Apa ini saat yang tepat untuk mengambek?""Kamu punya dua pilihan. Pertama, jalani pengobatanmu dan tetap menjadi istriku. Kedua, biarkan dirimu hancur begitu saja, mati sebagai istriku dan terpisah selamanya dari pria murahan yang ada di hatimu."Di depan mata Kyra, kembali terbayang saat Nelson terjatuh dari balkon. Dia terhempas ke tanah dan meninggal dengan mata terbuka. Dengan darah yang dimuntahkannya, Nelson menuliskan kode brankas ruang kerja di tanah. Ternyata kodenya adalah tanggal lahir Kyra.Tak lama kemudian, K