Semua bergoncang akibat serangan yang terjadi, mereka tidak bisa membayangkan hal tersebut akan datang.
Ting!!!
Medan pertempuran masih terasa begitu panas, dua pihak yang memiliki kekuatan berbeda. Pasukan yang saat ini bertarung merupakan pasukan yang memiliki kekuatan besar.Di bagian selatan Kerajaan Minai telah terkenal akan kekuatan besar mereka yang mampu mengguncang dunia, sedangkan bagian barat merupakan pasukan dengan kekuatan yang cukup ditakuti bernama Gladium.
Dua kerajaan itu masing-masing memiliki kekuatan yang besar sehingga mereka dianggap sebagai kerajaan dengan kekuatan terbesar sepanjang sejarah.
Sekarang ini seorang pria sedang berdiri sembari memandangi medan peperangan.
Di bagian timur Minai telah mendapatkan serangan besar-besaran yang terjadi akibat pihak Gladium.Langsung pemimpin kerajaan Gladium turun tangan untuk mengalahkan kerajaan rivalnya itu.
“Ini tidak bisa dibiarkan!” Di dalam kastil benteng seorang pria dengan armor putih telah bergumam kesal. “Kenapa kerajaan itu harus menyerang di saat tidak dalam kondisi yang baik!”
Memang selama dua bulan ini Kerajaan Minai terus mendapatkan serangan dari berbagai macam wilayah, kemunculan Gladium menyebabkan Kerjaan Mina semakin di dalam ambang kehancuran.
“Tuan Clovis ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda!”
Clovis menjawab, “Siapa?”“Saya tidak tahu, tapi dia memiliki pesan dari pihak lawan!”Mata Clovis melotot hebat, ini bukan pertanda baik untuk dirinya. “Baiklah, aku akan menemuinya!”Seorang pria berdiri di depan pintu sembari menatap tajam, saat pintu itu dibuka Clovis telah keluar.Pancaran aura yang besar dari tubuhnya cukup menakutkan, Clovis sudah memasang posisi bersiap untuk melepaskan tebasan maut. Dirinya tahu kalau kekuatan dari setiap orang dari Gladium tidak bisa dianggap remeh.
“Siapa kau ini? Apa yang membuat dirimu datang ke sini?” tanya Clovis dengan nada dingin.
“Tenanglah, aku di sini hanya sebagai utusan dari pemimpin! Aku ingin menyampaikan surat ini, dan sebaiknya kau baca dengan baik-baik!”
Scroll diberikan oleh pria itu, kemudian dia langsung pergi dari sana dengan kekuatan yang mampu membuatnya menghilang dalam sekejap mata.
Clovis merasa tegang untuk membaca surat tersebut. Perlahan dirinya melihat isi dari surat itu. “UH… ini…!” Matanya melotot hebat.
***
Pria yang telah menyampaikan scroll itu telah kembali ke hadapan pemimpinnya yang merupakan pria berwajah dingin dengan tatapan mata tajam.“Tuan, aku sudah kembali untuk menyampaikan kalau surat itu telah berhasil disampaikan!”
“Bagus, sekarang kita hanya perlu menunggu apa tanggapan dari pihak kerajaan itu!” Matanya memancarkan aura yang cukup mengerikan.Azazel dialah seorang pria yang memimpin Kerajaan Gladium, orang yang terkenal dengan kekuatan besarnya. Dirinya telah banyak menaklukkan sebuah wilayah hanya demi satu tujuan untuk menundukkan semua wilayah dan berada di dalam kekuasaan dirinya.
Azazel bukanlah seorang pria yang memiliki sifat yang kejam, namun dirinya telah dianggap sebagai iblis oleh sebagian orang akibat kekuatan besar yang ditakuti oleh semua orang.
Sekarang ini semua wilayah menganggapnya sebagai jelmaan iblis, namun bagi sebagian makhluk sebenarnya dia merupakan seseorang yang mempunyai kehebatan dalam memberikan keadilan.
Surat yang diberikan Azazel telah sampai ke Raja Barnard, Clovis sendiri yang mendatangi pria itu.
Pria dengan jenggot lebat di wajah dan memiliki postur tubuh yang cukup besar sedang memandangi Clovis dengan tatapan tajam.“Yang Mulia, mohon ampun atas kedatangan hamba ini!” Clovis bertekuk lutut di depan Barnard.
“Ada apa Clovis, sepertinya kau memiliki sebuah kepentingan yang darurat sehingga berani meninggalkan wilayah yang seharus kau jaga!”
“Mohon maaf, sekarang ini di sana peperangan sudah dihentikan sampai Anda menjawab apa yang saya bawa ini!”Barnard mengangguk ke arah pelayan di sana untuk mengambilkan scroll tersebut.Sampai di tangan Barnard, scroll itu langsung dibuka olehnya. “Uh!” Langsung diremas scroll tersebut dengan wajah yang berubah menjadi marah. “Bajingan pria itu, ternyata dirinya berani melakukan ini hanya demi membuat dirinya menjadi seperti orang yang lebih hebat! Baiklah, akan aku buktikan kepada dirinya seberapa kuatnya diriku ini!”
Isi dari scroll itu merupakan tantangan kepada Barnard untuk berduel satu lawan satu melawan Azazel. Siapapun yang kalah nantinya harus mengakui kedaulatan kemenangan pihak kerajaan yang menang, di dalamnya juga mengatakan bahwa hanya mereka yang memiliki sikap pejuang yang berani mengambil keputusan yang besar.Barnard langsung mengirimkan surat balasan kepada Azazel.
“Heheh… ternyata memang hebat pria itu, dia berani menyanggupi apa yang akan aku lakukan!” ucap Azazel sembari tersenyum menyeringai.
Pertempuran duel antara satu lawan satu diadakan di depan lapangan luas milik benteng kerajaan, di sana kedua belah pihak telah berkumpul untuk menyaksikan siapa yang akan memenangkan pertempuran.
Barnard maju bersama dengan kuda kesayangannya begitu juga Azazel yang memacu kuda untuk beberapa langkah.
Mereka berdua kemudian turun dan mulai mendekat satu sama lain.“Aku tidak menyangka kalau kau berani mengirim surat seperti itu bocah tengik!” Barnard telah menunjukkan emosi menggelegar dari ekspresi wajahnya.“Hehehe… jangan sombong dulu orang tua! Dunia ini sudah terlalu sering mendapatkan hal buruk dari dirimu, kini banyak wilayah yang menganggap kerajaan ini sebagai kerajaan yang tidak terkalahkan. Namun, kau harus tahu tidak selamanya sebuah kerajaan akan berjaya! Hari ini aku akan mengakhiri apa yang sudah kau perbuat untuk semua makhluk di dunia ini!”
Mata Barnard menyipit. “Kau pikir dengan kekuatan milikmu seperti ini bisa mengalahkan diriku ini? Kau itu harus sadar diri, kemampuan milikmu tidak jauh lebih dari seorang prajurit amatiran yang mencoba melawan seekor singa!”“Singa? Kau hanya bisa memenangkan peperangan akibat dukungan yang kau dapatkan dari kekuasaanmu itu, sebenarnya kau tidak lebih dari seekor cacing berukuran besar!”Urat-urat kepala Barnard bermunculan, dia sudah seperti air yang mendidih. “Bajingan sekali dirimu ini, jika kau memang memiliki kekuatan yang besar maka sekarang juga coba kau buktikan kepada diriku!”“Baiklah, hal itu juga yang ingin aku buktikan dari dirimu! Apakah hanya badanmu saja yang besar?”Mereka berdua mulai mengeluarkan pedang yang memilki energi sihir yang cukup besar, pedang milik Barnard telah ditempa melalui proses yang cukup panjang. Bahan yang digunakan mengandung sihir tingkat tinggi sehingga mampu menghancurkan pedang atau senjata lain.Sedangkan, untuk pedang yang di tangan Azazel merupakan pedang yang telah banyak menyerap jiwa makhluk hidup, pedang itu merupakan senjata yang dimilikinya untuk memberikan hukuman kepada makhluk lain yang telah berbuat seenaknya.
Whoosh!!!
Barnard mulai mendatangi Azazel bagaikan seekor beruang yang mengayunkan cakar ke arah target.Tings!!!
Pedang milik Azazel dengan sangat sigap menahan serangan tersebut, benturan tenaga yang dimiliki Barnard memang sangat luar biasa. Terlihat Azazel harus mengerahkan banyak tenaga untuk menahannya.__To Be Continued__
Ting!!!Azazel berhasil disentak oleh Barnard, tidak bisa dipungkiri kalau kekuatan pria itu memang begitu besar. “Kenapa bocah? Apakah kau mulai berpikir ucapanmu tadi sudah salah?” “Salah? Jangan bercanda! Aku sama sekali masih belum merasakan kekuatanmu yang dijuluki sebagai seorang pemimpin kuat!” Azazel mengangkat kepalanya sembari memberikan tatapan mata yang serius. “Kurang ajar, akan aku cabik-cabik tubuhmu itu hingga kau menyesal telah dilahirkan di dunia ini!”Azazel memasang posisi bersiaga. “Sejak awal aku memang tidak pernah berharap untuk dilahirkan ke dunia ini!”Whoosh!!! Azazel melesat dalam kecepatan tinggi untuk memberikan tebasan maut terhadap Barnard, kedatangan Azazel tentunya tidak bisa diprediksi oleh Barnard. “Shadow Slash!”Crash!!!Barnard tersungkur jatuh, semua prajurit mendadak kaget akan hal itu, ini semua tidak bisa mereka bayangkan. Pertarungan baru saja dimulai. Tapi… “Cih!” Barnard berusaha untuk berdiri dengan bertumpu pada pedangnya. “Aku seh
Crash!!!Satu kepala telah melayang, tebasan itu telah memisahkan antara tubuh dan kepala Barnard.Azazel memberikan pandangan hina terhadap pria itu, sayangnya tidak ada yang melihat kejadian tersebut akibat ledakan yang sebelumnya terjadi yang meratakan semua makhluk yang ada di sekitar.“Huh… sungguh kau adalah lawan yang lumayan merepotkan!”Azazel tiba-tiba terkejut dengan kemunculan sosok misterius yang sudah menggenggam pedang milik Barnard.Sosok itu memakai topeng berwarna putih, dari penampilannya yang serba putih orang tersebut bukanlah orang biasa.“Siapa kau ini?” tanya Azazel dengan nada geram.“Maaf telah mengganggu kemenangan yang seharusnya bisa kau dapatkan, tapi sepertinya ini memang harus diakhiri!”“Diakhiri? Apa maksudmu? Apa tujuan sebenarnya dirimu itu?”Seluruh tubuh Azazel sudah kembali meregenerasi, kekuatan di dalam tubuhnya telah kembali pulih. Kapanpun dirinya siap untuk melakukan serangan.“Aku akan mengakhiri zaman kejayaan di dunia ini, kau harus siap
Azazel mencoba untu mengabaikan tugas yang telah diberikan kepadanya, dia tidak ingin terpengaruh oleh ucapan makhluk putih itu. Dia ingin menjalani hidup damai tanpa adanya hal buruk seperti terjadi di masa lalu.Bersama Layza, Azazel berkerja di perkebunan. Sudah 2 minggu sejak dirinya tiba di sana, semua orang memberikan sambutan hangat.Azazel tidak begitu peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain.Sekarang adalah jam istirahat, mereka duduk di dekat gubuk kecil untuk menikmati pemandangan indah dari perkebunan.“Berapa lama kau telah bekerja di sini?” tanya Azazel terhadap Layza.“Aku bekerja di sini sudah lebih dari 5 tahun, desa tempat tinggalku memang terbiasa untuk memanen dam merawat perkebunan ini sehingga kebanyakan akan mejadi pekerja di sini!” balas Layza.“Hmm… begitu rupanya! Apa kau tidak ingin mencoba mencari pekerjaan lain, atau bisa pergi ke daerah lain yang mungkin ingin kau kunjungi!”“Kenapa kau bertanya seperti itu?”“Tidak, aku hanya ingin bertanya saja
Perlahan langkah kaki Azazel mendekatinya, tatapan penuh dengan kemarahan begitu terpancar. Prajurit itu terus mengucurkan air keringat, matanya menangkap sebuah kemegahan dari kengerian di dalam tubuh Azazel.“Kau tahu aku sangat berterima kasih kepada dirimu!”“Eh?”“Berkat dirimu sekarang aku sudah ingat apa tujuanku sebenarnya, aku hampir saja lupa untuk melakukan yang seharusnya sudah aku lakukan!”Prajurit itu mencoba untuk menghela napasnya. “Apakah kau akan membiarkan aku hidup?”Azazel terdiam untuk sejenak, matanya terus memancarkan kemarahan yang sangat tinggi.“Berikan aku alasan untuk apa membiarkan dirimu hidup?” tanya Azazel.“Aku ini memiliki istri dan anak, jika aku mati maka mereka akan sedih! Aku juga akan berjanji untuk menembus segala dosa yang telah aku lakukan hari ini!”Mata Azazel melihat senyuman yang penuh dengan tatapan penuh harapan. “Baiklah, tapi aku di sini bukanlah makhluk yang akan bisa melihat dirimu bisa memegang janji itu! Kau tahu kalau kematian
Azazel mencoba untuk mencari tahu apa yang harus dirinya lakukan, mudah bagi dirinya untuk bertindak. Namun, mengingat kalau ini semua adalah keinginan dari makhluk itu membuat dirinya menjadi muak.Ingin rasanya Azazel langsung mendatangi orang tersebut dan mencabik-cabik tubuhnya.“Huh... kenapa aku harus dihadapkan dengan sebuah hal seperti ini lagi? Apakah tidak akan ada lagi hal yang bisa aku lakukan? Hmm... terserahlah, mungkin ini sudah menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk orang seperti diriku!”Dia mengerti kalau mengeluh hanya akan menambah rumit maslah, dalam hal ini dirinya ingin menjadi lebih tenang dan bijak.Dari kejauhan Azazel melihat banyak orang yang sedang berkumpul dengan pandangan yang terus menatap papan di depan mereka.“Uh? Apa yang sedang mereka perdebatkan?” Mata Azazel sedikit membesar, di sana memberitahu kalau sekarang ini sedang terjadi tindakan invasi oleh kerajaan timur.Untuk membayangkan hal ini saja semuanya sangat sulit.“Ayo kalian cepat bawa
Crash....Tebasan maut yang berasal dari tangan yang telah dilapisi energi khusus telah diberikan oleh Azazel, tidak ada yang dapat bertahan dari serangan tersebut.Gadis kecil itu memberanikan diri untuk membuka matanya, dan di sana sudah ada seorang pria yang sangat tegap berdiri dengan pandangan mata yang menatap lurus ke depan.“Apa kau bisa bergerak?” tanya Azazel dengan nada dingin.Gadis tersebut memberikan anggukan.“Bagus, sekarang kau pergilah ke tempat yang aman!”“T-Tapi....” Gadis itu memberikan pandangan yang penuh dengan permohonan.“Tenang saja, aku yang akan mengawal dirimu! Kau hanya perlu pergi ke arah evakuasi!”“B-Baik....”Mulai gadis itu berlari sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Azazel.“Sial, apa yang aku lakukan ini? Aku ini bukanlah makhluk yang seharusnya menjadi seseorang yang dengan perasaan sentimental!”Satu monster berukuran besar telah muncul, di pundaknya terdapat satu mace berukuran besar. Matanya satu besar langsung menatap gadis kecil yang tert
Dengan kemunculan Aster, semua monster yang telah menjadi bencana telah berhasil dikalahkan, dia bagaikan sebuah cahaya terang yang datang untuk menyinari semua orang.Semua monster yang telah menyerang berhasil dikalahkan, Icarus dan pasukannya hanya perlu menghabisi monster yang berada di dalam lingkungan kota.Jumlah mereka sudah mencapai lebih 200, dan korban yang tewas juga lebih dari 50 orang. Meski ini kecil, namun kegagalan tetaplah kegagalan.Berita tentang ini mungkin akan menjadi hal yang sangat menjanjikan bagi area lain, Eunzalaria saat ini sedang menghadapi masa peperangan. Banyak kerajaan lain yang pastinya akan mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi.Aster disambut dengan sangat baik oleh semua orang yang ada di kota itu, dirinya telah dianggap sebagai sosok yang begitu hebat. Namanya telah terkenal sebagai orang yang selalu saja memberikan sebuah cahaya kehidupan.“Yang Mulia Alstein!” Aster membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada pria tua itu.
Dengan kemunculan Aster, semua monster yang telah menjadi bencana telah berhasil dikalahkan, dia bagaikan sebuah cahaya terang yang datang untuk menyinari semua orang.Semua monster yang telah menyerang berhasil dikalahkan, Icarus dan pasukannya hanya perlu menghabisi monster yang berada di dalam lingkungan kota.Jumlah mereka sudah mencapai lebih 200, dan korban yang tewas juga lebih dari 50 orang. Meski ini kecil, namun kegagalan tetaplah kegagalan.Berita tentang ini mungkin akan menjadi hal yang sangat menjanjikan bagi area lain, Eunzalaria saat ini sedang menghadapi masa peperangan. Banyak kerajaan lain yang pastinya akan mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi.Aster disambut dengan sangat baik oleh semua orang yang ada di kota itu, dirinya telah dianggap sebagai sosok yang begitu hebat. Namanya telah terkenal sebagai orang yang selalu saja memberikan sebuah cahaya kehidupan.“Yang Mulia Alstein!” Aster membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada pria tua itu.
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin