Crash....
Tebasan maut yang berasal dari tangan yang telah dilapisi energi khusus telah diberikan oleh Azazel, tidak ada yang dapat bertahan dari serangan tersebut.
Gadis kecil itu memberanikan diri untuk membuka matanya, dan di sana sudah ada seorang pria yang sangat tegap berdiri dengan pandangan mata yang menatap lurus ke depan.
“Apa kau bisa bergerak?” tanya Azazel dengan nada dingin.
Gadis tersebut memberikan anggukan.
“Bagus, sekarang kau pergilah ke tempat yang aman!”“T-Tapi....” Gadis itu memberikan pandangan yang penuh dengan permohonan.“Tenang saja, aku yang akan mengawal dirimu! Kau hanya perlu pergi ke arah evakuasi!”
“B-Baik....”Mulai gadis itu berlari sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Azazel.
“Sial, apa yang aku lakukan ini? Aku ini bukanlah makhluk yang seharusnya menjadi seseorang yang dengan perasaan sentimental!”
Satu monster berukuran besar telah muncul, di pundaknya terdapat satu mace berukuran besar. Matanya satu besar langsung menatap gadis kecil yang tertegun terhadap dirinya.
Senyuman lebar dengan raut wajah yang mengerikan telah diberikan, kakinya perlahan menghampiri gadis tersebut.Jari-jari tangannya sudah digerakkan untuk menggapainya.
Crash...Secepat kilat serangan yang digunakan oleh Azazel, bahkan gadis itu lupa cara untuk berkedip.
“Hmm... sepertinya kekuatan dan ingatan yang aku miliki memang tidak berkurang seperti biasanya! Sial, kenapa ada makhluk seperti ini di sini! Huh... mungkin memang di zaman ini diriku harus membereskan semuanya!”
Azazel menatap gadis kecil itu, pandangan mata yang diberikan olehnya telah menyebabkan gadis tersebut menjadi ketakutan.Tangan Azazel ulurkan, gadis itu menjadi terdiam. Dia tidak tahu apa maksud dari Azazel melakukan hal itu.
“Ada apa? Apakah kau tidak ingin pergi ke tempat evakuasi?”
“B-Baik!” Dia menyambut tangan Azazel, namun setelah hal itu dilakukan mendadak Azazel menggendong dirinya dengan tubuh yang diangkat di samping pinggang.“Bersiaplah!” Azazel melompat tinggi, gadis tersebut mendadak kaget, dia mampu melihat semua yang ada di kota. “Di-Di sana!”
Dia mengarahkan pandangannya ke salah satu tempat yang di depannya ada beberapa monster yang mencoba untuk masuk.“Ya!” Dengan cepat Azazel bergerak ke arah bangunan itu, suara kakinya langsung mengejutkan seluruh monster, setelah mereka tengok, ada dua mangsa baru yang akan sangat sedang jika disantap.
Mereka datang dengan percaya diri yang tinggi, setiap wajah ingin langsung memakan tubuh Azazel dan menikmati tubuh gadis kecil itu.Swungs....
Hanya dalam hitungan detik satu serangan mendarat di tubuh para monster yang akhirnya langsung menumbangkan mereka.“Whoah....”
Apa yang dilihatnya dari Azazel seperti seorang malaikat, namun sebenarnya wajah Azazel sudah terkena percikan dari serangan yang digunakannya.
Gadis itu diturunkan oleh Azazel, dia kemudian mulai mengetuk pintu ruangan evakuasi.
“Nenek....”
“Huh?” Sebuah alunan suara yang masuk ke dalam telinga perempuan tua yang sejak dari tadi berharap kalau cucunya baik-baik saja. “Tuan-tuan, tolong biarkan pintu itu dibuka, pasti itu adalah cucuku!”Kedua prajurit yang menjaga pintu tentu merasa enggan, mereka takut kalau itu adalah sebuah umpan untuk memancing mereka membuka pintu yang kemudian akan memberikan sebuah masalah yang besar.“Maaf, kami di sini tidak bis melakukannya, kemungkinan itu hanya pancingan untuk memaksa kami membukanya!”“T-Tidak mungkin, di sana ada cucuku yang masih kecil, apakah kalian ini tega?”Kedua prajurit itu tidak bisa berkata apa-apa.“Kenapa mereka tidak membukakan pintu ini?” Azazel melihat gadis kecil itu yang terus memasang wajah berharap. “Sial! Oi, apakah kalian ingin membiarkan gadis kecil ini mati?”
Suara Azazel menggelegar, mereka yang mendengar ini menjadi merinding.“Kalau kalian tidak ingin membukakan pintu ini, akan aku dobrak!”
Ini terdengar seolah sebuah lelucon, pintu itu terbuat dari besi khusus dan sangat berat untuk didorong atau dibuka oleh satu orang. Butuh 3 sampai 5 orang untuk mampu membukanya.Beberapa prajurit menganggap ini hanya sebuah omong kosong, namun Azazel melakukan sebuah pergerakan. Dia hantam pintu itu dengan satu pukulan yang menggelegar ke seluruh area, mereka yang mendengar ini menjadi kaget.
“Makhluk di dunia ini semuanya adalah orang-orang bodoh, tidak peduli aku apa yang akan terjadi terhadap mereka, di sini aku hanya perlu melakukan apa yang aku bisa!”
Pada pukulan kedua yang menggema dengan sangat nyaring, orang-orang di dalam ruangan tersebut mulai memberanikan diri untuk membuka pintu.Dan, terlihat Azazel dan gadis kecil itu sedang berdiri di sana.
“Nenek....” Dia langsung pergi menghampiri neneknya.“Sekarang cepatlah masuk, kalau tidak....”
Benar saja, para monster seolah memang sengaja untuk membuat Azazel membuka pintu itu untuk mempermudah pekerjaan mereka.
Para monster dengan cepat mendatangi pintu dengan wajah yang menyeringai dan rasa percaya diri yang tinggi.Azazel menoleh ke belakang, tanpa banyak pikir lagi dirinya langsung menerjang ke arah rombongan monster-monster itu.
Semua menjadi kaget dengan apa yang dilakukan oleh Azazel, hanya dalam beberapa kali gerakan dirinya sudah mampu menewaskan banyak monster.
Tidak lagi Azazel berkata, dirinya langsung pergi dari sana.
Para prajurit bergegas kembali menutup pintu ruangan tersebut.“S-Siapa orang itu? Kenapa dirinya mampu memberikan perlawanan seperti ini?” ucap seorang pria dengan mata yang dipenuhi sebuah rasa kaget.
Situasi ini semakin memburuk dikarenakan musuh terus masuk ke dalam gerbang, mereka menyerang dengan sangat brutal dikarenakan jumlah mereka begitu banyak.
Para prajurit mulai merasa kehilangan sebuah semangat di dalam hati mereka akibat kondisi yang sejak dari tadi terus membuat situasi ini menjadi semakin buruk.
“Sial, apa yang aku harus lakukan? Apakah semuanya akan berakhir di sini?” Icarus terus menjadi kesal, dia masih melakukan pertarungan secara sengit terhadap para monster.
“K-Komandan....”
“Apa?”Dari arah jam dua terlihat ada seseorang yang menerjang ke dalam lautan musuh, mereka semua memberikan perlawanan sangat sengit terhadap orang tersebut.
Namun, gerakan yang digunakan olehnya sangat luar biasa hingga membuat seluruh monster menjadi kewalahan.
Mereka bahkan tidak mampu untuk memberikan sebuah serangan.Azazel menatap semua itu dari kejauhan. “Itu....”“Heh... semua monster ini tidak lebih dari makhluk bodoh yang tidak memiliki sebuah arti!”Dengan bantuan dari sosok tersebut semua serangan yang dilakukan oleh para monster menjadi terhenti, dan ini menyebabkan semuanya menjadi lebih mudah.Para monster jauh lebih fokus terhadap orang itu, kemampuan yang benar-benar memukau mata. Mereka semua menjadi ketakutan terhadap sosok itu.
“Sudah aku duga, dia adalah pahlawan di dunia ini! Huh... apa memang ini cerita yang harus aku lalui lagi? Rasanya aku ingin sekali mati, tapi kenapa aku sendiri yang tidak bisa mendapatkan kematian di saat seperti ini!”
__To Be Continued___Dengan kemunculan Aster, semua monster yang telah menjadi bencana telah berhasil dikalahkan, dia bagaikan sebuah cahaya terang yang datang untuk menyinari semua orang.Semua monster yang telah menyerang berhasil dikalahkan, Icarus dan pasukannya hanya perlu menghabisi monster yang berada di dalam lingkungan kota.Jumlah mereka sudah mencapai lebih 200, dan korban yang tewas juga lebih dari 50 orang. Meski ini kecil, namun kegagalan tetaplah kegagalan.Berita tentang ini mungkin akan menjadi hal yang sangat menjanjikan bagi area lain, Eunzalaria saat ini sedang menghadapi masa peperangan. Banyak kerajaan lain yang pastinya akan mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi.Aster disambut dengan sangat baik oleh semua orang yang ada di kota itu, dirinya telah dianggap sebagai sosok yang begitu hebat. Namanya telah terkenal sebagai orang yang selalu saja memberikan sebuah cahaya kehidupan.“Yang Mulia Alstein!” Aster membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada pria tua itu.
Dengan kemunculan Aster, semua monster yang telah menjadi bencana telah berhasil dikalahkan, dia bagaikan sebuah cahaya terang yang datang untuk menyinari semua orang.Semua monster yang telah menyerang berhasil dikalahkan, Icarus dan pasukannya hanya perlu menghabisi monster yang berada di dalam lingkungan kota.Jumlah mereka sudah mencapai lebih 200, dan korban yang tewas juga lebih dari 50 orang. Meski ini kecil, namun kegagalan tetaplah kegagalan.Berita tentang ini mungkin akan menjadi hal yang sangat menjanjikan bagi area lain, Eunzalaria saat ini sedang menghadapi masa peperangan. Banyak kerajaan lain yang pastinya akan mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi.Aster disambut dengan sangat baik oleh semua orang yang ada di kota itu, dirinya telah dianggap sebagai sosok yang begitu hebat. Namanya telah terkenal sebagai orang yang selalu saja memberikan sebuah cahaya kehidupan.“Yang Mulia Alstein!” Aster membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada pria tua itu.
Azazel memasuki wilayah kota yang cukup ramai, dan ini tidak seperti kota sebelumnya yang terlalu banyak kriminal. Di sini semua orang hidup dengan damai, bisa dilihat dari wajah mereka yang dipenuhi kebahagiaan.Dia berdiri di depan satu bangunan yang mengidentifikasi kalau itu adalah bangunan dari guild petualang.Memasukinya sudah banyak orang yang berkumpul, suasana ramai menjadi hal yang cukup wajar.“Selamat datang!” Maid guild telah memberikan hormat kepada dirinya. “Apa ada yang bisa saya bantu?”“Ya, aku ingin mendaftar menjadi seorang petualang!”“Oh, petualang! Baiklah, aku akan memberikan Anda beberapa formulir yang harus Anda isi!”Dua formulir kemudian telah tiba, Azazel terdiam sejenak di depan formulir itu. Teringat waktu itu saat dirinya masih seorang amatir yang tidak mengerti apa-apa, dia bahkan bingung bagaimana cara menulis namanya sendiri.“Anda hanya perlu mengisi semua informasi yang ada di dalam kertas ini!”“Aku mengerti!” Azazel mencari tempat duduk untuk me
Azazel masih berada di bagian belakang, dirinya memantau apa yang akan terjadi terhadap dua rekannya yang ada di depan.“Aku tidak menyukai tempat ini!” gumam Tania.Dilihat dari mana pun area tersebut memang terlihat menyeramkan, tidak akan ada yang mau menganggap kalau ini adalah lokasi yang memiliki sebuah ketenangan di dalamnya.Lilia terus menggigil sembari memegangi tongkat. “Aku harap kalau monster tidak ada di sini!”Mata Azazel hanya melirik ke arah samping, teringat dirinya kalau dulu dia sering merasakan hal ini.Semua yang terjadi pada waktu itu hanya sebuah kenangan yang tidak ingin lagi dirinya ingat.“Huh... mungkin aku yang terlalu lama memikirkan hal tersebut!”Joey berhenti, secara mendadak semuanya menjadi heran.“Tunggu, apa yang kau lakukan?” tanya Tania dengan nada heran.“Ssst... ada sesuatu di depan sana!”“Monster?”“Tidak, dapat memastikan apa yang ada di depan sana! Namun, auranya sangat terasa aneh!”Tidak beberapa lama kemudian sosok monster yang dimaksud
Ini mungkin tindakan yang bodoh, tapi hasrat di dalam tubuh terkadang menjadi penyebab utama untuk mereka berani memasuki area yang sudah jelas akan memiliki monster di dalamnya.“Lihat lubang-lubang ini, apa mereka memang bisa hidup di dalamnya?” tanya Joey dengan nada penasaran.“Mungkin mereka hidup seperti semut yang ada di dalam tanah, mereka membangun sarang yang kemudian beranak di dalamnya!”“Itu masuk akal, tapi bagaimana kita akan melawan mereka?” Semua menjadi terdiam mendengar pertanyaan Lilia, dan semua saling menandang dengan wajah yang bingung.Azazel yang di sini tetap tenang sembari melirik ke ara sekitar, dia paham kalau area ini benar-benar berbahaya, bisa ditebak apa yang akan terjadi kalau mereka menjadi lengah.Suara aneh terdengar dari dalam lubang, tidak satu, namun jumlahnya cukup banyak hingga sangat nyaring di dalam telinga.“Datang!” ucap Azazel.Dan, memang benar kalau para monster sudah datang, Kegure dengan jumlah yang begitu banyak. Mereka menjadi nger
Dari peristiwa ini yang terjadi adalah kengerian yang tidak dapat untuk dibayangkan oleh Lilia, yang terjadi adalah mimpi buruk yang selama ini tidak pernah dirinya harapkan akan terjadi.She terdiam di depan mayat kedua rekannya yang terlihat sangat mengenaskan.“Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa mereka berdua harus mati? Apakah kami salah kalau ingin menjadi seorang petualang yang hebat?”“Kau mungkin akan menganggap apa yang diriku ucapkan ini adalah hal yang konyol, namun kau harus ikhlas dengan kondisi mereka berdua! Sekarang sudah jelas kalau kalian adalah makhluk yang lemah, tidak akan mungkin kalian akan terus melakukan sebuah tindakan, harapan dan air mata akan terus saja terjadi! Kalau kau terus bermimpi di dalam kehidupan ini akan terjadi hal yang menyenangkan, maka kau sudah salah! Tidak akan ada yang mau hal seperti ini terjadi, kau atau aku hanya pion yang akan memainkan takdir yang penuh dengan kekejaman!”“Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, setelah dua rekanku ini
Keduanya kembali ke Guild, sang pelayan di sana merasa heran dengan wajah Lilia yang masih terlihat murung.“Selamat datang kembali, apakah kalian berhasil dalam menyelesaikan quest?”Tidak ada yang menjawab.Lirikan mata Azazel terarah pada Lilia. “Dia masih memikirkan apa yang sudah terjadi!” Bagi Azazel di sinilah dia harus berkata, “Yeah, kami sudah menyelesaikannya!”“Oh, baiklah jika begitu! Aku akan memberikan kalian imbalan! Hmm....” Dia tiba-tiba memberikan pandangan heran. “Apa sesuatu terjadi?” “Tidak, maksudku, Anda tadi pergi bersama empat orang, tapi....”Wajah Lilia semakin murung.“Oh... Aku minta maaf... Aku tidak bermaksud untuk membuatmu menjadi seperti ini....”“Tidak apa, mereka berdua telah tiada akibat quest yang kami jalankan! Mungkin tanpa pria ini, diriku pasti sudah mati akibat quest tersebut!”Suasana menjadi hening.“Berikan semua uang dari quest ini untuknya!”“Eh... kenapa?” tanya Lilia. Wajahnya tampak dipenuhi kebingungan atas sikap pria itu.“Kau le
Sang Goblin menjadi tidak berdaya setelah menyaksikan bagaimana Azazel dalam menahan serangan yang digunakan olehnya.Perlahan Azazel melangkah, kemudian dia memberikan sebuah kengerian terhadap makhluk tersebut.“Indeed aku tidak memiliki sebuah dendam terhadap dirimu, akan tetapi aku di sini ingin melihat bagaimana seekor monster menjijikkan seperti dirimu akan mengalami kematian yang mengerikan!”Pertama Azazel menggunakan jari tangannya untuk mencungkil keluar mata goblin itu, saat proses itu berlangsung banyak perlawanan yang dilakukan oleh sang Goblin.“Argh....”Suara daging yang hendak dicabut begitu jelas terdengar, dia berteriak dengan kencang yang menjadi saksi dari rasa sakit.Selama 20 detik proses dilakukan, sudah banyak darah di tangan Azazel. Mata goblin tersebut bagaikan kelereng yang tidak begitu berguna.“Hooh... jadi kau memang memiliki bagian tubuh yang menjijikkan! Bagaimana rasanya mendapatkan perlakukan yang mengerikan seperti ini? Bukankah kau ini sudah sering
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin