Kekuatan kegelapan milik Shadow Master sangatlah kuat, sehingga kembali membutakan hati Lancelot. Lancelot berteriak dengan sangat keras, ia seakan merasakan siksaan batin yang sangat menyakitkan. "Tidak...! Aku akan membunuh kalian...!" Setelah berteriak, tubuh Lancelot bergerak sangat cepat. Dan hanya dalam satu gerakan ia berhasil memukul Layla. Akibat pukulan yang ia lancarkan, Layla dalam sekejap langsung tak sadarkan diri. "Layla...! Ini gawat! Pergerakan Lancelot sangat cepat. Apakah aku dapat mengimbanginya?" Saat sedang berpikir, Martis langsung dikejutkan dengan kehadiran Lancelot yang seketika sudah berada di belakangnya. Lalu..., bam...! Lancelot memukul punggung Martis, alhasil tubuh Martis terpental sangat jauh. "Kuat sekali. Sayangnya, ini bukanlah kekuatan asli milik anakku. Aku harus segera menyadarkannya. Kalau tidak, aku akan benar-benar kehilangan Lancelot!" Meskipun tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa, Martis tak putus asa. Ia kembali bangkit lalu menco
Martis dan Mia, yang telah memutuskan untuk fokus pada Lancelot, melihat Shadow Master melarikan diri dengan mata yang penuh kemarahan dan dendam. Meski begitu, mereka tahu bahwa prioritas mereka adalah untuk menyelamatkan Lancelot dan memastikan bahwa dia aman. Martis, dengan tekad yang kuat dan dendam yang mendalam, berjanji untuk mengejar Shadow Master, tidak peduli ke mana dia bersembunyi. Sedangkan Mia, meskipun ia juga marah, tapi tetap terlihat tenang dan fokus. Dia tahu bahwa dirinya harus bergerak cepat untuk membantu Lancelot dan memastikan bahwa dia berada dalam keadaan baik. Dia menatap Martis dengan tatapan yang penuh kepercayaan dan cinta. Martis dan Mia merencanakan strategi untuk menyelamatkan Lancelot dari pengaruh Shadow Master. Martis dan Mia terlebih dahulu memastikan bahwa Lancelot berada dalam lingkungan yang aman dan terlindungi dari serangan lebih lanjut. Mereka berusaha menciptakan lingkungan yang tenang dan damai di mana Lancelot bisa merasa aman dan tenang
Mendengar kata-kata Martis, Mia mengerti bahwa situasi memang membutuhkan tindakan yang tegas dan hati-hati. Dia menyadari bahwa untuk menyelamatkan Lancelot, mereka perlu mencari cara untuk mengatasi kekuatan kegelapan yang mengendalikan dirinya. Mia menjawab dengan penuh kekhawatiran, tetapi juga tekad yang kuat. "Martis, aku tahu ini bukan keputusan yang mudah. Tapi jika itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan Lancelot, maka kita harus melakukannya. Kita harus mencari cara untuk melepaskan kekuatan kegelapan yang bersarang di dalam tubuhnya. Kita akan berjuang bersama-sama, dan kita tidak akan berhenti sampai kita berhasil mendapatkan kembali Lancelot yang sebenarnya." Dengan tekad yang bulat, Martis dan Mia bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Mereka menyadari bahwa tindakan yang mereka ambil mungkin berisiko, tetapi mereka siap mengambil risiko tersebut demi keselamatan Lancelot. Dalam keadaan yang penuh ketegangan dan kekhawatiran, Martis dan Mia melanjutkan perjua
Layla mengangguk lembut, senyuman terukir di wajahnya yang kembali sadar. Dia melihat Martis dan Mia dengan tatapan penuh rasa syukur dan kekuatan yang baru ditemukan. "Martis, Mia... Terima kasih," ucap Layla dengan suara lembut namun penuh tekad. "Aku sangat beruntung memiliki kalian berdua di sini. Kalian adalah teman-teman sejati yang selalu ada untukku." Martis dan Mia tersenyum dengan penuh kebahagiaan mendengar kata-kata Layla. Mereka merasa lega dan bersyukur bahwa Layla telah bangun dari tidurnya. Mereka tahu bahwa petualangan mereka belum berakhir, tetapi dengan kehadiran Layla yang kembali, mereka merasa lebih kuat dan siap menghadapi segala rintangan yang ada di depan mereka. "Dengan adanya kamu kembali bersama kami, Layla, kita akan melawan dan mengalahkan Shadow Master," kata Mia dengan penuh keyakinan. Martis menambahkan dengan suara penuh semangat, "Kita akan berjuang bersama, tak peduli seberapa sulit atau berbahayanya. Karena sejak dulu kita adalah tim yang tak te
Martis dengan jujur mengatakan kepada Mia apa yang telah mereka lakukan kala itu. "Oh..., jadi begitu...?" tanya Mia, ia melangkah maju, me dekatkan wajahnya ke telinga Martis, lalu berbisik, "Kau harus berlaku adil, besok malam adalah giliranku yang tidur bersamamu. Kalau tidak, aku akan menghilangkan anumu!" Martis mundur beberapa langkah, lalu menutupi bagian anunya dengan telapak tangannya. "Waduh! Oke, oke..., aku akan berlaku adil." "Bagus!" jawab Mia mengacungkan jempol. Layla kemudian bingung harus berkata apa terhadap Mia. Dan akhirnya, Mia yang mengerti perasaan Layla mengatakan, "Layla, ada apa? Aku tidak marah kepada kalian. Asalkan wanita itu adalah kamu, kita bertiga dulu kan sudah sepakat? Apakah kau masih mengingat kesepakatan itu?" Layla akhirnya merasa lega. "Syukurlah, aku kira kau telah melupakan kesepakatan kita di masa lalu. Terima kasih, Mia, kau benar-benar wanita yang Sholeha. Aku berjanji, aku akan memegang janjiku padamu sesuai kesepakatan kita dulu." "
Ternyata, Lancelot yang tiba-tiba sadarkan diri, keadaannya semakin parah. Dia langsung mengamuk, dan kali ini, amukan Lancelot semakin brutal. Mia dan Layla yang berada di luar goa berusaha mengontrol Lancelot, tapi tidak berhasil. Ia terus mengamuk dan merusak segala yang ada di sekitarnya. Mia merasa bersalah karena tidak berhasil menyelamatkan Lancelot dari Shadow Master dengan baik. Layla mencoba merayu Lancelot, tetapi ia hanya makin marah dan Layla terluka karena serangan yang tak terduga. "Aku tidak bisa melihat ini terjadi lagi," ucap Mia. "Lancelot harus disembuhkan. Kita harus mencari suatu cara untuk menyembuhkannya." Mia merenungkan apa yang telah terjadi. Setelah berpikir panjang, ia menyimpulkan bahwa Shadow Master adalah satu-satunya cara untuk menyembuhkan Lancelot. Ia berencana menemui Shadow Master yang saat ini sedang kembali bertarung melawan Martis di dalam goa. Akan tetapi, Mia dicegat oleh seseorang ketika berniat kembali masuk ke dalam goa. "Kau pasti ingin
Dalam pertarungan yang sengit, Mia dan Layla berusaha sekuat tenaga untuk melawan Lancelot. Namun, kekuatan Lancelot yang dikendalikan oleh kegelapan terlalu kuat dan mereka tidak mampu mengatasi kekuatannya. Lancelot dengan cepat mengatasi serangan mereka dan menangkap mereka dalam cengkeraman kekuatannya. Meskipun Mia dan Layla berjuang dengan gigih, mereka akhirnya dikalahkan oleh kekuatan yang tak terkendali. Mia dan Layla terjatuh ke tanah, merasa lelah dan terluka. Mereka merasakan keputusasaan dan kekecewaan yang mendalam karena tidak mampu melindungi Lancelot dan menghentikan kekuatan gelap yang mengendalikannya. Namun, meskipun mereka dikalahkan, Mia dan Layla tidak kehilangan semangat. Mereka masih memiliki tekad yang kuat untuk melawan kegelapan dan menyelamatkan Lancelot. Meskipun terluka dan lemah, mereka berjanji untuk tidak menyerah dan terus berjuang. Dalam keadaan yang sulit ini, Mia dan Layla menyadari bahwa mereka harus mencari bantuan dan strategi baru untuk men
Saat tinju Martis dan Lancelot bertemu, kilatan cahaya yang mempesona muncul, dan getaran kuat merambat melalui udara. Lancelot terdorong mundur oleh kekuatan benturan itu, dan matanya yang biasanya merah terang berubah menjadi warna asli biru muda yang dikenal Martis. Martis, yang sekarang diperkuat oleh artefak, merasakan perubahan dalam dirinya. Energi yang diberikan artefak membuatnya merasa lebih kuat dan lebih tahan lama. Dia merasa seolah-olah dia bisa bertarung selamanya. Namun, yang lebih penting, Martis melihat perubahan pada Lancelot. Dia bisa melihat kebingungan di wajah anaknya, dan untuk pertama kalinya sejak pertarungan dimulai, dia melihat sedikit dari Lancelot yang sebenarnya muncul kembali. "Ibu...? Ayah...?" Lancelot bergumam, suaranya penuh kebingungan. Martis merasa hatinya bergetar mendengar suara anaknya. Dia tahu ini adalah kesempatan dirinya. Dia harus menggunakan kekuatan artefak untuk membebaskan Lancelot dari pengaruh kegelapan. "Dengarkan aku, Lancelot