Lalu keesokan harinya Martis mengatakan bahwa ia akan mencoba menemui pemimpin Bayangan Hitam. Terkadang, keberanian sejati bukanlah tentang berperang, akan tetapi tentang mencari cara untuk menyelesaikan konflik tanpa harus bertempur. Dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, Martis akan mencoba untuk menemukan cara menghadapi Bayangan Hitam dengan tanpa harus merugikan orang lain.Namun sayangnya, saat Martis baru saja akan melangkahkan kakinya keluar dari gerbang kerajaan Rosian, ia mendengar kabar dari salah satu prajurit penjaga gerbang bahwa Bayangan Hitam sedang menyerang daerah perbatasan secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan apapun. "Hem..., sepertinya niat baikku tertunda. Baiklah, kalau sudah begini, mau bagaimana lagi?" ucap Martis.Martis pun bergegas menuju daerah perbatasan. Saat ia tiba di sana, keadaannya sudah kacau dan sangat mencekam. Martis melihat dari kedua belah pihak yang sudah banyak mengalami jatuh korban. Martis merasa sangat miris atas keadaan ini.Dan saa
Martis harus berpikir cepat dan strategis. "Aku harus tetap tenang dan fokus. Menghadapi musuh yang lebih kuat membutuhkan ketenangan pikiran agar bisa membuat keputusan yang tepat. Yah, aku tidak boleh gegabah."Saat sedang berpikir, Martis merasa kesulitan untuk menghindari serangan cakaran dari musuhnya itu. "Gila...! Dia kuat sekali! Aku harus segera mencari cara untuk menetralkan efek serum itu. Apakah ada penawar atau metode lain yang bisa aku gunakan untuk menstabilkan pria itu? Baiklah Ririn, coba berikan aku petunjuk." Akhirnya Martis meminta bantuan sistemnya.Pertarungan pun tidak bisa dihindari, Martis harus memanfaatkan kelemahan musuhnya. Mungkin ada bagian tubuh pria itu yang masih rentan? Atau ada cara lain untuk menahan serangan yang dilancarkan? Entahlah, yang jelas dalam situasi ini Martis bertindak sangat berhati-hati dan Martis juga harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Dia harus siap dengan segala risiko dan tetap berjuang.Dan saat Martis mencoba
Sambil memegangi dadanya yang terasa sakit, Martis berusaha berdiri. Ia menatap pria bertubuh monster itu dengan tatapan tajam. "Kau...," desis Martis, ia berusaha mengumpulkan tenaganya.Pria bertubuh monster itu hanya tertawa, menunjukkan senyum yang mengerikan. "Kau tidak akan bisa mengalahkanku," ujarnya dengan suara yang dalam dan menggetarkan.Namun, Martis tidak gentar. Ia mengambil nafas dalam-dalam, merasakan energi yang masih tersisa dalam tubuhnya. Ia yakin bahwa saat ini yang harus ia lakukan adalah menggunakan seluruh kekuatannya untuk melawan pria bertubuh monster itu.Dengan sekuat tenaga, Martis melompat ke arah pria itu, lalu ia mengeluarkan pedang dari sistemnya, kemudian pedangnya terangkat tinggi. "Aku tidak akan kalah!" teriak Martis dengan penuh semangat.Pria bertubuh monster itu melihat Martis melompat ke arahnya dengan pedang terangkat tinggi. Ia mengangkat ekornya, siap untuk menyerang Martis lagi. Tapi kali ini, Martis sudah siap.Brak...!Dengan kecepatan k
Pertarungan antara Martis dan pemimpin pasukan Bayangan Hitam terus berlanjut dengan intensitas yang tinggi. Meskipun pemimpin tersebut terkejut dengan kemampuan bertarung Martis, dia tidak menyerah begitu saja. Dia terus melancarkan serangan-serangan berbahaya menggunakan pedangnya, mencoba untuk menghancurkan pertahanan Martis.Namun, Martis tidak tinggal diam. Dia menggunakan kecepatan dan kekuatannya untuk menghindari serangan-serangan tersebut, sambil mencoba mencari celah untuk melancarkan serangan balik. Martis menunjukkan keterampilan bertarung yang luar biasa, dengan gerakan yang lincah dan serangan yang presisi.Pertarungan tersebut terus berlangsung, dengan kedua pihak saling bertukar serangan dan menghindari serangan lawan. Setiap gerakan mereka penuh dengan kekuatan dan strategi. Martis dengan gigih berusaha untuk mengalahkan pemimpin pasukan Bayangan Hitam dan mengakhiri ancaman mereka terhadap Kerajaan Rosian.Walaupun pemimpin pasukan Bayangan Hitam memiliki kekuatan y
Martis tanpa ragu-ragu meluncur ke arah pemimpin pasukan Bayangan Hitam dengan kecepatan yang luar biasa. Dia tidak akan menyerah dan bertekad untuk mengalahkan lawannya. Pertarungan ini pun akhirnya berjalan semakin memanas."Terima ini...! Hiyat...!" Dengan tinju yang dibalut dengan kekuatan elemen petir dan dikombinasikan dengan teknik Golem, serta menggunakan Booster miliknya, kembali terjadi ledakan yang begitu dahsyat ketika lawannya juga menggunakan tinjunya untuk diadu, sehingga bahkan bumi di sekitar mereka kembali bergetar sama seperti sebelumnya.Boom...!Boom...!Boom...!Tiap serangan yang mereka lakukan menyebabkan ledakan-ledakan hebat.Pertarungan ini benar-benar membuat keadaan di area sekitar menjadi sangat berbahaya. Pertarungan antara Martis dan pemimpin pasukan Bayangan Hitam begitu menegangkan dan sulit diprediksi karena kedua belah pihak memiliki kekuatan dan keterampilan yang luar biasa.Martis dengan kekuatan elemen petir yang dibalut pada tinjunya, kombinasi
Martis yang menyadari apa yang akan dilakukan oleh musuhnya, mencoba untuk menghentikannya. Dengan cepat, ia berusaha mendekati pemimpin Bayangan Hitam untuk mencegahnya melakukan tindakan berbahaya tersebut.Namun, pemimpin Bayangan Hitam sudah terlalu jauh di depan. Dalam sekejap, ia mengeluarkan sebuah artefak misterius dari dalam jubahnya. Artefak tersebut terlihat sangat kuat dan berbahaya.Martis merasa kepanikan. Ia tahu bahwa jika pemimpin Bayangan Hitam berhasil menggunakan artefak itu, maka konsekuensinya akan sangat buruk. Ia harus berpikir cepat untuk menghentikan musuhnya.Dengan langkah yang mantap, Martis melompat ke udara dan menyerang pemimpin Bayangan Hitam dengan kekuatan penuh. Ia berusaha untuk mengalihkan perhatian musuhnya agar tidak dapat menggunakan artefak tersebut.Namun, pemimpin Bayangan Hitam memiliki refleks yang luar biasa. Ia dengan mudah menghindari serangan Martis dan mengejeknya, "Kau terlalu lemah, Bocah! Aku takkan terkejut dengan seranganmu yang
Martis dengan cepat bereaksi dan mendorong Joe menjauh dari ancaman yang mendekat. Tiba-tiba, sebuah serangan tak terduga datang dari arah yang tidak terlihat sebelumnya.Martis dan Joe berhasil menghindari serangan tersebut dengan selamat, tetapi mereka menyadari bahwa musuh mereka masih ada di sekitar. Mereka berdua siap untuk menghadapi ancaman yang baru saja muncul.Dalam kegelapan yang menyelimuti tempat itu, suara langkah kaki perlahan terdengar semakin dekat. Martis dan Joe saling memandang, siap untuk menghadapi musuh yang baru muncul.Tiba-tiba, seorang wanita muncul dari kegelapan. Wanita itu memiliki penampilan yang misterius, dengan pakaian hitam dan rambut panjang yang terurai. Tatapannya penuh dengan kebencian dan keinginan untuk menghancurkan."Wow, ternyata di sini ada dua pahlawan yang akan menyelamatkan dunia," kata wanita itu dengan suara yang dingin dan tajam.Martis dan Joe heran dengan ucapan wanita itu. Dan mereka berdua saling bertukar pandang. mereka tahu bahw
Melihat keadaan yang semakin genting, Martis berusaha untuk tenang. Dia menarik napas dalam-dalam dan berusaha meredakan rasa sakit yang ada. Dia tahu, saat ini yang harus dia lakukan adalah berpikir cepat."Tidak ada waktu untuk menyesali apa yang sudah terjadi. Aku harus berpikir tentang apa yang harus kulakukan selanjutnya," gumam Martis.Dia melirik Celine yang tampak begitu bersemangat dalam menyerangnya. Martis merasa bahwa tidak bisa mengalahkan Celine dalam keadaan seperti ini. Dia harus mencari cara lain.Tiba-tiba, terlintas ide gila di pikiran Martis. Dia memutuskan untuk berpura-pura kalah. Dia berharap dengan begitu, Celine akan meremehkannya dan memberinya kesempatan untuk melancarkan serangan balik.Martis pun jatuh berlutut, menunjukkan seolah-olah dia sudah tidak berdaya. "Celine..., kau menang," katanya dengan suara serak.Namun di dalam hatinya, Martis bersumpah, "Ini bukan akhirnya, Celine. Aku akan mengalahkanmu!"Celine melihat Martis yang tampaknya telah kalah da
Martis pun terkejut dengan jawaban tersebut. Bagaimana mungkin Phynoglip yang begitu kuat dan misterius, ternyata hanya sebuah ciptaan manusia biasa? Namun, sistem juga menjelaskan bahwa kekuatan dan keajaiban Phynoglip tidaklah hanya sebatas itu. Ada sesuatu yang lebih dalam dan misterius yang belum terungkap."Jadi, berita tentang Phynoglip yang tersebar selama ini adalah salah? Lalu, apa hubungannya dengan kekuatan 'D' ?"Kemudian, Martis melanjutkan membaca catatan tersebut. Di dalamnya terdapat jawaban atas pertanyaan lainnya yang selama ini menghantuinya. Mengenai kekuatan Phynoglip, asal-usulnya, tujuan sebenarnya, dan bagaimana cara untuk mengungkap misteri di balik keberadaannya. Semua jawaban itu membuat Martis semakin penasaran.Dengan semangat yang baru, Martis memutuskan untuk mencari bantuan dari Phynoglip kecil yang tadi telah menawarkan bantuannya. Dengan bantuan mereka, Martis berharap dapat menemukan cara untuk mengungkap semua misteri yang menyelimuti Phynoglip. Pa
Keesokan harinya, Martis pun siuman. Dia memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing setelah semalam penuh tak sadarkan diri. Saat dia membuka mata, dia merasa terkejut melihat keadaan di sekelilingnya. "Wow, apa yang terjadi?" tanya Martis sambil mengucek matanya untuk memastikan dia tidak bermimpi. Dia melihat bahwa semua Phynoglip yang tadinya memiliki ukuran cukup besar, kini berubah hanya seukuran telapak tangan pria dewasa. Di hadapannya, ada beberapa Phynoglip kecil yang berserakan di lantai. "Hei, apa yang terjadi? Kenapa kalian semua berubah menjadi kecil seperti ini?" tanya Martis penuh penasaran. Yang tak disangka oleh Martis ternyata ada suara jawaban dari salah satu Phynoglip kecil dengan berwarna hijau menjawab. "Kami juga tidak tahu, Martis. Tiba-tiba saja pagi ini, kami semua berubah ukuran menjadi kecil seperti ini. Kelihatannya ini adalah dampak dari ulahmu kemarin."Martis melompat ke belakang karena sangat terkejut. "Hah...?! Ka-kau..., bisa bersuara...
Martis tersenyum puas, melihat usahanya berbuahkan hasil dengan cepat. Dia merasa bangga dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, tiba-tiba ada suara aneh yang terdengar di kejauhan. Suara-suara itu semakin lama semakin keras, seperti suara kehancuran yang mendekat dengan cepat. Martis dan Martis Dua pun segera menyadari bahwa mereka sedang terancam oleh kekuatan gelap yang tidak mereka ketahui sebelumnya. "Martis, kita harus segera melawan kekuatan gelap ini!" kata Martis Dua dengan suara serius. Martis mengangguk, lalu ia mulai bersiap untuk melawan kekuatan gelap yang terasa mengancam itu. Dia mengumpulkan kekuatan dan bersiap untuk bertempur. Rupanya, ada beberapa sosok yang diselimuti aura hitam yang sangat pekat. Dan sosok-sosok itu memancarkan aura membunuh yang tertuju pada Martis. Dan anehnya, sosok-sosok itu ternyata dapat melihat Martis Dua dan dapat menyerangnya. Hal ini sangat tak terduga oleh mereka berdua. Mereka kira, sosok Martis Dua tidak dapat diserang
Martis menatap sosok dirinya yang lain dengan penuh kagum. Mereka berdua saling tersenyum lega karena telah berhasil mengalahkan Edmiral Kaziru dengan kekuatan ganda mereka. Martis merasa terharu karena kini memiliki Sekutu yang dapat membantunya dalam pertempuran demi melawan kejahatan. Martis Dua tersenyum pada Martis, "Kita berdua adalah satu kesatuan yang kuat. Dengan Sistem Ganda ini, aku yakin kita pasti dapat mengalahkan siapa pun." Martis Satu mengangguk setuju,"Ya, benar sekali. Kita akan menjadi tim yang tak terkalahkan. Kita akan melindungi orang-orang dari kejahatan dan kita harus bersumpah untuk membela kebenaran dengan kekuatan ganda kita ini." Mereka berdua kemudian kembali ke markas mereka, merencanakan strategi untuk pertempuran berikutnya. Setidaknya sekarang Martis merasa senang bahwa ia tidak sendirian lagi, kini ia memiliki Sekutu yang selalu setia mendampinginya. Mereka bekerja sama dengan sempurna, saling melengkapi satu sama lain dalam setiap pertempuran. Ya
'apa itu Sistem Ganda?' tanya Martis dalam hatinya. Di tengah pertempuran yang sangat sengit, Martis melawan Edmiral Kaziru. Namun ia merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatannya berdenyut dengan intensitas yang baru, dan ia merasakan seperti sebuah kekuatan lain lagi yang bersemayam di dalam dirinya. Ia merasa bingung dan penasaran. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak tahu dari mana kekuatan baru ini berasal. Martis menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk mengendalikan emosinya. Ia tidak boleh terlena oleh kebingungan. Martis melanjutkan pertempurannya melawan Edmiral Kaziru. Ia menyerang dengan kecepatan yang menakutkan, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan kilat, mencoba untuk menyerang Edmiral Kaziru seperti sebelumnya. Begitu pula dengan Edmiral Kaziru, ia menghindar dengan cepat dan menyerang balik. Ia menggerakkan pedangnya dengan kecepatan yang sama, mencoba untuk menyerang Martis.Namun tiba-tiba ada satu lagi pemberitahuan dari sistem Martis. Kali ini Martis
Martis dan Edmiral Kaziru, dua sosok yang dipenuhi amarah dan ambisi,saat ini mereka sedang berhadapan di garis depan pertempuran. Tatapan mereka bertemu, menghasilkan percikan api yang mengancam untuk meledak. "Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Martis, suaranya bergetar karena amarah dan kesedihan. "Aku bersumpah akan membalaskan dendam Anak dan Istriku! Dan aku juga akan sekalian merebut Phynoglip yang ada di sini." Edmiral Kaziru menanggapi dengan seringai yang menjijikkan. "Coba saja. Cih! Apa katamu?! Merebut Phynoglip...?" Kaziru terkekeh, suaranya menggelegar. "Asal kau tahu saja, tujuanku kemari justru ingin merampas Phynoglip dan aku berniat untuk menggunakannya untuk diriku sendiri." Martis tidak heran, ia sudah menduga bahwa Kaziru akan berkhianat dari The World Goverment. "Sejak awal, aku sudah menduganya," kata Martis dengan nada yang dingin. "Kau selalu berambisi untuk menguasai dunia, Edmiral Kaziru. Kau tidak akan pernah puas dengan kekuasaan yang kau miliki sekar
"Kaziru berada di area penyimpanan Phynoglip," kata salah satu prajurit yang sengaja Martis buat tetap sadarkan diri. "Ia sedang mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kerajaan-kerajaan." Martis terkejut mendengar informasi tersebut. Ia tahu bahwa area penyimpanan Phynoglip adalah tempat terlarang yang menyimpan rahasia tentang Kekuatan D. Ia cemas bahwa saat ini Edmiral Kaziru sedang merencanakan sesuatu yang besar secara terang-terangan. "Kita harus segera menghentikannya," kata Martis dengan wajah cemas. Kemudian Martis memerintahkan pasukannya untuk kembali bersiap menuju tempat baru. Namun, saat dalam perjalanannya, Martis mendapatkan satu kabar buruk. Kabar ini adalah kabar terburuk yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Kabar itu adalah kabar tentang pasukan Edmiral Kaziru yang ternyata berhasil membunuh istri Martis, yaitu Mia. Tentu saja Martis terkejut dan sedih mendengar kabar tersebut. Ia merasa hancur. Ia tidak percaya bahwa Mia juga telah pergi meninggalkannya untu
Dengan tubuh yang terasa lemas, Martis berjalan mendekati tubuh Lancelot yang telah kaku. Ia merasakan kesedihan dan amarah yang membara menyerbu jiwanya. Ia tidak percaya bahwa Lancelot dan beberapa sahabatnya telah pergi untuk selamanya. Martis berlutut di samping tubuh Lancelot, menatap wajahnya yang pucat. Ia menelusuri garis-garis halus di wajah Lancelot, mengingat saat-saat indah yang mereka lalui bersama. Ia mengingat keberanian Lancelot, kebaikan hatinya, dan tekadnya untuk melindungi dunia. Air mata mengalir deras di pipi Martis. Ia memeluk tubuh Lancelot erat-erat, mencoba untuk menghilangkan rasa sakit yang menyerbu jiwanya. Ia berbisik kata-kata lembut kepada Lancelot, mencoba untuk menenangkan jiwanya yang terluka. "Anakku," bisik Martis, suaranya bergetar karena kesedihan. "Aku sangat mencintaimu. Aku sangat bangga padamu. Kau adalah pahlawan sejati. Kau telah berjuang dengan gagah berani untuk melindungi dunia ini. Kau telah mengorbankan hidupmu untuk mencapai tujuan
Lancelot, Jendral Salim, dan Kolonel Rizal, meskipun mereka bertiga terluka parah, mereka sudah memantapkan tekad mereka untuk tetap berjuang dengan gigih melawan Edmiral Kaziru. Mereka sudah bersumpah untuk tidak akan menyerah begitu saja. Lalu Lancelot, dengan sisa kekuatannya, ia berusaha melancarkan serangan terakhir kepada Edmiral Kaziru. Ia mengayunkan pedangnya dengan penuh kekuatan, mencoba untuk setidaknya mampu melukai Edmiral Kaziru walau hanya sedikit. Namun, Edmiral Kaziru dengan mudah menghindar dan melancarkan serangan balik. Serangan Edmiral Kaziru mengenai tubuh Lancelot dengan keras, membuat Lancelot kembali tersungkur ke tanah. Jendral Salim dan Kolonel Rizal yang melihat Lancelot terjatuh, berteriak sedih. Mereka tahu bahwa Lancelot telah kalah. Mereka merasa bahwa mereka akan mati hari ini. Kemudian Edmiral Kaziru dengan penuh senyum sinis, mendekati Jendral Salim dan Kolonel Rizal. Kali ini, sepertinya Jendral Salim dan Kolonel Rizal sudah pasrah atas nyawa