Celine terus memancarkan kemarahan dan kebencian yang mendalam di setiap kata-katanya. Dia menolak untuk menjawab pertanyaan Martis dan lebih fokus pada niatnya untuk membalas dendam dan menghancurkan Kerajaan Rosian.Martis merasakan betapa kuatnya keinginan Celine untuk membalas dendam. Namun, dia tidak bisa mengabaikan pertanyaannya. Dia ingin memahami alasan di balik semua kejadian ini."Dengarkan aku, Celine. Aku tahu kalian merasakan penderitaan yang mendalam, tapi apakah kekerasan dan kehancuran benar-benar solusi yang tepat?" tanya Martis dengan suara tenang.Celine menatap Martis dengan tatapan penuh kemarahan, tetapi ada sedikit keraguan yang terpancar dari matanya. Dia merasa dilema antara niatnya untuk membalas dendam dan pertanyaan yang diajukan oleh Martis.Martis melanjutkan, "Aku percaya ada cara lain untuk menyelesaikan konflik ini. Kita bisa mencari jalan damai, membangun pemahaman, dan mengatasi penderitaan bersama-sama."Celine terdiam sejenak, merenungkan kata-kat
Teknik Perisai penetral elemen milik Martis adalah sebuah kemampuan yang digunakan oleh karakter Martis dalam cerita atau game tertentu. Teknik ini memungkinkan Martis untuk menetralkan kekuatan elemen yang digunakan oleh lawan atau musuhnya. Dengan menggunakan teknik ini, Martis dapat melindungi dirinya dari serangan atau dampak negatif yang disebabkan oleh elemen tersebut.Martis dapat menggunakan Perisai penetral elemen untuk menghadapi serangan berbagai elemen seperti api, air, angin, dan lain sebagainya. Dengan menetralkan kekuatan elemen tersebut, Martis dapat menghindari kerusakan yang ditimbulkan dan membalas serangan dengan kekuatannya sendiri.Dalam situasi pertempuran, Martis dapat mengaktifkan Perisai penetral elemen untuk melindungi dirinya dari serangan yang menggunakan kekuatan elemen tertentu. Misalnya, jika lawan menggunakan serangan berbasis api, Martis dapat mengaktifkan Perisai penetral elemen untuk menetralkan kekuatan api tersebut.Kemudian, Martis dengan kekuata
"Kembali ke duniamu?" Celine mengulangi kata-kata Lyra, tampaknya masih mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia dengar. "Tapi... mengapa? Mengapa kau harus pergi? Mengapa kau tidak memberi tahuku?"Lyra menatap Celine dengan tatapan penuh pengertian. "Aku tahu ini sulit untuk dipahami, Celine. Tapi, ada alasan mengapa aku harus pergi. Alasan yang tidak bisa aku jelaskan sekarang. Yang penting, aku kembali sekarang. Dan aku berharap kita bisa menyelesaikan masalah ini bersama."Celine tampak ragu, tetapi kemudian dia mengangguk pelan. "Baiklah, Lyra. Aku percaya padamu. Tapi, aku masih bingung. Mengapa semua ini bisa terjadi? Mengapa aku bisa menjadi seperti ini?"Lyra tersenyum lembut. "Itu adalah pertanyaan yang baik, Celine. Dan aku berjanji, kita akan mencari jawabannya bersama. Tapi sekarang, kita harus membantu Joe. Dia membutuhkan kita."Mereka berdua kemudian berbalik dan berlari menuju Joe, siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menyelamatkannya. Dan be
Joe tersenyum lemah pada Celine, merasakan kehangatan dan kebahagiaan melihatnya di sana. "Celine..., Aku sangat beruntung memiliki teman seperti kalian," kata Joe dengan suara lemah namun penuh rasa syukur.Martis tersenyum bangga dan mengangguk. "Kami selalu ada di sini untukmu, Joe. Bagaimana perasaanmu sekarang?"Joe menghela nafas lega. "Meskipun tubuhku masih terasa lemah, aku merasa lebih baik. Terima kasih atas bantuanmu, Martis. Ramuan-ramuanmu benar-benar membantu dalam proses penyembuhanku."Martis tersenyum dan mengangguk. "Tidak perlu berterima kasih, Joe. Itu adalah tugasku sebagai teman. Aku senang bisa membantu."Celine mengusap air matanya dan tersenyum pada Joe. "Joe, kita akan tetap di sini untukmu sampai kamu benar-benar pulih. Jangan khawatir, kita akan menjagamu."Joe mengangguk dengan lemah. "Terima kasih, Celine. Aku benar-benar beruntung memiliki teman sebaik kalian. Aku tidak akan pernah melupakan apa yang kalian lakukan untukku."Lalu Joe baru menyadari keha
"Ya, aku tahu ini mungkin terdengar mengejutkan. Tapi, aku telah melihat banyak hal dan aku percaya ini adalah keputusan yang terbaik," jawab Celine dengan tenang. "Kita telah berjuang dengan baik, dan aku bangga dengan kalian semua. Tapi, perang ini tidak akan membawa kita ke mana-mana. Kita harus mencari jalan lain untuk mencapai tujuan kita." Celine mencoba menjelaskan dengan pasukan Bayangan Hitam atas keputusannya.Martis bisa merasakan kebingungan dan kekecewaan mereka. Tapi, aku juga tahu bahwa Celine telah membuat keputusan ini dengan berat hati. Dia pasti memiliki alasan yang kuat."Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang, Nona Celine?" tanya salah satu prajurit, mencoba menerima kenyataan yang baru saja dia dengar."Kita akan berbicara dengan mereka, mencari solusi damai. Kita akan menunjukkan kepada mereka bahwa kita bisa hidup berdampingan tanpa harus saling membunuh," jawab Celine dengan penuh harapan.'Aku berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. Kita semua sudah
Lancelot ternyata telah mencapai sesuatu yang sangat mengesankan. Dia telah menyelesaikan suatu proyek atau tugas yang sulit, dia juga telah menciptakan sesuatu yang indah dan unik.Lancelot telah menunjukkan kemajuan luar biasa dalam suatu keterampilan dan hobi yang dia sukai. Dia telah menggambar lukisan yang indah, dan ternyata dia telah menulis cerita atau puisi yang sangat mengesankan pula.Lancelot telah melakukan sesuatu yang membuat Martis merasa sangat bangga dan bahagia. Itu adalah momen yang sangat spesial bagi mereka berdua."Lancelot, ini adalah seni lukisan yang paling indah. Baru pertama kali Ayah melihat lukisan sebagus ini. Kamu ternyata berbakat dalam hal menggambar juga ya? Oh iya, di mana Ibumu?" Martis mengelus lembut kepala Lancelot."Oh, Ibu ya? Tadi Ibu bilang mau pergi sebentar ke pasar, Ayah," jawab Lancelot."Tapi kanapa lama sekali?" tanya Martis lagi, dan pertanyannya hanya dijawab gelengan kepala oleh anaknya.Martis kemudian mencoba untuk menghubungi no
Setelah Martis menyamar sebagai Mia, dia meninggalkan Mia dan Lancelot di tempat yang aman. Dia memasuki markas musuh dengan hati yang penuh tekad dan keberanian. Di dalam markas itu, dia menemukan beberapa penjaga yang berjaga-jaga. Dalam sekejap, pertarungan sengit terjadi antara Martis dan penjaga-penjaga tersebut.Sementara itu, Mia dan Lancelot menunggu dengan cemas di tempat yang aman. Mia memeluk Lancelot erat dan mencoba menenangkannya. Mereka bisa mendengar suara-suara pertarungan yang terjadi di kejauhan, dan hati mereka berdebar-debar.Akan tetapi beberapa jam kemudian, setelah Martis pergi tiba-tiba pintu tempat mereka berada terbuka dengan keras. Mereka melihat beberapa penjaga musuh masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang penuh kemarahan. Mia dan Lancelot merasa ketakutan, tetapi mereka tidak akan menyerah begitu saja."Kalian berdua tidak bisa pergi kemana-mana. Kami tidak akan membiarkan kalian menyusup ke sini dan menghancurkan rencana kami," kata salah satu penjaga
"Aku ingat betul, Kak Martis. Konflik dengan negara Mamarika memang pernah menjadi momen sulit bagi kita," kata Reka dengan ekspresi serius. "Jadi, jika negara Mamarika terlibat dalam rencana serangan Bayangan Hitam, situasinya bisa menjadi lebih rumit dan berbahaya."Martis mengangguk setuju. "Kita harus berhati-hati dan siap menghadapi tantangan ini. Melibatkan negara adidaya militer seperti Mamarika bisa membuat situasinya semakin kompleks dan meningkatkan risiko bagi kita."Reka menatap Martis dengan penuh kekhawatiran. "Apakah kita memiliki rencana khusus untuk menghadapi konflik dengan negara Mamarika? Bagaimana kita bisa mengatasi situasi yang begitu rumit ini?"Martis merenung sejenak sebelum menjawab. "Kita harus mencari cara untuk berkomunikasi dengan negara Mamarika dan menjelaskan situasi yang sebenarnya. Mungkin ada kesalahpahaman atau informasi yang tidak akurat yang perlu kita klarifikasi. Selain itu, kita juga harus membangun aliansi dengan negara-negara lain yang mend
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me