Martis menatap kedua tamunya dengan ekspresi serius, merasakan beratnya suasana. "Baiklah, beritahu aku. Apa permohonan kalian?" kata Martis, menunjukkan kesiapannya untuk mendengar.Salah satu tamu yang seorang wanita berambut pirang dengan mata biru cerah, berbicara. "Martis, kami membutuhkan bantuanmu. Ada ancaman baru yang menghadang kerajaan kami. Kami telah berusaha mengatasinya, tetapi tampaknya musuh ini terlalu kuat bagi kami."Tamu yang lain, seorang pria berpakaian perang lengkap, menambahkan, "Kami percaya bahwa hanya kamu yang bisa mengalahkan mereka, Martis. Kami membutuhkan kekuatanmu."Martis merenung sejenak, memahami beratnya permintaan ini. Namun, dia tahu bahwa jika ada orang yang dalam bahaya, dia harus bertindak. "Baiklah," kata Martis, "Aku akan membantu. Ceritakan lebih lanjut tentang ancaman ini."Mereka lalu duduk bersama, mendiskusikan strategi dan rencana, siap untuk menghadapi ancaman baru yang menghadang kerajaan mereka. Martis, meski merasa berat, tetap
Amulet Cahaya pasti memberi mereka kepercayaan diri untuk menghadapi Bayangan Hitam."Kak Martis, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Reka."Aku akan berbicara dengan raja dan penasihat kerajaan dan memberi tahu mereka tentang penemuan Amulet Cahaya dan bagaimana mereka berencana menggunakannya melawan Bayangan Hitam kelak. Dan aku akan pergi ke sana sekarang juga," jawab Martis.Lalu Martis melanjutkan, "Dan sebaiknya nanti aku juga akan berlatih dan mempersiapkan diri untuk pertempuran. Aku perlu belajar bagaimana mengendalikan kekuatan Amulet Cahaya dan memastikan bahwa nanti aku dan mereka siap secara fisik dan mental. Dan untuk kamu Reka, kau harus membantuku untuk mencari lebih banyak informasi tentang Bayangan Hitam. Cobalah untuk mencari kelemahan atau cara lain untuk mengalahkannya.""Tenang saja, Kak. Aku dan Herupa akan melakukan yang terbaik untuk membantu Kak Martis melawan para penjahat itu." Reka menjawab dengan pose gaya ala militer.Sesuai apa yang dir
Lalu keesokan harinya Martis mengatakan bahwa ia akan mencoba menemui pemimpin Bayangan Hitam. Terkadang, keberanian sejati bukanlah tentang berperang, akan tetapi tentang mencari cara untuk menyelesaikan konflik tanpa harus bertempur. Dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, Martis akan mencoba untuk menemukan cara menghadapi Bayangan Hitam dengan tanpa harus merugikan orang lain.Namun sayangnya, saat Martis baru saja akan melangkahkan kakinya keluar dari gerbang kerajaan Rosian, ia mendengar kabar dari salah satu prajurit penjaga gerbang bahwa Bayangan Hitam sedang menyerang daerah perbatasan secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan apapun. "Hem..., sepertinya niat baikku tertunda. Baiklah, kalau sudah begini, mau bagaimana lagi?" ucap Martis.Martis pun bergegas menuju daerah perbatasan. Saat ia tiba di sana, keadaannya sudah kacau dan sangat mencekam. Martis melihat dari kedua belah pihak yang sudah banyak mengalami jatuh korban. Martis merasa sangat miris atas keadaan ini.Dan saa
Martis harus berpikir cepat dan strategis. "Aku harus tetap tenang dan fokus. Menghadapi musuh yang lebih kuat membutuhkan ketenangan pikiran agar bisa membuat keputusan yang tepat. Yah, aku tidak boleh gegabah."Saat sedang berpikir, Martis merasa kesulitan untuk menghindari serangan cakaran dari musuhnya itu. "Gila...! Dia kuat sekali! Aku harus segera mencari cara untuk menetralkan efek serum itu. Apakah ada penawar atau metode lain yang bisa aku gunakan untuk menstabilkan pria itu? Baiklah Ririn, coba berikan aku petunjuk." Akhirnya Martis meminta bantuan sistemnya.Pertarungan pun tidak bisa dihindari, Martis harus memanfaatkan kelemahan musuhnya. Mungkin ada bagian tubuh pria itu yang masih rentan? Atau ada cara lain untuk menahan serangan yang dilancarkan? Entahlah, yang jelas dalam situasi ini Martis bertindak sangat berhati-hati dan Martis juga harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Dia harus siap dengan segala risiko dan tetap berjuang.Dan saat Martis mencoba
Sambil memegangi dadanya yang terasa sakit, Martis berusaha berdiri. Ia menatap pria bertubuh monster itu dengan tatapan tajam. "Kau...," desis Martis, ia berusaha mengumpulkan tenaganya.Pria bertubuh monster itu hanya tertawa, menunjukkan senyum yang mengerikan. "Kau tidak akan bisa mengalahkanku," ujarnya dengan suara yang dalam dan menggetarkan.Namun, Martis tidak gentar. Ia mengambil nafas dalam-dalam, merasakan energi yang masih tersisa dalam tubuhnya. Ia yakin bahwa saat ini yang harus ia lakukan adalah menggunakan seluruh kekuatannya untuk melawan pria bertubuh monster itu.Dengan sekuat tenaga, Martis melompat ke arah pria itu, lalu ia mengeluarkan pedang dari sistemnya, kemudian pedangnya terangkat tinggi. "Aku tidak akan kalah!" teriak Martis dengan penuh semangat.Pria bertubuh monster itu melihat Martis melompat ke arahnya dengan pedang terangkat tinggi. Ia mengangkat ekornya, siap untuk menyerang Martis lagi. Tapi kali ini, Martis sudah siap.Brak...!Dengan kecepatan k
Pertarungan antara Martis dan pemimpin pasukan Bayangan Hitam terus berlanjut dengan intensitas yang tinggi. Meskipun pemimpin tersebut terkejut dengan kemampuan bertarung Martis, dia tidak menyerah begitu saja. Dia terus melancarkan serangan-serangan berbahaya menggunakan pedangnya, mencoba untuk menghancurkan pertahanan Martis.Namun, Martis tidak tinggal diam. Dia menggunakan kecepatan dan kekuatannya untuk menghindari serangan-serangan tersebut, sambil mencoba mencari celah untuk melancarkan serangan balik. Martis menunjukkan keterampilan bertarung yang luar biasa, dengan gerakan yang lincah dan serangan yang presisi.Pertarungan tersebut terus berlangsung, dengan kedua pihak saling bertukar serangan dan menghindari serangan lawan. Setiap gerakan mereka penuh dengan kekuatan dan strategi. Martis dengan gigih berusaha untuk mengalahkan pemimpin pasukan Bayangan Hitam dan mengakhiri ancaman mereka terhadap Kerajaan Rosian.Walaupun pemimpin pasukan Bayangan Hitam memiliki kekuatan y
Martis tanpa ragu-ragu meluncur ke arah pemimpin pasukan Bayangan Hitam dengan kecepatan yang luar biasa. Dia tidak akan menyerah dan bertekad untuk mengalahkan lawannya. Pertarungan ini pun akhirnya berjalan semakin memanas."Terima ini...! Hiyat...!" Dengan tinju yang dibalut dengan kekuatan elemen petir dan dikombinasikan dengan teknik Golem, serta menggunakan Booster miliknya, kembali terjadi ledakan yang begitu dahsyat ketika lawannya juga menggunakan tinjunya untuk diadu, sehingga bahkan bumi di sekitar mereka kembali bergetar sama seperti sebelumnya.Boom...!Boom...!Boom...!Tiap serangan yang mereka lakukan menyebabkan ledakan-ledakan hebat.Pertarungan ini benar-benar membuat keadaan di area sekitar menjadi sangat berbahaya. Pertarungan antara Martis dan pemimpin pasukan Bayangan Hitam begitu menegangkan dan sulit diprediksi karena kedua belah pihak memiliki kekuatan dan keterampilan yang luar biasa.Martis dengan kekuatan elemen petir yang dibalut pada tinjunya, kombinasi
Martis yang menyadari apa yang akan dilakukan oleh musuhnya, mencoba untuk menghentikannya. Dengan cepat, ia berusaha mendekati pemimpin Bayangan Hitam untuk mencegahnya melakukan tindakan berbahaya tersebut.Namun, pemimpin Bayangan Hitam sudah terlalu jauh di depan. Dalam sekejap, ia mengeluarkan sebuah artefak misterius dari dalam jubahnya. Artefak tersebut terlihat sangat kuat dan berbahaya.Martis merasa kepanikan. Ia tahu bahwa jika pemimpin Bayangan Hitam berhasil menggunakan artefak itu, maka konsekuensinya akan sangat buruk. Ia harus berpikir cepat untuk menghentikan musuhnya.Dengan langkah yang mantap, Martis melompat ke udara dan menyerang pemimpin Bayangan Hitam dengan kekuatan penuh. Ia berusaha untuk mengalihkan perhatian musuhnya agar tidak dapat menggunakan artefak tersebut.Namun, pemimpin Bayangan Hitam memiliki refleks yang luar biasa. Ia dengan mudah menghindari serangan Martis dan mengejeknya, "Kau terlalu lemah, Bocah! Aku takkan terkejut dengan seranganmu yang
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang