Beranda / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / 91| Badai dan Aroma Kematian

Share

91| Badai dan Aroma Kematian

Penulis: Roe_Roe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mereka segera berhamburan menuju area yang ditunjuk oleh White. Burung hantu putih itu sudah bertengger di puncak sebuah batu tajam menatap ke hamparan luas padang tandus yang berkilauan dengan warna ungu kemerahan. Ladang itu banyak dipenuhi dengan bebatuan ungu–bebatuan sama dengan yang mereka temukan di bekas reruntuhan mansion Evan Harris.

“Mustahil! Sebanyak ini?”

“Sudah aku katakan. Bebatuan ini hanya ditemukan di gunung berapi, kebetulan hanya di tempat ini. Tidak dengan gunung berapi yang lain. Karena karakteristik lava dari gunung ini sangat khas.”

“Tapi, aku merasakan firasat buruk dengan menatap semua keindahan ini,” seru Black. “Sangat kontradiktif.”

“Kita hanya perlu mencari jalannya. Pasti Hellboy bertempat tinggal di sekitar sini. Apakah mungkin dia berada di dalam kawah?”

“Guys… lihat itu di sana!” seru Alyssa. “Ada sebuah pondok kecil. Satu-satunya pondok yang terpisah dari desa yang baru saja kita lewati. Apa kalian pikir tempat ini adalah sarangnya?”

Tanpa pikir pan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengendali Arwah Terakhir   92| Menyatukan Kekuatan

    Eryk pun menyadari, dia dan Alyssa diterpa angin yang sangat kencang.“Kakek dan nenek sebaiknya masuk ke rumah. Anginnya sangat kencang dan berbahaya,” tegur Eryk.Akan tetapi, pasangan suami istri itu malah berdiri dan menatap pada hamparan batu ungu yang sudah mereka kumpulkan dan taburkan selama bertahun-tahun di permukaan tanah.“Tidak!” ujar sang kakek. “Tidak!” ulangnya sekali lagi. Wajah kakek terlihat pucat dan ketakutan.“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Alyssa yang mulai mendekati pasangan suami istri itu.“Ini bukan badai biasa. Sebentar lagi gunung akan kembali bererupsi. Ini tidak bisa dibiarkan. Atau tanah ini akan semakin hancur.”Tiba-tiba tanah bergetar. Awan putih yang membawa uap panas membubung dari kawah di kejauhan. Mereka bisa menyaksikan awan panas itu terlihat mulai meluber dari kawah dan turun ke daerah di bawahnya.“Tidak! Tidak!” teriak sang kakek sambil berlari menuju ke arah kawah diikuti dengan sang nenek.“Ada apa?” Eryk pun mengikuti pasangan suam

  • Pengendali Arwah Terakhir   93| Persembahan untuk Roh Gunung Api

    Joker berkali-kali menyerang Hellboy dengan sangat cepat. Kelincahannya bahkan sempat membuat Hellboy kewalahan. Summoner api berbadan besar itu pergerakannya lambat tetapi dia memiliki kekuatan yang besar.Eryk dan White mulai menyatukan kekuatan. Mereka berkonsentrasi agar kemampuan White teraktivasi dengan kekuatan kehendak yang dimiliki oleh Eryk. Alyssa yang sempat terlempar belum bisa bangkit lagi. Duri juga terluka.“Joker cepat sekali,” ujar Alyssa. “Pergerakannya sampai tidak terlihat oleh mata.”“Tapi,” sela Duri. “Sekali saja dia lengah, maka dia akan hancur. Karena energi dari kekuatan pukulan Hellboy tidak sebanding dengan kekuatan Joker. Sampai sejauh ini belum ada yang mampu mengalahkannya. Bahkan kakekmu pun sedikit kewalahan saat dia diserang bersama-sama.”Joker memanggil para roh kucingnya. Dia mengubah para roh kucing itu menyerupai dirinya. Seolah-olah kini Joker seperti memperbanyak diri menjadi sepuluh wujud yang semuanya berbentuk sama. Joker berkamuflase denga

  • Pengendali Arwah Terakhir   94| Masa Lalu Roka

    Alyssa pun terkejut melihat ada banyak sekali tulang-belulang yang tersembunyi di balik tanah dan ditimbun oleh bebatuan warna ungu.Saat Eryk dan Alyssa akan bangkit, mereka mendengar seseorang melangkah mendekat. Itu adalah pasangan suami istri–orang tua Hellboy. Mereka saling berpelukan dengan gemetar dan menatap nanar pada anaknya.“Roka… tenanglah, Nak. Tenangkan dirimu,” pinta sang ibu.Setelah bebatuan warna ungu itu tersingkap dari permukaan tanah, barulah Eryk dan Alyssa menyadari. Sepasang suami istri itu sengaja menutupi permukaan tanah menggunakan bebatuan warna ungu untuk menyamarkan jasad-jasad warga desa yang mati akibat ulah anaknya.“Ini kejam sekali,” desis Eryk. “Kenapa kalian tega melakukan ini pada mereka?”“Kejam?” teriak sang nenek. “Kau berkata itu kejam? Apa kau tahu bagaimana perlakuan para warga pada Roka dan juga kami?” Sang nenek terisak keras.“Itu bukan salah anak kami,” lanjut sang kakek. “Ini semua kesalahan warga desa sendiri. Mereka yang sudah menumb

  • Pengendali Arwah Terakhir   95| Roh Lava

    Proyeksi (hologram) sosok Venom terlihat berdiri di sebuah kuil dengan pemandangan langit malam. Di belakangnya ada dua summoner perusak–summoner burung gagak dan summoner bayangan. Mereka berdiri berdampingan.Hologram Venom menghadap ke sebuah tembikar lampu minyak dengan lima nyala api yang menyala. Tembikar lampu minyak itu adalah tembikar sihir. Dan kelima nyala apinya adalah simbol dari nyawa lima pilar–anggota utama summoner perusak.Salah satu nyala api padam. Venom tampak terkejut.“Terjadi sesuatu pada Hellboy,” ujar Venom pada summoner burung gagak dan summoner bayangan yang ada di sana.“Tidak mungkin!” seru summoner burung gagak.“Segera kumpulkan anggota yang lain,” pinta Venom.Summoner burung gagak berlutut pada satu kaki dan melipat satu tangan ke dada. “Aku akan berusaha mengumpulkan mereka secepat mungkin.”Summoner burung gagak berputar meninggalkan Venom dan tubuhnya menghilang menyisakan beberapa helai bulu warna hitam yang tersapu angin.“Siapa yang bisa mengala

  • Pengendali Arwah Terakhir   96| Kebangkitan Roh Lava

    “Dia sudah mati,” ujar Joker yang kini sudah bangkit dengan sempoyongan karena tubuhnya penuh luka.“Apa maksudmu sudah mati?”“Roka sudah mati. Monster yang sedang berdiri di depanmu saat ini adalah roh summonnya. Selama ini, roh summon itulah yang memanfaatkan tubuh Roka agar dia bisa eksis di dunia manusia. Tapi, sepertinya Roka berhasil mengendalikan kekuatan monster ini di dalam dirinya.”“Jadi, maksudmu yang aku bunuh sebelumnya adalah Roka? Bukan roh summonnya? Bukankah seharusnya jika salah satu dari mereka mati maka yang lainnya akan ikut mati?”“Roh summon jenis ini berbeda. Dia roh summon liar perusak yang bisa disebut sebagai parasit. Dia bahkan bisa hidup abadi meski tanpa summoner yang mengendalikannya. Pada dasarnya, dia tidak terikat pada siapa pun. Sebaliknya, justru dia mengikat sang summoner dan memanfaatkannya.”Eryk kaget mendengar fakta itu dari Joker. Tiba-tiba saja dia terpikirkan tentang kemunculan White. ‘White juga jenis roh summon liar. Apakah dia juga ter

  • Pengendali Arwah Terakhir   97| Perburuan Dimulai

    “Eryk, bunuh dia!” teriak Black.Eryk benar-benar menahan hujan badai dan petir di udara. Tanah di bawah mereka masih kering, tapi udara dipenuhi dengan tetes-tetes hujan yang melayang. Tetes-tetes hujan itu seperti terhenti. Tiba-tiba, kekuatan cahaya yang sudah menyebar dari tubuh Eryk, kini kembali perlahan. Eryk tidak hanya menyerap cahaya kembali ke tubuhnya, tapi juga membawa tetes-tetes air yang turun dari langit bersama cahaya yang datang.Hiyaaaa!Eryk berteriak keras. Dia mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatan gabungannya dengan White. Lalu mengarahkan seluruh hujan yang sudah ditahan dan tampung ke dalam cahaya ke arah roh lava dan menembakkannya.Roh lava itu tidak berdiam diri. Dia juga menembakkan cairan lava dalam jumlah besar ke arah Eryk.Dua kekuatan itu bertemu. Cairan lava yang merah membara menghantam serangan air hujan berselimut cahaya. Kedua kekuatan itu bertemu di tengah-tengah. Semuanya terkejut ketika lava itu tiba-tiba membeku karena tersiram oleh tembakan

  • Pengendali Arwah Terakhir   98| Negeri Bayangan

    Para destroyer summoner menggunakan portal perpindahan waktu. Usai meninggalkan gunung berapi dan meninggalkan makam Hellboy, mereka berpindah tempat di mana Mowark House berada.Mobil kemah itu terparkir di sebuah padang rumput luas tidak jauh dari kaki gunung berapi. Portal terbuka di langit. Keempat destroyer summoner tanpa Venom muncul di sana dengan senjata masing-masing.“Cepat hancurkan mereka!” seru summoner bayangan pada ketiga rekannya yang lain.Summoner burung gagak segera turun dengan kepakan sayap hitamnya. Dia lalu mengempaskan sayap itu hingga bermunculan bulu-bulu hitam yang berubah menjadi pedang-pedang tajam dan menyerang mobil kemah.Di saat yang sama, summoner laba-laba mengeluarkan benang tajamnya dan menyabetkan benang itu ke setiap bagian mobil kemah. Dia mencari siapa saja yang bersembunyi di sana.Begitu mobil kemah hancur, mereka menyadari bahwa tidak ada siapa pun yang tersisa. Eryk dan yang lainnya telah lama pergi. Bahkan mobil kemah itu hanyalah mobil ke

  • Pengendali Arwah Terakhir   99| Penjara Rockwool Kosong

    Di taman bermain terbengkalai Kota Rockwool, mereka sedang mengintai ke arah penjara yang berada tepat di samping taman bermain.“Bagaimana cara kita menemukan summoner penjaga gerbang Rockwool di antara ratusan summoner lain yang ada di dalam penjara?”Eryk masih tidak percaya ketika Joker mengatakan bahwa summoner penjaga gerbang bersembunyi di dalam penjara Rockwool. Selama ini, dia berada tepat di depan mata Eryk, tapi dia tidak menyadarinya. Dan belum ada satupun dari mereka yang pernah bertemu dengan orang ini kecuali Joker.“Dia sangat mudah dikenali. Saat kau bertemu dengannya, kau akan sadar bahwa itu dia!” seru Joker.“Penjelasan macam apa itu?” gerutu Alyssa. “Kau sama sekali tidak membantu. Penjelasanmu tidak spesifik. Bisakah kau mendeskripsikan orang ini? Dia laki-laki atau perempuan? Bagaimana bentuk tubuh atau wajahnya? Dan… siapa namanya?” Alyssa hampir menjerit frustrasi.“Dia memiliki banyak nama. Meski kau menyebutkan salah satu di antara nama-namanya, tidak semua

Bab terbaru

  • Pengendali Arwah Terakhir   115| Ingin Kembali ke Level Seharusnya

    Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang

  • Pengendali Arwah Terakhir   114| Petunjuk dari Penjual Senjata

    “Joker?” kejut Alyssa dan Duri bersama-sama.“Belinda?” tanya Joker yang juga tidak kalah kaget ketika melihat kemunculan Alyssa di toko senjatanya.Alyssa menggeram dan mengepalkan tinju. “Jangan memanggilku dengan nama itu!”“Oh, sorry, aku lupa. Tapi, di antara kalangan Guardian Summoner, kau terkenal dengan nama Belinda si ular berbisa.”“Joker, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alyssa. “Bukankah kau seharusnya berada di level sembilan?”Joker mengangkat kedua bahunya. “Kau bisa melihat sendiri. Aku sedang berdagang di sini. Mana mungkin aku melewatkan peluang untuk menghasilkan uang? Koleksi benda-benda antikku bisa aku jual dengan mudah di sini. Kau sendiri, maksudku kalian, apa yang membawa kalian sampai ke sini?”Alyssa mengembuskan napas berat. Dia menarik sebuah bangku di depan meja dan langsung duduk begitu saja tanpa dipersilahkan.Joker keluar dari balik meja counter yang memamerkan beragam jenis senjata langka dan pergi ke kulkas mini untuk mengambil sekaleng soda.“K

  • Pengendali Arwah Terakhir   113| Toko Senjata dan Perlengkapan Summoner

    “Aku tidak setuju dengan cara itu!” protes anggota Guardian Summoner yang lain. “Strategi itu akan membahayakan para warga desa.”“Seharusnya itu tidak perlu membuat kalian risau. Karena warga desa yang kalian maksud di sini, tidak lain adalah para summoner itu sendiri. Masing-masing dari mereka seharusnya memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk bertarung dan melindungi diri. Dan sudah seharusnya warga desa tersebut tidak berleha-leha melainkan ikut berjuang bersama kita melawan para perusak.”“Tapi–”Alyssa menatap tajam pada pemuda keras kepala itu. “Pertempuran kali ini sepenuhnya diatur olehku–Alyssa Harris, wakil ketua Guardian Summoner. Mohon patuhi perintahku!”Usai pertemuan yang tidak berjalan lancar itu, mereka akhirnya membubarkan diri. Alyssa kembali ke kota, ke tempat penginapannya berada. Dia berjalan didampingi dengan Duri.Duri tampil dengan pakaian kesatria, meski kulitnya tetap berwarna hijau. Tubuh Duri saat berwujud asli tampak sangat kuat dan berotot. Dia selalu

  • Pengendali Arwah Terakhir   112| Area Level Khusus

    Usai hadiah utama diberikan yang dimenangkan oleh Eryk, tiba-tiba lapangan luas yang seolah tidak terbatas itu, kini berubah menjadi sebuah kota. Penampakan kota yang serupa dengan kota-kota di level satu dan dua.Eryk dan peserta yang lain baru menyadari, bahwa lapangan yang baru saja mereka lihat adalah pulau melayang tempat arena pertandingan biasanya dilakukan.Lizard segera melarikan diri secepat kakinya bisa melangkah. Tapi, pihak penguji seolah membiarkan hal itu. “Kenapa kau membiarkannya saat tahu dia berbuat curang?” teriak Rosemary pada sang penguji level tiga melalui pengeras suara di hadapannya.“Sesuai aturan yang telah kami jelaskan,” jawab sang penguji. “Aturan yang berlaku di negeri bayangan hanyalah akan menindak para summoner yang saling membunuh. Persoalan tentang pencurian dan kejahatan lain, pihak penguji dan penyelenggara tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi, karena sekarang kalian masih berada di area level tiga. Meski pertandingan sudah berakhir, aku m

  • Pengendali Arwah Terakhir   111| Pencuri Ramuan Penyembuh

    Rupanya, kembali ke pusat arena kompetisi jauh lebih merepotkan dan sulit daripada pergi meninggalkannya untuk mencari batas terluar lapangan. Eryk sempat tersesat beberapa kali hingga berjalan terlalu jauh. Tapi, mereka mulai menemukan para summoner yang berlari paling akhir dan melambat.“Kita sudah semakin dekat dengan pusat arena. Sebentar lagi seharusnya pusat lapangan terlihat.”“Hey, Anak Muda!” sapa sang summoner kura-kura yang berjalan dengan pelan. Dia mengendarai kura-kuranya. “Kenapa kau kembali ke pusat arena? Apakah kau menemukan batasnya? Seharusnya kau lewati batas itu agar bisa selamat.”“Maaf, Pak Tua, sepertinya kami gagal menemukan batas terluar dari lapangan ini. Terlalu luas dan mustahil. Kami bahkan belum menjangkaunya sama sekali meski sudah satu jam berlari.”“Astaga, jika kalian yang sekuat dan sehebat ini saja tidak bisa menemukannya, bagaimana dengan aku dan kura-kuraku yang berjalan sangat lambat ini? Butuh waktu berapa ratus tahun agar kami bisa sampai k

  • Pengendali Arwah Terakhir   110| Kembali ke Titik Awal

    “Perhatikan semuanya!” seru sang penguji melalui pengeras suara. “Tantangan di level tiga akan langsung kita laksanakan tanpa jeda istirahat. Kalian akan bisa beristirahat setelah melalui tantangan ini.”Semua orang ribut-ribut. Mereka belum usai menenangkan diri pasca ketegangan di tantangan level dua sebelumnya. Dan kini saat tiba di level tiga, mereka berharap bisa beristirahat sejenak tapi malah disodorkan pertempuran berikutnya.“Aku penguji yang baik hati!” ujar sosok melalui pengeras suara. “Aku tidak akan membebani kalian dengan tantangan-tantangan yang berat dan sulit. Tantangan kali ini hanya satu. Kalian harus menemukan batas dari lapangan ini. Hanya akan terpilih 20 peserta pertama yang berhasil menemukan batas terluar dari lapangan yang akan lolos ke tahap berikutnya.”Semuanya berbisik-bisik. Dari sisa 40 summoner akan tereliminasi menjadi separuhnya. Semuanya mulai bersemangat dan mengempaskan rasa lelah serta ketegangan sebelumnya. Kini mereka menyambut tantangan baru

  • Pengendali Arwah Terakhir   109| Lapangan Tanpa Batas

    “Mencoba membunuh kami dengan barang ini?” sindir salah seorang summoner. Tapi, dia tetap nekat membuka kotak hadiahnya. Matanya langsung berbinar-binar ketika melihat sebuah gaun yang sangat cantik di sana. “Wah! Bagaimana kau tahu kalau aku sangat menginginkan gaun yang cantik ini?”“Saatnya membuka kotak hadiah!” seru seorang summoner makanan. Dia menjerit karena mendapatkan banyak sekali koin emas.“Eryk, kau mendapatkan apa?” tanya White.Eryk membuka kotak hadiahnya dan dia mendapat sebuah cangkang kerang besar yang terbuat dari kristal. “Aku tidak tahu apakah benda ini bisa berguna? Bagaimana denganmu?” balas Eryk.White membuka kotak hadiahnya dan menunjukkan sebuah pena yang terbuat dari bulu angsa. Pena itu memiliki tinta beracun dengan kadar yang sangat kuat.“Oh, aku mendapatkan beberapa penjepit rambut emas di sini. Tidak terlalu buruk,” ujar Rosemary.Lalu mereka menoleh kepada Black. “Kenapa kau belum membuka kotak hadiahmu, Black?”“Aku terlalu takut untuk membukan

  • Pengendali Arwah Terakhir   108| Hadiah di Level Dua

    “Kompetisi baru saja dimulai,” gumam seseorang yang berada di depan monitor pengawas area level dua.Sosok dalam jubah hitam itu menekan sebuah tombol.Usai menyelamatkan para summoner yang hampir terperosok ke dalam lubang kawah, Eryk dan yang lain mulai bergegas berlari untuk mencari tempat lain yang tidak begitu banyak jebakan. “Menurutku memang sebaiknya kita kembali ke kota. Hutan ini sama sekali tidak aman. Dan aku tidak yakin akan ada pintu keluar di hutan ini.”“Maafkan aku,” ujar Rosemary. “”Aku sudah memberikan saran yang keliru.”“Tidak ada yang perlu disesali, Rose. Kita semua sedang berjuang dan mencoba usaha yang terbaik.” Mereka pun kembali ke kota. Saat dalam perjalanan menuju ke alun-alun, mereka melihat ada banyak sekali summoner yang mati, terjebak dalam sebuah pertempuran, maupun dengan saling serang dengan rekan satu tim. Semuanya seolah sudah disiapkan oleh penguji di level dua ini.“Aku malah curiga area level dua ini sama sekali tidak memiliki jalan keluar,”

  • Pengendali Arwah Terakhir   107| Tantangan Tanpa Aturan

    “Mata-mata summoner gagak?” tanya Eryk. “Kurasa itu sedikit mustahil. Jika memang benar negeri bayangan ini menjunjung tinggi peraturan dan keadilan.”Percakapan mereka terpotong oleh sebuah pengumuman.“Peserta sekalian, di malam yang sangat menegangkan ini, kami akan memberikan sedikit kejutan untuk kalian. Kompetisi akan dilakukan lebih awal dari jadwal yang seharusnya.”Kedua roh summon Eryk dan juga Rosemary terkejut mendengar suara dari pengeras suara. Padahal mereka yakin kompetisi baru akan dilakukan besok pagi. Tiba-tiba saja jadwal dipercepat malam ini dan mereka belum ada persiapan.“Pengujian pada level dua kali ini sedikit berbeda. Kalian tidak perlu datang ke arena. Kita akan melakukannya di tempat terbuka.”Tidak hanya Eryk, para summoner yang ada di lantai level dua pun dengan jelas mendengar pengumuman tersebut. Mereka semua mulai berhamburan keluar dari rumah dan tempat nyamannya masing-masing. Para summoner tersebut berkumpul di alun-alun dan memenuhi jalan-jalan d

DMCA.com Protection Status