Seminggu berlalu dan Tanya masih bertahan di kota Bagu untuk pemulihan. Untungnya, dia masih memiliki uang dari memburu monster sebelumnya. Dengan begitu transaksi di kota Bagu tidak akan mengungkapkan dia dimana. Setidaknya untuk sesaat dia dan Ares dapat beristirahat dengan tenang di apartemen sederhana yang mereka sewa. Ares menuangkan air ke gelas kemudian mendorongnya ke depan gadis itu. Mengamati Tanya yang wajahnya tidak sedap dipandang, mungkin kepikiran dengan keterlibatan klan Kairi dengan pembunuhan keluarganya. "Aku bisa melenyapkan klan Kairi sendirian jika Nona mau." Ares memecah keheningan dengan tawaran menarik. Tanya terpukul dengan apa yang dituturkan Ares sebelumnya, seminggu penuh dia memikirkan apakah benar Alex Kairi terlibat dengan pembunuhan keluarganya atau tidak. Dia berharap itu semua tidak benar. Bagaimanapun, dia sudah memiliki ikatan yang tidak mudah putus dengan Imelda dan ayahnya. Jika orang lain yang berbuat, dia mungkin akan lebih mudah menerimanya
Seminggu lagi telah dilalui sementara Tanya telah pulih dengan penuh. Bersama Ares dia mengambil rute tercepat pulang menuju Klan Quinn. Tanpa terduga di tengah jalan beberapa pedang cahaya menyerang. Ares menghindar bersama Tanya yang ada di punggungnya. "Klan Kairi!" geram Tanya. Suara tepuk tangan dari seorang pemuda yang keluar dari balik pohon besar membuat darah Tanya mendidih. Dia adalah tuan muda Alfred dari Klan Kairi. Dalam beberapa kali Alfred juga mengirimkan proposal lamaran kepadanya. Penampilan Alfred cukup menjanjikan. Dia juga seorang ahli beladiri tingkat spesial, senjata hidupnya berupa sabit. Namun Tanya sama sekali tidak tertarik dengan itu semua. Apalagi Imelda sendiri yang menyarankan agar Tanya tidak berhubungan dengan sepupunya. "Aku kira ayahku hanya membual. Aku sama sekali tidak percaya putri sampah sepertimu dalang dari hancurnya organisasi pembunuh ataupun pembunuhan Adira. Tapi lupakan, tidak sama sekali tidak penting." Alfred tersenyum menatap betap
Jika sarung dan pedang gadis itu menyatu maka ia dalam mode membalikkan serangan elemen. Sebaliknya, jika sedang terpisah dia akan menciptakan domain yang dapat menangani segala macam elemen dan menyimpannya, untuk dibalikkan saat pedang dan sarungnya menyatu kembali. Alfred berhasil memahami situasi hingga ke tingkat itu. Sabit Alfred berputar saat dia terbang memotong pepohonan yang masih mencoba menggapainya di langit. Serangan elemen cahaya yang dibalikkan gadis itu datang menyusul. Bunyi tajam terdengar saat sabitnya dia gunakan untuk menangkis. 'Harusnya sekarang tidak masalah aku menggunakan elemenku' pikirnya. Dia membuat pola di udara, sembilan lingkaran cahaya terlihat tercipta. Lingkaran-lingkaran itu berputar sangat cepat hingga batang pohon yang datang padanya terpotong dengan sangat mudah. Tanya menghindar kemudian berlarian ke sana kemari. Karena terus dikejar gadis itu mengaktifkan kemampuan domain ke duanya. Seketika Sembilan lingkaran kehilangan momentum dan berhe
Mau tidak mau Ares melingkar tangannya pada kedua kaki Tanya. Yang artinya, dia harus bertarung hanya dengan menggunakan kaki. Dia langsung saja memasukkan energi roh yang banyak saat sabit Alfred datang. menendang titik tumpul pada sabit besar itu hingga menjauh. Tubuh Alfred bergetar melihat betapa kuatnya tendangan Ares. Harusnya tidak ada manusia yang sekuat itu. Dengan tidak diduga aliran pertarungan mengkhianati ekspektasinya, merubah semua menjadi mimpi buruk. Kepercayaan diri yang sebelumnya berada di puncak habis tidak bersisa. Enam tetua berakhir mengenaskan, jirah mereka berlubang di bagian tubuh sana sini. Dapat dipastikan mereka sudah tidak bernyawa. Hanya ada satu penyelesaian sekarang, melarikan diri. Namun, kecepatan Ares berada jauh di atasnya. Dia kembali mendapatkan tendangan saat bergerak. Jirah tulang cahaya yang membungkus dirinya hancur berkeping-keping. Alfred memuntahkan seteguk darah. Matanya tidak mampu menangkap keberadaan Ares yang kembali menghilang. A
"Aku tidak dapat merasakan apapun di dalam sana ... pelindung ini ...." Ares menggantung kata-katanya dengan raut wajah yang serius. Matanya yang tajam semakin lekat menyoroti kediaman utama klan Kairi. Di sampingnya, Tanya juga tampak heran. "Kau tahu sesuatu tentang pelindung ini?" tanya gadis itu. "Setelah kekalahan manusia dalam perang melawan monster. Manusia yang tersisa bisa aman karena pelindung yang sama."Dalam cerita yang Tanya ceritakan saat di dalam hutan malapetaka sebelumnya. Seperdelapan sisa manusia yang masih hidup bersembunyi dari para monster. Tanya baru tahu mereka aman karena kemampuan domain yang mampu menyembunyikan keberadaan seseorang dengan sangat baik. Bahkan dia dan Ares yang mempunyai kemampuan sensor energi tidak dapat merasakan dengan jelas apa yang ada di dalam sana. Semua terkesan acak dan sulit dikenali. "Ini kemampuan domain. Harusnya dari klanku, kan? Jangan-jangan tetua yang berkhianat ada di sana!" geram Tanya.Wajah gadis itu berubah merah ka
Setelah cukup lama berdiskusi, apa yang dikatakan semua orang yang ikut memberikan informasi cocok dengan semua informasi yang Tanya kumpulkan bersama Ares. Sekarang kebenaran sudah tampak jelas. Semua telah sampai pada kesimpulan bahwa Hiden dan Alvin bekerja sama untuk mengambil kekuasaan di klan masing-masing. "Ternyata semua kebaikan yang dia berikan hanyalah palsu. Duri dalam daging yang mampu membunuh adiknya sendiri!" Imelda tampan murka mengetahui Hiden yang begitu baik adalah pelakunya. Neva memandangi kakaknya tersebut. Sedikit tidak yakin pamannya yang selalu membela sepupunya dibandingkan dirinya malah dalang dari semua yang terjadi. Terlalu sulit untuk dimengerti walau Tanya sudah menuturkan kalau motif Hiden adalah menghilangkan kandidat pemimpin klan agar dirinya terpilih. "Kakak?" panggil Neva. "Kau tidak tahu apa yang ada di kedalaman hati manusia, Neva," jawab Gilbert mengusap rambut adiknya. Meminta gadis itu untuk menerima walau sedikit sulit. "Bagaimana denga
Salah satu Sudut kota Amerta berupa gurun pasir. Klan Kairi dengan ajaib telah menyulapnya menjadi arena pertarungan semenjak beberapa bulan lalu. Luas bagian dalam arena 5 kali lebih besar dari lapangan bola. Menyerupai koloseum namun berbentuk persegi dan terdapat empat batu yang diukir menjadi pedang besar di setiap sudutnya. Sangat mengagumkan bagaimana Klan Kairi membuat semuanya. Itu dapat dilihat dari bangku penonton yang terdiri dari 6 tingkatan. Arena yang luas itu, kalau dilihat dengan mata orang biasa di mana peserta berdiri di tengah-tengah, tentu mereka tidak akan terlihat jelas. Maka dari itu, pada tempat-tempat pilihan dipasangin monitor besar, tidak terkecuali bagian luar arena. Di samping hal itu pertandingan juga akan disiarkan ke seluruh penjuru dunia. Semua perwakilan 10 klan besar yang tersebar di berbagai sudut arena mulai turun ke tengah lapangan. Ahli beladiri yang sebelumnya tidak memiliki nama juga mengikuti jejak mereka untuk berkumpul di bawah karena ak
Alvin tetap berusaha tenang. Seperti apa yang dilakukan Hiden ketika menyelamatkan Tanya. Dia juga dapat melakukan metode yang sama untuk membebaskan diri dari tuduhan. "Robert Quinn kuat. Terkuat di dunia setelahmu. Aku tidak akan mambunuhnya apalagi dengan banyak orang bersamanya di kediaman keluarga cabangmu." Alvin membela diri."Aku menemukan fakta baru kenapa organisasi pembunuh bisa tumbuh bahkan hampir sekuat para Klan besar. Kau berkorelasi dengan mereka. Semenjak pertumbuhan kota Bagu kau telah memberi banyak keuntungan pada organisasi pembunuh itu? Organisasi mereka berkembang pesat dan tentu, itu lebih dari cukup untuk membantumu menyerang keluarga cabang.""Kau hanya ingin menjebakku!""Katakan sesuatu yang berlandaskan bukti!" tegas Hiden.Hiden kembali menekan Alvin dengan fakta yang memang seperti itu. Alvin memberdayakan organisasi yang telah dia bantu sebelum menjadi organisasi yang besar. Itu artinya tidak ada lagi benteng yang dapat nenyekat tuduhan itu. Orang-ora
13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang
Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert
PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang
Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund
Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa
"Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,
Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y
"I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu
Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana