Setelah memastikan Arsenio sudah pergi menjauh menggunakan mobil mewahnya, kini Maya hendak berbalik untuk masuk ke rumah. Namun baru saja beberapa langkah, ada seseorang yang memanggilnya. “Mayaaaaa…. Apa yang habis kalian lakukan!” teriak orang itu sembari turun dari mobil mewah.
“Ka-kamu? Sejak kapan ada di sana?” tanya Maya dengan wajah keterkejutannya.
“Tidak penitng! Cepat jelaskan, habis ngapain aja kalian di dalam tadi, ha?” desak orang itu dengan ekspresi wajah yang siap menerkam.
“Tidak melakukan apa-apa, jangan salah paham dulu.” Jawab Maya berusaha menjelaskan namun keburu disanggah karena mustahil ada dua orang berlawan jenis berduaan di dalam rumah tidak melakukan apa-apa.
“Mustahil! Aku tidak mudah untuk ditipu!” cibir wanita yang terus mendesak Maya rupanya dia adalah Eve.
Ternyata sehabis menemui mantan kekasih suaminya, dia memang sebentar pulang ke rumah namun set
Tiba di rumah, Eve meminta penjelasan dari suaminya perihal apa saja yang diucapkan oleh Maya.“Apa benar kamu memberikan tiga miliar kepada mantan kekasihmu?” tanya Eve dengan tatapan serius.“Apa sih! Datang-datang kok langsung main tuduh aja!” protes Arsenio tersinggung.“Sudahlah, tidak ada yang perlu kamu tutupi lagi!!! Benar atau tidak?” desak Eve.“Darimana mendapatkan informasi itu?” tanya Arsenio memastikan.“Aku kembali menemuinya bahkan tepat di saat kamu tengah berada di sana, tidak menyangka jika ternyata diam-diam suamiku membelikan sebuah rumah kepada mantan kekasihnya apalagi di tempat yang sangat elite!” jawab Eve menyindir.Arsenio tertegun ketika mendengar semuanya, jadi, mobil yang terparkir di sebrang jalan yang sempat dilihatnya itu ternyata milik istrinya? Mengapa dia tidak menyadarinya?“Jawab!” pekik Eve.“Ya, ak
Tidak banyak bicara, kini Justin gantian memeluk oppanya dengan sangat erat dan penuh kasih sayang. Ketika tengah dalam pelukan cucunya, tiba-tiba ia teringat dengan anak yang dimiliki Arsenio dengan wanita lain.“Justin sama sus dulu ya, Oppa mau bicara sebentar sama Daddy.” Pinta Abraham lalu babysitter Justin segera menggendong dan membawa pergi.“Ada apa. Pah? Sepertinya serius sekali?” tanya Arsenio penasaran.“Bagaimana kabar anaknya Maya? Apakah kamu masih memikirkan dan merawatnya dari kejauhan?” tanya Abraham membuat Arsenio tersentak kaget.“Mengapa Papah tiba-tiba menanyakan Joanna?” tanya Arsenio memastikan.“Entahlah, ketika di peluk oleh Justin, tiba-tiba teringat anaknya Maya, apakah disana tumbuh dengan baik dan penuh kasih sayang seperti yang anakmu rasakan? Atau sekarang sudah menikah dengan orang lain?” jawab Abraham membuat hati Arsenio sakit.“Aku masih te
Tidak mau terlibat pembicaraan lebih dengan mantan kekasihnya, ia mengajak anaknya untuk segera pergi.Baru beberapa langkah, tangannya di tarik oleh Arsenio. “Biarkan aku bersamanya walaupun sebentar,” pinta Arsenio.“Untuk apa? Berbahagialah dengan keluarga kecilmu, kami di sini juga bahagia bahkan baik-baik saja, lihatah bagaimana gemuk dan menggemaskannya Joanna? Itu saja sudah menjelaskan jika aku merawatnya dengan baik. Jangan memulai api lagi, permisi.” Tolak Maya dengan sangat tegas setelah itu melepas genggaman tangan mantan kekasihnya dengan cepat.Maya menggandeng tangan Joanna untuk menjauh darinya tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.“Mamah, siapa Om tadi?” tanya Joanna sangat penasaran.“Bukan saatnya kamu tau, Nak.” Jawab Maya dalam hati. Ia lebih memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan anaknya meskipun ia tau saat ini Joanna tengah penasaran.“Mamah….” Panggil Joanna lagi dengan sorot mata yang sangat teduh.“Iya, Joanna sayang, ada apa?” tanya Maya tersentak kaget
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa kini Justin telah menyelesaikan masa kuliahnya dalam waktu yang singkat dan mendapat predikat cumlaude. Arsenio juga Eve sangat bangga terhadap setiap pencapaian anak semata wayangnya ini.“Congratulation, Boy….” Ucap Arsenio menepuk bahu anaknya dengan senyum bahagia.“Mommy sangat bangga kepadamu, Nak. Terima kasih selalu berusaha menjadi yang terbaik,” puji Eve dengan air mata bahagia.“Justru Justin lebih bahagia dan bangga karena memiliki orang tua yang sangat perhatian kepadaku.” Ucap Justin lalu memeluk kedua orang tuanya erat setelah itu foto bersama di foto studio yang sudah di booking oleh Arsenio.Setelah sesi foto, secara tidak sengaja ia berpapasan dengan wanita yang sangat cantik di sebuah kamar mandi, mereka bertabrakan karena sama-sama memegang ponsel sembari berjalan. “Maaf…” ucapnya berbarengan sehingga menimbulkan suasan
“Papah akan berusaha mencari tau siapa wanita itu, semoga segera bertemu agar penasaranmu tidak menganggu hari-harimu.” Ucap Arsenio lalu memanggil anak buahnya.“Terima kasih, Dad.” Jawab Justin sedikit lega.“Jika sudah bertemu dengannya, jangan lupa kenalkan kami.” Ucap Eve.“Pasti, Mah.” Jawab Justin sembari mengacungkan jempol.Setelah itu Justin pamitan karena ada acara party bersama teman-temannya di sebuah kafe yang sudah di booking jauh-jauh hari. “Ingat! Diarang minum!” tegur Arsenio dengan sangat tegas.“Iya, Daddy…” jawab Justin lalu mencium tangan serta pipi kedua orang tuanya setelah itu pergi mengendarai mobil mewah pemberian ayahnya ketika berusia tujuh belas tahun.“Jangan terlalu keras dengannya, aku yakin anak kita di luar sana tidak akan berani macam-macam.” Tegur Eve.“Kita tau bagaimana mengerikannya per
Setelah pertemuan dengan wanita pujaannya, kini Justin terlihat sangat bahagia dan juga sering bermain ponsel. Hal ini membuat ayahnya merasa penasaran terkait hal apa yang membuat anaknya happy seperti ini. “Justin…”“Ya, Dad…. Ada apa?” tanya anaknya lalu meletakkan ponsel di meja.“Daddy lihat akhir-akhir ini kamu bahagia sekali, ada apa?” tanya Arsenio memastikan.Anak semata wayangnya tidak menjawab dan hanya tersenyum saja, sehingga membuat ayahnya semakin merasa penasaran. “Mulai sembunyi-sembunyi dari Daddy, ya?” goda Arsenio.“Daddy kayak gak pernah muda aja.” Jawab anaknya salah tingkah.“Jadi, kamu habis berkenalan dengan seorang cewek? Siapa dia?” tanya Arsenio.“Kalau dibilang kenalan sih bukan, soalnya sudah pernah bertemu sebelumnya tapi memang sempat belum saling tau nama masing-masing. Dia orang yang waktu itu aku bicarakan, Dad&helli
Tanpa di sadari oleh Justin, ternyata diam-diam ayahnya menyuruh salah satu anak buah untuk membuntuti kemana pergi anak semata wayangnya itu. “Dimana Justin sekarang ini?”“Tuan muda ada di sebuah restoran seafood langganan keluarga anda, Bos.” Jawab anak buahnya yang memantau dari kejauhan“Coba ambil gambar mereka.” Perintah Arsenio sangat penasaran dengan wajah wanita yang tengah makam malam bersama anaknya.Tidak berselang lama, kini Arsenio mendapatkan sebuah gambar yang menampilkan kedua sejoli tengah tertawa dengan sangat lepas. Hal itu membuatnya merasa lega lantaran kini anaknya sudah memiliki dunianya sendiri.“Benar apa kata Justin jika dia memang cantik, senyumannya saja sangat memikat. Wajar jika anakku sampai tergila-gila olehnya.” Gumam Arsenio terus menatap wajah Joanna.Setelah lama mengamati, ada perasaan dekat juga hangat ketika melihat senyuman Joanna, belum lagi, dirinya seolah m
162 mereka bertemuHari yang sudah ditentukan kini tiba juga, dimana Joanna sebentar lagi akan di lamar secara resmi oleh kekasihnya-Justin.Persiapan pun sudah siap sejak sore hari dan kini tinggal menyelesaikan make up Joanna yang tinggal sebentar lagi.Keluarga Justin sudah datang tepat waktu, mereka mengendarai dua mobil mewah dengan bawaan yang sangat banyak dan juga mewah. Bisa dipastikan nominalnya mahal sekali.Mereka di sambut oleh Pak RT tempat dimana Joanna tinggal selaku perwakilan dari pihak keluarga. Suasana basa-basi berlangsung dengan begitu hangatnya apalagi diiringi gelak tawa.“Apakah Joanna sudah siap? Biar acaranya segera mulai, Pak?” tanya Eve kepada Pak RT.“Sebentar, saya tinggal masuk dulu.” Pamit Pak RT memastikan.Tidak berselang lama Pak RT sudah kembali menemui mereka sembari mengatakan jika pihak keluarga Joanna sudah siap.Joanna keluar dari kamarnya dan menur