“Papah akan berusaha mencari tau siapa wanita itu, semoga segera bertemu agar penasaranmu tidak menganggu hari-harimu.” Ucap Arsenio lalu memanggil anak buahnya.
“Terima kasih, Dad.” Jawab Justin sedikit lega.
“Jika sudah bertemu dengannya, jangan lupa kenalkan kami.” Ucap Eve.
“Pasti, Mah.” Jawab Justin sembari mengacungkan jempol.
Setelah itu Justin pamitan karena ada acara party bersama teman-temannya di sebuah kafe yang sudah di booking jauh-jauh hari. “Ingat! Diarang minum!” tegur Arsenio dengan sangat tegas.
“Iya, Daddy…” jawab Justin lalu mencium tangan serta pipi kedua orang tuanya setelah itu pergi mengendarai mobil mewah pemberian ayahnya ketika berusia tujuh belas tahun.
“Jangan terlalu keras dengannya, aku yakin anak kita di luar sana tidak akan berani macam-macam.” Tegur Eve.
“Kita tau bagaimana mengerikannya per
Setelah pertemuan dengan wanita pujaannya, kini Justin terlihat sangat bahagia dan juga sering bermain ponsel. Hal ini membuat ayahnya merasa penasaran terkait hal apa yang membuat anaknya happy seperti ini. “Justin…”“Ya, Dad…. Ada apa?” tanya anaknya lalu meletakkan ponsel di meja.“Daddy lihat akhir-akhir ini kamu bahagia sekali, ada apa?” tanya Arsenio memastikan.Anak semata wayangnya tidak menjawab dan hanya tersenyum saja, sehingga membuat ayahnya semakin merasa penasaran. “Mulai sembunyi-sembunyi dari Daddy, ya?” goda Arsenio.“Daddy kayak gak pernah muda aja.” Jawab anaknya salah tingkah.“Jadi, kamu habis berkenalan dengan seorang cewek? Siapa dia?” tanya Arsenio.“Kalau dibilang kenalan sih bukan, soalnya sudah pernah bertemu sebelumnya tapi memang sempat belum saling tau nama masing-masing. Dia orang yang waktu itu aku bicarakan, Dad&helli
Tanpa di sadari oleh Justin, ternyata diam-diam ayahnya menyuruh salah satu anak buah untuk membuntuti kemana pergi anak semata wayangnya itu. “Dimana Justin sekarang ini?”“Tuan muda ada di sebuah restoran seafood langganan keluarga anda, Bos.” Jawab anak buahnya yang memantau dari kejauhan“Coba ambil gambar mereka.” Perintah Arsenio sangat penasaran dengan wajah wanita yang tengah makam malam bersama anaknya.Tidak berselang lama, kini Arsenio mendapatkan sebuah gambar yang menampilkan kedua sejoli tengah tertawa dengan sangat lepas. Hal itu membuatnya merasa lega lantaran kini anaknya sudah memiliki dunianya sendiri.“Benar apa kata Justin jika dia memang cantik, senyumannya saja sangat memikat. Wajar jika anakku sampai tergila-gila olehnya.” Gumam Arsenio terus menatap wajah Joanna.Setelah lama mengamati, ada perasaan dekat juga hangat ketika melihat senyuman Joanna, belum lagi, dirinya seolah m
162 mereka bertemuHari yang sudah ditentukan kini tiba juga, dimana Joanna sebentar lagi akan di lamar secara resmi oleh kekasihnya-Justin.Persiapan pun sudah siap sejak sore hari dan kini tinggal menyelesaikan make up Joanna yang tinggal sebentar lagi.Keluarga Justin sudah datang tepat waktu, mereka mengendarai dua mobil mewah dengan bawaan yang sangat banyak dan juga mewah. Bisa dipastikan nominalnya mahal sekali.Mereka di sambut oleh Pak RT tempat dimana Joanna tinggal selaku perwakilan dari pihak keluarga. Suasana basa-basi berlangsung dengan begitu hangatnya apalagi diiringi gelak tawa.“Apakah Joanna sudah siap? Biar acaranya segera mulai, Pak?” tanya Eve kepada Pak RT.“Sebentar, saya tinggal masuk dulu.” Pamit Pak RT memastikan.Tidak berselang lama Pak RT sudah kembali menemui mereka sembari mengatakan jika pihak keluarga Joanna sudah siap.Joanna keluar dari kamarnya dan menur
Setiap ingin mencari tau perihal teman dekat anaknya selalu saja ada halangan yang datang. Hal tersebut membuat dirinya semakin kesal, seolah semesta mencegah untuk mengetahui yang sebenarnya.Hingga akhirnya ia memiliki ide, yaitu meminta anaknya mengajak Joanna ke rumahnya agar nantinya bisa mengorek informasi dengan lebih jelas dan detail.Untung saja anaknya sangat setuju dengan permintaannya, sehingga tidak perlu susah payah baginya untuk mencari alasan yang tepat.Siang hari, Justin sudah datang dengan mengajak Joanna.“Momm… Daddy…. Kenalin ini namanya Joanna, orang yang sedang dekat dengan Justin.” Sapa Justin dengan bangganya sembari menggengam tangan wanita yang ada di sebelahnya dengan erat.“Cantiknya, pantas saja anakku sangat tergila-gila padamu, Joanna.” Puji Eve terkesima.“Terima kasih, tante.” Jawab Joanna tersipu malu.“Ayo masuk, ki
Setelah pertemuan pertama kali dengan keluarga Justin di penthouse, hubungan mereka berdua semakin dekat bahkan ada niatan dari pihak Justin untuk melamar wanita pujaannya.Diam-diam Justin sudah mempersiapkan kejutan kecil di sebuah kafe yang lagi viral bagi kalangan anak muda, di sana ia menyewa rooftop dengan dekorasi yang sangat indah.“Sayang….” Isi chat Justin yang langsung centang biru.“Iya sayang,” balas Joanna.“Nanti malam aku jemput y akita nongkrong di kafe yang lagi viral, mau gak?” tanya Justin memastikan.“Café Du-Monde?” tanya Joanna memastikan lalu Justin membenarkan, setelah itu mereka sepakat untuk pergi ke sana bersama jam tujuh malam nanti.Justin rasanya tidak sabar untuk segera menjemput dan memberikan surprise tersebut kepada wanita yang dicintainya. Sebelumnya, ia sudah memberitahu kedua orang tuanya tentang niat baik tersebut. Awalnya mereka menanyakan k
Hari yang sudah ditentukan kini tiba juga, dimana Joanna sebentar lagi akan di lamar secara resmi oleh kekasihnya-Justin.Persiapan pun sudah siap sejak sore hari dan kini tinggal menyelesaikan make up Joanna yang tinggal sebentar lagi.Keluarga Justin sudah datang tepat waktu, mereka mengendarai dua mobil mewah dengan bawaan yang sangat banyak dan juga mewah. Bisa dipastikan nominalnya mahal sekali.Mereka di sambut oleh Pak RT tempat dimana Joanna tinggal selaku perwakilan dari pihak keluarga. Suasana basa-basi berlangsung dengan begitu hangatnya apalagi diiringi gelak tawa.“Apakah Joanna sudah siap? Biar acaranya segera mulai, Pak?” tanya Eve kepada Pak RT.“Sebentar, saya tinggal masuk dulu.” Pamit Pak RT memastikan.Tidak berselang lama Pak RT sudah kembali menemui mereka sembari mengatakan jika pihak keluarga Joanna sudah siap.Joanna keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan begitu anggunnya yang
Setelah acara lamaran resmi dibatalkan, baik Joanna maupun Justin sudah tidak lagi berkomunikasi. Keduanya sama-sama terpukul dan juga tidak menyangka dengan kenyataan yang sebenarnya diketahui.Tidak hanya Justin saja yang mendiamkan kedua orang tuanya, Joanna pun juga demikian.Bahkan, kini Justin memilih tinggal di luar negeri untuk menenangkan pikiran sekaligus memikirkan bagaimana hubungan yang sudah terjalin dengan Joanna.“Apa masih juga marah dengan Ibumu ini, Joanna?” tanya Maya mengawali obrolan di meja makan ketika sarapan.“Menurut Ibu?” tanya Joanna ketus tanpa menoleh sama sekali.“Maafkan Ibu, semua ini di luar kendali kami. Harus dengan cara apalagi agar kamu mau memaafkan Ibumu ini, Joanna? Hanya kamu harta berharga yang Ibu miliki. Tolong jangan begini,” bujuk Maya.“Memaafkan memang mudah namun menerima semuanya seperti semula itu yang sulit, Bu! Tidak hanya rasa malu
Joanna yang mendengar penjelasan ibunya secara detail hanya bisa diam sembari membayangkan bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu terhadap anaknya.Bahkan kini kebencian semakin bertambah untuk ayahnya-Arsenio. Karena keegoisannya membuat dia dan ibunya harus hidup menderita dan banyak mengalah. “Apa aku balaskan dendam Ibu melalui anaknya?” tanya Joanna diliputi kebencian yang besar.“Jangan lakukan itu, jika Ibu mau, sudah dilakukan sejak lama namun Ibu tidak bisa sejahat itu karena mau bagaimana pun hingga detik ini ayahmu masih bertanggung jawab terhadapmu.” Jawab Maya membuat Joanna mengernyitkan dahi.“Tanggung jawab dalam hal apa?” tanyanya penasaran.“Ayahmu selalu mengirimkan sejumlah uang di tanggal yang sama setiap bulannya, bahkan setelah tau jika kamu memasuki masa sekolah, uang yang dikirimkan semakin bertambah. Itulah mengapa kamu bisa sekolah sampai sarjana.” Jawab Maya membuat Joanna tida