"Bagaimana nak? apa jawabanmu?" Rahma kembali bertanya karena yang ditanya masih diam saja."Tolong kami nak! kami bingung sudah mencari pekerjaan kesana kesini tapi tidak dapat juga sedangkan kami butuh makan. Dan ini sepertinya bukan hanya kebetulan saja tapi juga tuhan mengirimkan bantuan kepada kami melalui dirimu. Jadi ibu sangat berharap sekali padamu." ujar Rahma panjang lebar kembali mengutarakan idenya yang mengalir begitu saja sungguh sangat piawai sekali."Emm... memangnya kalian mau menjadi pelayan. Dan Sesil, bukankah dia ingin menjadi artis atau model." kata Hafsa berkata dengan hati-hati, karena setaunya impian Sesil begitu tinggi.Sedangkan Melati menyimak dengan serius tapi dengan tatapan awas."Eh i.. tu kak aku ditolak kak!" jawab Sesil gugup yang sebenarnya memang iya.Sesil memang ditolak karena dia sama sekali tidak mempunyai bakat untuk itu dan dia sebenarnya malu untuk mengungkapkan nya tapi melihat lirikan ibunya dia pun terpaksa merendahkan harga dirinya didep
Saat mereka sudah kembali tatapan tidak bersahabat dilayangkan pada gadis polos yang bernama Hafsa dari sang tuan muda Elang, saat mereka memasuki rumah mewah itu seketika tawa canda mereka langsung berhenti dan menunduk.Matanya yang tajam menatap dengan tatapan yang sungguh menakutkan bahkan Melati yang disampingnya pun menciut nyalinya ketika melihat tuan muda yang sedang bersama sekretaris Rey."Hafsa aku kedapur duluan yah!" bisik Melati ketelinga Hafsa dan segera berlalu meninggalkan Hafsa yang terdiam sendiri."Rey, hukuman apa yang pantas didapatkan oleh gadis yang melewati batas." ucap Elang dengan penuh penekanan.Padahal tadi saja Elang cuek tapi kenapa sekarang dia malah seperti orang yang marah."Hanya tuan muda yang tau jawabannya." jawab Rey menatap lurus kedepan tanpa bereaksi apapun.Elang mendecih, "Kau ini Rey, aku bertanya padamu? bukan itu jawaban yang aku inginkan." sungut Elang pada Rey karena Rey seperti sengaja melakukannya."Maaf tuan muda saya memang tidak ta
tok tok tok"Ini aku Melati tuan, tadi katanya tuan ingin bertemu denganku?" teriak Melati dari luar sengaja supaya yang didalam mendengar.Pintu pun terbuka menampakan pria tegap nan tinggi dengan wajah datarnya. Sedangkan Melati memasang wajah tersenyum yang tak henti-hentinya."Tidak usah berteriak aku tidak tuli, masuk." katanya lalu masuk kembali tanpa menatap Melati sedikitpun.Melati pun mengikuti kedalam dan menutup pintunya."Ada apa tuan? apa tuan rindu padaku?" dengan gamblangnya Melati berceloteh membuat Rey bereaksi."Aku tidak rindu padamu, tapi aku ingin memberi hukuman padamu karena kau telah membuat nona muda terlambat pulang sehingga harus dihukum oleh tuan muda." ucapnya menatap Melati dengan serius.Yang diajak bicara malah bengong sambil terus menatap pria tampan itu."Hey, kenapa kau diam? dan malah menatapku seperti itu. Apa kau sedang menentangku?" ujar Rey lagi merasa risih dengan tatapa
Melati masih memunguti sampah itu sampai benar-benar bersih dan hal itu terus diperhatikan oleh pria dewasa didepannya.Melati yang pakaiannya sudah basah kuyup sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang terbilang bagus dan menampakkan kedua gunung kembarnya yang sepertinya pas ditangannya.Dan tiba-tiba membuat darah Rey berdesir seketika dia pun memalingkan wajahnya kearah lain tidak mengerti kenapa bisa begini padahal dia sudah sering melihat wanita seksi yang memakai baju kekurangan bahan tapi sama sekali tak bereaksi apapun padanya.Tapi dengan gadis pelayan ini mampu membuatnya salah tingkah. Tak ingin berlama-lama dengan rasa tidak nyaman ini Rey memilih pergi dan mengerjakan yang lain."Hey kau jika sudah selesai maka bersihkan tubuhmu dan bersihkan ruangan kerjaku." Ya Rey memang memiliki ruang kerjanya sendiri disini bahkan dia juga memiliki kamar sendiri khusus untuknya menginap disini jika dia terlambat pulang.Dan keluarga R
"Mari tuan aku bantu keranjang dan aku akan memijat tuan." kata Hafsa dengan lembut tanpa ada kemarahan didalamnya membuat Elang terdiam.Tapi tetap menuruti perintah istrinya.Kini Elang dengan bantuan satu tangan dia bisa menopang tubuhnya sendiri dia tidak menyangka bisa mendapatkan perubahan yang sangat terlihat tidak seperti sebelumnya yang sama sekali tidak membuahkan hasil.Dengan perlahan akhirnya Elang sampai keranjang king size nya dan duduk dengan tenang dan Hafsa pun menyelimuti sebagian tubuhnya."Tunggu sebentar yah tuan aku akan menaruh piring kotornya dulu sekalian isi bensin untuk menambah tenaga karena akan begadang." ucap Hafsa tersenyum dan anehnya Elang mengangguk.Gadis itu pun lalu keluar dari kamar Elang yang mewah, mendengar suara pintu yang menutup seketika membuat Elang tersadar dari diamnya."Sial, kenapa aku seperti kerbau yang dicocok hidungnya sama sekali tak membantah apa yang dia katakan. padahal
Pagipun menyingsing ke empat insan yang masih diselimuti kenyenyakan dalam buaian tidur itu masih terlelap dengan posisi yang berubah.Tak sadar dengan apa yang mereka lakukan hingga mereka terus bergelut dengan kehangatan satu sama lain hingga salah satu dari mereka menyadari suatu keanehan dan yang menyadari adalah Hafsa.Dia meraba sesuatu disampingnya begitu keras namun menghangatkan dan membuatnya nyaman begitu juga sesuatu yang disentuhnya tidak merubah posisinya sedikitpun bahkan dia juga masih terlelap dengan kenyamanan ini.Gadis itu kemudian membuka matanya perlahan menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk keretinanya lalu setelah matanya terbuka sempurna, sesuatu yang pertama dia lihat adalah wajah tampan yang mempesona kulit putih bersih hidung mancung bibir seksi dan rahang yang tegas serta alis hitam yang tebal.Belum pernah Hafsa melihat wajah suami kontraknya ini dengan begitu jelas dan intim ini sungguh suatu anugerah baginya karena bisa menikmati pemandangan ind
"Tuan.. awas ada kecoa." teriak Hafsa seketika yang mana membuat Elang langsung beranjak duduk dan kesempatan itu diambil oleh Hafsa untuk kabur dari kungkungannya."Kecoa.?" Elang mengerutkan alis ketika sadar dirinya dibohongi karena mana mungkin dikamarnya ada binatang menggelikan itu."Dasar kau, beraninya menipuku?" kata Elang marah, hasratnya kini terpendam tapi dirinya merasakan pada tubuhnya yang terasa ringan dari hari ke hari tidak berat seperti kemarin-kemarin."Maaf tuan, aku tidak tau tuan becanda atau serius tapi yang pasti kita tidak boleh melewati batas karena kita hanya menikah diatas kertas dan aku tidak mau melakukan itu walaupun kita sah suami istri." ujar Hafsa menundukkan kepala lirih takut melihat kemarahan Elang."Siapa juga yang ingin menyentuhmu? aku tadi hanya bermain-main jangan terlalu percaya diri aku ingin melakukannya." elak Elang tak mau mengakui padahal dia sendiri bingung kenapa tadi dia begitu ada hasrat ingin menyentuh gadis itu."Baguslah kalau tu
"Aku sudah selesai tuan. Mari." Hafsa masuk kamar kembali ketika dari bawah dan Elang sudah terbaring di ranjangnya."Lama sekali, kau sengaja membuatku menunggu terlalu lama." ucap Elang dengan dingin."Tidak tuan, tuan kan tau sendiri jarak dari kamar tuan ke dapur itu sangat jauh apalagi kalau harus jalan kaki dan naik tangga dan itu setelah makan. Rasanya tuan sepertinya badan ini tidak akan gemuk kalau dilakukan setiap hari." adu Hafsa panjang lebar membuat Elang memutar bola mata jengah."Sudah diam, tidak usah banyak alasan cepat pijati aku." sergah Elang cepat karena malas mendengar ocehan istri rasa pelayannya."Baik tuan."Dengan cekatan Hafsa memijat Elang mulai dari tangan kaki hingga punggungnya sampai Elang benar-benar tertidur.Tak terasa sudah dua jam dirinya memijat suaminya, tangannya sudah kebas dan kram sudah tidak sanggup untuk memijat lagi."Lelah sekali, tapi dia melarangku untuk berhenti meski dia sudah tertidur." gumamnya seorang diri yang sudah melihat Elang
Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha
"Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh
Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy
Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di
Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter
Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya
Elang kembali menemui Hafsa yang kini sudah pulang ke rumah dia sedang di tenangkan oleh ibu Sinta."Sayang, tenang lah ibu justru khawatir padamu dan kandungan mu." ucap Sinta dia juga kaget mendengar menantunya di sakiti oleh anak yang bekerja di perusahaan Elang."Ibu khawatir kau tidak akan di ijinkan untuk kuliah lagi." lanjut Sinta mengingat perangai anaknya."Apa kak Elang akan sungguh melakukan itu Bu?." tanya Hafsa tak percaya."Bisa jadi jika kau tidak mematuhinya." kata Sinta sedikit memberi peringatan."Sayang... aku pulang." suara Elang yang datang tergesa-gesa karena dirinya masih khawatir dengan keadaan istrinya."Kak Elang." Hafsa ingin berlari mendatangi Elang namun Elang menahannya."Stop, berhenti di situ. Biar aku yang mengejar mu." kata Elang membuat Sinta tersenyum.Saat sudah dekat Elang pun langsung memeluk Hafsa dengan erat tidak lupa juga mencium wajahnya di depan ibunya."Kak
Padahal jika Alice tau maka tamatlah riwayat ayahnya.Galang tersenyum sinis, "Ayahmu tidak akan bisa menolong mu.""Kau tidak tau siapa ayahku. Jangan macam-macam denganku jika ayahku tau maka kau akan kena juga." ucap Alice masih merasa sombong."Hahaha." Galang malah tertawa membuat Alice cs menautkan alisnya."Kata-kata itu adalah untukmu bukan untukku, maka bersiaplah kalian."Melihat tatapan dan senyuman Galang yang aneh membuat Alice cs merasa ketakutan namun dia harus tetap tenang."Heh,, aku tidak takut dengan mu ayahku mempunyai teman seorang polisi, kau siapa datang-datang sudah buat rusuh." kata Alice menyilangkan tangan didada."Aku pengawal pribadi nona Hafsa dia istri dari tuan Elang Rahardian seorang pemilik perusahaan Wijaya group yang sekarang tempat bekerja ayahmu yang seorang manager yang bernama Julian Raharja." ungkap Galang tersenyum sinis.Alice cs reflek gugup keringat langsung membasahi dahi
"Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu