"Tuan besar, mari kita nikahkan mereka secepatnya,"Tuan besar hampir saja menyemburkan teh yang tengah di minumnya, mendengar perkataan dari tuan Duck Young. Yang memintanya untuk segera menikahkan Myung dan A Young secepatnya. Sejak dulu tuan besar tidak ingi Myung menikah dengan A Young, tuan besar tahu tujuan tuan Duck Young menjodohkan mereka, harta alasan utama Duck Young menginginkan pernikahan putrinya."Kenapa anda menginginkan secepatnya? Bukankah Myung dan A Young memilih jalan yang berbeda?"Tuan besar tidak ingin memberikan harapan pada Tuan Duck Young, mengingat Myung memiliki jalan sendiri tanpa melibatkan orang lain. Termasuk dirinya, sebagai orang tua satu-satunya di keluarga Hyun, tuan besar memberikan kebebasan untuk cucu-cucunya memilih pasangan hidupnya. Tanpa harus mengikuti peraturan dari keluarganya yang sejak dulu selalu diturunkan dari generasi ke generasi. Tetapi tuan besar ingin mematahkan tradisinya yang telah menjeratnya selama bertahun-tahun, pengalaman
"Kau tidak lupa dengan rencana kita, bukan?"Myung tidak ingin rencana yang telah di susunnya gagal karena kelalaiannya. Seung yang begitu antusias mengetahui jika sang ayah akan melamar ibunya dengan cepat mendukung dan memberikan ide untuk sang ayah. Seung yang begitu cepat dekat dengan Aera sehingga Myung tahu apa yang di sukai dan tidak oleh Aera, Myung menatap wajah polos putranya yang begitu tampan di depannya."Tentu ayah, aku tidak akan lupa untuk hal itu,"Myung tersenyum mendengar penuturan putranya, walau ada rasa tidak nyaman untuk melakukan hal ini, tetapi apa yang ada dalam hatinya adalah hal yang harus ia selesaikan. Tidak perlu menjaga hati orang lain yang akan terluka dengan kejadian yang akan terjadi ke depannya. Tetapi hati putranya yang ia jaga, kebahagiaan memiliki keluarga yang bahagia adalah hal yang menjadi impian Seung sejak lama, sebagai orang tua Myung ingin mewujudkan mimpi putranya.Setelah mereka menyepakati rencana yang akan dijalankan oleh keduanya. My
Aera menatap sekeliling dimana tuan besar Hyun, dan Lee berada. Mereka menunggu jawaban yang akan di berikan olehnya pada Myung. Di sisi lain Seung dan Myung, mereka tidak kalah berharap padanya untuk menerima lamaran Myung."Ibu, ibu mau kan, menikah dengan ayah? Mari kita menjadi keluarga yang bahagia bersama," Aera tidak mampu menolak permintaan Seung yang begitu mengharapkan dirinya menerima lamaran Myung. Setelah terdiam sesaat akhirnya Aera bersuara membuat mereka semua diam seketika."Aku menerima lamaranmu, Myung. Mari kita wujudkan impian anak kita,"Mereka tidak percaya dengan jawaban Aera yang begitu indah, tenang tanpa ada rasa gugup. Mereka saling pandang bahkan Myung tidak percaya dengan ucapan Aera padanya."J– jadi, Kamu menerimanya?"Aera mengangguk memastikan jika Myung melihat dan mempercayai bahwa dirinya telah menerima lamaran dari myunh. Gemuruh suara tepuk tangan memenuhi restoran, mereka memberikan ucapan selamat terhadap Aera dan Myung bahkan tidak jarang dar
Gaun pengantin telah di siapkan, pesta dan gedung yang akan di gunakan oleh Myung untuk acara pernikahan mereka telah mencapai kata sempurna. Aera yang menginginkan waktu lebih untuk menyiapkan diri, dan kunjungannya ke makan ibunya telah di mengerti oleh Myung. Sebagai seorang pria Myung tahu benar bagaimana perasaan Aera yang akan memulai kehidupan barunya bersama dengan seorang laki-laki walau ia pernah melahirkan. Tetapi statusnya sebagai wanita single menjadi hal yang baru untuknya, hal yang biasa di lakukan untuk wanita sebelum menikah."Aera, kamu yakin akan pergi seorang diri, tanpa perlu ditemani? Aku tidak bisa membiarkan kamu pergi seorang diri, terlebih kejadian beberapa waktu yang lalu aku yakin mereka akan selalu mengikuti kemanapun kamu pergi dan aku tidak bisa menjamin keselamatan kamu jika kamu jauh dariku sekalipun aku meminta mereka untuk selalu berada di samping mu,"Myung tidak ingin sesuatu terjadi pada Aera, mengingat para pemburu berita masih mengejar mereka g
Aera terlonjak kaget mendengar suara seseorang yang berada di belakang. Tubuhnya terasa bergetar ketika mendapati sosok wanita cantik yang kini menatapnya dengan tatapan tajam."Nona A Young? Bagaimana anda tahu saya ada di sini?""Kamu terlalu bodoh untuk mengetahui yang ada di sekitarmu. Aku tahu dan sangat mengerti apa yang kamu lakukan dan apa yang akan kamu datangi, semuanya aku mengetahuinya. Apa perlu aku mengatakan padamu, siapa yang sudah membocorkan keberadaan kamu di sini?""Nona sebaiknya anda pergi dari sini, tolong berhenti untuk menggangguku,""Untuk apa aku harus pergi dari sini? Jika kehadiranku sangat ditunggu-tunggu oleh pria yang akan menikahimu. Aera menyerah lah dan tinggalkan laki-laki yang seharusnya menjadi suamiku. Jika dia benar-benar ingin menikahimu hari ini dia tidak perlu memintaku untuk ikut serta, meskipun kami berbeda kendaraan tapi percayalah sejak tadi Myung menghubungiku melalui pesan, dia pria yang akan menjadi suamimu, memberikan kabar terhadapku
"Argghhkkk!!"Tubuh Aera terkulai lembah, dengan mudah mereka membawa tubuhnya meninggalkan kamar khusus yang ia tempati. Aera memindai sekeliling ruangan yang begitu asing untuknya. Keberuntungan berpihak pada mereka, hari yang di anggap aman sehingga Myung tidak meminta pengawal yang biasa menjaga Aera untuk melindunginya kali ini. Mereka dengan mudah memainkan peran yang sudah di atur sebelumnya. Penjagaan yang tengah membuat mereka bergerak dengan cepat sehingga tidak terendus oleh siapapun. Aera yang tidak jauh dari beberapa pria berseragam yang selalu mendampinginya namun tidak untuk kali ini. Mereka tidak nampak membiarkan Aera seorang diri adalah waktu yang tepat untuk mereka bergerak. Di altar Myung mengerutkan keningnya melihat Lee mendekati kakeknya yang tidak jauh dari posisinya saat ini. Walau Myung tidak mendengar namun ia tahu sesuatu telah terjadi pada Aera. "Kek, ada apa? Kenapa kakek memanggilku ke sini, apa kakek membutuhkan sesuatu?" Lee bicara berlahan aga
Aera hanya mendengar perkataan dua orang yang kini tengah saling melepas tawa, mereka tidak hentinya mencibir Aera yang memilih diam menundukkan kepalanya. Mereka berbincang di depannya tanpa memahami apa yang di rasakan oleh Aera. Salah satu di antara mereka mengambil ponsel menyalakan pengeras suara menghubungi seseorang, tidak lama terdengar suara dari seberang sambungan telepon suara yang sangat di kenali oleh Aera."Apapun yang kalian lakukan, aku tidak perduli yang terpenting aku ingin pernikahan ini tidak terjadi. Aku hanya ingin mempertahankan anakku, tapi tidak dengan pernikahan ini. Jangan katakan apapun padanya, buat seakan-akan Aera yang pergi di hari pernikahan. Ingat jangan sampai terendus oleh orang lain terlebih pihak berwajib. Penculikan ini akan tetap menjadi rahasia."Air mata Aera mengalir begitu saja tubuhnya bergetar, suara seseorang yang mampu membuatnya begitu menyayat hatinya. Myung adalah pemilik suara yang ia dengar saat ini. Pernikahan yang tidak seharusnya
"Ibu!!!"Seung berteriak memanggil Aera, Myung yang tidak jauh dari tempat tidur Seung hanya diam. Mengingat kejadian berapa jam yang lalu, bagaimana sikap Aera yang begitu saja meninggalkan pernikahan mereka. Rasa amarah dan kebenciannya kini menguasai hatinya. "Seung ada apa? Kenapa kamu berteriak, apa kamu mimpi buruk?" Tuan besar menyadari ada sesuatu yang tidak bisa di ucapkan oleh Myung. Sikapnya yang diam adalah jawaban dari pertanyaannya. "Kakek, tolong ibu. Ibu terluka, darahnya begitu banyak tubuhnya kedinginan!!" Myung membawa tubuh Seung ke dalam pelukannya, membiarkan putranya tenang sebelum Myung kembali dengan pekerjaannya."Kakek, tunggu di ruang kerja,"Myung merebahkan tubuhnya untuk menemani putranya yang terbangun memanggil Aera. Tidak tahu apa yang terjadi dengannya tetapi Myung telah menutup hatinya untuk memberikan maaf padanya. "Ayah ayo cari ibu, aku melihat ibu terluka. Tubuh ibu diam saja, cepat ayah cari ibu," Myung mengabaikannya permintaan Seung mem