Aera menatap sekeliling dimana tuan besar Hyun, dan Lee berada. Mereka menunggu jawaban yang akan di berikan olehnya pada Myung. Di sisi lain Seung dan Myung, mereka tidak kalah berharap padanya untuk menerima lamaran Myung."Ibu, ibu mau kan, menikah dengan ayah? Mari kita menjadi keluarga yang bahagia bersama," Aera tidak mampu menolak permintaan Seung yang begitu mengharapkan dirinya menerima lamaran Myung. Setelah terdiam sesaat akhirnya Aera bersuara membuat mereka semua diam seketika."Aku menerima lamaranmu, Myung. Mari kita wujudkan impian anak kita,"Mereka tidak percaya dengan jawaban Aera yang begitu indah, tenang tanpa ada rasa gugup. Mereka saling pandang bahkan Myung tidak percaya dengan ucapan Aera padanya."J– jadi, Kamu menerimanya?"Aera mengangguk memastikan jika Myung melihat dan mempercayai bahwa dirinya telah menerima lamaran dari myunh. Gemuruh suara tepuk tangan memenuhi restoran, mereka memberikan ucapan selamat terhadap Aera dan Myung bahkan tidak jarang dar
Gaun pengantin telah di siapkan, pesta dan gedung yang akan di gunakan oleh Myung untuk acara pernikahan mereka telah mencapai kata sempurna. Aera yang menginginkan waktu lebih untuk menyiapkan diri, dan kunjungannya ke makan ibunya telah di mengerti oleh Myung. Sebagai seorang pria Myung tahu benar bagaimana perasaan Aera yang akan memulai kehidupan barunya bersama dengan seorang laki-laki walau ia pernah melahirkan. Tetapi statusnya sebagai wanita single menjadi hal yang baru untuknya, hal yang biasa di lakukan untuk wanita sebelum menikah."Aera, kamu yakin akan pergi seorang diri, tanpa perlu ditemani? Aku tidak bisa membiarkan kamu pergi seorang diri, terlebih kejadian beberapa waktu yang lalu aku yakin mereka akan selalu mengikuti kemanapun kamu pergi dan aku tidak bisa menjamin keselamatan kamu jika kamu jauh dariku sekalipun aku meminta mereka untuk selalu berada di samping mu,"Myung tidak ingin sesuatu terjadi pada Aera, mengingat para pemburu berita masih mengejar mereka g
Aera terlonjak kaget mendengar suara seseorang yang berada di belakang. Tubuhnya terasa bergetar ketika mendapati sosok wanita cantik yang kini menatapnya dengan tatapan tajam."Nona A Young? Bagaimana anda tahu saya ada di sini?""Kamu terlalu bodoh untuk mengetahui yang ada di sekitarmu. Aku tahu dan sangat mengerti apa yang kamu lakukan dan apa yang akan kamu datangi, semuanya aku mengetahuinya. Apa perlu aku mengatakan padamu, siapa yang sudah membocorkan keberadaan kamu di sini?""Nona sebaiknya anda pergi dari sini, tolong berhenti untuk menggangguku,""Untuk apa aku harus pergi dari sini? Jika kehadiranku sangat ditunggu-tunggu oleh pria yang akan menikahimu. Aera menyerah lah dan tinggalkan laki-laki yang seharusnya menjadi suamiku. Jika dia benar-benar ingin menikahimu hari ini dia tidak perlu memintaku untuk ikut serta, meskipun kami berbeda kendaraan tapi percayalah sejak tadi Myung menghubungiku melalui pesan, dia pria yang akan menjadi suamimu, memberikan kabar terhadapku
"Argghhkkk!!"Tubuh Aera terkulai lembah, dengan mudah mereka membawa tubuhnya meninggalkan kamar khusus yang ia tempati. Aera memindai sekeliling ruangan yang begitu asing untuknya. Keberuntungan berpihak pada mereka, hari yang di anggap aman sehingga Myung tidak meminta pengawal yang biasa menjaga Aera untuk melindunginya kali ini. Mereka dengan mudah memainkan peran yang sudah di atur sebelumnya. Penjagaan yang tengah membuat mereka bergerak dengan cepat sehingga tidak terendus oleh siapapun. Aera yang tidak jauh dari beberapa pria berseragam yang selalu mendampinginya namun tidak untuk kali ini. Mereka tidak nampak membiarkan Aera seorang diri adalah waktu yang tepat untuk mereka bergerak. Di altar Myung mengerutkan keningnya melihat Lee mendekati kakeknya yang tidak jauh dari posisinya saat ini. Walau Myung tidak mendengar namun ia tahu sesuatu telah terjadi pada Aera. "Kek, ada apa? Kenapa kakek memanggilku ke sini, apa kakek membutuhkan sesuatu?" Lee bicara berlahan aga
Aera hanya mendengar perkataan dua orang yang kini tengah saling melepas tawa, mereka tidak hentinya mencibir Aera yang memilih diam menundukkan kepalanya. Mereka berbincang di depannya tanpa memahami apa yang di rasakan oleh Aera. Salah satu di antara mereka mengambil ponsel menyalakan pengeras suara menghubungi seseorang, tidak lama terdengar suara dari seberang sambungan telepon suara yang sangat di kenali oleh Aera."Apapun yang kalian lakukan, aku tidak perduli yang terpenting aku ingin pernikahan ini tidak terjadi. Aku hanya ingin mempertahankan anakku, tapi tidak dengan pernikahan ini. Jangan katakan apapun padanya, buat seakan-akan Aera yang pergi di hari pernikahan. Ingat jangan sampai terendus oleh orang lain terlebih pihak berwajib. Penculikan ini akan tetap menjadi rahasia."Air mata Aera mengalir begitu saja tubuhnya bergetar, suara seseorang yang mampu membuatnya begitu menyayat hatinya. Myung adalah pemilik suara yang ia dengar saat ini. Pernikahan yang tidak seharusnya
"Ibu!!!"Seung berteriak memanggil Aera, Myung yang tidak jauh dari tempat tidur Seung hanya diam. Mengingat kejadian berapa jam yang lalu, bagaimana sikap Aera yang begitu saja meninggalkan pernikahan mereka. Rasa amarah dan kebenciannya kini menguasai hatinya. "Seung ada apa? Kenapa kamu berteriak, apa kamu mimpi buruk?" Tuan besar menyadari ada sesuatu yang tidak bisa di ucapkan oleh Myung. Sikapnya yang diam adalah jawaban dari pertanyaannya. "Kakek, tolong ibu. Ibu terluka, darahnya begitu banyak tubuhnya kedinginan!!" Myung membawa tubuh Seung ke dalam pelukannya, membiarkan putranya tenang sebelum Myung kembali dengan pekerjaannya."Kakek, tunggu di ruang kerja,"Myung merebahkan tubuhnya untuk menemani putranya yang terbangun memanggil Aera. Tidak tahu apa yang terjadi dengannya tetapi Myung telah menutup hatinya untuk memberikan maaf padanya. "Ayah ayo cari ibu, aku melihat ibu terluka. Tubuh ibu diam saja, cepat ayah cari ibu," Myung mengabaikannya permintaan Seung mem
Di rumah sakit seorang wanita terbaring lemah, satu minggu sudah tubuhnya tidak mampu di gerakkan. Bahkan hanya sekedar mengangkat tangannya pun tidak mampu."Bagaimana kondisinya dok? Kenapa tidak ada reaksi apapun padanya?" tanya seorang pria yang terlihat sangat khawatir. Satu minggu sudah dia tersadar, dia mampu berkomunikasi dengan matanya. Namun tubuhnya bagaikan mayat hidup diam tanpa bisa bergerak."Tuan muda, jangan khawatir ini adalah reaksi obat yang saya berikan. Percayalah beberapa hari kedepan Nona sudah bisa kembali ke rumah bahkan dia mampu melakukan aktivitas seperti semula tapi untuk beberapa hari ini saya melakukan ini agar Nona tidak terlalu banyak bergerak." "Baiklah Saya hanya membutuhkan jawaban yang pasti tentang keadaannya. Saya teringat sesuatu yang buruk padanya," "Baiklah, percaya pada saya tuan muda. Saya pastikan tidak akan terjadi apapun pada nona," Tuan muda yang tidak lain adalah Lee Suho, satu minggu ini ia begitu setia mendampingi Aera yang terba
A Young tersenyum ke arah Aera. Ia begitu yakin Aera akan menerima apa yang ia katakan."Kau membutuhkan syarat dari wanita desa?""Aera tidak ada yang gratis di dalam dunia ini. Terserah denganmu, jika kau ingin mendapatkan Seung, ikuti kataku. Tapi jika tidak maka aku tidak peduli lagi denganmu,"Aera berfikir sejenak tidak lama kemudian Ia pun memilih untuk menerima tawaran dari A Young. Semua ia lakukan untuk Seung. Demi mendapatkan Seung dari Myung."Baiklah, aku menerima tawaranmu. Untuk syarat apa yang kamu minta dariku?""Mudah saja Aera, kau bisa mendapatkan putramu dengan cara naik banding di pengadilan. Dengan begitu Seung akan jatuh di tanganmu,""Katakan syaratnya, aku tahu semua tidak akan mudah. Dan aku tahu kau hanya ingin memiliki ayah dari putraku tapi tidak dengan anakku.""Kau benar sekali Aera, aku ingin memberikan pengacara yang terhebat untukmu agar bisa mendapatkan Seung. Tetapi jika kau sudah mendapatkan putramu tinggalkan kota ini sejauh ini mungkin aku akan