Tiga hari sudah Seung di rawat di rumah sakit, selama itu pula Myung tidak sedikitpun meninggalkan rumah sakit. Baginya kesehatan sang putra adalah menjadi hal yang paling utama untuknya. Meskipun hubungannya dengan Sang putra semakin dingin namun sebagai seorang ayah perhatian utamanya adalah yang menjadi keinginan Seung, walau tidak dipungkiri bahwa hatinya menolak bertemu dengan Aera.Setelah perbincangan dirinya bersama dengan sang kakek membuatnya kembali terbuka bahwa yang dikatakan oleh kakeknya adalah benar. Bahwa putranya harus bertemu dengan wanita yang sudah melahirkannya agar tidak ada kesalahpahaman antara dirinya dengan sang anak. Myung yang tidak ingin perhatian Seung terus kepada Aera bahkan Myung menyalahkan atas apa yang terjadi saat ini."Ayah, kau sudah tidak sibuk itu artinya ayah akan mempertemukanku dengan ibu? Apakah ayah lupa itu?" Seung menoleh sekilas ke arah samping di mana Myung, tengah sibuk dengan ponselnya untuk memeriksa laporan dari asistennya."Ayah
Aera memilih diam tidak ada gunanya untuk menjelaskan apa yang ingin ia katakan, bagi mereka A Young wanita yang tanpa cacat dan mereka akan menjujung tinggi idola mereka. Aera menatap wajah penuh amarah meninggalkan restoran yang saat ini mulai ramai dengan pengunjung."Aera kenapa kamu diam? Kamu lupa penghinaan yang di lakukan Nona A Young?"Naomi tidak terima sahabatnya di permalukan oleh wanita yang menjadi tunangan dari pria yang tidak lain adalah ayah dari putra sahabatnya."Tidak perlu membuang waktu untuk meladeni hal yang tidak penting. Kamu tidak makan?" Aera menarik pergelangan tangan Naomi yang tetap berdiri, tidak peduli dengan tatapan orang lain padanya. Bagi pengunjung yang melihat dari awal tentunya mereka tahu apa yang terjadi tetapi, Naomi benar-benar kecewa dengan perbuatan A Young."Benar yang di katakan oleh Jean, kamu terlalu baik pada orang. Sampai mereka dengan mudah menghancurkan dirimu mencabik-cabik harga dirimu Aera, jangan biarkan mereka menyakitimu. Mul
Hei sahabat Rafli123, terima kasih sampai sekarang masih mengikuti kisah Myung dan Aera, untuk sahabat Rafli123 sedikit pemberitahuan, ada berapa proses yang tidak bisa saya jelaskan dengan detail mengenai hamil tanpa melakukan hubungan intim. Kembali ini hanyalah cerita fiktif, real dari saya yang suka halu. Selamat membaca.*******"Bagaimana bisa Kamu hamil, jika kamu tidak tidur dengan Myung?" Aera tersenyum simpul mendengar pertanyaan dari Lee, setelah diam beberapa saat Aera ceritakan bagaimana kerja seorang dokter. Setelah melakukan percobaan pertama dan berhasil Aera diharuskan untuk beristirahat mengingat jika usianya pada waktu itu masih muda sehingga dokter menyarankan untuk istirahat total.Hingga gejala kehamilan itu muncul hingga tuan besar kembali membawanya ke rumah sakit untuk mengecek kehamilan dan hasilnya pun, memuaskan. Tuan besar Hyun mulai memberikan perhatian khusus terhadap Aera, setelah mengetahui kondisinya yang tengah mengandung. Aera mulai mengalami morni
"Tentu nona A Young, nona Aera sangat pandai anda tidak akan kecewa. Anda sudah melihatnya sendiri hasilnya. Tentunya sikap profesionalismenya yang membuat artis papan atas meminta Nona Aera untuk datang merias wajahnya. Tapi anda memiliki kesempatan tanpa memintanya lebih dulu, jadi tidak ada alasan Nona untuk menolak nona Aera," ucap Chan pada A Young."Aku tidak percaya jika dia bisa membuat wajahku cantik? Tapi tidak apa, karena aku adalah orang yang sangat baik. Maka saku akan berikan satu kesempatan untuknya. Tapi jika hasilnya tidak memuaskan maka akan aku memecatnya tanpa alasan. Dan akan aku umumkan sehingga tidak ada yang memakai jasanya," A Young meninggalkan Aera dan Chan yang saling tatap. Mereka mengangkat bahunya lalu mengikutinya dari belakang, Aera satu mobil dengan timnya. A Young dengan mobil pribadinya bersama dengan manajer dan asistennya.Aera yang menyadari jika mereka pergi cukup jauh dari tempat yang seharusnya, berusaha untuk bersikap tenang. Terlebih ada t
"Aera? Apakah yang aku lihat tadi adalah dia?" gumam Myung, yang masih di dengar oleh A Young."Myung kamu mengatakan sesuatu?""Tidak," A Young benar-benar kecewa setelah mendengar jawaban dari pria yang sangat dicintainya. Jelas-jelas dia mendengar Myung menyebut nama Aera."Myung ayo kita lanjutkan acara pestanya, kamu adalah tuan rumahnya dan aku adalah model dari produk yang kamu luncurkan. Lagi pula aku adalah wanita satu-satunya yang menjadi tunangan mu, bagiamana kalau para tamu mencariku,"A Young kembali bergelayut manja di lengan Myung, melihat sikap Myung yang terlihat gelisah A Young berusaha untuk mencari cela untuk menyingkirkan Aera. Malam ini adalah malam terakhir mereka, dan tentunya A Young tidak memiliki waktu banyak setelah ini. Waktu yang di miliki A Young terbatas, melihat para tamu yang sibuk A Young tiba-tiba memiliki ide."Myung aku tinggal sebentar," A Young tidak menunggu jawaban dari Myung, yang kini tengah berbincang dengan tamu. Acara yang begitu meria
"Myung tunggu!! Untuk apa kamu ke kamarku?"A Young menahan pergelangan tangan Myung yang akan membuka pintu kamar miliknya. A Young tidak ingin rencananya gagal, setelah Myung membuka pintu dan mendapati Aera berada di dalam kamarnya yang ia sengaja kunci dari luar."Tidak ada, aku hanya mendengar suara gaduh dari dalam kamar kamu. Apa ada sesuatu yang kamu tinggalkan di dalam kamar?" tanya Myung, menatap wajah A Young yang terlihat gugup dengan pertanyaannya."Tidak ada, kamu tahu jika manajer dan asisten aku suka tidur di dalam kamarku. Mungkin mereka yang berada di dalam, mereka tidak akan bisa tenang jika berdua," Myung menatap wajah A Young, mencari kejujuran di dalamnya. Walau kebohongan yang ia dapatkan, tetapi Myung enggan ikut campur dalam masalah A Young. Yang terpenting saat ini meninggalkan pulau adalah keinginannya yang paling besar agar segera kembali ke kota dan bertemu dengan Seung. Entah kenapa hatinya semakin kacau. Setelah menghubungi Seung yang baik-baik saja nam
"Aera!!!"Myung menyambar kunci mobil yang ada di tangan Yong Jin, ia sebagai ibu dari putranya Myung, cemaskan kondisi Aera yang berada di villa seorang diri. Mengikat tempat yang baru beberapa jam mereka tinggalkan berubah menjadi menakutkan dimana hanya sebuah bangunan besar berdiri kokoh dengan lampu yang sebagian redup karena yang petugas di villa akan kembali satu minggu kemudian. Adanya badai yang akan menerjang pulau J sehingga pulau akan dibiarkan tetap kosong sampai keadaan aman."Aera kamu tidak perlu takut aku ada disini," ujar Myung yang melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Setibanya di villa Myung memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, bertepatan dengan Lee yang berlari mencari keberadaan Aera."Aera!! Kau dengar suaraku, maka jawablah!!" Lee terus berteriak di dalam villa yang cukup besar sehingga Lee berlari kesana-kemari. Membuka setiap pintu kamar yang ada di villa, tidak jauh dari Lee, Myung melakukan hal yang sama namun ia teringat dengan satu kamar."Lee
Di rumah sakit Aera yang masih tidak sadarkan diri, membuat Lee semakin ketakutan wajah Aera yang semakin pucat dan keringat yang terus membasahi tubuhnya. Begitu terlihat dengan jelas membuat Lee geram pada A Young yang tega melakukan hal keji pada Aera."Lee, aku takut," gumam Aera untuk kesekian kalinya, Lee mendekati tempat tidur pasien menggenggam tangan Aera erat."Tidak perlu takut, aku ada di sini,"Genggaman tangan Lee semakin erat tidak ingin Aera merasa sendiri dan ketakutan itu kembali lagi, dengan lembut Lee mengusap punggung tangan Aera menyalurkan rasa menenangkan hati Aera."Dia mengurungku di sana Lee, mereka," Mata Aera terpejam namun tidak hentinya bergumam, kemarahan Lee semakin meradang. Aera adalah orang yang sangat membenci kegelapan, kejadian di masa kecilnya yang membuat seorang Aera begitu takut dengan kegelapan. Seperti saat mereka sekolah dulu, ketika di sekolah mengadakan pelajaran di luar sekolah, dan mengharuskan mereka bermalam di sekolah namun sayangn