"Myung, bawa gadis itu pergi! Jika kamu datang bawa Seung dan pengasuhnya kesini, dengan senang hati kakek akan menyambutnya!"Myung terkejut menerima penolakan dari tuan besar Hyun, kakeknya tidak menyukai A Young sejak lama. Tetapi kali ini Myung terkejut mendengar sendiri penolakannya sang kakek yang terlihat murka padanya."Kakek, kenapa begitu membenci A Young? Kakek tahu hubunganku dengannya, begitu juga dengan kakek dan tuan Young Duck," ucap Myung, tidak ingin terjadi perdebatan panjang dengan sang kakek namun Ina ingin tahu alasannya tidak menyukai A Young, setelah orang tuanya menginginkan Myung menjadi tunangan A Young."Apa perlu kakek jelaskan alasannya Myung? Cepat bawa wanita itu pergi dari rumah kakek! Jangan bawa lagi wanita itu kesini, kakek tidak akan menerimanya!" Myung terkejut mendengar suara kakeknya, untuk pertama kalinya kakek benar-benar marah padanya."Baiklah kek," Myung mengalah meninggalkan kediaman kakeknya, melihat wajah A Young yang terlihat terluka
"Ayah? Apakah ayah baru sampai di rumah?""Sudah larut malam kenapa kamu tidak tidur? pengasuh Seung kenapa kamu tidak menyuruhnya untuk tidur ini sudah malam tidak baik untuk seorang anak kecil yang berjaga di tengah malam." Kata Myung, menatap sekeliling kamar Seung."Maafkan saya tuan Myung, saya sudah mengingatkan Seung, tapi ada satu pekerjaan sekolah yang harus di selesaikan, sekali lagi maaf tuan," sahut Aera apa yang di katakan olehnya tidak sepenuhnya berbohong."Ayah, jangan marah pada ibu. Aku yang tidak mendengarkan kata-kata ibu." Ucap Seung tidak menyukai jika ayahnya marah pada Aera."Cepatlah tidur,"Myung tidak menyukai jika Seung tidur larut malam, mereka tidak pernah menghabiskan waktu bersama, tetapi sebagai orang tua tunggal Myung sangatlah perhatian pada putranya walau dengan cara yang berbeda dari orang tua umumnya."Sebentar lagi ayah, ini ada tugas sekolah yang harus diselesaikan olehku malam ini juga," ucap Seung."Jangan salahkan Ibu karena ibu hanya meneman
"Bagaimana kamu bisa sampai ke rumah cucu ku? Bukankah kamu tidak memiliki identitas dan uang?"Tuan besar merasa bersalah karena mengabaikan wanita yang sudah memberinya cucu laki-laki. tuan besar menyayangkan sikap orang kepercayaan yang tidak memberitahu kabar tentang Aera yang datang ke kota Seoul. Jika ia tahu sejak awal maka akan berbeda dengan jalan kehidupan yang kini di jalani oleh Aera, dan sandiwara tuan besar tidak akan ada."Saya memiliki teman di kota ini, teman saya tinggal tidak jauh dari kantor tuan Myung. Dan pekerjaan ini saya dapatkan tanpa kesengajaan saat bertemu dengan tuan muda Seung,"Aera menjelaskan saat betemu dengan Seung untuk berapa kali di kota yang berbeda, dan ia kembali bertemu di taman pusat kita Seoul dan membawanya menjadi pengasuh Seung."Aku bahagia mengetahui jika kamu tidak apa-apa. Sekarang beristirahatlah ini sudah malam, aku hanya menunggu Myung, kita akan melanjutkan perbincangan ini lain waktu, tetaplah disini apapun yang akan terjadi na
"Katakan pada wanita yang mengaku menjadi tunanganmu, untuk bersikap sepantasnya. Tidak perlu mencari tahu yang bukan menjadi urusannya, jika tidak maka,""Kakek, Aku tidak mengerti maksud dari ucapan kakek?" tanya Myung yang benar-benar tidak tahu apa yang dikatakan oleh sang kakek padanya mengenai A Young."Kau tidak akan pernah mengerti karena matamu telah tertutup oleh sebuah kepalsuan dan kebohongan yang,"Tuan mengurungkan niatnya untuk melanjutkan ucapannya, ia melangkah Di luar A Young yang ingin mencuri dengar apa yang di katakan oleh tuan besar Hyun dengan cucunya namun sayangnya tuan besar keluar lebih cepat membuat A Young terkejut melihatnya walau ia mendengar apa yang mereka bicarakan karena untuk ruang kerja Myung tidak tertutup dengan rapat. A Young tersenyum selembut mungkin namun tuan besar tidak memperdulikannya. Tuan besar Hyun yang dengan santainya melewati A Young."Tuan besar Hyun, apakah anda akan meninggalkan mansion?" Pelayan senior menghampiri tuan besar H
"Tuan duduklah anda sedang kelaparan, silahkan tuan Myung," Aera menarik kursi untuk Myung, setelah mengambil Ramyeon yang tersisa dalam wadah yang masih ada di atas kompor. Area berniat menghabiskan semua namun mangkuknya yang tidak cukup mengurungkan niatnya. Aera memilih menghabiskan satu mangkuknya dan kembali mengambil sisanya namun rencana tersebut harus gagal saat satu mangkuk Ramyeon kini ia bagi untuk Myung. Namun laki-laki di depannya tidak berkembang dari tempatnya ia tetap berdiri tanpa berniat untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh Aera, walau berapa kali Myung menelan ludahnya saat matanya tertuju satu mangkuk Ramyeon yang lezat."Maaf tuan Myung, aku benar-benar lapar." Aera tidak memperdulikan jika tuan Myung menatapnya tanpa berkedip, saat melihat Aera tengah menikmati setengah mangkuk Ramyeon."Tuan Myung sekali lagi aku minta maaf, karena perutku yang masih lapar jadi Ramyeon akan aku habiskan," kata Aera, mengambil satu mangkuk yang masih penuh milik Myu
"Ada apa sayang? Apakah kamu takut jika Myung menikah dengan orang lain? Atau kamu takut jika Myung tidak membalas cintamu?" tanya tuan Duck Young, bibirnya tertarik ke atas mendapati putrinya yang terlihat kesal mendengar pertanyaannya."Tidak ayah, bukan itu. Tapi ayah, bukankah ayah tahu jika Myung memiliki anak dari wanita lain? Dan wanita itu sekarang ada di sampingnya, wanita yang ternyata ibu Seung sekarang sudah ada di mansion Myung, ayah. Bisakah ayah melakukannya secepat mungkin? Aku tidak ingin Myung melupakan janjinya pada ayah dengan begitu aku tidak takut lagi kehilangan Myung,"A Young berharap jika ayahnya bersedia membantunya untuk mendapatkan Myung, dengan cepat tanpa adanya halangan apa pun."Ayah akan melakukan apapun untuk kamu. Ayah akan mencoba menghubungi tuan besar Hyun, kamu jangan khawatir Myung akan tetap menjadi suamimu," Tuan Duck Young berjanji pada putri tunggalnya akan mempersatukan hubungan mereka sebelum Myung berubah, seiring dengan kehadiran wani
"Jadi kamu tidak percaya tentang wanita itu? Myung, pengasuh putramu adalah ibu kandung Seung, tidakkah kamu mencurigainya?" A Young berusaha menjelaskan kembali, namun tatapan tidak suka Myung membuat A Young memilih meninggalkan ruang kerja Myung.Berapa saat setelah kepergian A Young, Myung menutup laptopnya ditatapnya sebuah figuran yang ada di atas meja kerja. Foto bayi mungil berada dalam pangkuan seorang wanita, tentunya dengan wajah yang tidak terlihat di depan kamera."Apa benar kamu adalah ibu dari putraku? Benarkah yang di katakan A Young, Kakek kebohongan apa lagi yang ingin kamu sembunyikan dariku?" Myung tidak mampu lagi untuk bekerja, langkah panjangnya meninggalkan ruang kerja. Asisten Yong Jin membukakan pintu mobil untuknya."Tuan kemana tujuan kita," tanya asisten Yong Jin."Kakek." Asisten Yong Jin, melajukan kuda mesinnya menuju Mansion tuan besar Hyun, yang tidak lain adalah kakek dari Myung.Setibanya di mansion tuan besar, Myung keluar dari mobil tanpa menun
"Aera!!!"Suara Myung menggema di seluruh mansion, sehingga menimbulkan kerumunan para melayang dan penjaga keamanan Myung. Aera yang berada di kamar Seung mendengar suara teriakan Myung, meninggalkan kamar langkah kakinya dengan cepat menuruni tangga untuk menemui Myung yang terlihat dengan jelas sorot mata penuh kemarahan.Myung yang melihat Aera menuruni tangga, dengan cepat menjemputnya bukan dengan uluran tangan yang lembut melainkan dengan tarikan yang kasar, sehingga Aera terjatuh dan terseret hingga ke bawah. Kemarahan Myung tidak terbendung lagi, tanpa ia tahu dan mendengar penjelasan Aera. Tetapi Myung yang telah di kuasai oleh kebencian tanpa mengikuti logika menyeretnya keluar Mansion."Tuan sakit," lirih Aera, Myung tidak memperdulikan suara kesakitan Aera hingga sampai di depan pintu gerbang Myung mengangkat tubuh Aera dan mendorongnya dengan kasar."Pembohong! Kau pikir siapa dirimu hah? Kau bermimpi untuk membawa Seung dariku? Itu tidak akan terjadi. Seung adalah putra