Damian melempar berkas perceraian mereka ke arah Sherly.
Sherly terkejut melihat kedatangan Damian di rumahnya.Ia panik apa lagi saat melihat anaknya turun dari tangga.
“Mommy tolong seduh susu!“ katanya dengan logat Inggris yang kental. “Naiklah sayang, Mommy akan membawakannya untukmu.“ “Dia anakku!“ seru Damian dengan marah. “Dia anakku.“ “Mommy?“ “Naik!“ teriak Sherly dengan kesal. Teddi berlari kecil mengikuti perintah mommy-nya. “Kenapa kau tidak memberitahuku?“ “Apakah harus?““Harus Sher!“
<
Teddi tertidur dalam pelukannya. Sherly kaget ketika Damian memeluknya dari belakang. Dia tidak bisa bergerak dan dia begitu takut untuk bergerak. “Aku membutuhkanmu Sher,“ kata Damian membalikkan tubuh Sherly dengan lembut. “Dam …“ Damian membawa tubuh Sherly menjauh dari Teddi. Dan membawa tubuh istrinya ke sofa bed. “Damian …“ “Aku merindukanmu Sher…“ “Tapi …“ Damian mencium Sherly. Tubuh Sherly seakan meledak ketika merasakan ciuman Damian. Sherly merasakan desakan kerinduan mencuat dalam dirinya. Ia merindukan Damian, ia menangis ketika menyadari hal itu. Hatinya sakit serasa diiris. &n
Sherly sudah memutuskan untuk melupakan Damian dan menerima Rafael. Sherly tidak bisa menerima Damian karena Rafael. Damian tidak menerima keputusan Sherly dan memohon Sherly agar kembali padanya. Sherly sudah memutuskan dan dia bertekad tidak akan merubah keputusannya. Dia memberitahukan hal yang sebenarnya kepada Teddi dan membiarkan Teddi mengenal Damian sebagai ayah kandungnya. Teddi baru mengerti kenapa ayah dan ibunya tidak tidur dalam satu kamar yang sama seperti teman-temannya. Dia juga sangat berbeda dengan ayahnya. Wajah ayahnya maskulin dan sangat gagah tapi ia begitu asia dan berwajah manis. Ia merasa, ia mirip seperti Sherly tapi ia tidak bisa menemukan sa
“Oke dan tugas kali ini akan diserahkan kepada Sherly Margareta!“ kata Dani dengan yakin. “Kau siap Sherly? Dan percayalah, kalau kau bisa melakukan tugas ini dengan baik, aku akan memberikan posisi yang sudah lama kau idam-idamkan, sebagai Kepala Editor Mode & Fun Hot News Magazine!“ Tepuk tangan terdengar serentak menutup rapat yang mereka adakan hari ini. Mereka yakin Sherly pasti bisa mendapatkan posisi yang selama ini ia nantikan. Tapi Sherly hanya meringis tidak yakin. Bella menyikut lengan Sherly untuk memberinya semangat. Sherly hanya bisa tersenyum pasrah. Seluruh karyawan mulai memberi ucapan selamat kepada Sherly sebelum kembali ke meja masing-masing. Sherl
Saat tiba di lokasi, Sherly terkejut karena orang yang melamar pekerjaan di rumah Damian sangat banyak sekali! Sherly tidak mengira akan mendapat rintangan sebanyak ini. Tapi tentu saja hal itu tidak memadamkan semangatnya! Dia malah semakin tertantang untuk mendapatkan pekerjaan ini. Ia tersenyum dan melangkah dengan girang. Ia mengambil nomor urut dan menunggu seperti yang lainnya. Karena terlalu lama menunggu, Sherly ketiduran di kursi sofa tempatnya menunggu giliran. Ia kaget begitu mendengar namanya diteriakkan dengan keras beberapa kali dan langsung bersiap. “Apakah ada Sherly Margareta?!“ “Yah, ada!“ jawab Sherly dengan cepat. Sherly membuka kaca riasnya dan memandang wajahnya sesaat, membenahi riasannya sebentar lalu langsung masuk kedalam ruangan. Ternyata Damian West sendirilah yang akan mewawancarainya sendiri. Ia merasa lucu bagaimana jadinya nanti tapi hal itu akan semakin mempermudah baginya untuk dapat melancarkan tugasnya.
Sherly mengemasi barang-barang yang akan dibawa dan tidak ketinggalan, ia juga membawa laptopnya. Dia memilih dari sekian banyak mobil kesayangannya lalu memutuskan untuk mengendarai Ferarri warna kuning super kesayangannya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Damian mendengar deru suara mobil meraung di depan rumahnya. Ia mengintip sebentar sebelum membuka pintu. Dia benar-benar tidak menyangka Sherly turun dari mobil Ferarri?! Dalam hati Damian bertanya-tanya kemungkinan apa jika seorang wanita yang memiliki mobil Ferarri bersedia bekerja sebagai pengasuh? Tidak mungkin! Atau mobil itu milik kekasih Sherly dan meminjamkannya kepada Sherly tapi untuk apa Sherly bekerja sebagai pengasuh Aldo kalau begitu? Damian lagi-lagi tidak habis pikir. Damian merasa sangat aneh dan mulai mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi? Sherly mengenakan pakaian mahal dan bermerk, bukan hanya itu saja, ia juga sangat menguasai Ferarrinya saat ini tapi anehny
“Halo ganteng, apa jadwalmu hari ini?“ Sherly menunduk ke arah Aldo. “Namanya Aldo, oke!“ koreksi Damian kepada Sherly. “Aku lebih suka dipanggil ganteng!“ bela Aldo. “Lihat?“ timpal Sherly sambil melirik Damian. Damian tidak menanggapi Sherly dan menjabarkan kegiatan yang harus dilakukan Aldo secara panjang lebar. “Wow, untuk anak sekecilmu, jadwalmu padat juga yah! Ayo kita pergi main!“ kata Sherly mengajak Aldo pergi. “Kau mau mengajaknya ke mana?“ tanya Damian dengan cepat. Pikirannya mendadak kreatif dan menyangka Sherly akan menculik Aldo! Tapi alasan itu lebih masuk akal, dibanding mengira Sherly adalah seorang wartawan yang sedang mencari berita. “Jalan-jalan! Apa kau ingin ikut?“ tanya Sherly dengan heran. “Ke mana? Kau tidak tahu komplek ini! Aku tidak akan mengijinkanmu membawanya.“ “Oke, kalau begitu ikutlah dengan kami dan tunjukkan jalannya,“ ucap Sherly sambil mengenakan kacamata hitamnya dan melangkah kearah mobilny
“Sudah dua hari aku di sini, aku belum mendapatkan berita apapun juga! Huh, rasanya be-te!“ Sherly menghela napasnya. Ia memeriksa handphonenya. “Wow ada banyak panggilan tak terjawab dan pesan!“ Bella menelepon dan menulis pesan bagaimana situasi sampai saat ini. Robert, Sandi, Bram, dan lain-lainnya menelepon dan mengajaknya kencan. Sherly meringis tidak tertarik berkencan dengan salah satu pria yang mengidamkannya. Satu-satunya orang yang menarik perhatiannya adalah Beni. Senyum Sherly mengembang lebar. Beni adalah salah satu playboy yang terkenal suka mempermainkan hati wanita. Ia sudah beberapa kali mengajak Sherly keluar tapi Sherly selalu menolaknya. Tapi kali ini, rasanya ia ingin keluar bersama Beni. Ia menghubungi Beni dan mengajaknya berkencan. Beni sangat antusias mendengar ajakan kencan dari Sherly. Ia seperti mendapat lotere di siang bolong! Sherly dapat mendengar dari suaranya yang terlalu kencang dan memekik di
Sherly benar-benar merasa menyesal karena mengira Beni bisa membuat malamnya berkesan! Setelah menimbang-nimbang akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi Bella. Dan Bella sedang berpesta! Tanpanya! Bisakah kalian bayangkan!? Sherly sangat marah kepada Bella karena tidak memberinya kabar. Tapi Bella membela diri sudah mengirimkan pesan yang tidak pernah dibalas Sherly. Akhirnya Sherly memutuskan untuk memaafkan Bella dan ikut bersenang-senang bersamanya! Ini adalah salah satu pesta terheboh sepanjang hidupnya! Sherly merasa sangat gembira sambil menari bersama Bella dan teman-teman prianya. Semetara itu, Damian tidak berhasil menyusul Sherly dan sekarang ia sedang menghawatirkan Sherly karena teman kencannya Sherly kembali mencari ke rumahnya, tanpa membawa Sherly pulang bersamanya! Bagaimana hal itu mungkin!? Damian benar-benar tidak percaya! Sudah hampir jam 3 pagi, Sherly belum pulang juga. Seharusnya Damian tidak mencampuri
Sherly sudah memutuskan untuk melupakan Damian dan menerima Rafael. Sherly tidak bisa menerima Damian karena Rafael. Damian tidak menerima keputusan Sherly dan memohon Sherly agar kembali padanya. Sherly sudah memutuskan dan dia bertekad tidak akan merubah keputusannya. Dia memberitahukan hal yang sebenarnya kepada Teddi dan membiarkan Teddi mengenal Damian sebagai ayah kandungnya. Teddi baru mengerti kenapa ayah dan ibunya tidak tidur dalam satu kamar yang sama seperti teman-temannya. Dia juga sangat berbeda dengan ayahnya. Wajah ayahnya maskulin dan sangat gagah tapi ia begitu asia dan berwajah manis. Ia merasa, ia mirip seperti Sherly tapi ia tidak bisa menemukan sa
Teddi tertidur dalam pelukannya. Sherly kaget ketika Damian memeluknya dari belakang. Dia tidak bisa bergerak dan dia begitu takut untuk bergerak. “Aku membutuhkanmu Sher,“ kata Damian membalikkan tubuh Sherly dengan lembut. “Dam …“ Damian membawa tubuh Sherly menjauh dari Teddi. Dan membawa tubuh istrinya ke sofa bed. “Damian …“ “Aku merindukanmu Sher…“ “Tapi …“ Damian mencium Sherly. Tubuh Sherly seakan meledak ketika merasakan ciuman Damian. Sherly merasakan desakan kerinduan mencuat dalam dirinya. Ia merindukan Damian, ia menangis ketika menyadari hal itu. Hatinya sakit serasa diiris. &n
Damian melempar berkas perceraian mereka ke arah Sherly. Sherly terkejut melihat kedatangan Damian di rumahnya. Ia panik apa lagi saat melihat anaknya turun dari tangga. “Mommy tolong seduh susu!“ katanya dengan logat Inggris yang kental. “Naiklah sayang, Mommy akan membawakannya untukmu.“ “Dia anakku!“ seru Damian dengan marah. “Dia anakku.“ “Mommy?“ “Naik!“ teriak Sherly dengan kesal. Teddi berlari kecil mengikuti perintah mommy-nya. “Kenapa kau tidak memberitahuku?“ “Apakah harus?“ “Harus Sher!“
Teddi tumbuh menjadi anak yang sangat tampan. Dan sayangnya, ia persis seperti Damian versi kecilnya. Sherly selalu merasa bersalah karena Rafael menyayangi anaknya, melebihi apapun juga. Terkadang Sherly merasa kesal karena Rafael terlalu membela dan memanjakan Teddi. Rafael selalu pulang kerumah mereka dan menghabiskan waktu bersama Sherly dan Teddi. Selama 5 tahun ini, Rafael memiliki kamarnya sendiri. Ia tidak pernah merayu Sherly untuk bercinta dengannya. Hati Sherly masih belum bisa melupakan Damian. Setiap malam, ia sangat merindukan suaminya itu. Dan Rafael juga tahu akan hal itu, maka ia selalu menawarkan cinta tanpa berharap mendapat balasan dari Sherly. Melihat kesungguhan Rafael, hati Sherly melunak dan mulai menerima Rafael sebagai bagian dari hidu
Damian menyambut antusias dan gembira mendengar berita kehamilan Sherly. Sherly merasa ragu dan bertanya pada dirinya sendiri. Tiga bulan yang amat melelahkan! Kehamilan Sherly sangat menyiksa Sherly sampai-sampai ia harus dilarikan kerumah sakit karena tidak dapat makan dan minum dengan teratur. Tubuhnya menolak dan selalu muntah sampai-sampai darah keluar dari mulut Sherly karena tidak adanya cairan yang bisa dikeluarkan tubuhnya lagi. Damian menolak untuk menerima semua tawaran show dan menemani Sherly setiap saat. Ketika usia kandungannya menginjak usia lima bulan, ia sudah bisa beraktifitas dan kembali pada usaha yang ia rintis. Damian melarangnya untuk bekerja tapi Sherly menyakinkan Damian untuk membiarkannya k
Sherly mengakui dalam hati firasat Damian ada benarnya juga karena Rafael selalu menyempatkan waktu untuk memantau perkembangan showroom gaun pengantin mereka. “Apa?“ tanya Rafael sambil melihat Sherly yang tengah menatapnya curiga. “Apa kau tidak terlalu sibuk belakangan ini?“ “Tidak terlalu. Itu kenapa aku bisa kesini.“ “Bukan karena maksud lain ‘kan!?“ “Apa maksudmu?“ “Rafael, aku akan sangat menghargai kalau tidak ada udang dibalik batu dengan kerja sama kita.“ “Maksudmu?“ “Jangan marah. Hanya saja, aku tidak mau memberi harapan bagi masa depan kita selain bisnis.“ “Kau membuatku kecewa dengan berpikiran sempit
Sherly menolak menerima ajakan Rafael untuk meninjau perkembangan renovasi tempat usaha mereka. Sherly mengepalkan tangannya merasa kesal dengan dirinya sendiri. Beraninya Damian meragukan ketulusan cintaku dan menuduhku yang tidak-tidak! Seharusnya aku menerima ajakan Rafael tadi! gumamnya kesal sambil menimbang-nimbang. Sherly melempar ponselnya dengan kesal keatas ranjangnya. Sherly mendengar suara mobil Damian. Ia membuka jendela kamarnya dan memastikan. Damian melihatnya dan tersenyum. Sherly merasa kesal dan membanting daun jendela dengan kesal. Sherly berlari untuk mengunci pintu kamarnya dan berdiri dibelakang pintu dengan melipat tangan dengan kesal. Damian
Rafael merasa kehilangan harapan saat melihat kesungguhan cinta Sherly pada Damian. Saat Sherly bercerita tentang ide usahanya, ia langsung mengambil kesempatan itu untuk dapat bersama dengan Sherly tanpa membuat Sherly mencurigai niatnya untuk merebut hati dan perhatian Sherly. Damian tidak bisa menghubungi ponsel Sherly disela-sela istirahatnya. Dia rindu mendengar suara istrinya itu. Ia menelepon kerumahnya berharap Sherly ada dirumah dan menerima teleponnya. Tapi pelayannya mengatakan Sherly belum kembali dari tadi siang. Hatinya resah. Dia merasa perasaannya tidak enak. Dia menahan dirinya untuk tidak langsung pulang dan mencari istrinya. Pikiran tentang hobby Sherly kembali membuat Damian terus merasa cemas. Sherly tidak menyan
Pesta pernikahan mereka diadakan besar-besaran. Mereka mengijinkan semua media untuk meliput kebahagiaan mereka. Mereka ingin membagi kebahagiaan mereka kepada semua penonton diseluruh dunia dan meminta doa restunya. Mereka memutuskan untuk berbulan madu ke Hawai. Mereka merasa sangat bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Rafael berpapasan dengan Damian dan Sherly. Sherly tersenyum manis ketika menyapa Rafael. “Hai!“ sapa Rafael tanpa memandang Damian. “Hai, kau disini juga?“ pekik Sherly dengan gembira. Reflek ia ingin memeluk Rafael tapi begitu mengingat Damian sedang berada disampingnya Sherly mengurungkan niatnya dan tersenyum kepada suaminya.