Share

Bab 64

Penulis: Mama Uwa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebulan kemudian,

Kondisi mental Maya sudah membaik. Bahkan bisa dianggap normal kembali. Bahkan sudah seminggu ini dia mengikuti pelajaran kuliahnya.

Hubungannya dengan teman-teman laki-laki juga sudah baik. Terutama dengan Pandu. Yang juga teman sekelasnya. Maya sering meminta materi kuliah dari Pandu saat dia masih belum bisa mengikuti perkuliahan karena masih  trauma itu. Dan Pandu dengan telaten memberi info info kampus kepada Maya.

Sampai akhirnya Pandu mengajak Maya berangkat kuliah bersama. Maya yang awalnya ragu akhirnya mau menerima. "Kalau untuk berangkat kuliah saja apa salahnya kalian berangkat bersama, " ujar Bu Yuni saat Maya berkonsultasi via aplikasi perpesanan.

"Tapi saya masih takut jika tiba-tiba Pandu membawa saya ke tempat lain. Dan terjadi peristiwa tragis seperti yang dilakukan Firman," ujar Maya 

"Maya, sekali lagi tidak semua laki-laki jahat. Oke?" ujar Bu Yuni lagi.

"Kita boleh waspada. Tapi jangan berbur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 65

    Sampai di kantor pun pikiran Maya masih mengingat Jonathan. Entahlah. Padahal sudah beberapa bulan terakhir ini nama itu hanya sekilas singgah di hatinya. Pikirannya masih sibuk memikirkan pekerjaan, dan kini ditambah lagi dengan urusan kuliah."Bagaimana kabar nyonya besar sekarang? Tiba-tiba aku kangen rumah besar itu," ujarnya saat dia sedang membersihkan ruangan Pak Robert.Ada terbersit rasa menyesal dia harus pergi meninggalkan rumah tersebut. Mungkin saja hubungannya yang membaik dengan Jonathan akhir-akhir masa dia bekerja di sana, kesepakatan dia harus resign dari pekerjaannya bisa dinegosiasikan."Mengapa aku tidak bertanya dulu dengan Jonathan sebelum mengambil keputusan untuk keluar. Siapa tahu dia berubah pikiran?" sesal Maya.Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dia sudah meninggalkan rumah itu lebih dari empat bulan. Mungkin saja nyonya besar sudah mendapatkan pengasuh yang baru. Dan Maya sendiri kini juga sudah mendapatkan pekerjaan yang m

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 66

    Maya benar-benar khawatir. Bagaimana jadinya kalau Pandu mengungkapkan isi hatinya? Maya belum siap menerima laki-laki manapun untuk saat ini. Percobaan perkosaan yang dialaminya masih memberi rasa trauma yang belum sepenuhnya pulih. Apalagi itu dilakukan oleh orang yang dianggap baik dan dekat dengannya. "Ah sudahlah Maya, jangan terlalu dipikirkan. Hidup itu bukan untuk dipikirkan. Tapi untuk di jalani," kata Adel. Mereka berjalan kaki pulang ke kost. Karena hari ini Maya tidak ada jadwal kuliah. Namun belum sampai mereka di kost, sebuah motor menghampiri keduanya. "Hai Maya. Hai Adel," terdengar suara memanggil keduanya. Adel menoleh ke belakang. Demikian juga dengan Maya. "Hallo Pandu. Rumahmu daerah sini juga?" tanya Adel. Sedangkan Maya sudah gugup tidak karuan. Wajahnya terlihat pias. Khawatir yang berlebihan Pandu akan mengungkapkan perasaannya. "Tidak. Rumahku jauh di pinggir kota," jawab Pandu.

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 67

    Empat Tahun Kemudian Seorang perempuan berpenampilan modis tampak sibuk mengatur di ruang pertemuan. Hari ini ada agenda penting dari perusahan yang akan mengundang relasi relasi bisnisnya. Terutama dalam pengembangan pabrik baru di luar ibukota. Dan perempuan tersebut yang mengatur pertemuan itu.Dia adalah Maya, yang empat tahun lalu bekerja di perusahaan ini sebagai office girl. Berkat kegigihannya tanpa pantang menyerah dia kini bisa menduduki jabatan sebagai sekretaris Pak Robert. Pucuk pimpinan di perusahaan ini.Belum genap empat tahun dia kuliah, sudah mampu lulus dengan predikat cumlaude. Bahkan menjadi mahasiswa berprestasi dengan IPK tertinggi di fakultasnya. Sebuah capaian yang luar biasa, karena Maya menjalani kuliahnya sambil bekerja Itu pula yang akhirnya memikat Pak Robert untuk mengangkat Maya sebagai sekretarisnya. Setelah Lili resign dari perusahaan karena harus mengikuti suaminya yang dipindah ke luar negeri Selain it

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 68

    Acara berjalan dengan lancar. Maya merasa lega. Banyak pihak yang tertarik untuk menjadi bagian pada proyek baru perusahaannya. Bahkan juga ada investor asing yang ingin ikut terlibat.Pak Robert terlihat bangga dengan Maya. Yang mampu menggiring audiens dengan apik."Terima kasih Maya. Banyak yang tertarik untuk investasi," kata Pak Robert."Itu juga karena presentasi Bapak yang memukau" balas MayaUsai ramah tamah, para undangan sudah banyak yang bersiap pulang. Mereka berpamitan satu per satu kepada Pak Robert. Sebagian juga bersalaman dengan Maya.Yonathan tampak masih bersantai dengan salah satu rekan bisnisnya. Bahkan sampai orang tersebut pulang, Yonathan belum juga berpamitan.Melihat hal itu, Maya berinisiatif untuk segera meninggalkan lokasi itu terlebih dahulu. Apalagi acara sudah selesai. Namun langkahnya dicegah oleh Pak Robert."Maya, kamu ke mana? Kalau kembali ke kantor sama saya saya," ujar Pak

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 69

    "Bukankah kalian bertunangan?" tanya Pak Robert. Deg. Jantung Maya hampir saja copot. Dia segera memegangi dadanya yang terasa nyeri di ulu hati. Letih tapi tidak berdarah. "Mengapa mendengar Jonathan sudah memiliki tunangan rasanya sesakit ini? " bisik Maya dalam hati. Belum sempat Jonathan menjawab pertanyaan Pak Robert, Maya sudah tidak tahan. Dia ingin segera menenangkan hatinya yang tiba-tiba begitu sakit "Pak maaf saya mohon ijin ke toilet dulu," ujar Maya segera bangkit dari tempat duduknya. Dia lalu berjalan dengan cepat bahkan setengah berlari meninggalkan ruangan tersebut. Dia ingin segera kabur dan berharap tidak bertemu dengan Jonathan lagi. Sesampainya di toilet Maya tidak buang air kecil ataupun air besar. Karena memang tujuannya bukan untuk itu. Dia ingin menenangkan diri saja Dia hanya berdiri di depan westafel, memandangi wajahnya yang pias. Matanya tiba-tiba berembun. Ada aliran

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 70

    Maya merasa tidak asing dengan mobil tersebut Tidak lama kemudian pemilik mobil membuka kaca jendela kirinya. Betapa kagetnya Maya melihat orang yang duduk di kursi kemudi. "Bukankah itu," ucapnya tanpa bisa meneruskan kata-katanya. "Maya," panggil pemilik mobil itu. Maya pura-pura tidak mengenal. Dia justru mempercepat langkahnya untuk segera pulang ke rumah. Beberapa kali mobil sport tersebut membunyikan klakson. Namun Maya tetap tidak menghiraukan. Sampai kemudian dia menghilang masuk gang menuju rumah kostnya Ternyata mobil tersebut juga tetap mengikutinya. Anehnya saat dia masuk rumah, mobil tersebut tidak ikut berhenti. Namun tetap melaju ke gang berikutnya. Maya merasa lega. Ia langsung menuju kamarnya dan merebahkan diri. Setidaknya untuk kali ini dia akan dari kejaran Jonathan. "Seharusnya tadi aku tidak usah lari dan pura-pura tidak kenal," ada sedikit sesal di hatinya. Namun saat dia men

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 71

    "Hadiah dari Aunty nanti biar Uncle yang membelikan Farel." Terdengar suara bariton yang berada di belakang Maya. Dan Maya sudah sangat hapal pemilik suara itu. Namun dia tidak berani menoleh ke arah sumber suara. Maya memilih berlalu dari tempat tersebut. "Farel, aunty bantu mama di belakang dulu ya," ujarnya kepada remaja tersebut. "Iya, Aunty," jawab Farel. "Pak Robert, Pak Jonathan, saya ijin ke belakang," ujar Maya berpamitan. Tanpa menunggu jawaban dari keduanya. Maya langsung menuju ke belakang. Ternyata untuk tamu perempuan dipisah dengan tamu laki laki. Untuk bagian depan di ruang tamu di tempati temu laki-laki. Sedangkan untuk tamu perempuan lesehan di ruang keluarga. Maya merasa aman dengan konsep tersebut. Setidaknya dia bisa menghindari dari Jonathan untuk beberapa saat. Meskipun masih berada di rumah Yeng sama Tepat pukul 19.00 acara dimulai. Tidak banyak undangan. Tanya sekitar 100 orang.

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 72

    Setelah berpamitan, Maya dan Jonathan masuk ke dalam mobil. Tanpa diduga Maya, Jonathan membukakan pintu untuknya. Sekaligus menutupnya. Dia jadi ingat waktu dulu mereka pernah menjadi pacar pura-pura. Hal itu pula yang dilakukan Jonathan kini.Beberapa saat keduanya tampak canggung. Ini memang pertemuan keempat mereka setelah Maya kabur dari rumah Jonathan. Namun baru kali ini mereka benar-benar hanya berdua saja.Anehnya Jonathan tidak lagi bertanya di mana alamat kost Maya. Dengan lancar dia mengemudikan mobil sportnya membelah keramaian ibu kota."Kamu tidak bisa lagi lari dariku Maya," ujar Jonathan.Maya menunduk. Air matanya jatuh. Sulit untuk mendefinisikan ini adalah air mata bahagia atau sebaliknya. Ya, Maya memang sangat bahagia untuk saat ini. Bisa duduk berdampingan dengan pria yang dicintainya dalam diam.Di sisi lain dia juga sangat bersedih. Karena dia memiliki harapan yang berlebih untuk hubungan mereka. Padahal Maya su

Bab terbaru

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 120

    Jonathan kecil tampak begitu bahagia. Dia membalas pelukan papanya dengan erat. "Horee, Papa sudah datang." Teriaknya histeris.Berputar putar mengelilingi toko yang mulai sepi karena hendak tutup. Sedangkan Jonathan besar tanpa menunda langsung memeluk kekasih hatinya itu. Segala rindu dia tumpahkan malam itu Sedangkan Maya awalnya sedikit malu malu dan khawatir dengan status Jonathan. Karena terakhir kali dia mendengar informasi dari satpam bahwa Jonathan sedang dalam persiapan menikah dengan gadis Eropa. "Mas, sudah. Tidak enak dilihat anak-anak. Lagian nanti ada yang cemburu lho," ujar Maya seraya mengurai pelukan Jonathan besar."Siapa yang cemburu? Apakah kamu sudah memiliki pacar?" tanya Jonathan sedikit ragu. Kalau suami, dari informasi yang dia dapatkan, Maya tidak sedang menikah dengan siapapun. Namun bisa jadi dia sedang menjalin hubungan dengan laki-laki lain untuk me jadi ayah tiri buat Jonathan yunior. Hal ini yang tidak dia pikirkan selama ini. Jonathan hanya berpik

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 119

    "Tolong dikirimi list foto-fotonya ya," jawab Jonathan.Tidak beberapa lama kemudian belasan foto contoh buket bunga dikirim ke nomor Jonathan. Jonathan sendiri bingung mana yang harus dia pilih. Karena menurutnya semua bagus."Apakah semua bunga ini dirangkai sendiri oleh pemilik toko?" tanya Jonathan."Dulu begitu، namun sejak ada pegawai ibu sudah jarang ikut merangkai sendiri. Hanya bantu kalau toko ramai saja," jawab nomor tersebut."Boleh tahu nama pemilik tokonya siapa ya?" tanya Jonathan."Ibu Maya."Deg. Namun Jonathan sendiri tidak tahu nama panjang kekasihnya itu, jadi percuma juga dia menanyakan nama panjang Maya. Malah membuat penyidikannya diketahui saja."Oh ya ya, pernah sekali saya ke toko antar mama pesan bunga. Itu Bu Maya yang sudah memiliki anak laki-laki kecil itu ya?" tanya Jonathan."Anda benar sekali," jawab admin toko."Lucu dan ganteng. Sampai saya pingin mencubit pipinya," kata Jonathan."Banyak customer toko kami yang bilang begitu. Semua gemes gemes sama

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 118

    Lima tahun kemudian...."Mama, mama belikan es krim itu dong," teriak seorang anak kecil berusia sekitar empat tahun di taman balau kota. "Di rumah kan sudah banyak es krim, mengapa harus beli lagi?" tanya seorang perempuan berusia sekitar 27 tahun yang merupakan ibu dari anak itu Tidak jauh dari ibu dan anak tersebut, seorang laki-laki mengamati dengan takjub. Disampingnya ada perempuan paro baya, yang merupakan ibu dari laki-laki dewasa itu."Mama kok merasa wajah anak kecil itu sangat familier ya. Tapi siapa?" tanya perempuan paro baya yang rambutnya hampir separuhnya beruban.Laki-laki dewasa disampingnya menoleh. Memandang ke arah yang ditunjuk sang mama. Deg.Dia sangat hapal dengan wajah perempuan yang menjadi mama dari bocil imut itu. "Bukankah, bukanlah itu...""Siapa Jo? Kamu mengenalnya?" tanya sang mama."Oh maaf bukan Ma, justru Jo melihat anak kecil itu mirip dengan fotoku saat kecil," ujar laki-laki dewasa yang ternyata adalah Jonathan."Hmm masak sih. Iya juga ya.

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 117

    Sementara itu di Jerman, Jonathan uring-uringan. Dia mulai merasakan bahwa papanya sengaja mengirimnya ke Jerman untuk dijodohkan dengan Caroline. Bahkan Caroline sendiri tampak aktif untuk mendekati Jonathan."Ma, maksud papa ini apa sengaja menjebak saya untuk dijodohkan dengan Caroline. Jo tidak mau Ma. Jo sudah punya pacar," kata Jonathan saat menelepon mamanya. "Jo, dengarkan dulu. Tidak ada ceritanya orang tua yang ingin menjebak anaknya. Semua orang tua itu ingin memulihkan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk untukmu. Apalagi kamu anak tunggal," jawab mamanya di tanah air."Ingat Ma, kalau untuk urusan kerja,oke. Tapi kalau untuk perjodohan,no way" tegas Jonathan sambil menutup panggilan telepon.Nyonya Mulia sedang sarapan pagi dengan suaminya saat Jonathan telepon. "Ada apa dengan Jonathan, Ma?" tanya Tuan Mulia."Biasa curhat," jawab Nyonya Mulia. Dia tidak ingin Jonathan akan terlalu dipaksa dalam perjodohan yang memang sudah mereka rencanakan ini.Memang Nyonya Mulia jug

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 116

    Maya menyeret kopernya keluar unitnya. Dia membuka pintu dan mengunci dari luar. Sesaat dia memandang dari luar, menitikkan air mata. Tempat yang membuat dirinya sempat melambung, namun kini terhempas ke dasar lembah yang paling dalam."Selamat tinggal," bisiknya lirih.Surat pengunduran diri dan surat untuk Adel sudah dia letakkan di atas meja makan. Agar Adel dengan mudah menemukan. Setelah mengunci apartemennya, dia menuju lift dan turun ke loby. Dia menuju ke resepsionis untuk menitipkan kartu masuk unitnya di sana. Sebab, apartemen tersebut adalah fasilitas perusahaannya. Sehingga pastinya cepat atau lambat akan diminta kembali perusahaan, seiring dengan kepergian dirinya. Dengan pengunduran dirinya."Mbak nitip kartu akses ya. Mungkin nanti akan ada temanku yang mengambilnya," kata Maya.Setelah itu dia memesan taksi online yang akan membawanya ke stasiun terdekat. Maya sudah memiliki kota tujuan yang ingin dia datangi. Yakni Kota Baru Malang. Di sana merupakan kota wisata. Ud

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 115

    Mobil taksi online segera meninggalkan rumah tersebut. Maya memandang sekilas rumah yang dulu pernah dia tinggali sebulan. Berharap bisa melihat Jonathan di sana. "Sekuriti tersebut tidak berbohong, pasti saat ini Jonathan sedang berbahagia menyambut hari pernikahannya bersama gadis bule," batin Maya. Dadanya terasa sesak mengingat itu. Sampai taksi yang dia tumpangi sampai di bundaran air mancur di tengah tengah perumahan itu. Posisi taman air mancur tersebut memang di tengah tengah perumahan, sehingga siapapun yang masuk ke perumahanku itu akan melewatinya. Demikian juga saat keluar nanti."Pak, boleh berhenti beberapa menit di sini,"ujar Maya masih dengan suara habis menangis.Tanpa menjawab sopir taksi tersebut menepi dan mobil benar-benar berhenti. Maya tidak keluar, tapi hanya memandang air mancur tersebut dari mobil. Kaca jendelanya dia buka. Sehingga dia bisa menghirup udara segar dibawah rerimbunan pohon yang tumbuh sepanjang jalan. Pohon trembesi. Yang terkenal mampu mengi

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 114

    Maya memejamkan mata. Namun pikirannya justru melayang kemana-mana. Bahkan dia tidak mandi atau mengganti pakaian kerjanya untuk beberapa saat."Akh, mungkin berendam di air hangat membuat pikiranku lebih fresh," ujar Mata sambil melangkah ke kamar mandi.Benar saja, dia berendam di sana. Dalam waktu yang cukup lama. Bahkan hampir satu jam. Bahkan Adel yang mencari Maya untuk diajak makan malam sempat khawatir sahabatnya itu pingsan di kamar mandi."Maya, kamu di kamar mandi kah?" tanya Adel.Tidak ada jawaban untuk beberapa saat. Barulah panggilan ketiga Maya baru menyahut."Iya, aku di dalam," jawab Maya."Syukurlah. Khawatirnya kamu pingsan lagi."Tidak lama kemudian, Maya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih bugar. "Aku sudah pesan makanan untuk kita berdua," kata Adel."Kamu memang sahabat terbaik.""Aku pesan nasi goreng. Semoga kamu suka," kata Adel lagi."Pasti suka. Kita belum sempat makan sejak siang tadi," kata Maya."Iya, aku sendiri tidak tega meninggalkanmu m

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 113

    Tidak lama setelah itu, mobil perusahaan disiapkan untuk membawa Maya ke rumah sakit. Bagaimanapun juga kejadian ini terjadi di kantor saat Maya bekerja. Sehingga dihitung sebagai kecelakaan kerja. Adel ikut mengantar Maya ke rumah sakit. Setelah ditangani di UGD lalu dibawa ke ruang perawatan. Di sana Maya baru siuman. Adel ingat saat suster meninggalkan ruangan terserah sempat berpesan, apabila pasien sadar untuk segera menghubungi perawat dengan menekan tombol yang tidak jauh dari tempat tidur Maya. Adel menekan tombol itu.Tidak beberapa lama seorang perawat datang. "Ada yang bisa dibantu?" tanya perempuan berbaju dan rok sebatas lutut berwarna putih itu dengan rambut diikat rapi ke belakang. Di atas rambutnya ada topi kecil. Tampak rapi."Pasien bangun Suster," kata Adel."Syukurlah. Habis ini akan ada dokter jaga yang melakukan visite ke mari. Anda bisa bertanya seputar masalah sakitnya pasien," ujar Suster tersebut kepada Adel."Apa saya tidak boleh bertanya sesuatu Suster?"

  • Pengasuh Kesayangan CEO   Bab 112

    Pagi itu Maya bangun dengan malas. Dia merasakan tubuhnya kurang enak badan. Malas beraktivitas dan dada serta perutnya terasa penuh."Apa yang salah denganku?" batinnya.Namun, dia berusaha beranjak bangun dan menuju ke kamar mandi. Menyalakan shower air hangat untuk mandi. Agar tubuhnya bisa kembali bersemangat untuk menjalani aktivitas hari ini.Baru saja dia melepas pakaiannya untuk mandi, perutnya terasa mual. Huek huek huek.Dia menuju wastafel dan menumpahkan isi perutnya di sana. Namun karena belum makan apapun tidak ada yang keluar dari mulut Maya, selain air yang agak berwarna kuning. "Sepertinya aku masuk angin. Maklum cuaca begitu dingin di luar di bulan Juli ini," kata Maya.Usai mandi dan berganti baju, Maya berencana ke dapur. Seperti biasa, dia ingin menyiapkan sarapan pagi. Sebelum itu dia ingin membuat minuman jahe panas agar tubuhnya sedikit hangat. Baru saja dia memanaskan air dan menuang serbuk jahe instan di gelas, perutnya kembali mual. Dia kembali ingin memun

DMCA.com Protection Status