Beranda / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 311. Saling Menyalahkan

Share

Bab 311. Saling Menyalahkan

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Freya meremas tangannya perlahan. Dia sungguh merasa muak dengan segalanya. Apalagi Clarissa tak sadar akan kesalahannya. "Sa, coba pikirin lagi. Apa lo berteman dengan kita berdua karena tulus?"

"Apa?" Clarissa terkejut ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu. "Lo mikir apa sih? Ya udah jelaskan gue pasti berteman sama kalian itu tulus."

Freya yang mendengar jawaban itu justru tersenyum sinis. Tak mungkin baginya untuk percaya begitu saja dengan perkataan Clarissa, apalagi selama ini selalu diperlakukan dengan semena-mena dan jika dipikirkan lagi memang dia hanya dijadikan seperti kacung.

Clarissa yang bisa membayangkan ekspresi wajah Freya, kini mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa lo nggak percaya sama kata-kata gue? Gimana caranya gue bikin lo percaya?"

Freya yang mendengar perkataan sahabatnya itu hanya diam tanpa mengatakan apapun. Dia menghela nafas perlahan dan kembali melipat kedua tangannya tepat di depan dada. "Kalau lo emang mau buktiin, cari tahu caranya sendiri. Lo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 312. Gara-Gara Cowok

    "Apa lo serius?"Luna menganggukan kepalanya perlahan. "Mungkin Clarissa sebelum cerita soal ini tapi kita berdua sempat bertengkar gara-gara Alvin." Dia menghela napas sejenak sebelum akhirnya menjelaskan semuanya pada Freya dan menambahkan, "Gue merasa hal kayak gini nggak bisa diremehin sama sekali karena Alvin udah keterlaluan.""Emang! Gue aja heran. Tapi selama ini lo kelihatannya baik-baik aja pas Clarissa udah bertingkah kayak budaknya Alvin." Freya ikut merasa marah karena bagaimanapun juga namanya kini ikut terseret akibat masalah yang sama. Luna juga sebenarnya merasa sangat lelah dan kini dia mengaduk minumannya dengan perasaan hampa. "Jujur sebenarnya itu nggak mau berteman kita jadi kayak gini. Tapi gue beneran capek banget, Clarissa nggak mau dengerin gue dan dia terus aja bertingkah tolol di hadapan. Gue juga tahu kalau dia suka banget sama Alvin, tapi harusnya karena masalah ini dia sadar dong."Andai Alvin tidak mengatakan sesuatu yang keterlaluan, Luna pasti masih b

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 313. Akal-Akalan

    "Eh? Kalau dia emang nggak tertarik sama siapapun, kenapa dia malah kemarin sengaja ngasih tahu perasaannya sama Nadia?"Luna yang mendengar pertanyaan itu hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh karena memang dia tak mengetahui jawabannya. "Jujur Alvin emang akhir-akhir ini agak beda. Tapi masa iya sih dia beneran suka sama Nadia?"Jika dipikirkan kembali rasanya tak mungkin sama sekali karena Alvin selama ini memang selalu mencoba untuk menjauh dari semua gadis yang mencoba untuk mendekatinya."Nadia juga cuma gadis biasa kan," tambahnya lagi sambil menyeruput minumannya.Freya yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas lelah. "Clarissa sama Nadia kalau dibandingin juga nggak ada apa-apanya. Si Nadia atau siapalah itu kelihatan biasa aja ya nggak sih?""Iya, gue setuju sama kata-kata lo barusan. Ya pikirin aja, Alvin cukup populer dan kayaknya nggak mungkin deh kalau dia pacaran sama cewek cupu."Sekelas Alvin pasti memiliki kriteria wanita yang cukup tinggi. Bahkan Clarissa ya

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 314. Teror

    Nadia mengaduk minumannya itu dengan perasaan canggung karena entah mengapa sekarang dia justru berakhir berdua dengan Clarissa.Beberapa menit yang lalu, Clarissa memang menyatakan permintaan maafnya secara terang-terangan dan Nadia pun menerimanya tanpa sungkan.Tapi sekarang apa yang harus dia lakukan?Clarissa melihat lawan bicaranya itu sedang merasa bingung dan dia mengulas senyum tipis di wajah cantiknya sambil berkata, "Nggak usah gugup gitu. Gue juga nggak ada niatan buat ngelakuin hal yang jahat sama lo, kok.""Eh? Iya, Kak." Nadia menelan ludahnya itu dengan perasaan tak nyaman.Sesekali dia tampak melirik ke arah Clarissa dan mendapatinya seolah-olah tak merasakan apapun. Lalu mengapa dia harus merasa gugup sendirian?"Uhm, Kak. Apa aku boleh menanyakan sesuatu?"Clarissa menganggukan kepalanya tanpa ragu. "Sure! Emangnya lu mau nanyain apaan?""Kenapa Kakak tiba-tiba aja berubah dan minta maaf padaku?" Nadia sempat mendengar kisah serius mengenai sifat Clarissa dan tentu s

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 315. Orang Misterius

    Nadia sampai di rumahnya dengan perasaan yang masih diliputi oleh kebingungan serta ketakutan karena bagaimanapun juga sekarang ada lebih banyak pesan misterius. Bahkan entah dari mana orang misterius itu mengetahui nomornya."Bunda!" Sean berlari menghampiri ibu sambungnya itu dengan bersemangat. Tapi ketika berada tepat di dekatnya dia terlihat mengerutkan keningnya karena Nadia terlihat sedang kebingungan. "Bunda kok kelihatannya sedih? Bunda kenapa?" tanyanya polos.Nadia yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa tersenyum tipis dan berusaha untuk menyembunyikannya. Dia mengelus pelan puncak kepalanya dan berkata, "Bunda nggak apa-apa, Sayang. Bunda cuma ngerasa sedikit capek," tuturnya."Yah … Sean padahal mau ngajakin ke toko mainan. Oma sama Opa juga ada disini, Bunda," tuturnya dengan wajah yang sedikit cemberut karena kecewa padahal sudah ada banyak rencana di dalam kepalanya.Nadia merasa sedikit bersalah, tapi memang dia tak bisa memaksa. Ada sesuatu yang masih mengganjal tep

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 316. Bercerita Pada Daniel

    Kening Daniel terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu dan dia merasa sangat penasaran. Sebenarnya apalagi yang sedang disembunyikan oleh Nadia?"Katakan saja yang sebenarnya, Nadia. Ada apa?"Nadia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Ada seseorang yang selama beberapa hari belakangan sering mengirimkan teror.""Teror?" Kening Daniel terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu karena dia hampir tak percaya dengan perkataan Nadia. Tak ada laporan mencurigakan dari bawahannya. Jadi dia pikir semuanya aman. "Teror bagaimana yang kamu maksud?"Perlahan, Nadia mulai menceritakan segala hal yang terjadi pada Daniel. Dia tak menyembunyikan apapun lagi."Nadia, Kenapa kamu baru mengatakan hal ini sekarang?" Daniel merasa sangat kecewa karena Nadia telah menyembunyikannya sekian lama dan menanggungnya sendirian. "Padahal aku sudah sering mengatakan supaya kamu jujur padaku," tambahnya lagi sambil mengusap wajahnya.Nadia menggigit bibir bawahnya deng

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 317. Kecurigaan Alvin

    Clarissa sejak tadi sibuk memeriksa ponselnya dan sesekali dia tampak menggigit ujung jarinya. "Kenapa nggak ada respon sama sekali?"Dipertanya dalam hati karena memang kedua sahabatnya kini justru mengabaikannya secara terang-terangan dan hanya memintanya supaya tidak melakukan rencana gila agar masalah di kemudian hari bisa dijauhi.Itu bukanlah hal yang diinginkan oleh Clarissa karena sekarang tujuannya ialah membuat musuhnya benar-benar bisa ditaklukan."Tumben lo sendirian aja?" Seorang pria tiba-tiba saja duduk tepat di hadapan Clarissa dan memandangnya dengan tajam.Kening Clarissa terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu ketika dia mengangkat pandangannya. "Alvin?" "Pasti lo sekarang lagi ngerencanain sesuatu, kan?" Alvin kembali melayangkan sebuah pertanyaan dan tak mengalihkan pandangan tajamnya sama sekali karena memang dia semakin merasa kesal dengan Clarissa. "Gue tahu lo itu kayak gimana, Sa. Lo nggak mungkin minta maaf gitu aja," tambahnya lagi.Clarissa t

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 318. Permintaan Alvin

    "Hoi! Kenapa lo diam aja?" Alvin mengibaskan tangan yang tepat di depan wajah Clarissa dan memandangnya heran. Clarissa sedikit kaget dan dengan cepat langsung mengelak sambil mencoba tersenyum tipis supaya tidak terlihat cemburu di hadapan Alvin karena bagaimanapun juga ini pertama kalinya mereka mengobrol cukup lama setelah bertengkar."Hah? Abisnya gue heran aja karena lo tiba-tiba suka sama seseorang. Lo kan nggak biasanya kayak gini, Al."Alvin tertawa perlahan karena memang dia juga merasa aneh sebab jatuh cinta pada seseorang seperti Nadia yang bahkan sebenarnya bukan tipe perempuan yang diinginkannya."Sebenarnya gue juga nggak tahu alasannya, sih. Mungkin karena dia unik," tuturnya. Sambil mengingat-ingat kelakuan Nadia yang berhasil membuatnya jatuh cinta, Alvin sesekali tersenyum. "Dia tuh beda banget dari cewek kebanyakan yang sering ngedeketin gue. Gimana ya jelasinnya? Intinya gue nggak nemuin hal unik yang dia miliki di cewek lain."Clarissa tersenyum tipis sambil meng

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 319. Datang Kembali

    Luna merasa gelisah dan dia kembali memeriksa ponselnya. "Padahal Clarissa udah baca pesan gue dari tadi, tapi dia nggak bales sama sekali."Freya yang berada tepat di sampingnya itu hanya melirik dengan malas karena dia sudah menebaknya. Clarissa tak mungkin mau diajak bertemu ketika keadaan sedang menjadi panas seperti sekarang dan sudah bisa dipastikan dia akan tetap melakukan rencananya itu sesuai dengan tekadnya."Lun, percuma aja kita berjuang ajakin dia ketemu. Sekarang lihat sendiri kan gimana cara dia memperlakukan kita berdua?""Apa maksud lo?" Luna yang sudah menoleh tampak melarutkan keningnya. Freya mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh dan tersenyum tipis. "Kalau dia emang anggap kita sahabat, dia pasti ada sedikit gerakan lah buat perjuangin hubungan kita ini. Tapi apa yang dia lakuin? Dia selalu nunggu supaya kita sendiri yang mendekat. Emangnya ini yang dinamain sahabat?"Sudah sejak lama dia merasa muak dengan kelakuan Clarissa dan Freya merasa tak bisa berdiam dir

Bab terbaru

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status