Share

Bab 302. Mencoba Berpikir Logis

"Monica, ayo makan dulu." Dewi menepuk pelan pundak sosok wanita yang sedari tadi terus melamun.

Monica mengangkat kepalanya, dia menggeleng pelan. "Belum lapar, Tante."

Tak mudah baginya untuk kembali hidup seperti biasanya setelah tahu kalau ayahnya itu enggan memaafkannya. Monica juga dari awal sudah bisa menebaknya, tapi kenapa rasanya sesakit ini?

"Kamu emang nggak ngerasa lapar. Tapi kesehatan yang paling penting." Dewi kembali mengingatkan, "Katanya kamu mau ketemu sama anakmu. Kamu mau berteman dengannya dalam keadaan kayak gini?"

Degh!

Ada perasaan nyeri yang muncul di dalam hatinya. Seketika langsung tertampar oleh kenyataan yang ada. Benar, seharusnya dia tak larut dalam rasa sedih. Ada Sean yang menunggunya, ada kebahagiaan di luar sana. Walaupun memang ayahnya itu sempat mengutuknya dan mewanti-wanti, Monica tak akan pernah bahagia.

Dengan sedikit terpaksa, Monica mengaduk makanannya itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Rasanya hambar, seperti biasanya.

Tapi kali ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status