Beranda / Fantasi / Pengantin Pilihan Raja / Kerajaan Rulyria (Barat)

Share

Kerajaan Rulyria (Barat)

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-14 14:29:15

Selamat membaca.

Hosh!

Aku menghembuskan nafasku kasar. Juga kaget, saat melihat mencoba keluar dari kubangan lumpur. Tunggu, kubangan lumpur. Bagaimana bisa aku ada disini "astaga!" Aku kebingungan juga kelelahan.

Berbaring tepat di atas Padang rumput, dengan jalanan luas yang sepi. Menatap ke arah langit yang sama, tetapi udara dan suasana dari tempat ini. Sangatlah damai dan tenang, sejuk. Bahkan membuatku mengantuk di buatnya—pakaianku kotor, tapi yang aku pikirkan adalah dia yang terpisah jauh dariku.

Lantas aku tersenyum sembari menutup mataku. "Aku merindukannya! Aku merindukan amarahnya!"

"Nona?"

DEG!

Aku membuka mataku lebar. Terkejut, saat melihat ke arah pria dan wanita yang sedang menatap ke arahku dengan alis mengerut sempurna—di belakang mereka, berdiri para prajurit. Dari pakaian, mungkinkah mereka adalah bangsawan?!

***

Kereta kuda, dalam perjalanan menuju tempat yang katanya disebut sebagai istana. Aku terdiam, saat duduk berhadapan dengan dua orang yang ternyata ad
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pilihan Raja   Bahaya dalam ketenangan

    Selamat membaca.Beberapa hari kemudian, aku diurus dan dirawat dengan sangat baik. Aku menunggu kedatangan Baginda atau seseorang yang akan menjemputku untuk pulang. Sebab raja dan ratu mengatakan padaku, kalau mereka sudah melaporkan keberadaanku pada Baginda. Meski membutuhkan beberapa hari lagi."Emabell?"Ratu Rah Esyca selalu baik padaku, begitu juga dengan yang mulia raja Herdian Laskaris. Mereka memperlakukanku seperti seorang yang sama seperti mereka. Bahkan membuatku melihat-lihat hewan-hewan dan berjalan-jalan setiap harinya untuk menyaksikan betapa hebatnya kerajaan ini daripada Utara yang penuh konflik!"Ya?" Aku menatap ke arah sang ratu, yang kupanggil sebagai ibu sesuai permintaannya. Begitu juga dengan sang Raja yang ku panggil layaknya, orang tuaku sendiri. "Ada kabar dari Baginda Darka?!""Belum sayang. Mungkin kurir yang ibu dan ayah kirim, kesusahan melewati perbatasan kerajaan.""Mengapa?""Rulyria adalah wilayah paling jauh dari barat, untuk sampai di Utara. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pengantin Pilihan Raja   Kesayangan penguasa lain

    Selamat membaca.Ketika matahari belum terbit, aku yang bermodalkan tekad dan percaya kalau Elydra akan membantuku lagi. Keluar dari kamar yang begitu megah ini, dengan berbagai hal yang tidak ingin ku bayangkan lagi setelah kunjungan itu.Dengan jubah hitam legam yang bisa menyamarkan posisiku, aku keluar dari jendela. Turun perlahan dari tembok istana, yang membuat jariku terluka cukup menyakitkan. Untungnya, aku selalu bisa kabur dan ahli dalam melarikan diri—struktur istana cukup familiar karena raja dan ratu juga sangat terbuka padaku.Hosh! Hosh! Hosh!Di gerbang, aku membekap mulutku sendiri saat melihat beberapa penjaga menggantung seseorang di atas tembok. Menunggu, mereka akhirnya pergi. Tetapi saat aku melihat wanita berpakaian pelayan itu, mataku melebar. "Dia?!" Pelayan menumpahkan minuman padaku waktu itu.Seekor hewan berbentuk seperti panda dengan warna hitam gelap menghampiriku, menarik kain baju bawahku. Untuk mendekat ke arah mayat itu. "Apa yang kau lakukan? Membaw

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pengantin Pilihan Raja   Kupu-kupu yang hancur

    Selamat membaca.Seekor hewan seperti macan tutul dengan kristal biru pada dahinya, berukuran raksasa dengan sayap perkasanya dan tanduk yang dipenuhi dengan permata yang menggantung-ngantung mendekat."Emabell….""Maaf!"Kataku sebelum melompat ke arah punggung hewan itu dengan sangat cepatnya, tanpa ragu sedikitpun. Herdian melesat hendak mengejar ku, tapi wanita yang digantung itu tiba-tiba saja hidup dan langsung menahan kaki yang mulia.Lupa. Mereka abadi, di gantung. Hanya membuat mereka menderita, selama tak ada putusan untuk membunuh bawahannya—meski tak pernah bicara dengan pelayan itu, aku bisa lihat kalau ia sangatlah baik! "Aku akan mengingat kebaikanmu!"Suara hatinya. Aku bisa mendengarnya. Katanya, "di kehidupan selanjutnya. Biarkan aku menjadi bagian dari Clossiana Frigga." ucapan yang mampu membuat aku tersenyum cukup bangga pada didikan Clossiana Frigga padaku.Angin berhembus menerpa ku, tetapi saat aku keluar dari perbatasan mereka. Anehnya tak ada yang mengejarku!

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pengantin Pilihan Raja   Pemilik darah sang kupu-kupu

    Selamat membaca.Saat sedang memohon pada Elydra, seseorang tiba-tiba saja menarik tanganku dengan kasarnya. Dan seorang lagi menendang kakiku, agar berlutut. Mereka, siapa? Aku tidak ingin berakhir seperti ini.Menarik daguku, sehingga kepalaku mendongak ke arah pria asing yang sedang menyeringai dengan dua bola mata yang hampir saja lepas karena terkagum-kagum kurasa. Wajah seperti, malah terlihat seperti kutukan."Boleh juga, wajahnya. Matanya, bibirnya. Yang mulia mungkin tak akan keberatan kalau sedikit berbagi denganku!"DEG! Mataku membelalak saat ia menarikku kedalam pelukannya—aku meronta, bahkan memohon. Tetapi mereka malah tertawa. "Baginda!" ucapku membatin. Berharap agar dia datang.Mendorong. Tapi kekuatan mereka terlalu kuat, aku tak bisa melakukan apapun lagi. Malah berharap agar pohon-pohon bergerak tapi nyatanya. Sekali lagi dunia ini, hanya menatapku dalam diam tak melakukan apapun. Itu cukup membuatku sedikit marah.Tap!Tap!Tap!"KEMBALIKAN, EMABELL!" Suara itu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pengantin Pilihan Raja   Membara di bawah air!

    Selamat membaca."Kafkan!""Ya yang mulia?!""Katakan pada Almosa, untuk membuat surat pernyataan perang atas Rulyria!" Kafkan anehnya tersenyum senang begitu juga dengan Damor yang tersenyum sinis, atas perintah yang baru saja Darka ucapkan barusan. "Dengan senang hati yang mulia."***Setelahnya, Baginda menggendongku ala bridal membawaku terbang ke angkasa. Berpisah dengan Kafkan dan juga Damor, dengan kecepatan seperti angin. Ia tiba-tiba saja berhenti di hutan lebat yang tengah-tengah hutan itu, ada sebuah air terjun dan sungai yang indah dengan bebatuan yang menghiasi di sekitarnya.Turun—ia membawaku melewati air terjun, menembus air. Masuk ke dalam sebuah gua yang begitu kering, dengan air terjun sebagai pintu masuk. Kami berdua basah kuyup, tetapi aku tidak tahu tempat apa ini? Apakah dia akan segera mati disini?Menurunkanku perlahan, sebelum menatap ke mataku dengan tatapan tajam yang bisa menembus sampai ke tulang-tulangku. Lalu ia bertanya, "apakah kamu? Masih tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pengantin Pilihan Raja   Menghukum dengan bibirmu

    Selamat membaca."Mengapa hanya diam dan menatapku hm? Kamu masih tak sudi ku sentuh, Emabell?" Pertanyaannya membuat aku terdiam di tempatku, tak bisa menjawab atau menolaknya. Jadi, yang ku lakukan hanyalah diam menatap wajah Baginda yang rupanya masih sama seperti saat aku pertama kali bertemu dengan dirinya."Baginda!" panggilku takut-takut. Ia menatapku, mendengarkanku dengan baik. "A-aku lapar!" ucapku, demi apapun. Aku tidak bisa mencari alasan yang jauh lebih baik dan jauh lebih meyakinkan daripada perutku yang kosong."Hm. Begitu ya!" ucapnya dingin tidak bisa aku mengerti—tetapi saat ia mengangkat tubuh telanjangku, membawaku masuk ke dalam air. Tanpa berekspresi apapun—aku hanya ingin kabur, tapi mengapa aku malah melingkarkan tanganku di lehernya seolah ini adalah hal biasa. "Tidak dalam kan?" tanyanya sesaat setelah kakiku menginjak lantai batu dalam air yang rasanya cukup licin."Em," jawabku. Sedang ia hanya duduk di dalam kolam, pinggiran kolam sembari menutup matanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pengantin Pilihan Raja   Mencintaimu seperti paksaan

    Selamat membaca.Dalam keheningan dimatanya dan mataku, ia mencoba membaca apa yang aku inginkan lewat netra mata ini. Lalu mengelus wajahku dengan satu tangannya sayang, menarik beberapa helai suraiku yang basah. Menghirupnya dalam-dalam, lalu berkata. "Kau berani bertanya saat kau tahu jawabannya Emabell?"DEG! Aku menelan saliva kasar, ketika Baginda melayangkan tatapan tajamnya padaku—anehnya aku takut, tapi saat orang lain yang melakukannya. Kenapa selalu saja ingin melawan, dan merasa kalau itu tidak benar."Emabell!"Suaranya membuat aku tersadar dari lamunanku. "Em, Baginda?""Apakah kamu mencintaiku? Atau kamu, hanya mencintai kekuatanku?"Genap sudah. Ia membalikan pertanyaanku, yang bahkan belum ia jawab. Dan aku tidak berani menuntut padanya. "Kamu tidak bisa jawab, aku juga tidak bisa jawab."Karena ini semua bukan berasal dari hati, tetapi sesuatu yang cenderung untuk dipaksakan. "Tetapi kali, tersenyumlah saat aku menjadikanmu milikku Emabell!" ujarnya padaku, sesaat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pengantin Pilihan Raja   Ribuan nama untuk kecemburuan

    Selamat membaca.Diam tanpa melakukan apa-apa, mungkin adalah jalan terakhirku. Membiarkan Baginda mengerti, kalau aku tidak seberani itu padanya. Hanya saja, hari ini sedikit berbeda—jadi yang ku lakukan, hanyalah menundukkan kepalaku di depannya.Ia mendekat. "Aku hanya bercanda Emabell, angkat kepalamu sekarang!" Hah? Bercanda? Apakah nada suara dan tatapan membunuh yang baru saja ia perlihatkan padaku, bisa disebut sebagai sebuah candaan? Malah terdengar seperti sebuah ancaman yang meyakinkan. Ada-ada saja.***Berpakaian dengan layak, keluar dari gua tanpa memikirkan kejadian buruk yang menimpaku saat sampai di Rulyria—saking tak pedulinya, aku tidak sadar kalau semua mata kini tertuju ke arah langit Elydra."Lihatlah ke atas, Emabell!" Kafkan begitu takjub, aku mengikuti arah pandangan mereka. Dan terkejut, saat melihat ruang luas diatas sana kini berubah warna menjadi warna merah muda yang berkilau seolah ada jutaan mangkuk Glitter yang ditumpahkan di atas sana—terkagum-kagum

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16

Bab terbaru

  • Pengantin Pilihan Raja   Kemenangan Akhir.

    Selamat membaca. Tabir pelindung yang terbentuk di atas dunia Elydra itu mampu menyerap setiap api kemarahan Darka, meski terlambat. Tapi kekuataan itu begitu besar sampai setiap kaki yang berdiri akhirnya tak mampu lagi untuk berdiri—semua mahkluk akhirnya menghormati Emabell, bahkan para tetua yang tersisa menundukan kepalanya.Bukan karena kekuataan lagi. Tapi karena pengorbanan seorang manusia biasa pada dunia yang dengan hebatnya menolaknya sebagai ratu, tapi dengan sangat luar biasanya ia bela dengan mengorbankan nyawanya sendiri."Mungkin agak terlambat, tapi kini kau akan menjadi ratu kami. Satu-satunya ratu kami, Emabell kami."Aku menang. Tapi tunggu, aku kewalahan karena menahan kekuataan Darka. Keringat dingin memenuhi tubuhku, tapi tidak apa-apa. Ini bukan pertama kalinya aku di panggang!WUSH!Lenyap. Ah, rupanya aku juga tumbang. Baginda…tolong aku?!Gelap.***Beberapa hari kemudian, akhirnya aku sadar. Seolah tersadar dari mimpi, atau terbangun di dalam mimpi.Aku me

  • Pengantin Pilihan Raja   Pengorbanan terakhir

    Selamat membaca.Raja dan Ratu, dan setiap makhluk yang mengisi aula utama Gratarus yang mengag dan indah saling tatap. Mereka kebingungan dengan alis yang mengerut sempurna—bagaimana tidak, pasalnya aku yang sudah seperti kehilangan kendali akan dirinya sendiri tiba-tiba saja menjadi tenang."Kau baik-baik saja Nak?" tanya ayah. Melirik ke arahku yang sedang berjalan menuju altar. "Emabell?""Ya ayah? Aku baik. Sangat baik." ucapku sembari tersenyum. Meski hatiku sangat ragu sekarang—"ternyata benar ya ayah, memilih itu sangat mudah. Yang susah itu, adalah bertahan." Kataku sambil mengumbar senyuman khas seorang Emabell dari Clossiana Frigga.Dan yah. Mata ayahku berbinar, dapat ku rasakan kalau hatinya tergetar atas perkataanku yang sepertinya sangat menyentuh hatinya. "Kau a-akhirnya mengerti Emabell?""Iya.""Ayah bangga padamu."Aku tersenyum. "Ayah akan semakin bangga. Karena kini aku mencintai Dunia Elydra.""Kenapa?" Karena dunia ini mencintai Bagindaku, rajaku, pilihan hatiku

  • Pengantin Pilihan Raja   Pilihan terakhir

    Selamat membaca.Kau mengurungku. Lalu memintaku untuk melangsungkan upacara pernikahan yang tidak seharusnya terjadi Vardiantura? Baik, lakukan. "Aku akan mengukur waktu!"Mataku berubah warna menjadi keemasan, dan darah keluar dari mataku meski hanya sedikit. Itu karena Sakana mencoba melakukan lelepati denganku yang ternyata berhasil—baginda, hanya menyuruhku untuk menunggu sampai ia datang."Kalau kau tidak bisa bersabar, Baginda bersumpah akan memperkosaku setiap malam dan membunuh kami di depanmu! Jadi jangan lakukan hal gila. Kau mengerti!" tegas Sakana mengingatkan.Mataku membulat sempurna. Dan dengan susah payah aku menelan salivaku, "iya a-aku mengerti." jawabku.Karena semakin pusing. Jadi Sakana memutuskan telepati.Setelahnya, aku menatap ke arah pintu. Tapi percuma, pintu itu dikunci dari depan. 'hah' aku tidak suka di paksa—runtukku dalam hati.***-sementara itu, istana hitam. Utara yang membeku. Terjadi penangkapan besar-besaran di empat wilayah di Utara. Kota Devika

  • Pengantin Pilihan Raja   Manusia dengan ribuan kristal di punggungnya

    Selamat membaca.Berkat kecurigaan yang sepenuhnya benar. Aku di sidang di hadapan raja Vardiantura, di temani pangeran Edanosa dan Raja Nesessbula sebagai saksi atas kesalahanku."Bagaimana bisa rasa rindu menjadi kesalahan? Rindu itu tidak menyakitiku maka itu bukanlah sebuah kesalahan." Aku membela diriku sendiri. Tidak peduli seberapa hebatnya para ratu serta ibu dan ayahku yang terus memberiku kode agar aku diam saja tak mengatakan apapun—maaf tapi dia bukan Bagindaku, dan aku tidak akan pernah tunduk padanya."Berarti kamu berkomunikasi dengannya." ucapnya dingin."Itu hakku!" "Sejak kapan kamu memiliki hak Emabell?""Dan sejak kapan kau memiliki hak untuk bertanya padaku?" balasku tak ingin kalah. karena aku benar, ini adalah hakku.Edanosa menatapku dengan alis yang mengerut ke atas lagi. Tapi aku tidak bisa diam lagi, aku menatapnya sekali lalu tersenyum padanya seolah mengatakan kalau aku akan baik-baik saja meski hasilnya."Lihat aku!" Titah Vardiantura. Dan aku menatapnya

  • Pengantin Pilihan Raja   Kiriman misterius

    Selamat membaca.Gartarus. Kerajaan yang yang akan menjadi yang utama setelah Utara, indah, asri dan sangat nyaman namun sedikit mencekam.Orang-orangnya berkulit sawo matang dan hampir dari 99% warganya adalah pengendali tumbuh-tumbuhan. Merekalah yang membuat tumbuhan dapat bergerak, tapi ada juga tumbuh-tumbuhan yang sudah memiliki nyawa sejak lahir.Dedaunan yang jatuh bahkan bisa terbang kembali ke udara seperti ribuan burung-burung.Mereka ramah, dan alami saat tersenyum padaku."Huh! Senang rasanya melihat semua saling bahu membahu dalam mengurus kerajaan. Tamu tak diundang bahkan di sambut dengan baik," Ucapku sambil tersenyum manis menghirup udara segar menyambut hari pernikahanku. "Anehnya hanya Raja Nesessbula yang berbeda." Tambahku."Apa maksud Anda Emabell?!""Kau seperti orang mati, berkulit pucat, dingin dan terlihat seperti bukan berasal dari wilayah ini."Dia tersenyum smirk. "Timur. Tidak selalu tentang warna kulit. Dan lagi, aku adalah keturunan asli kerajaan Grata

  • Pengantin Pilihan Raja   Matahari yang tertutup

    Selamat membaca.Akhirnya hari itu tiba juga. Aku dan gaun pengantin di hadapanku, perhiasan bahkan mahkota yang akan ku kenakan terpajang dalam lemari kaca yang begitu mewah.Pernikahanku dan Vardiantura. Mereka berpikir kami akan menjadi 'lawan mencintai lawan' harusnya begitu. Tapi aku sudah mencintai lawanku yang sebenarnya—pria brengsek itu bukan Vardiantura tapi Baginda.Aku tersenyum membayangkan. "Kau tersenyum?" Edanosa muncul di sampingku. "Kau suka gaunnya?""Ya.""Aku mengenal guruku Emabell, dia memiliki dua senyuman. Yang satunya tulus, dan yang satunya lagi tulus dengan rencana.""Hm?" Ku kerutkan keningku pada pangeran Edanosa yang ada di sampingku. Sebelum tersenyum padanya. "Benarkah? Jadi, apa arti senyumanku ini?!" "Tulus dengan rencana." Aku tersenyum senang. "Emabell. Aku mohon!" Dia mengerutkan keningnya padaku. Mengandeng tanganku dengan mata berkaca-kaca."Lepas.""Alasan kau koma, bukan karena kekuataan misterius yang membutakan. Tapi karena…." Aku buru-bu

  • Pengantin Pilihan Raja   Menggunakan satu sayap

    Selamat membaca.Aku tersenyum senang. Lalu menatap ke arah Nesessbula yang ingin menyampaikan informasi ini. "Sekalian, katakan padanya, aku masih menunggu." Terangku yang membuat Sih Vardiantura sialan itu tersenyum sinis."Apa yang kau harapkan?""Sampaikan saja!" Potongku. Tak peduli pada wajah angkuh seakan tak terkalahkan padahal cuma mayat hidup, aku jadi merindukan dia yang ku ciptakan dalam benakku. "Ini perintah!" Deg!"Kau….""Kau ingin aku menjadi ratu, akan ku lakukan sesuai yang kau inginkan. Dan kalian akan hidup!" Tegasku sembari tersenyum sampai mataku tidak lagi terbuka—meski artinya adalah sindiran.Mereka saling tatap. Tersenyum satu sama lainnya. "kau mau menikah denganku?" tanya Vardiantura."Hm." Jawabku sembari terus mengunyah."Kau mau menjadi ratu kami tanpa Baginda tercinta mu itu?""Hm." "Kau ingin memberikanku cinta.""Tentu.""Bagaimana dengan keturunan.""Tidak buruk."Mereka semakin bingung. "Kau masih waras Emabell?""Tidak. Setengah gila. YAH WARASL

  • Pengantin Pilihan Raja   Akhir Dialog Harapan Waktu

    Selamat membaca.Aku berjalan seperti orang bodoh diantara dinginnya malam, menikmati luasnya taman yang di bangun hanya untukku. Emabell dari Clossiana Frigga, bahkan nama taman ini adalah namaku. TAMAN EMABELL. Semuanya lengkap, kasih sayang, cinta, perhatian bahkan makanan sudah tersedia. Hanya saja, mengapa? Aku terus menatap ke arah tembok raksasa yang menghalangi duniaku."Baginda?" Sadar kalau ada langkah yang terus mengikutiku sedari tadi—Kubiarkan karena Baginda juga diam saja sedari tadi.Tiba-tiba. Ia memelukku dari belakang. "Tidak dingin?" tanyanya—Bisa kurasakan dengan jelas hembusan nafasnya yang menyentuh leher jenjangku. "Em.""Em?" Ulangnya.Aku tidak bersemangat sampai aku bisa membaca isi pikirannya. "Baginda mereka mengadakan pertemuan dan akhirnya Utara diundang….""Kita tidak akan pergi!""Mereka memilihku sebagai perwakilan." Aku sangat bersemangat sampai lupa akan sesuatu. "Ini…" tak melanjutkan ucapanku, kepalaku malah tertunduk ke bawah. Dan tak kusadari k

  • Pengantin Pilihan Raja   Merindukan kekejaman!

    Selamat membaca.Ribuan panah amarah penuh penolakan di tengah kedamaian tanpa Utara. Dari orang-orang yang pernah tersenyum padaku—Tetapi Dia, Baginda. Dengan cepat menerjang ribuan anak panah itu seperti meteor yang kembali naik ke atas langit tanpa rasa takut.WUSH!Angin berhembus menerpa ku dengan sangat kuat, membuat surai dan pakaian kami beterbangan ke mana-mana. Tapi mata kami seakan menatap biasa saja ke arah Baginda.Zurra menatapku. "Nah Emabell, kita pulang?" Ia mengulurkan tangannya. Membuat aku tergetar, tersentak kagum. Melihat senyuman mereka yang berdiri di hadapanku, dengan ribuan prajurit Utara yang mendekat. Seolah menjemput kami untuk kembali pulang.Meski hanya kumpulan tengkorak dan mayat hidup. Mengapa rasanya bisa sangat hangat? Kegerian dan ketakutan yang pernah ada, sekarang ada dimana? Dan tekad untuk pulang ke Clossiana Frigga yang membuat banyak sekali rasa sakit. Terbang ke angkasa mana?"Ayo kita pulang." Senyumku sembari meraih tangan Zurra.Namun seb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status