Begitu menyadari kalau gerak mulut bibinya yang membentuk nama Gwen, Aiden berusaha terlihat tenang. Hal ini sebenarnya telah Aiden prediksikan bersama WIll dan Lou ketika mereka mengetahui siapa sebenarnya dalang dari semua ini. Aiden dan Will sudah memposisikan anak buah mereka di tempat acara untuk menjaga Gwen tanpa ada satu orang pun yang tahu. "Jangan sok tenang seperti itu, Aiden. Orang-orangmu tidak tahu, kan? kalau saat ini nyawa Gwen dalam bahaya. Kau tidak percaya?" Saat Bridgette mengatakan hal tersebut, sebuah pesan pun masuk ke handphone Aiden yang memperlihatkan Christin, teman baru Gwen sedang memasukan sesuatu ke dalam minuman Gwen.. "Sial!" Umpat Aiden dalam hati sembari memegang erat handphone nya. "Kau tahu apa itu?" Bridgette menyeringai licik sambil melihat ke arah Aiden. "Aku yakin kau pasti tahu itu apa! Secara kau sendiri yang membawa gelas itu keluar malam itu setelah menyelinap masuk ke kamar pelayanmu yang telah mati itu! Nah itu adalah racun yang sam
"Sangat jelas." Jawab si pangeran negeri dongeng yang tidak lain dan tidak bukan adalah Skyleden Gavin Junior. Gwen yang sedari tadi khusuk memperhatikan apa yang terjadi di depan sana auto bergetar hatinya saat mendengar suara misterius pangeran dari negeri dongeng itu. Suara itu terdengar sangat familiar di telinganya. Gwen menggenggam erat tepian gaunnya, hati kecilnya berkata kalau suara itu sangatlah mirip dengan suara si pria kulkas dua belas pintu yang selalu tidur satu ranjang akhir-akhir ini bersamanya. Tapi pikiran warasnya menentang semua itu. Sebab mana mungkin pria dingin dan kaku seperti Aiden akan melakukan hal seromantis ini? Apalagi Aiden saat ini kan sedang di China. Gwen pun menendang jauh khayalannya. *** Suasana mendadak menjadi sangat senyap. Para tamu hanya saling pandang tanpa berkata apa-apa walaupun topeng yang mereka kenakan membuat ekspresi wajah mereka saat ini tidak bisa diterka. "Aku - Ehm- " suara si pria misterius dari sambungan telpon terdengar
Mata Gwen langsung membola melihat wajah pria di balik topeng itu. "Skyleden Gavin Junior?" Tanya Gwen tidak percaya kalau pria dihadapannya, yang sedari tadi mengaku-ngaku sebagai mataharinya adalah AIden- suaminya. Gwen pun langsung membuka topengnya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Gwen pada Aiden. "Aku? Tentu saja aku ingin mengajak bumiku untuk berdansa." Jawab Aiden lempeng. Usai mengatakan hal tersebut Aiden mengambil tangan Gwen dan mengajak Gwen turun ke lantai dansa untuk berdansa dengannya. Alunan musik dansapun mulai dimainkan, di mana lampu ruangan tetap gelap dan hanya ada sorot lampu yang khusus menyoroti Aiden dan Gwen yang mulai berdansa dengan indah di tengah-tengah ruangan itu. "Apa yang kau lakukan Skyleden Gavin Junior? No! Wait! Akan ku ganti pertanyaanku! Ini benaran dirimu?" tanya Gwen sembari melangkahkan kakinya bergerak mengikuti alunan musik dansa. "Memangnya ada berapa banyak matahari yang kau miliki dalam hidup mu, nona Gwen?" Bukannya menjawab pertan
Theodor langsung terdiam mendengar perkataan Aiden. Harga dirinya merasa tersentil dengan kata-kata yang keluar dari mulut Aiden barusan. Theodor memang putra kandung Danieta. Tapi karena dia berada dari garis keturunan ibu, tentu saja secara Gen bila dibandingkan dengan Aiden yang berasal dari garis keturunan ayah, Theodor kalah banyak. Theodor pun seharusnya tidak boleh menggunakan nama keluarga Gavin. Dia seharusnya menggunakan nama keluarga ayahnya. Namun permasalahannya pria yang dinikahi oleh Danieta bukanlah orang berada seperti mereka. Sehingga tidak ada nama keluarga yang layak yang dilekatkan pada Theodor. Theodor baru diperbolehkan menggunakan nama keluarga Gavin setelah ibu dan ayahnyatidak bersama. Garrand Gavin baru bersedia memberikan nama keluarganya pada Theodor setelah Danieta meninggalkan pria itu. Theodor pun sebenarnya baru mengetahui hal ini setelah dia cukup besar. Sejak itulah dia sering minder bila berada di sekitar Skyleden Gavin Junior, yang merupakan dar
Aiden akhirnya bisa bernafas lega. Setelah pertemuan keluarga yang dilakukan satu jam yang lalu menyelesaikan permasalahan dendam tak berujung itu untuk selamanya. Berakhirnya dalam artian benar-benar berakhir. "Kau mau mengajakku kemana?" Tanya Gwen, melihat ke arah Aiden yang terlihat seolah-olah sedang fokus mengendarai mobilnya. Aiden yang mendengar Gwen berbicara sesuatu padanya hanya menoleh sebentar pada Gwen lalu kembali memfokuskan pandangannya ke jalan raya. "Lihatlah! Kata nya akan menjadi matahari yang tidak akan melupakan buminya lagi. Beuh! Kayaknya saat ini dia lupa pernah mengatakan hal itu padaku." Gerutu Gwen sangat pelan dengan perasaan kesal. Gwen pun akhirnya jadi malas untuk bertanya lagi ke Aiden. Dalam hatinya, terserah Aiden saat ini akan membawa dirinya kemana. Toh Aiden kan suaminya. Gwen memainkan handphone nya. Semenjak Aiden membawanya pulang dan memintanya untuk menunggu di kamar, Gwen tidak ada sama sekali mengecek notif yang masuk di handphone nya
"Aaaow!!" Teriak Gwen kecil saat Aiden menyentil keningnya tanpa excuse terlebih dahulu. "Bersihkan pikiranmu, nyonya Gavin!" Sebut Aiden lalu membuka seatbelt yang dikenakan oleh Gwen. Gwen yang masih mengelus-ngelus keningnya jadi malu sendiri karena telah memajukan bibirnya sambil memejamkan mata saat Aiden datang mendekat tadi. "Bodoh! Bodohnya kau Gwen!" Teriak Gwen dalam hati. Rasanya saat ini dia ingin masuk ke dalam dashboard mobil saja saking malunya atas perbuatannya tadi. "Ayo kita keluar. Kita sudah sampai." Ajak Aiden pada Gwen yang masih terlalu malu untuk melihat wajah Aiden. Hanya sebuah anggukan kecil yang ia berikan sebagai tanda dia setuju atas ajakan Aiden. Gwen dan Aiden pun keluar dari mobil mereka yang saat ini sedang terparkir di sebuah taman. "Untuk apa dia membawaku kemari?" Pikir Gwen dalam hati. Gwen dahulu pernah datang ke taman ini bersama teman-teman SMA nya. Dan ya, tidak ada yang menarik taman ini selain orang-orang yang hilir mudik jogging bers
Gwen berjalan terus ke depan walaupun sebenarnya dia tidak tahu kemana kakinya akan membawa dirinya pergi. "Ini-?" Tanya Gwen tiba-tiba berhenti karena melihat hamparan di depannya terhampar bunga lili. "Indah bukan?" Tanya Kenzo pada Gwen. "Ini taman yang aku katakan padamu tadi Gwen. Proyek bunga lili yang dikerjakan oleh anak perusahanku yang berada di Indonesia." Kenzo nyelonong melewati Aiden yang hanya diam tanpa berkata apa-apa. "Ini adalah pesanan dari seorang pengusaha muda untuk istrinya. Aku tidak menyangka taman ini akan menjadi sangat indah. Aku benarkan Gwen, ini sangat indah, bukan?" tanya Kenzo pada Gwen. Alih-alih mendengarkan perkataan Kenzo, Gwen malah meninggalkan Kenzo yang baru saja datang padanya. Gwen berjalan ke arah Aiden yang hanya diam memandangi Gwen. "Apa ini semua kau buat untukku, Tuan Muda Aiden?" Tanya Gwen dengan sangat lembut dan memandang Aiden penuh cinta. "Apa kau suka?" tanya Aiden pada Gwen. Gwen mengangguk kecil dan berkata," Sangat ind
"Bukannya kau ingin menceraikan aku, Theodor?!! Lantas mengapa kau membawaku serta ke Tibet?! Tidak ! Aku tidak bersedia." Angela marah sejadi-jadinya saat Theodor memintanya untuk berkemas-kemas dan ikut dengannya ke Tibet. Angela bahkan lebih rela untuk bercerai dengan Theodor ketimbang harus ikut Theodor. "Kalau tanya apa yang aku inginkan sebenarnya saat ini? Maka jawabanku masih sama Angela. Aku masih ingin bercerai denganmu. Tapi permasalahannya aku dan kau tidak bisa semudah itu untuk bercerai. Keluarga kita tidak mengizinkannya. Jadi buang jauh-jauh pikiranmu kalau aku mempertahankan pernikahan ini karena aku sangat mencintaimu." Theodor benar- benar melepeh Angela bagaikan sampah yang layak dicampakkan ke tempat sampah. "Kau!!" Tunjuk Angela ke batang hidung Theodor dengan sangat marah. "Aku tidak pernah memakai sisa orang lain Angela. Dan entah berapa banyak pria yang telah kau tiduri di luar sana. Lalu kau pikir aku akan sebodoh itu untuk kembali bersama dengan pelacur
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei