"Aaaow!!" Teriak Gwen kecil saat Aiden menyentil keningnya tanpa excuse terlebih dahulu. "Bersihkan pikiranmu, nyonya Gavin!" Sebut Aiden lalu membuka seatbelt yang dikenakan oleh Gwen. Gwen yang masih mengelus-ngelus keningnya jadi malu sendiri karena telah memajukan bibirnya sambil memejamkan mata saat Aiden datang mendekat tadi. "Bodoh! Bodohnya kau Gwen!" Teriak Gwen dalam hati. Rasanya saat ini dia ingin masuk ke dalam dashboard mobil saja saking malunya atas perbuatannya tadi. "Ayo kita keluar. Kita sudah sampai." Ajak Aiden pada Gwen yang masih terlalu malu untuk melihat wajah Aiden. Hanya sebuah anggukan kecil yang ia berikan sebagai tanda dia setuju atas ajakan Aiden. Gwen dan Aiden pun keluar dari mobil mereka yang saat ini sedang terparkir di sebuah taman. "Untuk apa dia membawaku kemari?" Pikir Gwen dalam hati. Gwen dahulu pernah datang ke taman ini bersama teman-teman SMA nya. Dan ya, tidak ada yang menarik taman ini selain orang-orang yang hilir mudik jogging bers
Gwen berjalan terus ke depan walaupun sebenarnya dia tidak tahu kemana kakinya akan membawa dirinya pergi. "Ini-?" Tanya Gwen tiba-tiba berhenti karena melihat hamparan di depannya terhampar bunga lili. "Indah bukan?" Tanya Kenzo pada Gwen. "Ini taman yang aku katakan padamu tadi Gwen. Proyek bunga lili yang dikerjakan oleh anak perusahanku yang berada di Indonesia." Kenzo nyelonong melewati Aiden yang hanya diam tanpa berkata apa-apa. "Ini adalah pesanan dari seorang pengusaha muda untuk istrinya. Aku tidak menyangka taman ini akan menjadi sangat indah. Aku benarkan Gwen, ini sangat indah, bukan?" tanya Kenzo pada Gwen. Alih-alih mendengarkan perkataan Kenzo, Gwen malah meninggalkan Kenzo yang baru saja datang padanya. Gwen berjalan ke arah Aiden yang hanya diam memandangi Gwen. "Apa ini semua kau buat untukku, Tuan Muda Aiden?" Tanya Gwen dengan sangat lembut dan memandang Aiden penuh cinta. "Apa kau suka?" tanya Aiden pada Gwen. Gwen mengangguk kecil dan berkata," Sangat ind
"Bukannya kau ingin menceraikan aku, Theodor?!! Lantas mengapa kau membawaku serta ke Tibet?! Tidak ! Aku tidak bersedia." Angela marah sejadi-jadinya saat Theodor memintanya untuk berkemas-kemas dan ikut dengannya ke Tibet. Angela bahkan lebih rela untuk bercerai dengan Theodor ketimbang harus ikut Theodor. "Kalau tanya apa yang aku inginkan sebenarnya saat ini? Maka jawabanku masih sama Angela. Aku masih ingin bercerai denganmu. Tapi permasalahannya aku dan kau tidak bisa semudah itu untuk bercerai. Keluarga kita tidak mengizinkannya. Jadi buang jauh-jauh pikiranmu kalau aku mempertahankan pernikahan ini karena aku sangat mencintaimu." Theodor benar- benar melepeh Angela bagaikan sampah yang layak dicampakkan ke tempat sampah. "Kau!!" Tunjuk Angela ke batang hidung Theodor dengan sangat marah. "Aku tidak pernah memakai sisa orang lain Angela. Dan entah berapa banyak pria yang telah kau tiduri di luar sana. Lalu kau pikir aku akan sebodoh itu untuk kembali bersama dengan pelacur
"Theodor, ibu tidak akan diam dengan apa yang Aiden lakukan ini." Dalam keadaan yang seperti ini pun Danieta masih sempat-sempatnya mengutarakan kalau dia akan membalas Aiden. "Maksud ibu apa?" "Ibu akan mengatur cara supaya walaupun kita jauh dari sini, kita tetap bisa membalas semua perbuatan Aiden pada kita." Kekalutan hati Danieta karena ia akan segera pergi ke tempat pengasingan membuat rasa bencinya pada Aiden semakin menjadi-jadi. Theodor menggeleng lemah mendengar maksud jahat sang ibu." Bu, kita ini sudah diperalat oleh bibi Bridgette. Harus ibu sadar dan jangan mau tetap menjadi boneka bibi Bridgette." Tegas Theodor. "Sudah bersyukur hal ini tidak membuat kita berdua berakhir di penjara. Ibu masih ingatkan kalau ibulah yang telah mengatur orang untuk membuat orang tua Aiden kecelakaan? Ibu bekerja sama dengan pria lumpuh yang bernama Delka itu untuk mengatur semuanya sedemikian rupa supaya ayah dan ibu Aiden meninggal dalam kecelakaan itu. Dan itu semua karena apa? Kare
"Apa? Bridgette dibawa pergi oleh keponakannya?" Seorang pria berkursi roda memandang anak buahnya yang berdiri di belakangnya. "Benar tuan Delka. Nyonya Danieta sendiri yang mengatakan hal itu pada tuan Yovi. Semua yang dilakukan oleh nyonya Bridgette telah diketahui oleh keluarga Gavin. Dapat dikatakan kalau nyonya Bridgette sudah tamat riwayatnya."Lapor pria itu pada sang bos yang masih menganalisa semua yang di katakan oleh anak buahnya. "Apa tuan masih ingin melanjutkan kerja sama ini? Atau tuan ingin melepaskan diri dari semua ini, mumpung keberadaan kita belum mereka ketahui." tanya pria itu lagi. "Kemana Aiden membawa Bridgette? Apa Danieta ada memberitahumu?" Delka ingin tahu kemana Aiden mengirim Bridgette. Delka yakin dengan mengetahui hal itu maka Delka akan tahu siapa yang menjadi sekutu Aiden selama ini. Ada banyak sekali kecurigaan Delka pada apa yang terjadi pada Aiden. Apalagi setelah tahu Aiden dapat kembali berjalan setelah kecelakaan yang Delka rancang waktu itu
Semua orang yang masih belum terbiasa melihat Aiden berjalan layaknya orang normal setelah sekian tahun ia duduk di kursi roda, sampai hari ini masih saja curi-curi pandang saat melihat Aiden berjalan. "Sepertinya kau menjadi pusat perhatian semua orang tuan Muda Aiden." Bisik Gwen saat mereka memasuki kediaman keluarga Gavin. "Aku memang dari dulu selalu menjadi pusat perhatian." Jawab Aiden dengan sangat percaya diri. Gwen yang mendengar hal itu langsung menyipitkan matanya menatap Aiden. "Sungguh percaya diri sekali anda tuan Muda Aiden!" celetuk Gwen pelan. Aiden tidak lagi membalas perkataan Gwen. Dia hanya semakin mempererat pegangan tangannya ke Gwen dan terus menapakkan kakinya hingga ke kediamannya. Sesampainya di kediaman pribadi Aiden... "Akhirnya kau kembali juga tuan Muda." Sambut Rery yang duduk di salah satu kursi taman di depan rumah Aiden. "Kenapa kau ada di sini Rery?" tanya Aiden heran. Seingat Aiden dia tidak ada memanggil Rery untuk datang ke kediamannya. Ta
Aiden membaca paragraf berikutnya. Dan satu kerutan lainnya muncul di kening Aiden. "Apakah harus ku buat tangannya kembali tidak bisa bergerak seperti waktu itu? Atau apa mungkin peringatanku begitu ringan, sehingga dia berani menyatakan cinta secara blak-blakkan seperti ini pada istriku?" gumam Aiden pelan saat membaca kalimat demi kalimat di paragraf kedua yang tertulis di dalam surat Theodor. Aiden melirik ke arah Gwen yang ada di depannya. Dari raut wajah Gwen, terlihat Gwen sangat penasaran dengan apa yang Theodor tulis di dalam surat tersebut. "Dan lihatlah dia! Suaminya sedang cemburu! Bisa-bisanya dia sepenasaran itu!!! Aku akan memberimu hukuman atas rasa penasaranmu ini rubah kecilku!!! Tunggu saja." Seru Aiden dalam hati. "Aiden, Theodor memangnya menulis apa?" tanya Gwen yang terlihat sangat penasaran. Apa lagi setelah Gwen melihat satu persatu kerutan di kening Aiden. "Sepertinya penggemarmu banyak sekali nyonya Gavin. Tadi aku bertemu dengan pria dari masa lalu mu.
Dingin nya suhu kamar seolah tidak mampu untuk menyejukkan suhu tubuh Aiden dan Gwen yang saat ini sedang memanas bersama.Desahan demi desahan lolos sempurna dari mulut mereka berdua seolah tengah berpacu memecah kesunyian kala itu.GWEN POV"Apa ini?" Gumam ku dalam hati saat merasa seluruh tubuh ku nge-freeze saat tangannya menyentuh pipiku dengan sentuhan tangan nya yang- Ya Tuhan! Aku tidak bisa menggambarkannya. Sentuhannya tegas tapi terasa penuh kasih.Oh come onGwen! Ini bukan saatnya kau bertutur bak seorang pujangga. Sebab apa yang akan pria ini lakukan, akan merubah seluruh hidupmu selamanya. INGAT! SELAMANYA! Begitu kau memberikan harta paling berhargamu itu pada nya, maka kau tidak akan pernah terlepas seumur hidup dari nyaGwen."Kenapa? Apa kau takut?"Aku dengar Aiden berkata sesuatu pada ku saat ia mengelus pipiku dan menatapku tapi mungkin karena otak ku sedang nge-freeze sehingga tidak bisa berfungsi deng
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei