SaatGwen dan Wennie sedang bicara di kamar Wennie, Veronica dan Ardio sedang menikmati angin laut yang menerpa wajah mereka di area depan kapal pesiar dimana orang- orang berlalu lalang dengan segala kesibukan mereka masing- masing."Ardio, perasaanku mengatakan kalau Kenzie berada di kapal persiar ini bersama kita saat ini." Ucap Veronica terdengar cemas."Sayang! Seharusnya kau tidak perlu memikirkan hal- hal yang seperti itu. Kau bersamaku saat ini. Dan mantan tunanganmu itu sedang menjadi buronan interpol! Dia tidak akan berani menampakkan dirinya di tempat umum." Tegas Ardio pada istri yang sedang mengandung anak pertama mereka."Andaikan aku bertemu dengan mu lebih awal, aku tidak perlu terjebak dengan Kenzie. Dan kehidupan kita tidak perlu serumit ini. Jujur saja Ardio, aku selalu merasa was- was berada di tempat umum seperti ini. Aku lebih suka saat kita tinggal dalam penjagaan Interpol. Aku merasa aman jika ada banyak orang yang menjaga kese
"Hufffffff! Membosankan sekali!" gumamGwen jengah pada akhirnya."Hmm kau bukan ya nona yang duduk dengan Kenzo tadi?" sapa seorang wanita pdaGwen.Gwen mengernyitkan keningnya untuk sesaat, mencoba mengingat siapa wanita yang baru saja menyapa dirinya."Ah! Iy! nona Veronica bukan?" SapaGwen yang kemudian tersenyum. Dalam hati nyaGwen senang karena akhir dia ada kawan ngobrol juga."Benar! Kau sedang apa sendirin nonaGwen? Dimana teman- teman mu?" tanya Veronica."Mereka sedang sibuk dengan urusan nya masing- masing. Kau sendiri kenapa sendirian?? Bukannya kau tadi bersama suami mu?" tanyaGwen."Suami ku sedang ada tamu. Dan karena merasa bosan akhir nya aku putuskan untuk jalan- jalan saja. Lagian ada banyak hal yang bisa kita lihat di tempat ini." Jawab Veronica."Kau benar. Memang ada banyak hal yang bisa dilihat di tempat ini. Tapi kalau melihat semua keindahan tempat ini sendi
Tapi sayangnya setelahGwen sampai di pintu, pintu tersebut ternyata dikunci. AdrenalinGwen pun langsung meningkat. Kepanikan melanda dirinya sebab dia memang tidak bisa berada di dalam ruang kecil seperti itu. Pobia akan ruang sempit membuat kepanikan menguasai diri Gwen.Ruangan itu seolah semakin mengecil dan mengecil hingga menjepitGwen, dan sekali lagiGwen jatuh pingsan.DI dalam ruang keamanan kapal pesiar, terlihat Aiden, Will, Rery, Kenzo dan juga Ardio sedang menunggu petugas keamanan memeriksa rekaman cctv setiap sudut kapal pesiar.Aiden mulai memijat mijat pelan pelipisnya. Tidak pernah terpikir oleh Aiden kalauGwen akan menghilang di dalam kapal persiar ini. Jelas- jelas anak buah Aiden sedang mengawasGwen setiap saat. Bahkan satu detik pun tidak terlepas dari pengawasan mereka.Kecuali pada lampu seluruh kapal pesiar mati untuk beberapa menit tadi sajaGwen terlepas dari pengawasan mereka."Apa
"Kita ke kamar mu saja Aiden. Di kamar ku ada Ariana. Biar aku susul saja ke kamar mu nanti, aku ingin mengambil semua peralatan ku dulu." Ajak Will."Hmm, baiklah. Aku dan Rery serta Ardio akan ke kamar ku dulu. Kau segera lah menyusul." Ujar Aiden.Will pun segera pergi ke kamar nya untuk mengambil alat- alat yang dia perlu kan. Sedangkan Aiden dan yang lain nya langsung menuju ke kamar Aiden.TIdak perlu menunggu lama, Will segera bergabung kembali bersama dengan Aiden dan lain nya di kamar Aiden."Will apa kau bisa menghack CCTV di ballroom?" tanya Aiden to the poin bahkan sebelum Will menghidupkan laptop nya.***"Will apa kau bisa meng-hack CCTV di Ballroom?""Jangan kan CCTV Ballroom, seluruh CCTV aku bisa." Jawab Will dengan sangat yakin.Will pun mulai bekerja. Semua orang yang ada di kamar Aiden fokus memperhatikan apa yang sedang Will lakukan. Termasuk Ardio. Dia pun memperhatikan dengan seksama cara kerja Will
"Kau milik ku Veronica. Dan janin itu milik polisi sialan itu. Jadi biarkan aku mempertemukan ayah dan anak itu. Pasti akan sangat menyenangkan bisa bertemu lebih awal seperti ini. Hhahaaha..""iblis kau Kenzie!!" Veronica melempar vas bunga yang ada di dekatnya. Tapi sayang nya vas bunga itu sama sekali tidak mengenai tubuh Kenzie.****Aiden dan yang lain nya saat ini sedang berada di Ballroom untuk melihat kemana kemungkinan perginya pria- pria yang terlihat di tangkapan CCTV sebelum lampu ballroom mat. Karenapria- pria itu juga menghilang bersama dengan Gwen dan Veronica."Ada dua alternatif jalan yang bisa mereka gunakan saat lampu di ballroom mati. Yang pertama di sebelah sana. Dan juga itu. Kau lihat pintu di lorong kecil itu." Tunjuk Ardio."Hanya dua pintu yang dapat mereka jadikan akses untuk pergi dengan cepat dari tempat itu dengan waktu sesingkat itu." Tambah Ardio.Aiden dan Will saling lihat. Entah mere
Aiden dan Will serta Rery yang tidak paham apa yang sedang terjadi langsung memegangi dan menanyai Ardio."Apa yang terjadi Ardio? Kau kenapa? Siapa Kenzie Matsunaga? Apa ini benar janin milikmu dan istrimu?" tanya Will beruntun."Benar! ini adalah anakku!! Janin ini adalah janin milikku dan Veronica!!!" Jawab Ardio dengan mata yang memerah.Ardio menarik meraup wajahnya kasar. Urat - urat tangannya sampai terlihat karena kemarahan yang saat ini dia rasakan."Kenzie! Ini perbuatan Kenzie si bajingan biadab itu. Dia telah mengeluarkan janin yang ada di dalam perut Veronica. Ya TUhan!!! Janin ini adalah calon anakku dan Veronica." Ardio terlihat sangat terpukul. Bagaimana tidak?? Anak yang sedang ia nanti- nanti kan malah dikeluarkan paksa oleh pria kejam itu."Akan ku bunuh kau Kenzie! Akan ku bunuh kau!!" teriaknya bagaikan orang gila."Ardio! katakan pada kami Kenzie siapa?!" Tanya Aiden pada Ardio. Aiden yakin orang disebut oleh Ardio adal
"Gwen? Bangun sayang?" Aiden mengelus lembut pipi Gwen. Tatapan sedih dan khawatir punt idak lepas dari mata pria tampan itu. Sudah hampir setengah jam lebih Gwen dibawa ke kamar Aiden tapi Gwen masih belum juga sadar."Apakah jarum- jarummu itu sudah dapat dicabut Will?" tanya Aiden pada Will."Lima menit lagi Aiden. Bersabarlah." Ujar Will sambil melihat jam tangannya."Aaah! Tolong!!" Teriak Gwen tersadar, tepat satu menit sebelum Will mencabut jarum- jarum akupunturnya."Gwen? Tenanglah! Ini aku! Suamimu!" Aiden memegang erat tangan Gwen.Gwen langsung memeluk Aiden erat. Tubuhnya gemetar ketakutan. "Aiden aku takut!" teriak Gwen terisak."Mereka mengurungku di ruagan kecil itu. Aku takut!!"Ini adalah pertama kalinya Aiden melihat rubah kecil liciknya setakut ini. Bahkan sejak pertama kali mereka menikah, Gwen tidak pernah terlihat takut pada apapun."Tenanglah sayang. Tenanglah. Aku sudah ada disini. Kau sudah aman." Aiden mempererat pelukan nya pada Gwen."Hiks..Hiks!" Hanya i
Diana kemudian bergegas keluar dan meminta semua orang masuk, kebetulan Eagle Lou dan Ardio juga baru saja datang."Masuklah! Wennie mengatakan kalau dia tahu di mana Veronica." Umum Diana pada semua orang.Pria- pria itu segera berlari ke dalam kamar tempat Gwen beristirahat."Apa kau sungguh tahu di mana Veronica, Wennie?" tanya Wil penasaran. Sebab dirinya sendiri tidak berhasil menemukan Veronica sampai saat ini.Selain Will ada, Ardio sepertinya hendak mananyakan hal yang sama."Kau tahu di mana istriku?" Tanya Ardio, benar benar berharap kalau istrinya dapat segera ditemukan."Aku yakin Veronika saat ini sedang disekap oleh Kezie." Ujar Wennie yang membuat Aiden dan yang lainnya sontak mengerutkan kening mereka, karena sekali lagi nama Kenzie muncul. Tidak mungkinkan hal ini terjadi random begitu."Kenzie? Apa maksud semuamu, Wen?" Tanya Aiden."Kenzie adalah orang yang sedang buron saat ini. Dan dia merupakan tunangan Veronica sebelum Veronia memutuskan untuk menikah dengan Ard
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei