Diana kemudian bergegas keluar dan meminta semua orang masuk, kebetulan Eagle Lou dan Ardio juga baru saja datang."Masuklah! Wennie mengatakan kalau dia tahu di mana Veronica." Umum Diana pada semua orang.Pria- pria itu segera berlari ke dalam kamar tempat Gwen beristirahat."Apa kau sungguh tahu di mana Veronica, Wennie?" tanya Wil penasaran. Sebab dirinya sendiri tidak berhasil menemukan Veronica sampai saat ini.Selain Will ada, Ardio sepertinya hendak mananyakan hal yang sama."Kau tahu di mana istriku?" Tanya Ardio, benar benar berharap kalau istrinya dapat segera ditemukan."Aku yakin Veronika saat ini sedang disekap oleh Kezie." Ujar Wennie yang membuat Aiden dan yang lainnya sontak mengerutkan kening mereka, karena sekali lagi nama Kenzie muncul. Tidak mungkinkan hal ini terjadi random begitu."Kenzie? Apa maksud semuamu, Wen?" Tanya Aiden."Kenzie adalah orang yang sedang buron saat ini. Dan dia merupakan tunangan Veronica sebelum Veronia memutuskan untuk menikah dengan Ard
"Tuan Kenzie, sepertinya keberadaan kita di kapal pesiar ini sudah d ketahui oleh seseorang." lapor salah seorang anak buah Kenzie."Maksudmu?""Wanita yang bersama dengan nona Veronica tadi sudah tidak ada di dalam ruangan semula. Orang- orang kita yang berjaga di depan ruangan itu juga tidak ada. Sepertinya ada yang datang membebaskan wanita itu." Lanjutnya."Apa itu perbuatan Ardio dan rekan- rekan interpolnya?" Tebak Kenzie."Sepertinya tidak tuan Kenzie, sampai saat ini tdak ada laporan dari orang- orang kita kalau kapal pesiar ini kedatangan tamu ilegal." Ungkap anak buah nya."Kalau begitu, maka orang- orang yang membebaskan wanita tadi pastilah kenalan wanita itu. Hmm baiklah! Kau benar. Kita sudah tidak aman di kapal ini. Untuk menghilangkan jejak kita, ledak kapal ini. Dan ya, katakan pada Steve untuk mempersiapkan kapal untuk kita segera pergi." Perintah Kenzie."Baik tuan Ken.""Dan jangan lupa bawa veronica ke kapal." perintah Kenzi lagi."Baik tuan."****"Kau di mana sa
"Itu dia Veronica!" Seru Ardio saat melihat Veronica dari layar handphone yang terkoneksi dengan server induk di laptop Wennie."Kita cek keadaan sekeliling, Ardio. Kalau situasi aman kita akan selamatkan dia sekarang juga." Ujar Will yang mendapat anggukan setuju dari Ardio. Sebagai seorang polisi tentu saja Ardio sangat paham dengan prosedur ini. Sangat tidak diperbolehkan untuk menyerang suatu tempat tanpa tahu situasi di tempat itu. it's too risk. Begitulah kira- kira intinya."Aiden, aku dan Ardio akan masuk ke kamar dan menyelamatkan Veronica. Sejauh ini hanya ada satu pria saja yang menjaga Veronica di dalam ruangan itu." Lapor Will pada Aiden."Berhati- hatilah Will. Aku akan meminta Lou untuk memastikan jalan yang akan kalian lalui bersih." Balas Aiden.'Hemm, kami masuk sekarang juga." Ucap Wil dan kemudian mengajak Ardio untuk masuk ke kamar itu.***"Bagaimana? Apa mereka sudah bergerak?" Tanya Wennie yang baru saja tiba di kamar
"Pria ini benar- benar gila!" seru Will."Gwen! Pergilah masuk ke kamar dan temani Veronica. Aku dan yang lainnya akan mencari jalan keluar untuk hal ini." Perintah Aiden, mengabaikan kata-kata Gwen sebelumnya.Aiden tidak inginGwen ikut campur dalam hal berbahaya ini, dia harus menjauhkanGwen dari ruangan ini. SehinggaGwen tidak bisa ikut mendengar apa rencana yang akan mereka untuk mengatasi soal bom di seluruh badan kapal pesiar ini."Tapi aku masih ingin di sini sayang." TolakGwen, yang tentu saja tidak akan melewatkan hal- hal menegang seperti ini.MelihatGwen yang menolak perinta nya, Aiden pun terpaksa meminta Diana untuk membawaGwen ke dalam kamar."Diana! tolong kau bawa sahabatmu ini masuk ke dalam kamar.""Dan kau juga Wen! Masuklah ke kamar bersamaGwen dan Diana. Aku tidak ingin ada wanita di tempat ini." Usir Aiden.Dalam pikiran Aiden, selainGwen, orang yang tidak diperbole
Setelah mengantarkan Ariana ke kamar di mana Gwen dan yang lainnya berada, Will segera kembali ke ruang tengah di mana kapten kapal persiar tersebut telah ada bersama mereka."Aku sudah menjelaskan semuanya pada Kapten Rocky. Dan dia mengizinkan kita untuk mengakses sistem kapal pesiar ini." Ujar Aiden."Aku Will, capt! " Will menyalami sang kapten."Terima kasih atas bantuan kalian. Memang kapal pesiar ini memiliki pengamanannya sendiri tapi kalau bom itu ada di sepanjang badan kapal maka akan kecil sekali kemungkinan dapat melakukan semua hal in silent way." Jelas sang kapten."Kami akan melakukan hal terbaik yang kami bisa." jawab Will. Will pun menghidup sistem Ai nya yang terpasang di laptop yang ada di depan Aiden."Hallo Jarvis? Apakah kita sudah terhubung?" Sapa Will pada Jarvis."Kau sangat tega meninggalkanku sewaktu kau dan nona Ariana berlibur. Huf!" Seru Jarvis dalam mode merajuk. Dia tidak menyadari kalau di dalam ruangan
"Gwen??" teriak Aiden memanggil Gwen panik."Hei! Kau kenapa tuan Muda Skyleden Gavin Junior? Kau membuat satu kerutan muncul di wajah kami karena terkejut mendengarmu memanggilku dengan berteriak seperti itu!" Gwen yang sedang asik ngobrol dengan Ariana, Diana dan Wennie malah sempat- sempatnya membercandai Aiden yang sedang panik."Ariana, ajak Gwen dan yang lain keluar." Perintah Will pada istrinya.Ariana yang sudah paham dengan gelagat Will, tanpa banyak tanya mengajak Gwen,Diana dan Wennie. Tapi sayangnyaGwen tidaklah setipe dengan Ariana. Dia tentu saja tidak mau keluar begitu saja tanpa tahu alasan mengapa mereka semua harus keluar.Tadi mereka semua dipaksa masuk dan menunggu di dalam kamar sambil menjaga Veronica yang saat ini masih tertidur pulas. Dan sekarang mereka disuruh keluar. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Gwen harus tahu apa itu."Gwen, keluarlah dulu. Ada hal penting yang aku, Will dan Ardio harus lakukan." Bujuk Ai
"kau sudah menghubungi Mr. D kan sayang?" Tanya Ariana pada Will."Aku belum menelpon Mr.D karena permasalahannya waktu yang kita punya tidak banyak. Bom - bom ini dapat meledak sewaktu- waktu." balas Will dengan suara pelan.Ariana langsung terhenyak saat mendengar kalau bom yang mereka bicarakan saat ini bukan hanya satu bom melainkan banyak."Will?" Aiden terpaksa menyela pembicaraan Will dan Ariana karena waktu mereka tidak banyak."Hm-" respon Will singkat."Sayang menjauhlah, biar aku dan yang lain dapat memeriksa dengan seksama apakah bom itu ada di dalam tubuh Veronica atau tidak." Will, Aiden dan Ardio semangkin mendekat ke tempat tidur."Jarvis, apa dari jarak sedekat ini kau bisa mendeteksi bom yang terakhir?" Tanya Will pada Jarvis."Bos, sepertinya bom itu memang ada di dalam tubuh wanita ini. Kalau dari data yang terbaca di radar ku, bom nya terpasang di sekitar perut. Hmm hanya saja akan sangat sulit untuk mengelu
Di dalam kamar, suasana haru menyelimuti Ardio dan Veronica. Fakta kalau bom itu ada di dalam tubuh Veronica tentu saja membuat semua keteguhan yang Ardio punya runtuh.kalau sempat terjadi hal buruk pada istri nya, Ardio yakin dirinya tidak akan mampu untuk bertahan. Mungkin dia pun akan mengakhiri hidupnya menyusul istri dan anaknya."Berhentilah menangis Ardio. Tangisan mu hanya membuatku semankin sulit untuk iklas berpisah dengan mu."Kata- kata yang baru saja keluar dari mulut Veronica membuat tangis Ardio semakin kencang. Kini di depan Veronica, tidak ada lagi sosok Ardio yang gagah berani yang siap menghadapi segala masalah yang datang menerjangn nya. Kini yang tersisa hanya sosok sang kekasih yang terisak sedih yang belum siap untuk melepaskan cinta nya."Ardio! Aku mohon! Berhentilah menangis. Kau membuatku sedih." Ucap Veronica. Tapi lagi- lagi, Ardio bersikap seolah dia tidak mendengar apa yang Veronica katakan.Gwen, Ariana, Diana serta
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei