"Aaah...Aiden....Aaaaaaaahhh!!" pekiknya menahan kenikmatan yang Aiden berikan.
Aiden terus menyusup lebih dalam dan lebih dalam ke setiap lapisan lembah itu, membuat tubuh Gwen bergerak tidak beraturan karena memang kenikmatan yang Aiden berikan tidak bisa ia tahan.
Hingga tanpa sadar Gwen menarik rambut Aiden bahkan menggerak-gerakkan pinggulnya menuntun Aiden ke tempat yang Gwen inginkan untuk Aiden sentuh.
"Aiden!!" pekik Gwen saat rasa yang begitu kuat terasa menjalar ke seluruh tubuhnya dan cairan yang deras keluar dari lembah itu.
“Sluuurb .. ”Aiden menjilat habis semuanya.
Dengan nafas yang tersengal-sengal Aiden memegangi lutut Gwen yang masih dalam keadaan tertekuk."Kau mau coba di atas sayang?" Aiden mencoba mengajari hal baru pada Gwen.
"Maksud mu?" tanya Gwen, karena otaknya belum bekerja sempurna kesulitan mencerna apa yang Aiden maksudkan.
"Aku bertanya, apa kau mau coba gaya women in top, sayang??
"Apa yang sedang kau pikirkan sayang?" Tanya Aiden pada Gwen yang sedang termenung di taman belakang kediaman Aiden. "Aku teringat pada ibuku. Aku ingin membawa ibu untuk tinggal bersama kita." Sebut Gwen sambill melihat jauh ke hamparan bunga-bungan di depannya. "Kalau begitu, tunggu apa lagi? Kita ajak ibu pindah ke sini. Toh ini rumah ibu jugakan?" Aiden memegang kedua lengan Gwen dari belakang kemudian mengecup kepala Gwen. "Permasalahannya, aku sudah mengajak ibu untuk tinggal bersama kita. Tapi dia tidak mau. Alasannya sangat klasik. Dia ingin tinggal di mana suaminya tinggal. Padahal suaminya sama sekali tidak pernah memperdulikannya. Ibuku bodoh sekali kan, Aiden." Ucap Gwen terdengar kesal. Aiden pun mengambil posisi duduk di sebelah sang istri. Dia ambilnya tangan mungil milik istrinya itu lalu dikaitkannya jari - jari mereka. "Ibumu bukan bodoh sayang. Bukankah memang tugas seorang istri untuk selalu ada di samping suaminya? Jadi wajar kalau ibu mengatakan hal itu padam
***Kejadian hari kemarin cukup memberikan Aiden pelajaran yang sangat berarti. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menjahili Gwen di saat- saat sensi Gwen. Aiden benar-benar kapok. Bahkan setelah kembali ke rumah nya, Aiden tidak berani untuk meminta macam-macam padaGwen disaat malam tiba.Gwen mematikan lampu kamar, dan Aiden pun langsung memejamkan mata.Pagi ini, Aiden melihatGwen sudah kembali seperti biasa. Tersenyum sumringah menyapa para pelayan yang bekerja di pagi hari. Tapi satu hal yang terlihat sedikit berbeda dengan sang istri setelah Aiden perhatikan, that isGwen pagi ini terlihat sangat rapi seolah-olah Gwen akan pergi ke suatu tempat."Apa kau akan pergi keluar, sayang?" tanya Aiden saatGwen meletakan sarapan Aiden di depan Aiden."Ya, begitulah sayang. Apa Rery tidak mengatakan pada mu kalau Diana (Manage Gwen yang baru) mendapatkan sebuah kontrak iklan untukku." Jawab Gwen dengan wajah yang t
Aiden pagi itu menyempatkan diri untuk mengantar Gwen ke hotel tempatGwen akan bertemu dengan pihak perusahan yang akan menggunakan jasaGwen sebagai bintang iklan perusahaan mereka."Sampai di sini saja. Aku akan masuk sendiri ke dalam." Pamit Gwen sembari melepaskan seat belt dan juga mengambil tasnya. Walaupun pikirGwen, tidak mungkin Aiden akan repot- repot untuk mengantarkannya hingga ke dalam tapi untuk sekedar basa basi, ya sudahlah.Namun di luar dugaan, ternyata Aiden malah ikutan turun dari mobil saatGwen turun."Loh?" TanyaGwen singkat saking heran karena sang suami ikut-ikutan turun."Kenapa? Ayo ke dalam." Aiden bukannya memberikan jawaban atas pertanyaanGwen malah mengajakGwen untuk masuk."Hei ! Tuan muda Skyleden Gavin Junior tunggu dulu. Kau jawab dulu pertanyaanku? Kenapa kau malah ikut-ikutan turun? Bukannya pagi ini kau juga ada rapat di kantor? Untuk apa kau juga ikut-ikutan turun dan me
"Tuan Muda Aiden, mau sampai kapan kau melihat ke arah ruangan sebelah? Kau terlihat seperti seekor singa lapar yang siap menerkam targetnya."Sindir Rery sambil membereskan beberapa dokumen rapat.Aiden tidak menjawab. Matanya hanya melirik Rery sebentar lalu kembali fokus ke Kenzo yang masih betah rapat di dalam sana padahal ini sudah dua jam berlalu. Tapi rapat di ruangan nya Kenzo tidak kelihatan hilal kapan akan berakhir nya. Ini sungguh membuat Aiden kesal.Ingin rasanya Aiden menerobos dan duduk di sebelah Gwen agar Kenzo berhenti melihat ke arahGwen. Tapi Aiden masih memikirkanGwen. Apa yang akan rekan-rekan kerjaGwen katakan jika Aiden melakukan apa yang ada di dalam pikiran Aiden tadi?? Akhirnya ia batalkan.Jadi sebagai gantinya, Aiden akan terus berdiri di dalam ruangannya sambil melihat ke ruangan sebelah. Walaupun masih terlihat aneh, tapi paling tidak dia masih berada di dalam ruangannya sendiri. Tidak akan ada yang bisa mengusirn
Semakin mendekati pintu masuk ruangan di mana Aiden dan Rery berada, langkah kaki Gwen dan Diana pun semakin pelan seolah mereka menyadari kalau ada awan gelap dengan sambaran-sambaran petir yang telah siap menanti mereka di sana."Kau masuk lebih duluGwen." Dorong Diana, pelan."What? Kenapa harus aku? Kau yang adalah manager ku! Kau lah yang berjalan lebih dulu. Bukannya selama ini aku hanya selalu mengikutimu."Gwen langsung berputar ke belakang. Mana mau dia masuk duluan ke dalam ruangan itu."Itu tidak berarti untuk saat-saat seperti ini. Kau yang masuk duluan dan aku setelah diri mu." Kali ini Diana pula yang berlari ke belakangGwen."Kalau begitu kenapa kita suit dulu. Yang kalah dia yang duluan masuk." UsulGwen. Disaat- saat kepepet seperti ini, otakGwen memang sangat bisa untuk di andalkan.Gwen dan Diana pun telah bersiap untuk suit, dan tepat saat keduanya bersiap untuk mengeluarkan jari pilihannya, Aiden dan
Melihat mobil Rery tidak muncul-muncul di belakang mereka, Aiden pun memutuskan untuk berbalik arah. Aiden khawatir terjadi apa-apa pada asistennya itu.Ya, walaupun semua musuh telah di singkirkan tapi bukan berarti keadaan telah aman sepenuhnya.Mr. D mengatakan kalau pasti ada pihak yang sangat berkuasa di balik semua kejadian ini. Tidak mungkin bibi Aiden mampu melakuan semua ini serapi itu.Pasti ada pihak yang membantunya. Dan pihak itulah yang sedang di selidiki oleh Mr. D serta teman- teman Aiden lainnya."Loh! Loh! kok putar arah?" tanya Gwen heran saat Aiden putar arah."Aku mau cek Rery dan Diana. Kenapa mereka belum muncull juga." Jawab Aiden lalu memacu laju mobilnya mencari keberadan mobil Rery dan Diana yang sedari tadi berada di belakang mobil mereka."Itu! Bukankah itu mobil nya Rery!" Sebut Gwen sambil menunjuk ke sebuah mobilFerrari California T yang parkir cantik di tepi jalan sembarangan."Apa yang terjadi?
Aiden yang tadi nya mau menghukum Gwen karena kontrak kerja baruGwen dengan Kenzo, malah teralihkan karena pernyataan Rery yang mendeklarasikan kalau dia akan menikahi Diana besok. Ya Besok!! Tidak minggu depan, bulan depan atau pun tahun depan. Besok! Besok Rery akan menemui bibinya Diana, lalu melamar Diana dan sekaligus menikahii Diana.Permasalahannya!! Diana sendiri belum menyetujui ide gila Rery tersebut.Bagi Diana menjadi pacar Rery saja masih terawang-awang di dalam pikiran nya. Bagaimana pun, hubungan mereka sebelumnya adalah sahabat. Ini sedikit aneh dengan perubahan yang sangat dadakan ini.Status Diana dan Rery berubah menjadi pacaran setelah pacar Diana yang bernama Toni ketahuan selingkuh, lalu menghina Diana, palying victim menyalahkan Diana, seolah-olah karena Diana lah dia akhirnya selingkuh.Toni juga mengatakan kalau bukan dirinya, maka tidak ada satu pria pun di dunia ini yang akan mau, rela dan redho menjadi pasangan Diana.
Aiden memegang erat tangan Gwen sepanjang perjalanan mereka menelusuri pantai nan indah kala sore itu.Niat awal Aiden yang datang ke tempat ini untuk menghukum Gwen terasa basi karena Rery dan juga Diana. Permasalahan keduanya membuat Aiden tidak merasakan lagi luapan emosinya pada Gwen sebab kontrak kerja sama itu."Aku tidak menghukummu bukan berarti kemarahanku pada mu telah usai." Ucap Aiden tanpa melihat ke arahGwen."Lantas?""Lantas?? maksudmu apa bertanya seperti itu padaku?" Aiden balik bertanya padaGwen."Ya, lantas apa? kau tadi mengatakan kau tidak menghukum ku bukan berarti kemarahan mu pada ku telah usai. Lalu lantas apa? kenapa kau tidak jadi menghukumku?" tanya Gwen dengan wajah innocent nya."Astaga!!! Jadi kau minta aku hukum?" Seru Aiden.Kedua nya berhenti berjalan dan mulai berdebat hal yang tidak penting di tepi pantai itu."Ya, kalau kau memang ingin menghukum ku, ya hukum saja!" Balas&
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei