Share

Bab 14 : Vina Dan Dini

Penulis: Hello Sii
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 01:23:17

"Bagaimana kabarmu, Ayah?"

Arta tak menjawab sepatah kata pun pertanyaan Vina. Semenjak dirinya dirawat di rumah sakit, Vina baru ingat untuk melayat ayahnya setelah kondisinya membaik seperti sekarang.

"Ayah,"

"Berhentilah pura-pura peduli padaku, aku tak butuh itu!" sarkas Arta dengan tatapan nyalang terhadap putri sulungnya itu.

Vina menghela nafas. "Aku menjengukmu, itu tandanya aku benar-benar peduli padamu."

Arta berdecak pelan. Senyum tipis dengan smirk yang khas membuatnya terlihat tengah tersenyum remeh kepada anaknya.

Arta tahu, Vina berbaik hati padanya hanya karena harta warisan yang akan ia tinggalkan sangat banyak. Sejatinya, perempuan itu bukan khawatir tentang keadaannya, melainkan untuk terlihat simpati agar ketika ia menghabiskan kekayaan ayahnya, masih disebut hal yang wajar.

"Untuk apa peduli padaku?" Arta kembali menoleh kepada Vina.

"Ayah, aku anakmu."

"Aku tidak mempunyai anak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 15 : Dengan Syarat, Aku Hamil Anakmu

    Sepulang kerja dari kantor, Aksen kembali uring-uringan tidak jelas. Biasanya sehabis kerja ia akan langsung pergi ke kamarnya tanpa menoleh sedikitpun ruang tamu. Tapi berbeda dengan hari ini, sofa di ruang tamu nampak terlihat nyaman di matanya.Akhirnya Aksen menjatuhkan bokongnya sejenak di sofa tersebut. Sudah tiga hari semenjak ia tak melihat Amora, wanita itu sering sekali datang menemuinya dalam mimpi. Bahkan ketika ia tertidur di ruang kerjanya pun, Amora selalu datang dalam mimpinya hingga membuat Aksen terbangun kaget. Aksen lelah dengan semua itu.Aksen menghembuskan nafas panjangnya. Setelah melewati beberapa pemikiran yang cukup panjang, ia merogoh saku depan celana untuk mengambil ponselnya.Dilihat dan dipantau dari beberapa sudut, Aksen bisa menyimpulkan jika istrinya pergi ke luar kota selama tiga hari ini. Pantas saja dia tidak menemukan wanita itu di rumahnya.Anehnya Amora sama sekali tidak meninggalkan pesan sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 16 : Aku mengkhawatirkanmu

    "Wait? Aurel datang ke rumah, terus minta dinikahin Aksen? Dasar keparat!" umpat Anna setelah mendengarkan cerita dari Amora tentang peristiwa malam kemarin.Amora masih anteng mengaduk lemon tea sedari tadi dan masih enggan untuk ia minum. "Menurutku, sepertinya dia menyesal. Sikapnya selalu begitu dari dulu. Aurel selalu ingin menang dariku sampai menjebakku berkali-kali. Tapi justru ia sendiri yang terperosok dalam jebakan itu. Lucu kan, Na?" Amora tertawa kecil."Haish! Aku heran kenapa dia sangat plin-plan. Dia menyerahkan Aksen padamu, tapi sekarang dia meminta Aksen kembali. Memangnya pernikahan itu semacam lelucon!" kesal Anna seraya meminum jusnya kemudian."Adakah hukum untuk menjerat Aurel, Na?" tanya Amora diakhiri dengan kekehan pelan di akhir kalimatnya. Melihat kekesalan temannya yang memuncak, Amora malah gencar menjahilinya. "Tentu saja. Aku akan membawa dia ke ranah hukum!" tekadnya.Amora menghela nafas pelan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 17 : Vincent Saksi Mata

    Dengan senyuman yang merekah, Amora berjalan santai dengan kedua tangan masuk kedalam saku jas dokternya. Hari ini merupakan hari yang sangat ia tunggu-tunggu, yaitu kepulangan kakeknya dari rumah sakit.Sudah beberapa kali Amora membujuk Frans yang notabe-nya sebagai dokter penanggung jawab kakeknya, untuk segera memulangkan Arta dari rumah sakit. Tapi tak segampang itu, meskipun Amora adalah sahabatnya, Frans lebih tau mana yang terbaik untuk pasiennya. Ia tidak akan sembarang memulangkan pasien hanya karena bujukan seseorang melainkan karena pasien tersebut sudah benar-benar sembuh.Seorang perawat keluar dari ruang rawat inap Arta berbarengan dengan Amora masuk kedalam ruangan tersebut. “Permisi, Dok,” ucapnya membungkukan badan di depan Amora. Amora membalas dengan senyum tipis kemudian kembali melangkah menuju ranjang kakeknya.“Kakek akan kaget setelah masuk kantor kembali. Amora mendapatkan vendor yang sangat besar untuk proyek impian kakek,” ucap Amora seraya mengambil bebera

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-06
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 18 : Tak Seperti Yang Diinginkan

    Huft ...Amora menghela napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Setelah menutup pintu utama, Amora bergerak mencari saklar lampu untuk memberi cahaya pada rumah yang nampak sangat sepi itu. Hari ini sangat berat untuknya. Meskipun ia senang karena kakeknya pulang dari rumah sakit, tapi setelah itu Amora kembali murung karena masalah Vincent yang semakin memburuk. Dan masalah terakhir ia harus berbicara panjang lebar dengan Frans untuk meminta kejelasan kenapa Vincent dipindahkan.Ditambah lagi keadaan rumah yang bak kuburan. Semua lampu sudah dimatikan karena ia pulang larut malam. Aksen pasti sudah tidur.Dengan berjalan gontai karena rasa lelah yang ia rasakan setelah bekerja seharian, Amora menggapai saklar lampu kemudian menekannya.TikAmora mengerjap kaget kala lampu ruang tamu sudah menyala. Bukan karena ruangan yang mendadak terang, melainkan karena ada seseorang tengah berdiri dengan bokong disandarkan ke belakang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 19 : Aksen Tak pulang

    Sudah tiga hari berlalu. Amora sama sekali tak melihat Aksen pulang ke rumah ataupun terlihat di kantornya. Pria itu seakan-akan menghilang dari pandangan istrinya.Sebagai wanita mandiri, Amora tak ambil pusing semua itu. Tak ada Aksen tak masalah, tapi yang ia takutkan adalah keselamatan pria itu.Bisa-bisanya ia sangat khawatir kepada pria yang bahkan telah menghina dan mencampakkan dirinya. Amora tak munafik, hatinya benar-benar menginginkan keadaan pria itu baik-baik saja dimanapun ia berada.Sedari pagi, Amora hanya duduk termenung di cafe dekat rumah sakit tempatnya bekerja. Hari ini Vincent sudah kembali membaik dan tidak terlihat wajah cemas seperti sebelumnya.Setelah Arta keluar dari rumah sakit, Amora tidak terlalu banyak pergi ke perusahaan kakeknya. Ia kembali mengutamakan profesinya sebagai Psikiater. Sesekali Amora membuka layar ponselnya untuk menghubungi Sekretarisnya yang sedang mencari info tentang keberadaan Aksen.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 20 : Pulau Masa Kecil

    "Aksen"..Amora menghentikan gerakan pria yang sedari tadi mengajaknya berdansa itu. Pria bertopeng itu tampak kebingungan dengan gerakan Amora yang tiba-tiba menghentikan dansa mereka. "Kenapa?" tanya pria itu.Amora langsung menoleh kepada pria itu spontan. "A-ah, sepertinya cukup untuk malam ini," ujarnya seraya melepaskan genggaman pria itu.Amora berjalan meninggalkan pria itu yang masih mematung di antara kerumunan orang-orang yang tengah asik berdansa. Amora tak tahu jika pria itu terus memperhatikan dirinya dengan seringaian yang mampu membuat siapapun takut melihatnya.Amora memilih duduk kemudian segera membuka ponselnya dengan tatapan yang tajam, memilih satu kontak yang akan segera ia hubungi kali ini."Aksen ada disini."" …" "Cepat kirimkan padaku apapun yang kau temukan selama mencari keberadaan Aksen!" " …" Amora kembali menutup teleponnya. Matanya kini t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 21 : Kenangan di Pulau Masa Kecil

    "Hati-hati, Am!" ujar Frans dari dalam mobil seraya menunduk untuk melihat jelas posisi temannya. Tangannya melambai akrab.Amora mengernyitkan dahinya, "Harusnya, aku yang mengatakan hati-hati padamu," ucapnya.Frans kembali tertawa tanpa suara. Ekspresi seperti itu semakin membuat ketampanannya bertambah. "Rumahmu jauh lebih bahaya dari jalanan kota," ujarnya seraya terkekeh pelan."Sembarangan kau ini, haha …" Amora ikut tertawa pelan. "Tapi … by the way, thank you Frans." Amora tersenyum lembut. Lesung Pipit itu sangat manis ketika muncul karena Amora tersenyum bahagia, bukan tersenyum sinis seperti biasanya. Senyum manis itu yang menjadi daya tarik Amora di mata Frans. Frans sangat menyukainya. Oleh karena itu, ia selalu berusaha untuk membuat Amora sering tersenyum manis ketika bersamanya.Frans mengangguk dengan tatapan bak memuja kepada Amora. Kelopak matanya tak pernah menutup, hanya untuk memperhatikan senyu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 22

    “PERGI!!!” bentak seseorang dengan tatapan melotot tajam berhasil membuat Amora memejamkan matanya sejenak. Amora menghela nafas pelan. Seorang pasien tengah memberontak di atas ranjang saat ini. Lima orang perawat berusaha memegangi tangan dan kaki pria itu untuk diikatkan ke tiang ranjang. “Berikan obat penenang untuknya!” titah Amora kepada kelima perawat itu seraya berjalan ke luar ruangan. Dadanya bergemuruh, tangannya sedikit bergetar. Amora harus meninggalkan situasi itu secepatnya.“Astaga!”Amora mengusap dadanya pelan, menetralkan rasa kaget yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat seperti tengah lari marathon. Sang pelaku hanya nyengir menampilkan gigi putih nan rapinya kepada korban. “Aku bukan hantu, Am!” Frans terkekeh pelan melihat Amora yang nampak melotot kearahnya. Dengan wajah tanpa dosanya itu, Frans berdiri tepat di depan pintu.“Ini masih pagi, Frans! Tolong jangan banyak ulah,” kesal Amora seraya mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 77

    Amora termenung di depan gerbang setelah ia keluar dari bangunan itu dan meninggalkan dua orang yang paling Amora benci di dunia. Baron dan Frans sudah divonis hukuman mati oleh pengadilan sesuai tuntutan keluarga korban dan hukum yang berlaku.Setelah ini Amora akan belajar ikhlas atas semuanya. Ayah, ibu, kakek, semua keluarganya sudah tiada. Dan yang sekarang bisa menemaninya hanya keluarga dari sang suami. Mereka begitu terlihat peduli kepada Amora bahkan di kala perempuan itu dalam kesulitan.“Ayo, pulang!” Aksen merangkul pundak Amora dengan lembut.Amora kemudian menoleh. Perempuan itu tersenyum tipis membuat Aksen semakin erat memeluknya. Tak akan pernah Aksen lepaskan lagi seorang istri yang begitu berharga ini dalam hidupnya. Tak akan pernah.Amora kini merasa aman. Bersama orang-orang yang begitu menyayanginya. Seorang suami yang rela berbuat apapun demi menyenangkan hatinya, saudara-saudara yang selalu membuatnya tertawa dan seorang ibu mertua yang mementingkan kebutuhanny

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 76

    “Aku sudah tahu tempat persembunyian para bajingan itu!” Aksen mengepalkan tangan kirinya dengan erat setelah mengetahui beberapa hal yang membuatnya sangat jengkel. Sudah beberapa hari Aksen mencoba melayangkan senjata kepada dua bajingan itu tapi entah kesaktian apa yang mereka punya sampai selalu lolos dari segala rencananya.Tapi tidak untuk hari ini. Aksen, Diego, Anna, Riri dan Amora akan menyatukan rencana untuk menjebak Baron dan Frans itu. Amora sudah berangkat dengan beberapa pengawalnya menuju gedung tak terpakai yang beberapa tahun lalu terbakar.Benar sekali, di tengah jalan, Amora diculik oleh dua orang dengan topengnya. Amora berpura-pura pingsan untuk mengelabui musuhnya itu. Terdengar jelas di telinga Amora tawa renyah Frans Baron memenuhi ruangan kedap suara. Ingin sekali Amora menyumpal mulut sialan itu. Tapi ia harus menahan itu semua dan berpura-pura pingsan dulu untuk sementara waktu.“Am, kau merindukan panggilan itu, bukan?” tanya Frans dengan wajah berseri.

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 75

    Beberapa orang suruhan Diego dan Amora berhasil disebarkan untuk mencari keberadaan Aksen. Meskipun Amora nampak berdiam diri saja di rumah, tapi otak dan bawahan-bawahannya tidak pernah diam untuk terus menggali informasi perihal Aksen.Sehari berlalu, Amora belum mendapatkan kabar apapun dari Aksen. Hatinya semakin tak tenang dan otaknya sudah buntu tak bisa berpikir lagi. Apalagi ketika mendengar kabar terbaru dari televisi yang mengabarkan jika Baron dan Frans tidak terlacak kembali keberadaannya.Diego yang beberapa kali mencoba menghubungkan koneksi pelacak pun tetap tidak berhasil. Baron dan Frans sepertinya telah menyusun segala cara sebagus mungkin untuk hari ini dan hari-hari berikutnya demi menangkap Amora. Beberapa kali Diego berpesan untuk Amora tetap berjaga-jaga meskipun ia berdiam diri di rumah.Malam ini seperti biasa Amora tak berhasil memejamkan matanya. Pikiran yang terus berkecamuk dan kepala yang terasa pusing semakin membuatnya tak bisa tidur. Sesekali Amora men

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 74

    Amora mondar mandir tidak jelas sejak tadi karena pikirannya yang mulai kacau semenjak acara televisi menyajikan berita tentang berkeliarannya dua orang buronan yang kabur dari keamanan. Tentu saja mereka itu adalah Baron dan Frans.Sesuatu yang begitu mengoyakkan hati Amora kala ia mengetahui jika kedua orang itu merupakan ayah dan anak. Frans merupakan anak Baron sebelum ia menikahi ibunya Aurelia. Sungguh sangat lembut permainan Frans waktu itu, hingga membuat Amora tidak bisa melihat mana rekayasa mana nyata.Tentulah sekarang Amora paham mengapa Frans begitu jahat padanya. Ya, semua itu karena Baron dan dirinya menginginkan harta kakeknya Amora yang begitu banyak dan melimpah. Namun tidak semudah itu, setelah membunuh Artha mereka juga mesti menyingkirkan Amora terlebih dahulu untuk mendapatkan harta itu.Amora menggigit jari telunjuknya mencoba menenangkan diri. Meski dirinya sekarang berada di tempat yang aman yaitu di rumah ibu mertuanya. Tapi yang lebih membuat Amora panik ad

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 73

    “Amora kau harus mati!”“Amora kau harus mati!”“Amora kau harus mati!”“Huaa ...” Dada yang kembang kempis tak beraturan begitu terlihat disertai wajah ketakutan Amora. Perempuan itu menoleh ke samping dimana ada suaminya tengah memandang khawatir padanya. Bahkan tangan Aksen masih menjadi bantalan kepala istrinya.Untung saja semua itu hanya mimpi. Seseorang mendatanginya bahkan terbawa ke alam bawah sadarnya. Dia datang ingin merenggut nyawa dengan tanpa alasan. Amora sungguh ketakutan hingga tak sadar tangannya menggenggam lengan Aksen. “Ada apa, Mora?” Aksen mencoba menyadarkan istrinya yang terlihat kebingungan selepas sadar dari pingsannya.Menyadari dirinya begitu menempel ke tubuh Aksen, Amora segera berusaha duduk dan membenarkan posisinya. Meskipun dalam keadaan tak baik-baik saja, ia tak akan memperlihatkannya kepada Aksen. Saking gengsinya ia tak akan pernah merendahkan harga dirinya lagi di depan Aksen. “Mora, kau baik-baik saja?”Amora menghela napas panjang beberapa

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 72

    “Katakan, apa maumu? Aku tidak mempunyai waktu luang cukup lama untukmu,” ujar Amora langsung pada intinya ketika mereka sudah dihidangkan beberapa makanan di atas meja.“Mora, aku bukan klienmu. Sekarang ini aku berperan sebagai suamimu, apa pantas bicara begitu?”Amora menatap tanpa ekpresi ke arah suaminya. Aksen kini selalu menyebalkan di depan matanya. “Aku tak suka bertele-tel-““Makan dulu,” potong Aksen seraya menyodorkan sepotong beefsteak ke mulut Amora hingga perempuan itu terdiam.Melihat istrinya yang sama sekali tidak membuka mulut untuk melancarkan suapannya, Aksen menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya dengan isyarat. Beberapa detik kemudian Amora mengambil garpu yang dipegang Aksen kemudian menyuapkan potongan daging itu oleh tangannya sendiri.Aksen hanya tersenyum menanggapinya.“Tidak ada hal penting, aku hanya ingin makan siang bersamamu.” Aksen mulai menyuapkan potongan daging kepada mulutnya.Amora terdengar menghela napas panjang. Wanita itu tiba-tiba berdi

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 71

    Paginya, Aksen harus terganggu dengan kedatangan Diego ke rumah ibunya. Apalagi ketika melihat lelaki itu begitu akrab mengobrol dengan Amora membuat hatinya memanas. “Senang melihatmu baik-baik saja, Amora,” ujar Diego seraya menampilkan senyum tipisnya.“Aku selalu baik-baik saja,” balas Amora. Sementara Aksen berlalu begitu saja melewati mereka yang sedang mengobrol di ruang tamu. Dengan wajah masam itu, Diego menyadari jika Aksen memang tidak suka dirinya ada di rumah Rina. Apalagi ngobrol akrab dengan istrinya.Namun justru karena itu, Diego semakin gencar mengajak Amora mengobrol ria agar Aksen kesal. Pria itu paling suka melihat sepupunya marah. Aksen pergi ke dapur dan mengambil jus jeruk dingin dari kulkas. Aksen menuangkan jus itu ke gelas panjang kemudian meneguknya hingga tandas. Sisanya ia bawa ke ruang tamu seraya mendudukan dirinya begitu dekat dengan istrinya. Seakan memperlihatkan kepada Diego kalau Amora adalah miliknya.Diego yang paham dengan sikap Diego hanya m

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 70

    TikPria beralis hitam tebal itu membuka seat belt yang selama hampir dua jam melilit dadanya. Napas lega begitu terdengar jelas dari mulut Aksen dengan diakhiri senyum tipis khas-nya.Setelahnya ia menoleh kepada perempuan yang masih terbaring nyaman di atas alat tidur portable di kursi samping yang direndahkan posisinya. Aksen merangkak mendekati Amora kemudian mengelus pelan pelipis wanita itu.Wanita itu terlihat nyaman bahkan tidak merasa terganggu sedikitpun ketika Aksen menyentuh pelipis dan hidungnya. Aksen terlalu gemas hingga beberapa kali mencubit hidung Amora seraya terkekeh pelan. Ditambah lagi, pipi Amora nampak sedikit berisi setelah ia mengandung.Aksen kembali melihat ke arah depan, mengedarkan pandangan kemudian tersenyum tipis. Terhalang kaca mobil, sebuah danau luas terhampar di depannya. Ya, Aksen ternyata mengajak Amora ke tempat yang tidak asing. Sebuah pulau yang dahulu kala adalah tempat mereka mengukir cerita yang hampir saja ingin Aksen lupakan. Jika mengi

  • Pengantin Pengganti Tuan CEO   Bab 69

    “Gak mungkin anakku mati! Gak mungkin!!!”Teriakan ibunya Aurelia terdengar dari ruang IGD sampai ke tempat registrasi dimana Amora dan Aksen baru saja sampai untuk menjenguk mayat Aurelia yang baru saja ditemukan.Amora melirik sebentar ke wajah Aksen yang tengah tersenyum tipis ke arahnya. Aksen sengaja bersikap begitu dan memperlihatkan wajah tidak panik supaya Amora tidak merasa takut dan tidak sama-sama panik.Padahal dalam hatinya, Aksen kelimpungan sendiri. Takutnya ibunya Aurelia akan nekat melakukan hal buruk kepada Amora apalagi istrinya itu sekarang tengah hamil. Tapi bagaimanapun situasinya, Aksen sudah berjanji akan melindungi Amora dari serangan apapun.Menyadari Amora tidak maju juga dari tadi ke IGD, Aksen merengkuh bahu istrinya dengan tangan kanan kemudian merapatkan kepada tubuhnya. Amora kembali menoleh dan Aksen mengangguk meyakinkan.“Apa aku akan baik-baik saja?”Ini pertama kalinya Aksen mendengar kalau Amora sangat khawatir dan bertanya lebih dulu kepadanya. B

DMCA.com Protection Status