Beranda / Romansa / Pengantin Buruk Rupa yang Kembali / Bab 9 - Kesepakatan yang Berbahaya

Share

Bab 9 - Kesepakatan yang Berbahaya

Penulis: Intan SR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 23:22:35

Selama perjalanan pulang, Damian hanya diam, dan itu membuat Alicia gelisah. Lelaki itu tak pernah bersikap sedingin ini padanya, apalagi hanya karena seorang wanita seperti Laurent dalam satu malam.

"Apa kau bersikap seperti ini karena dia?" tanya Alicia, kesal karena Damian terus mengabaikannya.

Damian menoleh sekilas, mengernyit, lalu kembali fokus pada kemudi tanpa sepatah kata pun.

"Damian! Aku tidak suka kalau kau mendiamkanku seperti ini!" suaranya meninggi, mememperlihatkan emosinya yang semakin memuncak.

Damian menarik napas dalam-dalam, menahan amarahnya yang sudah di ambang batas. "Kau tahu apa dampak yang kau timbulkan tadi, Alicia? Kau menampar seseorang yang sedang naik popularitasnya di dunia bisnis! Bagaimana kau bisa begitu ceroboh? Tidak bisakah kau sedikit saja mengendalikan emosimu?" geramnya, suaranya rendah tapi tajam.

"Oh, jadi ini semua salahku?" tanya Alicia, matanya membulat penuh ketidakpercayaan.

Damian tidak menjawab, hanya menghela napas panjang seolah be
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 10 - Kejutan yang Mengejutkan

    Laurent turun dari mobil dengan langkah anggun, mengenakan setelan elegan yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Udara pagi yang masih sejuk menyambutnya ketika ia melangkah menuju lobi hotel, tempat pertemuan pentingnya dengan seorang investor berpengaruh.Di dalam, suasana hotel terasa mewah dan tenang. Cahaya lampu kristal berpendar lembut, menciptakan refleksi indah di lantai marmer yang mengilap. Wangi parfum eksklusif bercampur dengan aroma kopi dari kafe di sudut ruangan, menambah kesan berkelas pada tempat itu.Laurent duduk di area lounge, menunggu dengan sabar sementara matanya mengamati sekitar. Investor yang ia nantikan mengirim pesan bahwa ia terjebak macet—bukan hal yang mengejutkan di kota besar seperti ini.Saat itu, tanpa sengaja, sesuatu menarik perhatiannya.Di dekat resepsionis, seorang wanita berdiri. Wajahnya begitu familiar. Laurent menyipitkan mata, memastikan apa yang dilihatnya bukan sekadar ilusi.Namun, bukan itu yang mengejutkannya. Di samping Alicia

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 11 - Masuk ke Dalam Kehidupan Damian

    "Ada apa?" tanya Adrian, nada suaranya sarat dengan perhatian.Laurent tidak segera menjawab. Ia hanya menatap lurus ke arah tertentu, matanya terpaku pada satu sosok. Adrian mengikuti arah pandangnya, menoleh ke belakang.Di belakangnya Damian berdiri, baru saja melepaskan jabatan tangan dengan seseorang—mungkin mitra bisnisnya. Pandangan pria itu kemudian beralih, menemukan Laurent dan Adrian di meja mereka.Sebuah senyum terlukis di wajah Damian. Sebuah senyum yang tak memiliki arti.Laurent menahan napas. Tidak. Sepertinya pria itu tidak mendengar. Sepertinya nama itu—Elara—tidak mencapai telinganya.Namun sebelum Laurent bisa menarik napas lega, Damian mulai melangkah mendekat."Kita bertemu di sini," ucapnya ringan, seolah hanya ingin menyapa Laurent.Laurent menanggapi dengan sebuah senyum tipis, terlatih, tanpa cela.Damian melirik bunga yang ada di atas meja, sorot matanya berubah sedikit—entah itu sebuah ejekan halus atau hanya sekadar pengamatan. Kemudian, bibirnya melengku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   bab 12 - Dalam Bencana

    Laurent berdiri di tengah hiruk-pikuk proyek apartemen, matanya tajam mengamati setiap sudut bangunan yang masih setengah jadi. Ia mengenakan helm proyek dan rompi pelindung, memastikan setiap detail berjalan sesuai rencana. Suara mesin bor dan palu beradu logam menggema di sekelilingnya, tetapi pikirannya tetap fokus.Rooney, sang arsitek utama, berjalan di sampingnya, sesekali mengangguk ketika Laurent menunjukkan beberapa bagian bangunan yang perlu perhatian lebih."Saya ingin material di bagian lobi lebih eksklusif, Rooney. Kita harus memastikan ini sesuai dengan konsep awal." Suaranya tegas namun tetap anggun."Tentu, Nona Laurent. Saya akan berdiskusi lagi dengan tim desain."Laurent mengangguk, lalu mengalihkan perhatiannya ke struktur balkon. "Dan railing di area penthouse ini? Saya ingin desain yang lebih ramping, tapi tetap kokoh.""Saya akan mengajukan beberapa opsi besok pagi," jawab Rooney sambil mencatat.Namun, sebelum diskusi mereka selesai, sebuah suara mengalihkan p

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 13 - Kemarahan Alicia

    Damian menunggu di kamar rumah sakit, sesekali melirik jam di dinding. Waktu terasa berjalan lambat. Sudah lebih dari setengah jam sejak Laurent dibawa masuk. Tidak ada luka serius, hanya beberapa goresan di wajahnya—lebih karena syok daripada cedera berat.Ruangan itu dipenuhi kesunyian yang menyesakkan. Damian bersandar di kursinya, tangannya bertaut di pangkuan, matanya terus menatap ke arah pintu yang masih tertutup.Tiba-tiba, pintu kamar didorong dari luar. Adrian masuk dengan langkah tergesa, wajahnya penuh kecemasan. Napasnya sedikit memburu, seolah ia baru saja berlari. Tepat pada saat itu, Laurent membuka matanya."Kau tak apa-apa?" suara Adrian penuh kegelisahan, seakan dunia di sekitarnya tak lagi ada. Bahkan, ia tidak menyadari keberadaan Damian di ruangan yang sama.Laurent mencoba untuk duduk, tubuhnya masih terasa lemah. Ia mengangguk pelan, mengatur napasnya.Dengan lembut, Adrian mengusap pipinya, menatapnya seolah ia adalah sesuatu yang begitu berharga. Ada kelembu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 14 - Menghancurkan Musuh Sedikit Demi Sedikit

    "Tentu saja aku bekerja," jawab Damian singkat. Suaranya terdengar biasa saja, datar tanpa celah untuk dipertanyakan.Tanpa menunggu reaksi dari Alicia, ia melangkah pergi, membuka pintu kamar mereka yang bersebelahan dengan kamar anak mereka, lalu menghilang di dalamnya.Alicia tetap berdiri di tempatnya. Matanya menatap punggung Damian yang semakin menjauh hingga menghilang di balik pintu.Ia menghela napas panjang, dadanya naik turun, menahan perasaan yang mendidih di dalamnya.Suaminya berbohong.Alicia tahu itu.Damian tidak akan pernah mengaku bahwa dia tadi bertemu dengan Laurent.Perlahan, ia berbalik, menatap kosong ke arah pintu kamar mereka yang kini tertutup rapat. Cahaya lampu koridor menerangi wajahnya yang penuh kecurigaan, bibirnya mengerucut dalam kemarahan yang semakin pekat."Damian…" bisiknya, nyaris tanpa suara. "Kau mulai berbohong padaku."Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Ia mengatupkan rahang, pikirannya mulai berputar, mencari cara.Tidak.Ia tidak akan me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   bab 15 - Menjadi Milikku

    Adrian tengah sibuk berbicara dengan beberapa investor di sudut ruangan, membahas prospek kerja sama bisnis. Sementara itu, Laurent duduk sendiri di meja bundar dekat bar, menyesap sampanye dengan elegan.Tatapannya menyapu ruangan, memastikan semua berjalan sesuai rencana. Lelang ini bukan sekadar transaksi biasa. Ini adalah langkah awal dari balas dendamnya. Rumah itu harus kembali padanya. Keluarga Damian tidak boleh memilikinya.Saat Laurent masih tenggelam dalam pikirannya, suara tajam menyelusup di antara denting gelas dan percakapan pelan para tamu."Berani sekali kau datang ke sini," ujar seseorang dengan nada mengejek.Laurent mendongak. Di hadapannya berdiri Alicia, mengenakan gaun merah tua yang mencolok. Senyum penuh kemenangan tersungging di bibir wanita itu, seolah-olah kehadiran Laurent di tempat ini adalah kesalahan besar."Kenapa tidak berani?" Laurent menjawab dengan suara pelan, namun tajam. "Apakah ada orang jahat di sini sampai aku harus takut?"Tatapan Alicia men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 16 - Janji Laurent

    Malam itu, Alicia berbaring di tempat tidur dengan gelisah. Matanya menatap kosong ke langit-langit, pikirannya terus berputar pada kejadian di lelang siang tadi.Bagaimana mungkin keluarga Damian, yang selama ini selalu menjadi pusat perhatian, bisa kalah? Dan bukan oleh sembarang lawan, melainkan oleh L Group, perusahaan yang diyakini ada kaitannya dengan Laurent. Kebetulan seperti ini terasa terlalu aneh, terlalu disengaja.Alicia menghela napas. Semakin ia mencoba mengabaikan perasaan itu, semakin kuat firasat buruk menyelimutinya. Terlebih lagi, akhir-akhir ini, kehidupannya seakan selalu diusik oleh bayang-bayang Laurent.Damian baru saja keluar dari kamar mandi, handuk masih melingkar di lehernya. Ia memperhatikan istrinya yang tampak tenggelam dalam pikirannya, wajahnya tegang, nyaris terganggu."Kau masih memikirkan lelang tadi siang?" tanyanya santai, sambil berjalan ke lemari dan mengambil piyama.Alicia mengangguk pelan."Damian," panggilnya tiba-tiba, suaranya datar nam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 17. Munculnya Sosok yang Hilang

    Alicia melangkah perlahan di jalan setapak pemakaman yang mulai diselimuti kabut tipis. Angin bertiup lembut, mengusap helaian rambutnya yang tergerai di bahu. Tangannya merogoh tas, mengeluarkan ponsel, dan dengan cepat menekan nomor suaminya.Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum suara Damian yang dalam dan malas menanggapi."Damian... Wanita itu masih hidup," ujar Alicia, suaranya datar tapi penuh keyakinan.Terdengar tarikan napas dari seberang telepon. "Dari mana kau tahu?" tanya Damian, nada suaranya penuh ketidakpercayaan.Alicia membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Ia menyandarkan punggungnya ke jok, menatap lurus ke depan dengan ekspresi serius. "Aku baru saja ke makam ayahnya. Ada bunga yang masih segar di sana. Siapa lagi yang akan meninggalkannya kalau bukan dia?"Sejenak, Damian terdiam. Lalu, dengan suara yang lebih tajam, ia berkata, "Alicia, jangan mulai lagi."Namun, Alicia tidak peduli. Ia menyalakan mesin mobil dan tersenyum tipis. "Bagaimana kalau kita

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28

Bab terbaru

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab - 18 Pembalasan Dimulai

    "Jelaskan apa? Bahwa kau selingkuh?" suara Damian menggema di ruangan, dingin dan tajam seperti belati. Tatapannya menusuk, menuntut jawaban yang bisa meredam amarahnya.Alicia menelan ludah, tubuhnya menegang. "Itu bukan seperti yang kau pikirkan!" katanya cepat, mencoba mempertahankan ketenangan meski napasnya mulai memburu.Damian menggeleng, ekspresi wajahnya penuh kemarahan dan kekecewaan. "Kau tahu dampak dari apa yang kau lakukan saat menampar Laurent masih ada? Aku harus membereskannya, dan sekarang kau membuat masalah lagi?" nada suaranya meninggi, frustrasi yang sejak tadi ia tekan akhirnya meledak."Aku hanya bertemu dengan pria itu! Tak ada yang spesial, Damian. Aku hanya membahas masalah bisnis."Damian mendengus sinis. "Kau pikir aku percaya?"Alicia mendekat, menatap suaminya dengan mata penuh keyakinan. "Aku bersumpah, Damian! Aku dijebak! Kau harus percaya bahwa Elara sudah kembali dan sedang memanipulasi semuanya!"Namun, Damian hanya menghela napas panjang, kasar, p

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 17. Munculnya Sosok yang Hilang

    Alicia melangkah perlahan di jalan setapak pemakaman yang mulai diselimuti kabut tipis. Angin bertiup lembut, mengusap helaian rambutnya yang tergerai di bahu. Tangannya merogoh tas, mengeluarkan ponsel, dan dengan cepat menekan nomor suaminya.Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum suara Damian yang dalam dan malas menanggapi."Damian... Wanita itu masih hidup," ujar Alicia, suaranya datar tapi penuh keyakinan.Terdengar tarikan napas dari seberang telepon. "Dari mana kau tahu?" tanya Damian, nada suaranya penuh ketidakpercayaan.Alicia membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Ia menyandarkan punggungnya ke jok, menatap lurus ke depan dengan ekspresi serius. "Aku baru saja ke makam ayahnya. Ada bunga yang masih segar di sana. Siapa lagi yang akan meninggalkannya kalau bukan dia?"Sejenak, Damian terdiam. Lalu, dengan suara yang lebih tajam, ia berkata, "Alicia, jangan mulai lagi."Namun, Alicia tidak peduli. Ia menyalakan mesin mobil dan tersenyum tipis. "Bagaimana kalau kita

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 16 - Janji Laurent

    Malam itu, Alicia berbaring di tempat tidur dengan gelisah. Matanya menatap kosong ke langit-langit, pikirannya terus berputar pada kejadian di lelang siang tadi.Bagaimana mungkin keluarga Damian, yang selama ini selalu menjadi pusat perhatian, bisa kalah? Dan bukan oleh sembarang lawan, melainkan oleh L Group, perusahaan yang diyakini ada kaitannya dengan Laurent. Kebetulan seperti ini terasa terlalu aneh, terlalu disengaja.Alicia menghela napas. Semakin ia mencoba mengabaikan perasaan itu, semakin kuat firasat buruk menyelimutinya. Terlebih lagi, akhir-akhir ini, kehidupannya seakan selalu diusik oleh bayang-bayang Laurent.Damian baru saja keluar dari kamar mandi, handuk masih melingkar di lehernya. Ia memperhatikan istrinya yang tampak tenggelam dalam pikirannya, wajahnya tegang, nyaris terganggu."Kau masih memikirkan lelang tadi siang?" tanyanya santai, sambil berjalan ke lemari dan mengambil piyama.Alicia mengangguk pelan."Damian," panggilnya tiba-tiba, suaranya datar nam

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   bab 15 - Menjadi Milikku

    Adrian tengah sibuk berbicara dengan beberapa investor di sudut ruangan, membahas prospek kerja sama bisnis. Sementara itu, Laurent duduk sendiri di meja bundar dekat bar, menyesap sampanye dengan elegan.Tatapannya menyapu ruangan, memastikan semua berjalan sesuai rencana. Lelang ini bukan sekadar transaksi biasa. Ini adalah langkah awal dari balas dendamnya. Rumah itu harus kembali padanya. Keluarga Damian tidak boleh memilikinya.Saat Laurent masih tenggelam dalam pikirannya, suara tajam menyelusup di antara denting gelas dan percakapan pelan para tamu."Berani sekali kau datang ke sini," ujar seseorang dengan nada mengejek.Laurent mendongak. Di hadapannya berdiri Alicia, mengenakan gaun merah tua yang mencolok. Senyum penuh kemenangan tersungging di bibir wanita itu, seolah-olah kehadiran Laurent di tempat ini adalah kesalahan besar."Kenapa tidak berani?" Laurent menjawab dengan suara pelan, namun tajam. "Apakah ada orang jahat di sini sampai aku harus takut?"Tatapan Alicia men

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 14 - Menghancurkan Musuh Sedikit Demi Sedikit

    "Tentu saja aku bekerja," jawab Damian singkat. Suaranya terdengar biasa saja, datar tanpa celah untuk dipertanyakan.Tanpa menunggu reaksi dari Alicia, ia melangkah pergi, membuka pintu kamar mereka yang bersebelahan dengan kamar anak mereka, lalu menghilang di dalamnya.Alicia tetap berdiri di tempatnya. Matanya menatap punggung Damian yang semakin menjauh hingga menghilang di balik pintu.Ia menghela napas panjang, dadanya naik turun, menahan perasaan yang mendidih di dalamnya.Suaminya berbohong.Alicia tahu itu.Damian tidak akan pernah mengaku bahwa dia tadi bertemu dengan Laurent.Perlahan, ia berbalik, menatap kosong ke arah pintu kamar mereka yang kini tertutup rapat. Cahaya lampu koridor menerangi wajahnya yang penuh kecurigaan, bibirnya mengerucut dalam kemarahan yang semakin pekat."Damian…" bisiknya, nyaris tanpa suara. "Kau mulai berbohong padaku."Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Ia mengatupkan rahang, pikirannya mulai berputar, mencari cara.Tidak.Ia tidak akan me

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 13 - Kemarahan Alicia

    Damian menunggu di kamar rumah sakit, sesekali melirik jam di dinding. Waktu terasa berjalan lambat. Sudah lebih dari setengah jam sejak Laurent dibawa masuk. Tidak ada luka serius, hanya beberapa goresan di wajahnya—lebih karena syok daripada cedera berat.Ruangan itu dipenuhi kesunyian yang menyesakkan. Damian bersandar di kursinya, tangannya bertaut di pangkuan, matanya terus menatap ke arah pintu yang masih tertutup.Tiba-tiba, pintu kamar didorong dari luar. Adrian masuk dengan langkah tergesa, wajahnya penuh kecemasan. Napasnya sedikit memburu, seolah ia baru saja berlari. Tepat pada saat itu, Laurent membuka matanya."Kau tak apa-apa?" suara Adrian penuh kegelisahan, seakan dunia di sekitarnya tak lagi ada. Bahkan, ia tidak menyadari keberadaan Damian di ruangan yang sama.Laurent mencoba untuk duduk, tubuhnya masih terasa lemah. Ia mengangguk pelan, mengatur napasnya.Dengan lembut, Adrian mengusap pipinya, menatapnya seolah ia adalah sesuatu yang begitu berharga. Ada kelembu

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   bab 12 - Dalam Bencana

    Laurent berdiri di tengah hiruk-pikuk proyek apartemen, matanya tajam mengamati setiap sudut bangunan yang masih setengah jadi. Ia mengenakan helm proyek dan rompi pelindung, memastikan setiap detail berjalan sesuai rencana. Suara mesin bor dan palu beradu logam menggema di sekelilingnya, tetapi pikirannya tetap fokus.Rooney, sang arsitek utama, berjalan di sampingnya, sesekali mengangguk ketika Laurent menunjukkan beberapa bagian bangunan yang perlu perhatian lebih."Saya ingin material di bagian lobi lebih eksklusif, Rooney. Kita harus memastikan ini sesuai dengan konsep awal." Suaranya tegas namun tetap anggun."Tentu, Nona Laurent. Saya akan berdiskusi lagi dengan tim desain."Laurent mengangguk, lalu mengalihkan perhatiannya ke struktur balkon. "Dan railing di area penthouse ini? Saya ingin desain yang lebih ramping, tapi tetap kokoh.""Saya akan mengajukan beberapa opsi besok pagi," jawab Rooney sambil mencatat.Namun, sebelum diskusi mereka selesai, sebuah suara mengalihkan p

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 11 - Masuk ke Dalam Kehidupan Damian

    "Ada apa?" tanya Adrian, nada suaranya sarat dengan perhatian.Laurent tidak segera menjawab. Ia hanya menatap lurus ke arah tertentu, matanya terpaku pada satu sosok. Adrian mengikuti arah pandangnya, menoleh ke belakang.Di belakangnya Damian berdiri, baru saja melepaskan jabatan tangan dengan seseorang—mungkin mitra bisnisnya. Pandangan pria itu kemudian beralih, menemukan Laurent dan Adrian di meja mereka.Sebuah senyum terlukis di wajah Damian. Sebuah senyum yang tak memiliki arti.Laurent menahan napas. Tidak. Sepertinya pria itu tidak mendengar. Sepertinya nama itu—Elara—tidak mencapai telinganya.Namun sebelum Laurent bisa menarik napas lega, Damian mulai melangkah mendekat."Kita bertemu di sini," ucapnya ringan, seolah hanya ingin menyapa Laurent.Laurent menanggapi dengan sebuah senyum tipis, terlatih, tanpa cela.Damian melirik bunga yang ada di atas meja, sorot matanya berubah sedikit—entah itu sebuah ejekan halus atau hanya sekadar pengamatan. Kemudian, bibirnya melengku

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 10 - Kejutan yang Mengejutkan

    Laurent turun dari mobil dengan langkah anggun, mengenakan setelan elegan yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Udara pagi yang masih sejuk menyambutnya ketika ia melangkah menuju lobi hotel, tempat pertemuan pentingnya dengan seorang investor berpengaruh.Di dalam, suasana hotel terasa mewah dan tenang. Cahaya lampu kristal berpendar lembut, menciptakan refleksi indah di lantai marmer yang mengilap. Wangi parfum eksklusif bercampur dengan aroma kopi dari kafe di sudut ruangan, menambah kesan berkelas pada tempat itu.Laurent duduk di area lounge, menunggu dengan sabar sementara matanya mengamati sekitar. Investor yang ia nantikan mengirim pesan bahwa ia terjebak macet—bukan hal yang mengejutkan di kota besar seperti ini.Saat itu, tanpa sengaja, sesuatu menarik perhatiannya.Di dekat resepsionis, seorang wanita berdiri. Wajahnya begitu familiar. Laurent menyipitkan mata, memastikan apa yang dilihatnya bukan sekadar ilusi.Namun, bukan itu yang mengejutkannya. Di samping Alicia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status