Home / Romansa / Pengantin Buruk Rupa yang Kembali / Bab 28 - Aku Tidak Takut, Alicia!

Share

Bab 28 - Aku Tidak Takut, Alicia!

Author: Intan SR
last update Last Updated: 2025-03-31 23:05:42

"Kau yakin mau melakukannya?" tanya Adrian, suaranya rendah namun sarat dengan ketidaksetujuan.

Di atas ranjang, di bawah cahaya lampu tidur yang temaram, Laurent menatap langit-langit dengan gelisah.

Matanya yang lelah mencerminkan kegundahan yang tak kunjung reda. Ibunya masih belum ditemukan, dan bayang-bayang kemungkinan buruk terus menghantuinya.

"Dia menggunakan kelemahanku," bisik Laurent, suaranya penuh kepastian. "Maka aku harus menggunakan kelemahannya."

Adrian menarik napas panjang, lalu mengusap pelipisnya sejenak. "Baiklah," katanya akhirnya. "Tapi kau tak perlu turun tangan sendiri. Biar anak buahku yang mengurusnya."

Laurent menoleh, menatap suaminya lekat-lekat. Ada sesuatu di mata Adrian—ketegasan, ketulusan, dan sesuatu yang membuatnya merasa lebih aman di tengah semua kekacauan ini.

Perlahan, ia menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu, mencari kehangatan di antara kegelisahannya.

Tanpa berpikir, tangannya meraih tangan Adrian, menggenggamnya erat, lalu mengecup
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 29 - Tes DNA

    Plak!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Alicia begitu ia melangkahkan kaki ke dalam rumah. Kepala Alicia terlempar ke samping, rasa panas langsung menyebar di kulitnya. Ia menatap dengan mata terbelalak, masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi.Di hadapannya, Nyonya Everstone berdiri dengan wajah merah padam, matanya menyala penuh kemarahan."Bisa-bisanya kau kehilangan anakmu hanya karena sibuk berbelanja?!" bentaknya, suaranya tajam dan menusuk.Alicia mengangkat tangannya, menyentuh pipinya yang berdenyut. Napasnya tersengal, hatinya berdebar panik."Aku… Aku juga tidak ingin hal itu terjadi, Bu!" suaranya bergetar, hampir seperti bisikan putus asa.Nyonya Everstone menatapnya tajam, seolah kata-kata Alicia tidak berarti apa-apa."Kalau kau benar-benar tidak ingin, kau seharusnya menjaga Darley dengan baik! Seorang ibu macam apa kau ini?!" amarahnya meledak lagi.Alicia merasa tubuhnya semakin lemas, dadanya sesak oleh rasa bersalah dan ketakutan.Saat itu, suara

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 30 - Sebuah Kehancuran

    Tengah Malam…Damian berdiri mematung, tubuhnya seolah membeku di tempat."Apa? Mati?" suaranya terdengar serak, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Asistennya mengangguk dengan wajah serius."Tapi... bagaimana bisa?" Damian bertanya lagi, suaranya sedikit bergetar, bukan karena kesedihan, melainkan karena keterkejutan yang bercampur dengan ketidakpastian.Asistennya menjelaskan situasinya dengan rinci, tetapi Damian hanya mendengar sebagian. Pikirannya melayang, matanya beralih ke Alicia yang duduk tak jauh dari sana.Wanita itu tampak murung, wajahnya dipenuhi kesedihan yang mendalam. Pikirannya jelas masih tertuju pada Darley, anak mereka yang menghilang.Damian menarik napas panjang sebelum akhirnya mengeluarkan perintah."Kalau begitu, siapkan pemakaman yang layak untuknya."Ucapan itu membuat Alicia sontak mengangkat wajahnya."Ada apa?" tanyanya bingung, matanya menyipit curiga.Damian menghela napas, lalu menatap Alicia dengan sorot mata dingin."Ibu Elar

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 31 - Bangkai yang Tercium

    Satu Hari KemudianLaurent duduk di dalam kamar bayi, menatap Darley yang tertidur pulas di dalam boksnya. Cahaya redup dari lampu meja menerangi wajah polos anak itu, napasnya naik turun dengan tenang, tidak menyadari badai yang sedang berkecamuk di luar sana.Bayi ini tidak bersalah. Laurent tahu itu.Tetapi setiap kali dia menatapnya, dia mengingat Alicia. Mengingat Damian. Mengingat bagaimana keluarganya dihancurkan oleh mereka. Kebencian membakar dadanya, tetapi dia menelannya bulat-bulat. Bukan saatnya bertindak gegabah.Pintu kamar terbuka sedikit. Salah satu anak buah Adrian masuk dengan sebuah amplop di tangannya."Nyonya, hasil tes DNA-nya," katanya dengan nada hormat.Laurent mengambil amplop itu, membukanya perlahan, meskipun dia sudah tahu apa yang akan ia temukan di dalamnya. Dan benar saja.Tidak cocok.Darley bukan anak Damian.Laurent mengembuskan napas panjang. Dia tidak terkejut, tidak juga lega. Yang ada hanya kepastian bahwa rencananya baru saja menemukan fondasi

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 32 - Kabar Kematian

    "Bukan apa-apa!" kata Alicia buru-buru, suaranya gemetar. Wajahnya pucat pasi, nyaris tanpa darah.Matanya melirik Damian sekilas, takut kalau suaminya bisa membaca kebohongan di balik ekspresinya. Namun, sebelum Damian sempat bertanya lebih jauh, teriakan nyaring menggema dari lantai bawah.Suara itu melengking, panik, penuh kepedihan.Alicia menegang. Itu suara ibu mertuanya.Damian langsung berbalik, langkahnya cepat menuruni tangga menuju sumber suara.Alicia berdiri terpaku sejenak, lalu buru-buru merobek surat di tangannya. Potongan kertas itu ia remas dengan tangan gemetar, lalu dilemparkan ke dalam kloset. Ia menekan tombol flush, menyaksikan kepingan bukti itu lenyap bersama air.Damian tidak boleh tahu.**Di lantai bawah, kekacauan telah pecah.Ibu Damian terduduk di lantai marmer, tubuhnya bergetar hebat. Wajahnya basah oleh air mata, napasnya tersengal-sengal di antara isakan. Polisi berdiri di dekatnya, ekspresi mereka penuh kehati-hatian saat menyerahkan sesuatu padanya

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 33 - Darley Palsu

    Malam itu, hujan turun deras di luar rumah keluarga Everstone.Petir menyambar di kejauhan, menerangi halaman yang basah oleh air hujan. Angin menderu di sela-sela pepohonan, membuat ranting-rantingnya bergesekan seperti bisikan-bisikan samar di kegelapan.Di balik gerbang besi Everstone, sebuah bayangan kecil tergolek di bawah lampu temaram. Sebuah selimut kusam membungkus tubuh mungilnya. Hanya suara tangisan lirih yang nyaris tersapu oleh derasnya hujan menjadi satu-satunya tanda keberadaannya.Ketukan keras di pintu utama membuyarkan keheningan di dalam rumah.Seorang pelayan bergegas membukanya dan mendapati seorang pria—petugas keamanan rumah—berdiri dengan wajah tegang."Nyonya... ada sesuatu yang harus Anda lihat," ucapnya, suaranya terdengar ragu.Alicia yang sedang duduk di ruang tamu, masih mengenakan gaun tidurnya, menoleh dengan malas. Hatinya masih berat oleh duka. "Apa lagi sekarang?" gumamnya dingin.Damian meletakkan gelas yang sedari tadi dipegangnya dan berjalan me

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 34 - Anak untuk Alat Balas Dendam

    Tiga tahun kemudian…“Mama!” panggil suara kecil dari seorang anak laki-laki yang baru saja turun dari kursi balitanya dengan langkah tertatih. Matanya berbinar, penuh semangat, sementara sisa makanan masih menempel di sudut bibirnya. Babysitter yang sedang menyuapinya tersenyum sabar, lalu menyeka mulut anak itu dengan lembut.Laurent, yang berdiri tak jauh dari sana, tersenyum kecil. “Kau makan dengan lahap?” tanyanya seraya mendekati anak itu.Anak laki-laki itu mengangguk penuh semangat, membuat rambutnya yang lembut bergoyang sedikit. “Enak, Ma!”Laurent berjongkok di hadapannya. “Dante, nanti malam ikut Mama dan Papa pergi ke pesta, ya.”“Pesta, Ma?” tanya Dante dengan mata polos yang membesar karena antusiasme.Laurent mengangguk. “Iya, Mama mau kenalin kamu ke teman-teman Mama dan Papa.”Dante langsung melompat kecil kegirangan. “Dante suka pesta!” serunya penuh keceriaan.Laurent tersenyum tipis, lalu berbalik dan menaiki tangga menuju lantai atas. Dia membuka pintu sebuah k

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 35 - Pembunuh Bayaran

    Alicia menekan nomor di ponselnya, jari-jarinya sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi karena amarah yang tertahan. Ketika suara pria di ujung sana menjawab, suaranya terdengar datar dan penuh perhitungan."Sebaiknya, kau bereskan seseorang nanti malam," kata Alicia dengan dingin."Siapa lagi kali ini?" tanya pria itu, suaranya penuh rasa ingin tahu namun tanpa emosi.Alicia menarik napas dalam, menguatkan dirinya. "Pembantu di rumah ini. Dia sudah tahu kalau ada yang menerorku dengan surat hasil tes DNA. Aku tidak mau hancur sekarang, apalagi kalau Damian sampai tahu."Sejenak, ada keheningan di seberang. Lalu pria itu tertawa pelan. "Kau tahu, kadang aku heran bagaimana kau bisa tidur nyenyak dengan semua ini."Alicia mengeratkan genggamannya pada ponselnya. "Kau tahu, kadang aku bersyukur karena Darley mati," katanya, suaranya begitu dingin hingga udara di sekitarnya terasa membeku. "Karena jika tidak, mungkin Damian lambat laun akan tahu bahwa Darley bukan anaknya, tapi anak or

    Last Updated : 2025-04-02
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 36 - Panggung Laurent

    Adrian melangkah ke dalam taman yang telah disulap menjadi negeri dongeng, tempat pesta ulang tahun cucu seorang pengusaha sukses tengah berlangsung. Lampu-lampu kristal tergantung di antara pepohonan, sementara bunga-bunga segar menghiasi setiap sudut. Musik lembut mengalun, berpadu dengan tawa anak-anak yang bermain riang di playground khusus yang disediakan.Laurent menggandeng Dante, bocah kecil itu tampak terpesona oleh keindahan pesta di sekelilingnya. Matanya yang polos berbinar kagum saat melihat dekorasi megah di taman luas itu."Mama, Dante juga mau pesta seperti ini!" serunya dengan penuh antusias.Laurent menatap anak itu, bibirnya melengkung dalam senyum kecil, tapi tak ada kehangatan di dalamnya. Senyum itu lebih seperti sebuah kewajiban daripada ungkapan kasih sayang yang tulus. Adrian memperhatikannya dari samping. Ia tahu bahwa di balik ketenangan Laurent, masih ada luka yang menganga, terutama karena bocah yang kini berada di sisinya adalah anak kandung Alicia—per

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 36 - Panggung Laurent

    Adrian melangkah ke dalam taman yang telah disulap menjadi negeri dongeng, tempat pesta ulang tahun cucu seorang pengusaha sukses tengah berlangsung. Lampu-lampu kristal tergantung di antara pepohonan, sementara bunga-bunga segar menghiasi setiap sudut. Musik lembut mengalun, berpadu dengan tawa anak-anak yang bermain riang di playground khusus yang disediakan.Laurent menggandeng Dante, bocah kecil itu tampak terpesona oleh keindahan pesta di sekelilingnya. Matanya yang polos berbinar kagum saat melihat dekorasi megah di taman luas itu."Mama, Dante juga mau pesta seperti ini!" serunya dengan penuh antusias.Laurent menatap anak itu, bibirnya melengkung dalam senyum kecil, tapi tak ada kehangatan di dalamnya. Senyum itu lebih seperti sebuah kewajiban daripada ungkapan kasih sayang yang tulus. Adrian memperhatikannya dari samping. Ia tahu bahwa di balik ketenangan Laurent, masih ada luka yang menganga, terutama karena bocah yang kini berada di sisinya adalah anak kandung Alicia—per

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 35 - Pembunuh Bayaran

    Alicia menekan nomor di ponselnya, jari-jarinya sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi karena amarah yang tertahan. Ketika suara pria di ujung sana menjawab, suaranya terdengar datar dan penuh perhitungan."Sebaiknya, kau bereskan seseorang nanti malam," kata Alicia dengan dingin."Siapa lagi kali ini?" tanya pria itu, suaranya penuh rasa ingin tahu namun tanpa emosi.Alicia menarik napas dalam, menguatkan dirinya. "Pembantu di rumah ini. Dia sudah tahu kalau ada yang menerorku dengan surat hasil tes DNA. Aku tidak mau hancur sekarang, apalagi kalau Damian sampai tahu."Sejenak, ada keheningan di seberang. Lalu pria itu tertawa pelan. "Kau tahu, kadang aku heran bagaimana kau bisa tidur nyenyak dengan semua ini."Alicia mengeratkan genggamannya pada ponselnya. "Kau tahu, kadang aku bersyukur karena Darley mati," katanya, suaranya begitu dingin hingga udara di sekitarnya terasa membeku. "Karena jika tidak, mungkin Damian lambat laun akan tahu bahwa Darley bukan anaknya, tapi anak or

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 34 - Anak untuk Alat Balas Dendam

    Tiga tahun kemudian…“Mama!” panggil suara kecil dari seorang anak laki-laki yang baru saja turun dari kursi balitanya dengan langkah tertatih. Matanya berbinar, penuh semangat, sementara sisa makanan masih menempel di sudut bibirnya. Babysitter yang sedang menyuapinya tersenyum sabar, lalu menyeka mulut anak itu dengan lembut.Laurent, yang berdiri tak jauh dari sana, tersenyum kecil. “Kau makan dengan lahap?” tanyanya seraya mendekati anak itu.Anak laki-laki itu mengangguk penuh semangat, membuat rambutnya yang lembut bergoyang sedikit. “Enak, Ma!”Laurent berjongkok di hadapannya. “Dante, nanti malam ikut Mama dan Papa pergi ke pesta, ya.”“Pesta, Ma?” tanya Dante dengan mata polos yang membesar karena antusiasme.Laurent mengangguk. “Iya, Mama mau kenalin kamu ke teman-teman Mama dan Papa.”Dante langsung melompat kecil kegirangan. “Dante suka pesta!” serunya penuh keceriaan.Laurent tersenyum tipis, lalu berbalik dan menaiki tangga menuju lantai atas. Dia membuka pintu sebuah k

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 33 - Darley Palsu

    Malam itu, hujan turun deras di luar rumah keluarga Everstone.Petir menyambar di kejauhan, menerangi halaman yang basah oleh air hujan. Angin menderu di sela-sela pepohonan, membuat ranting-rantingnya bergesekan seperti bisikan-bisikan samar di kegelapan.Di balik gerbang besi Everstone, sebuah bayangan kecil tergolek di bawah lampu temaram. Sebuah selimut kusam membungkus tubuh mungilnya. Hanya suara tangisan lirih yang nyaris tersapu oleh derasnya hujan menjadi satu-satunya tanda keberadaannya.Ketukan keras di pintu utama membuyarkan keheningan di dalam rumah.Seorang pelayan bergegas membukanya dan mendapati seorang pria—petugas keamanan rumah—berdiri dengan wajah tegang."Nyonya... ada sesuatu yang harus Anda lihat," ucapnya, suaranya terdengar ragu.Alicia yang sedang duduk di ruang tamu, masih mengenakan gaun tidurnya, menoleh dengan malas. Hatinya masih berat oleh duka. "Apa lagi sekarang?" gumamnya dingin.Damian meletakkan gelas yang sedari tadi dipegangnya dan berjalan me

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 32 - Kabar Kematian

    "Bukan apa-apa!" kata Alicia buru-buru, suaranya gemetar. Wajahnya pucat pasi, nyaris tanpa darah.Matanya melirik Damian sekilas, takut kalau suaminya bisa membaca kebohongan di balik ekspresinya. Namun, sebelum Damian sempat bertanya lebih jauh, teriakan nyaring menggema dari lantai bawah.Suara itu melengking, panik, penuh kepedihan.Alicia menegang. Itu suara ibu mertuanya.Damian langsung berbalik, langkahnya cepat menuruni tangga menuju sumber suara.Alicia berdiri terpaku sejenak, lalu buru-buru merobek surat di tangannya. Potongan kertas itu ia remas dengan tangan gemetar, lalu dilemparkan ke dalam kloset. Ia menekan tombol flush, menyaksikan kepingan bukti itu lenyap bersama air.Damian tidak boleh tahu.**Di lantai bawah, kekacauan telah pecah.Ibu Damian terduduk di lantai marmer, tubuhnya bergetar hebat. Wajahnya basah oleh air mata, napasnya tersengal-sengal di antara isakan. Polisi berdiri di dekatnya, ekspresi mereka penuh kehati-hatian saat menyerahkan sesuatu padanya

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 31 - Bangkai yang Tercium

    Satu Hari KemudianLaurent duduk di dalam kamar bayi, menatap Darley yang tertidur pulas di dalam boksnya. Cahaya redup dari lampu meja menerangi wajah polos anak itu, napasnya naik turun dengan tenang, tidak menyadari badai yang sedang berkecamuk di luar sana.Bayi ini tidak bersalah. Laurent tahu itu.Tetapi setiap kali dia menatapnya, dia mengingat Alicia. Mengingat Damian. Mengingat bagaimana keluarganya dihancurkan oleh mereka. Kebencian membakar dadanya, tetapi dia menelannya bulat-bulat. Bukan saatnya bertindak gegabah.Pintu kamar terbuka sedikit. Salah satu anak buah Adrian masuk dengan sebuah amplop di tangannya."Nyonya, hasil tes DNA-nya," katanya dengan nada hormat.Laurent mengambil amplop itu, membukanya perlahan, meskipun dia sudah tahu apa yang akan ia temukan di dalamnya. Dan benar saja.Tidak cocok.Darley bukan anak Damian.Laurent mengembuskan napas panjang. Dia tidak terkejut, tidak juga lega. Yang ada hanya kepastian bahwa rencananya baru saja menemukan fondasi

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 30 - Sebuah Kehancuran

    Tengah Malam…Damian berdiri mematung, tubuhnya seolah membeku di tempat."Apa? Mati?" suaranya terdengar serak, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Asistennya mengangguk dengan wajah serius."Tapi... bagaimana bisa?" Damian bertanya lagi, suaranya sedikit bergetar, bukan karena kesedihan, melainkan karena keterkejutan yang bercampur dengan ketidakpastian.Asistennya menjelaskan situasinya dengan rinci, tetapi Damian hanya mendengar sebagian. Pikirannya melayang, matanya beralih ke Alicia yang duduk tak jauh dari sana.Wanita itu tampak murung, wajahnya dipenuhi kesedihan yang mendalam. Pikirannya jelas masih tertuju pada Darley, anak mereka yang menghilang.Damian menarik napas panjang sebelum akhirnya mengeluarkan perintah."Kalau begitu, siapkan pemakaman yang layak untuknya."Ucapan itu membuat Alicia sontak mengangkat wajahnya."Ada apa?" tanyanya bingung, matanya menyipit curiga.Damian menghela napas, lalu menatap Alicia dengan sorot mata dingin."Ibu Elar

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 29 - Tes DNA

    Plak!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Alicia begitu ia melangkahkan kaki ke dalam rumah. Kepala Alicia terlempar ke samping, rasa panas langsung menyebar di kulitnya. Ia menatap dengan mata terbelalak, masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi.Di hadapannya, Nyonya Everstone berdiri dengan wajah merah padam, matanya menyala penuh kemarahan."Bisa-bisanya kau kehilangan anakmu hanya karena sibuk berbelanja?!" bentaknya, suaranya tajam dan menusuk.Alicia mengangkat tangannya, menyentuh pipinya yang berdenyut. Napasnya tersengal, hatinya berdebar panik."Aku… Aku juga tidak ingin hal itu terjadi, Bu!" suaranya bergetar, hampir seperti bisikan putus asa.Nyonya Everstone menatapnya tajam, seolah kata-kata Alicia tidak berarti apa-apa."Kalau kau benar-benar tidak ingin, kau seharusnya menjaga Darley dengan baik! Seorang ibu macam apa kau ini?!" amarahnya meledak lagi.Alicia merasa tubuhnya semakin lemas, dadanya sesak oleh rasa bersalah dan ketakutan.Saat itu, suara

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 28 - Aku Tidak Takut, Alicia!

    "Kau yakin mau melakukannya?" tanya Adrian, suaranya rendah namun sarat dengan ketidaksetujuan.Di atas ranjang, di bawah cahaya lampu tidur yang temaram, Laurent menatap langit-langit dengan gelisah. Matanya yang lelah mencerminkan kegundahan yang tak kunjung reda. Ibunya masih belum ditemukan, dan bayang-bayang kemungkinan buruk terus menghantuinya."Dia menggunakan kelemahanku," bisik Laurent, suaranya penuh kepastian. "Maka aku harus menggunakan kelemahannya."Adrian menarik napas panjang, lalu mengusap pelipisnya sejenak. "Baiklah," katanya akhirnya. "Tapi kau tak perlu turun tangan sendiri. Biar anak buahku yang mengurusnya."Laurent menoleh, menatap suaminya lekat-lekat. Ada sesuatu di mata Adrian—ketegasan, ketulusan, dan sesuatu yang membuatnya merasa lebih aman di tengah semua kekacauan ini. Perlahan, ia menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu, mencari kehangatan di antara kegelisahannya.Tanpa berpikir, tangannya meraih tangan Adrian, menggenggamnya erat, lalu mengecup

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status