“Aku enggak bisa marah kalau sama kamu.”
>> “Jangan sok lembut sama bini gue, Kus!”
Raja memutar bola mata malas mendengar nada kesal Azam yang menjurus ke arah cemburu.
>> “Apa sih kamu!”
>> “Aku kan—”
>> “Jangan mulai deh. Kamu kayak enggak tahu aja kalau sahabat kamu itu emang enggak bisa kasar sama cewek.”
>> “Yang—”
>> “Diam dulu, Sayang, aku mau ngomong sama Raja.”
>> “Iya-iya.”
>> “Ehm… Ja…”
“Hm?” jawab Raja setelah akhirnya perdebatan suami istri itu berakhir dan perhatian Jihan kembali kepadanya.
>> “Kamu kan udah lama nih gak jalin hubungan setelah putus sama yang dulu itu.”
Raja tersenyum kecil mendeng
“Terima kasih atas sarannya.”“Sama-sama, Bu Syarif. Jika Ibu sudah memutuskan mau pakai jalur hukum atau tidak, Ibu bisa menghubungi saya lagi.” Elin berjalan bersisian dengan seorang wanita yang mana adalah calon kliennya menuju ke arah pintu ruang kerja wanita ini.Elin membuka pintu, lalu mempersilakan wanita tersebut keluar lebih dulu.“Terima kasih. Setelah konsultasi dengan Pengacara Velindir
Tawa canggung terdengar di seberang sana. Elin membayangkan wajah Raja yang gugup. Mungkin juga pria itu sedang mengusap tengkuknya.>> “Jadi sudah sampai ya?”“Kenapa Mas Raja mengirimkan makanan-makanan itu?”>> “Saya merasa bersalah karena mengingkari janji yang telah kita buat.”Elin menggigit bibir. “Mas Raja tidak harus melakukannya. Tidak ada yang diingkari. Mas Raja juga sudah memberitahu saya sebelumnya, jadi itu namanya tidak ingkar. Kecuali, kalau Mas Raja tidak ada konfirmasi apa pun.”>> “Tetap saja… Ah sial!”Elin mengerjap. Ada apa dengan pria itu?>> “Seharusnya saya mengingat janji dengan klien, sehingga saya tidak sembarangan mengajak kamu makan bersama disaat jadwal saya ternyata penuh.”Hati Elin menghangat. Pria itu benar-benar orang yang tidak enakan.>>
Pusaka Nyaris Karatan// KampretKus, udah ikutin smua saran gue?To : KampretSudah smua.// KampretGood. Yang nurut ya jadi murid.Biar lo cepet nyusul gue & Azam.Kasian pusaka lo.Raja menggigit bibir kesal. Ia tahu maksud sahabatnya itu apa. Mentang-mentang mereka berdua sudah berkeluarga, seenaknya saja meledek Raja yang masih sendiri. Biasanya, Raja tidak mudah terpancing emosi jika para sahabatnya meledek Raja yang masih betah dengan kesendirian. Tapi semenjak terpesona pada Elin, rasa-rasanya dia jadi iri dengan kehidupan rumah tangga para sahabatnya.To : KampretSialan lo, Kampret!Lo sama
“K-kamu—"“Maaf. Saya—Hachi!”Brak!Elin terkejut ketika Raja membuka pintu mobilnya dengan kasar. Pria itu keluar dengan tergesa. Dapat Elin lihat rahang Raja mengeras. Menandakan jika pria itu sedang emosi.“M-Mas Raja—”Ucapan Elin terhenti saat Raja membuka pintu jok belakang. Pria itu mengambil bunga yang tadi sempat ia berikan pada Elin. Tatapan mereka bertemu.“Tunggu sebentar ya. Saya akan menyingkirkan bunga ini.” Setelah mengatakan itu, Raja tersenyum lembut. Pergantian ekspresi Raja sangat cepat. Berbeda dengan apa yang baru saja diperlihatkannya saat keluar dari mobil.“Maafkan say—”Ucapan Elin lagi-lagi terhenti saat Raja menggeleng. “Saya yang minta maaf. Saya tidak tahu kamu alergi. Saya harus segera menyingkirkan bunga ini agar kamu tidak menderita lagi,” terang Raja dengan wajah kesal. Entah ditujukan pada siapa kekesalan
“Mau cari Raja ya?” Magani memperhatikan seorang wanita muda yang berdiri di depannya. Wajahnya cantik. Rambutnya panjang tergerai dan berwarna pirang. Bukan pirang alami. Pakaiannya terlihat rapi. Di tangannya terdapat bungkusan bertuliskan nama toko kue yang sudah terkenal di negara ini. Tadi, penjaga keamanan yang berjaga di pos depan rumah, menghubunginya untuk memberitahu jika ada seorang wanita muda yang mencari Raja. Karena penasaran, Magani memerinta sang penjaga keamanan meminta wanita itu masuk. “Y-ya. Mas Raja-nya ada?” “Raja sudah sejak pagi tadi berangkat ke kantor. Kalau boleh tahu, ada perlu apa ya?” “Saya mau bertemu dengan Mas Raja. Maaf, Ibu ini—?” “Saya ibunya Raja.” Magani menjawab saat wanita di depannya ini menggantung ucapan seakan bertanya. Mata wanita muda itu membelalak. Segera saja ia menyambar tangan Magani. Membuat Magani berjengit karena terkejut. Siapa yang tidak terkejut jika tangannya tiba-tiba disalami. Asisten rumah tangga yang berada di sampin
Elin terdiam kaku. Masih tak percaya bertemu dengan wanita yang pernah menjadi pasangan kencan buta satu-satunya pria asing yang kini berhubungan dekat dengannya. “Mbak Elin dan Nak Zahra sudah saling kenal?” “Zahra?” Elin mengernyit bingung saat Magani menyebut nama Erika menjadi Zahra. “Nama saya Erika Zahra.” “O-oh.” Elin segera mengerti setelah mendapat penjelasan dari wanita resek di Fastbus kala itu. “Nak Zahra kenal Mbak Elin di mana?” Elin kembali menatap Magani. Ada rasa tak nyaman di hatinya saat Magani memanggil wanita itu dengan akrab. Seolah ada hubungan kuat yang terjalin antara Magani dan Erika. Erika… Wanita itu kenapa bisa ada di rumah Raja? Bukankah Raja mengatakan jika hubungannya dan Erika hanya sebatas hubungan kencan buta yang bisa dikatakan gagal? Elin masih mengingat jelas kalau Raja mengatakan tak ada pasangan kencan butanya yang spesial, termasuk Erika. “Ehm… kami—” “Kami ketemu di kafe yang sama saat saya dan Mas Raja bertemu, Tante.” Tante??? Pera
"Tunggu, Velin." Raja segera menahan lengan sang pengacara cantiknya. Ia benar-benar tak paham dengan apa yang Elin katakan. Mengapa juga wanita ini menatapnya seakan mereka adalah musuh?Apakah mereka ada masalah sebelumnya?Bukankah semalam acara makan malam mereka berjalan dengan lancar, walaupun beberapa kali ada kecanggungan yang terjadi? Tapi Raja yakin mereka baik-baik saja. Semalam bahkan Raja menyempatkan diri memghubungi Elin setelah sampai di rumah selepas mengantar Elin pulang. Tadi pagi pun saat Raja mengirim pesan menyapa Elin, Elin membalas dengan wajar.MeSelamat pagi, Velin…Jangan lupa sarapan ya : )//Velin ( Jodohku maunya kamu. Aamiin )Pagi juga, Mas Raja ^_^Saya sepertinya pagi ini tidak sarapan.Masih kenyang karena porsi nasi uduk dan ayam goreng semalam. Porsinya banyak sekli di sana >_
“M-Mas Raja…”Raja mengernyit saat Erika memanggil namanya dengan senyum canggung.Tersenyum. Wanita itu tersenyum untuk apa? Bukankah pertemuan terakhir mereka berakhir kacau?“A-apa kabar, Mas Raja?”Raja masih diam. Memperhatikan Erika yang terlihat aneh, seakan mereka tidak pernah terlibat kejadian buruk. Percakapan wanita ini tadi dengan sang ibu pun masih Raja ingat.Setiap hari berkirim pesan dengannya?Gila!“Sedang apa Mbak Erika di sini?” Raja mengulang pertanyaannya. Ingin segera tahu maksud kedatangan Erika.Kedua tangan Erika saling memilin gugup. Ia menatap Raja takut-takut.“Duduk dulu, Ja. Kamu itu kok begitu sih sambutannya?”Raja merasakan remasan lembut di lengannya. Ia menatap ke samping, tempat di mana sang ibu berada. Raja tak tahu sejak kapan Magani menghampirinya.“Bukankah kalian dekat? Bahkan setiap malam sering bertelepon ria.” Magani berbisik agar Erika tak mendengar. Magani menjadi tidak enak pada Erika karena tingkah Raja saat ini.Anaknya terlihat menang
“Jangan teriak bisa tidak sih?! D-dan jangan bicara sembarangan!” Kok malah jadi dia kena tuduh. “Gue bertanya karena…” Raja terdiam. Bingung ingin memberi alasan apa pada sahabatnya itu. >> “Karena apa hayo? Ngaku lo kalau lo lagi in lope juga sama cewek lain! Enggak usah pakai istilah ABC deh! Kayak vitamin aja.”“Tidak! Gue cuma cinta sama Velindira!” kata Raja tegas.>> “Terus kenapa nanya kayak gitu?”“Em… t-teman gue, teman gue menjalin hubungan sama dua orang.” Raja menggigit lidah gugup setelah mengatakan hal itu. Di dalam hati, ia memohon maaf sebanyak-banyaknya entah pada temannya yang mana, karena secara tidak langsung, dia sudah memfitnah ‘teman’nya itu. Anggap saja teman khayalan. “G-gue bingung, kenapa bisa seperti itu? Apa bisa rasa dibagi-bagi?”>> “Lah, temen lo yang jalin hubungan, kenapa lo yang bingung? Lagian ya, lo tanya sana sama Ares yang pernah pacaran sama dua cewek sekaligus. Bisa enggak tuh rasa dibagi-bagi?”“Lo kan tahu kalau dulu Ares melakukan hal itu
Magani mengusap-usap lembut surai sang putra. Sesekali tangannya mampir ke dahi Raja untuk memeriksa suhu tubuh si kalem ini. Masih hangat ternyata. Sejak tiba dari bandara lebih dari satu jam lalu, Raja langsung meminta izin membaringkan tubuh di sofa ruang keluarga setelah melihat keberadaan sang ibu. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Magani. Berbaring menyamping menghadap sandaran sofa dengan kedua tangan bersedekap. Tak membutuhkan waktu lama, Raja langsung terlelap. Sempat Magani memerintah putranya untuk makan dan membersihkan diri lebih dulu, tapi Raja menolak. Mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan. Akhirnya Magani membiarkan saja sang putra tidur setelah mengetahui kalau suhu tubuh Raja sedang tidak normal.Pria muda yang amat sangat jarang sakit ini memang sedikit manja jika sedang sakit. Maunya dekat dengan Magani. Semandiri apa pun dia, Raja tetaplah anak tunggal yang sesekali memperlihatkan sikap manjanya. Tentu saja hanya pada sang ibu.Drrrtt!Drrrtt!Magani menghe
Elin menunduk. Cukup menjadi jawaban atas pertanyaan Bima. Ia juga tak sanggup melihat tatapan penuh rasa bersalah yang saat ini terpancar dari mata Bima. Sungguh, Elin tidak ingin Bima juga merasa bersalah. Inilah yang menjadi penyebab ia tak ingin bercerita pada sepupunya ini. Namun apa mau dikata, ia sudah keceplosan bercerita.Bima menghela napas panjang, lalu mengusap sayang puncak kepala sepupu jauh yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. “Nanti kalau dia balik ke sini, aku kasih dia pelajaran!”Elin mengangkat kepala secepat kilat. “Siapa maksud kamu?”“Si Om-om bego lah—AH, Lin! Gak kira-kira kamu nabok punggungku!” Bima meringis seraya mengusap-usap punggung yang baru saja ditabok Elin sekuat tenaga. Gila ini sepupunya! Apa tidak ada tempat lain untuk ditabok? Kenapa harus di tempat yang sama?! Tiga kali loh! Bima yakin punggungnya pasti sudah memerah. “Tu Om-om tau enggak ya kamu galak? Apalagi tabokanmu
“Hiks…”“Sebenarnya kamu ini kenapa sih, Lin?!” Bima mengernyit bingung setengah kesal. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu datang ke rumah Gunawan, Elin tidak berhenti menangis. Ditanya malah nangisnya tambah jadi. Kan bikin jengkel. Padahal dia mau ikut menikmati nonton kartun kucing dan tikus yang terkenal doyannya gelut terus untuk menaikkan mood yang belakangan ini kacau balau. Kebetulan kartun itu sedang tayang. Kartun populer yang enggak ada matinya meski usia tayangnya sudah puluhan tahun.“I-itu…” Elin menunjuk layar televisi, “tikus sama kucingnya berantem! K-kasihan tikusnya! Huaaa~!” Elin menangis semakin kencang saat tokoh tikus kena perangkap si kucing. Mungkin kalau Raja melihat bagaimana kekanakannya sang kekasih saat ini, Raja bisa terkejut sampai terjungkal-jungkal. Karena inilah Elin yang sebenarnya dibalik sikap dewasanya. Meski mungkin sedikit-sedikit Raja mulai merasakan sikap
[ To: KodokYa. Gue masih di Inggris. ][ // Kodok Kapan pulang? Mau gue dan Jihan bantuin buat persiapan nikahnya? ]Raja menggigit pipi dalamnya galau. Pesan yang dikirim Azam membuatnya merutuki diri karena berbohong kepada ketiga sahabatnya kalau acara lamaran itu berhasil. Bukan maksud ingin berbohong, tapi Raja tak ingin kalau ketiga sahabatnya tahu yang sebenarnya, lalu mereka membenci Elin. Tidak. Raja tidak ingin pandangan baik mereka pada Elin selama ini berubah jadi buruk. Belum lagi, dia juga berbohong pada Daniel, mengatakan memundurkan waktu melamar Elin karena belum mendapat tempat istimewa yang pas. Daniel mengomelinya saat mengingat Raja pernah mengatakan kalau sudah dapat tempat itu. Raja merutuki diri karena lupa akan hal itu. Ini nih akibatnya kalau berbohong. Ia segera memutar otak. Memberikan alasan kalau tempat yang waktu itu ia katakan pada Daniel ternyata tidak seistimewa perkiraannya saat Raja datang untuk observasi. Meski kena omelan si Kaisar, tapi setel
“Raja, can you drive Trisha home? ( Raja, bisakah kamu mengantar Trisha pulang? )” tanya salah satu temannya dan Trisha dengan tatapan penuh permohonan. “She didn't bring a vehicle. She did come with me earlier. But after here, I have to go to my mom's house immediately. My mom called earlier. So... I can't take her home. ( Dia tidak membawa kendaraan. Dia tadi datang bersamaku. Tapi setelah dari sini, aku harus segera ke rumah ibuku. Ibuku menelepon tadi. Jadi... aku tidak bisa mengantarnya pulang. )”Raja menatap Trisha dan teman-temannya bergantian. Lalu kembali menatap temannya yang baru saja berkata. Tampaknya ia mencium bau-bau modus. Mereka semua sepertinya sangat serius mendekatkannya dan Trisha kembali. Tadi saja saat hendak berfoto bersama, teman-temannya membuat posisi Trisha berada di sampingnya. Namun Raja tidak tinggal diam. Ia bergeser ke belakang, memberi alasan kalau ia kurang nyaman berfoto di depan. “
[ // Calon Bidadari Surga-ku ( Insyaallah Menuju Halal )Mas, kabari aku kalau sudahpulang ya…Kita harus bicara. ][ Me Iya. ]Raja menatap nanar layar ponsel yang masih menampilkan ruang pesannya dan Elin di Cuitters. Komunikasi yang singkat, bukan? Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, ini komunikasi melalui chat ke dua setelah ia berada di Inggris. Hubungannya dan Elin menjadi dingin. Sudah pasti karena masalah yang terjadi dan kesibukan masing-masing. Kesepakatan kerjasama yang akan dijalani JCA dan pihak asing akan mencapai titik akhir. Tentunya setelah semua keinginan kedua belah pihak masuk ke dalam surat perjanjian. Selama lima hari ini, Raja benar-benar memusatkan perhatian pada pekerjaan. Lebih tepatnya, memaksakan diri agar pikirannya tid
“Kamu baik-baik saja, Ja?”Raja mengulas senyum kecil saat sang om menegur seraya menepuk bahunya. Sementara beberapa orang lainnya dari pihak JCA yang juga ikut ke Inggris, sedang sibuk membangun percakapan mereka sendiri.“Baik, Om.”“Tapi kok kayak lemas begitu? Belum cukup ya charge energi cinta dari Velindira?”Deg!Senyum Raja luntur. Mendengar nama itu, jadi mengingatkannya akan kejadian semalam. Elin benar-benar tidak datang. Bahkan sampai Raja bertahan di sana sampai menjelang subuh tadi. Sebelumnya ia sempat ketiduran hampir dua jam lamanya. Hal itu terjadi setelah sang supir menghubunginya untuk memberitahu Elin minta berhenti di jalan, lalu wanita itu menaiki sebuah taksi online. Beruntung Raja memesan tempat lamarannya itu dua puluh empat jam. Sehingga seharusnya sampai sekarang pun, tempat itu masih menjadi hak Raja.Mungkin Raja terlalu bodoh tetap bertahan di sana sampai m
[ // KampretAstagfirullah sorry, Kus, typo. Maksud gue ‘nerima lo’. Ni laki-bini juga gak bosen kompak balesin gue@Kodok Milik Jihan @Jihan Milik Kodok? ][ // Jihan Milik KodokYa habisan kamu gak jelas banget typonya.Bikin Raja jantungan aja. ][ // Kodok Milik JihanGue yakin lo gak typo kan? ][ // KampretJangan mancing huru-hara deh, Dok!Liat noh si Tikus sampe nyalain capslock.Gil*, baru kali ini gue kena amuk chat si Tikus!Calon binik blm dateng @JRaja? ][ //JRajaBelum. Tapi sudah di perjalanan.Ehem… lo enggak sedang mengalihkan pembicaraan kan?Lo benar enggak ada niat rebut calon istri gue kan @Kampret?! ][ // KampretAstagfirullah. Beneran.Lagian gue udh punya binik. Gak niat juga nambah binik kok. ][ //Kodok Milik JihanMampus lo @Kampret! Hahaha ][ // Jihan Milik KodokSelamat dicurigai karena typoEh? Atau… pura-pura typo ya??? ][ //JRajaJadi lo typo atau tidak @Kampret?! ][ // KampretBeneran typo, RAJA JAGAPATI!Mam, @Jihan Milik Kodok tanggung jawab g