“Aku harus mendapatkan izin guru untuk keluar dulu.”Yao Chen mengepalkan tangannya. Dia sudah membulatkan tekad untuk memburu Tang Wulim tanpa perlu melibatkan kawan-kawannya.Di dalam paviliun Sima Honglian, Yao Chen mendapatkan pertanyaan dari gurunya, “Kau hendak turun gunung lagi? Ke mana?”“Aku … ingin mengunjungi Kak Li. Kudengar Bai Lixue ada di sana, bukan? Sekalian singgah ke Puncak Bambu untuk mengunjungi Kak Zhang.”Yao Chen terpaksa menggunakan nama Li Yaren dan Zhang Xuan agar bisa pergi.“Ya sudah, cepatlah kembali, dan jauhi masalah.” Sima Honglian mengangguk.Yao Chen bersoja sebelum pergi dari ruangan gurunya.“Maaf aku membohongimu, Guru. Aku benar-benar tak boleh melibatkan kalian karena akan menimbulkan kecurigaan petinggi sekte apabila kita pergi dalam jumlah banyak," gumamnya, memutuskan untuk mengejarnya seorang diri.Tanpa ragu, Yao Chen melesat dari Puncak Wisteria, mengikuti arah barat daya tempat lebah-lebah itu mengarahkan dirinya.Dia bergerak dengan kece
“Su Tingnam!” geram Yao Chen setelah dia yakin siapa yang berjalan ke arahnya.Sekelompok orang muncul di ujung padang tandus, dengan sosok pemimpin mereka yang sangat dikenal oleh Yao Chen. Su Tingnam, tuan muda keluarga Su, musuh lamanya, muncul dengan senyum mengejek yang tak menyenangkan."Yao Chen, lama tak jumpa," ujar Su Tingnam dengan nada penuh sindiran. "Tak kusangka kita akan bertemu di tempat seperti ini."Yao Chen mengepalkan tangannya. Dia tak bisa membuang waktu lagi untuk menghadapi Su Tingnam. Tang Wulim harus segera ditemukan dan ditangani sebelum berhasil bergabung dengan aliansinya."Aku tak punya waktu untuk bermain-main denganmu, Su Tingnam." Yao Chen menjawab dengan dingin, mengaktifkan energi di tubuhnya dan bersiap untuk melawan.Su Tingnam menatap Yao Chen dengan pandangan meremehkan, senyum sinis terpampang di wajahnya. Dengan satu ledakan energi, tanah di sekitar Su Tingnam langsung menyebar, membentuk cekungan selebar 10 meter.“Kau bisa berkultivasi? Buka
“Hmph? Menghancurkanku? Tergantung apakah kamu punya kemampuan atau tidak!” balas Yao Chen.Tanpa menunggu lagi, Su Tingnam meluncurkan serangan pertama. Dia memompa keluar energi Qi dari dalam tubuhnya, menciptakan ledakan energi besar yang mengarah langsung ke Yao Chen.Namun, Yao Chen, dengan refleks cepat dan ketenangan yang luar biasa, menghindari serangan tersebut dengan kekuatan hukum ruang yang membuatnya tampak menghilang dan muncul kembali di tempat lain.“Kamu!”Su Tingnam terkejut menyadari bahwa Yao Chen ternyata memiliki kekuatan hukum ruang, tetapi tidak mau menyerah begitu saja.Dia mengerahkan lebih banyak energi, menciptakan bilah-bilah energi Qi yang memotong udara dengan kekuatan luar biasa.Setiap bilah diarahkan dengan tepat ke posisi Yao Chen, namun lagi-lagi, Yao Chen berhasil menghindarinya dengan cekatan."Su Tingnam, jangan meremehkan lawan yang belum kamu kenal sepenuhnya," ujar Yao Chen dengan tenang, matanya berkilat penuh kewaspadaan. "Tubuhku bukan tubu
“Apa kau pikir hanya kau saja yang menerima keberuntungan dari semesta?” ucap Su Tingnam dengan nada rendah sembari terkekeh.Alangkah kagetnya Yao Chen ketika kalimat itu dia dengar dari Su Tingnam. Apakah musuh lamanya itu juga mendapatkan pusaka hebat setara Tasbih Semesta?“Langit dan semesta pun memberiku keberuntungan, Yao Chen! Dan kamu harus mencicipinya sebelum aku mengantar nyawamu ke Raja Neraka!” teriak Su Tingnam.Su Tingnam mengulurkan satu tangannya ke depan dengan santai, tapi keluarlah energi ungu kehitaman dari tapak itu, melesat cepat ke Yao Chen.Yao Chen lekas mengaktifkan tubuh emasnya untuk menahan serangan tersebut.Dhaarr!Yang terjadi, tubuh Yao Chen terbang belasan meter ke belakang.‘Padahal aku sudah menggunakan tubuh emasku! Tapi kenapa masih juga ….’Dia bingung, pertahanan supernya dari tubuh emas Tasbih Semesta ternyata bisa ditaklukkan oleh serangan energi aneh Su Tingnam tadi.“Uhuk!”Yao Chen memuntahkan darah cukup banyak saat dia mencoba bangkit b
“Kau terlalu percaya diri, Su Tingnam!”Meskipun Yao Chen masih terdesak oleh kekuatan baru Su Tingnam, dia tidak lagi terpojok seperti sebelumnya. Setiap langkahnya kini penuh perhitungan, setiap serangannya lebih terarah dan mematikan.“Yao Chen sialan!” kesal Su Tingnam.Su Tingnam yang kini dalam wujud iblis semakin marah, terutama karena Yao Chen yang dianggapnya lemah bisa bertahan selama ini.Dia meluncurkan serangan besar terakhirnya, menghimpun seluruh kekuatan iblisnya dalam satu ledakan besar yang mengarah langsung ke Yao Chen.Namun, Yao Chen sudah siap. Dengan cepat, dia menciptakan perisai energi emas dari Tasbih Semesta, menahan serangan dahsyat Su Tingnam yang membuat tanah di sekitar mereka meledak dan terlempar ke segala arah.“Errkhhh … kuat sekali!” gumam pelan Yao Chen sambil menggigit keras-keras gerahamnya.Ledakan itu sangat kuat, hingga kedua sosok itu terlempar jauh dari pusat ledakan.Yao Chen mendarat dengan keras, namun dia segera bangkit, meskipun tubuhny
Dalam keputusasaannya, Yao Chen mencoba untuk menggabungkan kelima elemennya. "Kekuatan Lima Elemen: Semesta Mengamuk!"Dengan tekad terakhir, Yao Chen memfokuskan seluruh energinya. Kedua tangannya disatukan, sehingga tercipta bola lima elemen yang berkobar ganas. Su Tingnam yang merasa kemenangannya sudah di depan mata, mulai mendekati Yao Chen. "Sudah saatnya mengakhiri ini, Yao Chen. Bersiaplah untuk—"Kata-katanya terhenti saat dia melihat apa yang sedang dilakukan Yao Chen. Matanya terbelalak melihat gabungan lima elemen yang mulai terbentuk di tangan lawannya."Tidak mungkin ... kau ... kau bisa menggabungkan semua elemen itu?" gumam Su Tingnam.Yang dia ketahui, menggabungkan dua hingga tiga elemen menjadi bola energi bukanlah hal mudah, butuh penguasaan dan konsentrasi tinggi agar gabungan elemen bisa terkoordinasi dengan baik dan tidak meledak terlebih dahulu. Sedangkan Yao Chen ... lima elemen sekaligus!Dengan teriakan penuh tekad, Yao Chen menghempaskan bola energi keli
"Itu sebuah tongkat yang terbuat dari tulang makhluk purba penghuni Lubang Hitam Kegelapan. Dulu sudah disegel oleh Dewa Tangan Seribu, tapi entah kenapa bisa ada di planet ini." Gao Long menjelaskan."Tongkat Kekacauan? Apa kemampuan dari pusaka itu?" tanya Yao Chen, semakin ingin tau.Gao Long menjawab dari dalam tubuh Yao Chen, "Dia bisa memanipulasi elemen-elemen negatif di sekitarnya.""Pantas saja, dia bisa menggunakan kabut racun dan aura korosif." Terjawab sudah kenapa kabut yang diberikan Su Tingnam bersifat korosif dan menyesakkan.Kini setidaknya Yao Chen sudah lebih paham dengan apa yang dimiliki Su Tingnam. Dia bersyukur yang dimiliki adalah pusaka dewa seperti Tasbih Semesta, sehingga dia tak perlu menjadi iblis seperti Su Tingnam saat ini.Yao Chen balas menyerang. Dia menghunus pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Tasbih Semesta ke bilah pedang. Dengan kecepatan luar biasa, dia melesat ke arah Su Tingnam, menebas berkali-kali.Su Tingnam menangkis serangan Yao C
“He he … kita lihat seperti apa reaksi keluarga Su yang sombong itu.”Sosok misterius tadi bergegas meninggalkan medan pertempuran, bergerak cepat dan lincah layaknya bayangan di malam hari.Dia adalah Luo Fei, seorang mata-mata yang ditugaskan keluarga Su untuk mengawasi Su Tingnam. Dengan nafas terengah-engah, dia tiba di gerbang megah kediaman keluarga Su."Saya harus bertemu Patriark Su segera! Ini sangat mendesak!" seru Luo Fei pada penjaga gerbang.Mendengar nada urgensi dalam suaranya, para penjaga segera mengantar Luo Fei ke aula utama. Di sana, Patriark Su Weilong sedang berdiskusi dengan para tetua keluarga."Ada apa sampai kau berani mengganggu pertemuan kami?" tanya Su Weilong dengan nada dingin.Luo Fei berlutut, kepalanya tertunduk dalam. "Maafkan kelancangan hamba, Patriark. Tapi hamba membawa berita buruk tentang Tuan Muda Su Tingnam."Mendengar nama putranya disebut, Su Weilong langsung menegakkan punggungnya. "Katakan!""Tuan Muda ... dia ... dia tewas dalam pertarun
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An
“Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.
“Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu
“Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per
“Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta
Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap
“Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har