Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 26 - Tantangan Duel Hidup dan Mati

Share

26 - Tantangan Duel Hidup dan Mati

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

‘Aku sudah naik tingkat! Yes! Naik tingkat!’ Yao Chen gembira bukan main. Tangannya terkepal di udara ketika menyerukan kegembiraannya meski di dalam hati.

Gembira dengan naiknya tingkat basis kultivasinya, Yao Chen bangkit dari duduknya dan berniat kembali ke sekte.

Namun, dia tiba-tiba tersadar akan sesuatu.

‘Tunggu dulu! Lidahku … sepertinya lidahku ….’ Yao Chen antara yakin dan tak yakin. Dia segera menggerakkan lidahnya. ‘Sudah tumbuh?’

Tak ingin tertipu pikirannya, dia membuka topeng dan meraba di dalam mulutnya.

“Lidahku! Lidahku sudah tumbuh penuh! Tumbuh penuh dan normal! Ha ha ha!” Yao Chen tertawa keras sampai matanya berair saking bahagianya.

“Apakah ini berkat tasbih tadi? Hm, mungkin saja! Bukankah benda ajaib begitu memang memiliki banyak manfaat? Ha ha! Untung saja aku datang ke hutan dan menemukan gua ini!” Yao Chen merasakan buncahan kegembiraan di hatinya.

Kemudian, dia berlari kembali ke sekte ketika sinar mentari sedang menukik tajam ke alam.

“Kak Yao!” Su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
amsuzieimanjuwita
mantap Thor...tambah lg chapternya lebih banyak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   27 - Dimulainya Pertarungan Sengit

    “Mana si pecundang itu? Apa dia terlalu pengecut untuk meladeniku?” tutur Yong sambil disambut murid-murid lainnya di Pelataran Luar. Di arena berbentuk lingkaran seluas lapangan bola, Yong sudah berdiri gagah dengan dagu terangkat tinggi dan dua lengan terlipat di depan dada. Sedangkan di bawah arena, sudah berkumpul puluhan ribu orang, siap menyaksikan hiburan. “Mana dia? Bocah itu! Jangan-jangan dia sedang meringkuk di kamar mandi dan tak berani keluar!” “Apakah tak ada yang bisa memanggil dia keluar? Aku sudah bosan menunggu lama di sini!” “Hei, jangan bilang dia sudah melarikan diri dari sekte!” Begitu banyak seruan merendahkan Yao Chen di bawah panggung arena. “Eh! Eh! Itu dia! Dia ternyata datang!” seru seseorang dari arah belakang. Segera saja semua orang menoleh ke arah yang ditunjuk, di sana memang ada Yao Chen didampingi Hu Meng dan Hu Gao di kanan dan kirinya. “Apa lihat-lihat?” Hu Meng berseru galak ke orang yang menatap dirinya. “Dasar gendut, kubuat kau jadi ba

  • Pendekar Tanpa Wajah   28 - Hukuman Keji untuk Penindas

    “Bocah sialan! Aku cincang kau!” Yong membuang tombak patahnya dan mengambil goloknya. Dia berganti senjata. Karena Yao Chen sudah mulai kehabisan energi Qi, dia terpaksa mengeluarkan pedangnya. “Hah! Akhirnya kau membutuhkan senjatamu juga! Apakah kau sudah kewalahan setelah mematahkan tombakku?” Yong mengejek. Ejekan Yong memang tepat, dan Yao Chen sadar dia harus lekas menyudahi pertarungan atau dirinya bisa celaka. Maka, tak membuang waktu, menggunakan sisa-sisa tenaganya, Yao Chen menyerbu ke Yong. Pedang di tangannya mulai mengeluarkan cahaya samar. Golok Yong juga demikian, tapi cahayanya lebih terang. Dia meraung ke Yao Chen, “Kau akan kucincang kecil-kecil dan kuberikan ke anjing jalanan!” Hembusan angin energi dari golok dan pedang saling menyebar ketika kedua senjata beradu mengeluarkan suara nyaring. Yong dengan aura penindasan memberikan pukulan-pukulan kuatnya menggunakan goloknya, ingin mendominasi pertarungan. Tapi Yao Chen yang dilatih Ouyang Hetian, tentu tak

  • Pendekar Tanpa Wajah   29 - Teknik Kultivasi Hukum Semesta

    Kekalahan Yong menjadi peringatan ke banyak Murid Luar untuk tidak mudah memprovokasi Yao Chen apabila tidak lebih kuat dari Yong. “Sepertinya hanya Murid Luar di peringkat 10 teratas yang bisa menangani bocah topeng itu.” Ada yang berpikir demikian. Banyak dari mereka yang mengangguk setuju mengenai itu. “Benar, apalagi Yong hanya di peringkat 14. Dia ternyata belum cukup tangguh untuk menghadapi si bocah aneh itu.” Yang lainnya memikirkan ini. Ketika banyak orang di Pelataran Luar berdiskusi mengenai Yao Chen dan kemenangannya di arena, Yao Chen justru menjalani hari dengan lebih damai beberapa hari ini. “Aku permisi dulu.” Yao Chen berujar sembari bersoja ke Hu Bersaudara ketika sore sudah mulai di ujung. Sebentar lagi langit akan berganti warna, Yao Chen ingin lekas kembali ke guanya di hutan. Tiba di gua, Yao Chen mengambil sikap bermeditasi untuk kultivasi. Dia menaruh sebagian kecil kesadarannya di luar sedangkan sisa besanya masuk ke dimensi jiwa. “Hm.” Yao Chen sudah b

  • Pendekar Tanpa Wajah   30 - Memegang Dada Zhuge Ling

    “Hyakh! Ugh!” Zhuge Ling bertarung melawan ular besar bertanduk.Di dekatnya, Yao Chen masih bersembunyi di balik rimbunnya vegetasi. Dia tak mau serta-merta keluar dan ikut campur. Siapa tau Zhuge Ling tak ingin dibantu, karena gadis itu memiliki temperamen aneh.‘Hm, itu hewan roh level 1 tahap akhir. Mungkin setara dengan kultivator manusia tingkat 4 atau tingkat 5.’ Ini adalah dugaan Yao Chen. ‘Sepertinya Zhuge Ling sedikit kewalahan.’Sesuai penilaian Yao Chen, gadis yang bertarung di depan sana memang agak kewalahan menghadapi ular piton besar yang terus menyerangnya secara ganas.Bahkan, di kepala ular tersebut ada tanduk yang bisa menyemburkan cairan racun.Tsss ….Racun yang baru disemburkan melalui tanduk tadi, berhasil dihalau pedang Zhuge Ling.“Humph!” Zhuge Ling yang sudah mulai kelelahan masih menolak menyerah dan terus mengibaskan pedang ke ular roh.Dhuak!Ekor ular besar itu menyapu dan menghantam punggung Zhuge Ling ketika gadis itu lengah akibat lelah.‘Kenapa dia

  • Pendekar Tanpa Wajah   31 - Yang Paling Indah adalah Zhuge Ling

    “Semua racunmu sudah keluar. Ini pil pemulih energi untukmu.” Yao Chen memasukkan sebutir pil ke mulut Zhuge Ling.Pil itu buatan Ouyang Hetian dan termasuk pil kelas 1 tingkat sempurna. Dalam waktu beberapa helaan napas saja, tentu Zhuge Ling berhasil mendapatkan tenaga baru. Tangannya bahkan sudah mulai bisa digerakkan.Sementara itu, Yao Chen berpaling dari Zhuge Ling yang masih bertelanjang dada. Pipi mereka sama-sama merona akibat malu satu sama lain.“Aku akan tunggu kau di luar—ourgh!” Yao Chen belum sempat menuntaskan kalimatnya ketika dia terpental akibat tendangan di punggungnya. “Zhuge Ling!”“Dasar penjahat! Aku harus mencabut semua bola matamu!” Zhuge Ling memasukkan energi Qi yang sudah berhasil dia kumpulkan ke tangan dan digunakan untuk memukulkan angin energi ke Yao Chen.Tentu saja Yao Chen sudah bersiap dan memblokir hempasan angin tinju dari Zhuge Ling.“Hei, Nona! Kenapa kau malah memukulku setelah aku menolongmu?” Yao Chen tak habis pikir dengan tindakan tak terd

  • Pendekar Tanpa Wajah   32 - Masuk Divisi Alkimia

    “Kau masih bisa bicara soal itu?!” Hu Gao bersiap memukul adiknya. “Kau begitu tak tau malu, Meng!”Hu Meng lekas berlari menghindari sambil tertawa bandel.“Ha ha ha! Kak Gao, kau juga pasti setuju dengan penilaianku, ‘kan? Kau terlalu pemalu, Kak!” Hu Meng bagaikan ular mendatangi tongkat. Hu Gao makin merah padam. “Kak Yao, ikutlah aku ke kelas formasi!” Dia berseru sambil menghindari pukulan kakaknya.Yao Chen menggeleng dan memutuskan akan pergi ke area kelas yang ingin dia masuki. Maka, mereka berpisah arah.Ketika tiba di aula area Alkimia, banyak mata memandang ke arahnya. Mereka segera berbisik-bisik.“Bukankah dia yang mengalahkan Yong? Mau apa dia di Divisi Alkimia?” Salah satu senior di sana bergumam ke temannya sambil melirik tajam ke Yao Chen.“Mungkin hendak mencari pil obat.” Temannya berbisik untuk menjawab.Murid lainnya di sana juga mulai membicarakan Yao Chen dengan nada rendah karena di aula tersebut dilarang membuat keributan.Mengabaikan kasak-kusuk mengenai dir

  • Pendekar Tanpa Wajah   33 - Melawan Bersama

    “Ayo, gadis kecil, temani aku minum dan mengobrol sebentar di dalam gua. Kebetulan aku punya arak bagus hari ini.” Pria itu mendekat ke Zhuge Ling dan hendak meraih wajahnya. Sudah pasti hal itu tak akan dibiarkan Zhuge Ling. Dia punya harga diri begitu tinggi sebagai nona kesayangan keluarga Zhuge di wilayah timur, apalagi status tak terelakkan sebagai cucu ketua sekte besar. “Cari mati!” Zhuge Ling mengibaskan pedangnya untuk menghalau tangan jahil pria tadi. Ayunan pedang Zhuge Ling tentu saja menyebabkan pria itu menarik kembali tangannya. Namun, Zhuge Ling terus mengayunkan pedang tanpa ingin menghentikannya karena dia sudah terlanjur marah. Kekesalan pada Yao Chen, dan kini pria mesum? Harinya begitu buruk! “Ha ha! Hei, gadis kecil, kenapa seganas itu? Lebih baik keganasanmu kau gunakan nanti di ranjang saja bersamaku, aku akan dengan senang menerimanya.” Pria itu tertawa terkikik. Jijik dengan ucapan bernada melecehkan yang memalukan, Zhuge Ling semakin beringas dengan pe

  • Pendekar Tanpa Wajah   34 - Terlalu Ekstrim dan Penuh Risiko

    “Krrkkhh ….” Yao Chen terus bertahan memegangi tangan pria mesum yang sudah menghantam dadanya dan menyebabkan beberapa tulang rusuknya patah.“Bocah! Mau apa kau! Lepaskan aku!” Pria mesum itu tak mengerti apa mau Yao Chen. Padahal pedang pemuda itu sudah terlontar jauh ketika pemukulan sebelumnya.Menggunakan sisa kekuatan yang dia punya, Yao Chen memutar energi kultivasinya dan memunculkan api murni dia yang sepekat darah di telapak lain.“Hyaarrkkhhh!” Yao Chen berteriak keras sambil menghantamkan api murninya ke dada pria mesum.Karena jarak mereka sangat dekat, pria itu tak mungkin bisa mengelak serangannya kali ini.“Bocah! Apa-apaan kau ini, arrghh!” Pria itu meraung keras dan lekas meninjukan tapaknya lebih keras ke Yao Chen agar bebas.Yao Chen sudah setengah pingsan ketika terlempar beberapa meter. Tapi dia sangat puas dan lega karena serangan api murninya ternyata berhasil di detik-detik terakhir sebelum kekuatannya benar-benar habis.“Argh! Aaarghh! Tidak!” Pria mesum itu

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   490 - Kau Adalah Alasannya

    “Adik Keenam?” Yao Chen memanggil Nona Muda Yifei yang masih diam tanpa kata.Hanya tubuh gadis itu yang bergetar akibat menahan sesuatu. Yao Chen meyakini yang coba ditahan Nona Muda Yifei adalah emosi.Dengan tangan terkepal erat di atas meja, Nona Muda Yifei menatap Yao Chen sambil bicara, “Aku sama sekali tidak mengetahui mengenai apa yang kau tanyakan. Yang kutau hanyalah ayah tega membunuh kakakku yang masih 10 tahun dengan pukulan kejinya sehingga kakakku tak bertahan dan mati di depan mataku!”Air mata mulai meleleh jatuh di pipi Nona Muda Yifei. Bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan panggilan hormatnya ke Yao Chen. Benar-benar sudah membuka wajah aslinya?Bibir Nona Muda Yifei bergetar sambil terus mengucurkan air mata yang tak bisa dibendung. “Dan kau adalah penyebab utamanya.”Mendengar penuturan Nona Muda Yifei, Yao Chen termangu diam. Mana pernah dia mengira bahwa dirinya merupakan alasan bagi Gongsun Huojun membunuh ketiga keturunannya sendiri! Memangnya apa kesalahan

  • Pendekar Tanpa Wajah   489 - Memancing Nona Muda Kedua

    “Ini gila!” Yao Chen berbisik keras dengan dahi berkerut. “Kenapa aku dijadikan Putra Suci? Aku ini baru saja datang ke sini! Penerus? Bukankah ada Tuan Muda Ketiga yang lebih memiliki kemampuan daripada aku?”Yao Chen tak habis pikir. Kenapa dia? Kenapa? Apa Gongsun Huojun sudah kehilangan akal warasnya?“Menjawab Tuan Muda Kelima,” sahut Mei’er lagi, “sepengetahuan saya, Anda sudah ditetapkan sebagai Putra Suci semenjak Anda masih kecil.”Sejak kecil! Gongsun Huojun gila! Yao Chen mengumpat di batinnya.“Mei’er, memangnya kriteria apa yang dimiliki seseorang sampai bisa ditunjuk sebagai Putra Suci?” tanya Yao Chen, masih ingin mengetahui lebih banyak.Masih dengan kepala tertunduk, Mei’er menjawab, “Mei’er tidak mengerti mengenai hal itu, Tuan Muda. Anda bisa menanyakannya secara pribadi kepada Tuan Besar.”Helaan napas panjang keluar dari mulut Yao Chen.“Aku hanya heran saja. Kenapa aku yang ditunjuk menjadi Putra Suci? Pewaris? Maksudnya aku akan mewarisi sekte ini? Bukankah ada

DMCA.com Protection Status