Dari atas benteng kota Kang Lam ini, para prajurit Mongol dan Perwira Mongol nampak tersenyum mengejek karena mereka tahu mereka akan aman berada di balik tembok kokoh ini. Tembok ini sangat tinggi sehingga tidak mungkin bisa dinaiki dengan cepat. Harus orang-orang berilmu tinggi yang bisa naik ke atas kalaupun bisa naik ke atas, maka orang-orang berilmu tinggi ini akan langsung berhadapan dengan tombak dan panah yang akan ditembakkan oleh prajurit Mongol. Temboknya sangat tebal sementara pintu kokoh yang terbuat dari besi, baru saja dibangun dan akan butuh waktu panjang untuk bisa meruntuhkan pintu besi itu. Itulah yang membuat ada banyak senyuman mengejek dari para prajurit dan para perwira Mongol yang melihat dari atas ke arah gerakan Sorban Merah yang kini mendatangi tembok gerbang mereka. Para pasukan yang berjaga di balik pintu besi juga masih santai. Mereka bercanda di antara sesama mereka. Ada yang bertaruh kalau pasti akan butuh waktu paling tidak 4 Minggu untuk bisa me
Chen long tidak mau musuh bisa masuk semuanya ke dalam benteng dan membunuh rekan seperjuangannya.Karena itu, dia mulai melakukan pukulan pukulannya ke arah depan ke arah pasukan Mongol yang baru datang ini.Dia teringat akan salah satu jurus yang dia pelajari dari si Tangan Sakti dari Barat, di mana dengan menggunakan tangan kosong, dia bisa membuat sebuah bayangan golok besar yang bisa dia gunakan untuk menebas musuh dengan jumlah banyak.Karena itu, tangannya langsung bergerak menyambut kedatangan musuh.Dia membuat golok besar yang ditebaskan ke depan dan berhasil menebas kepala ratusan orang musuh dalam sekali tebas.Baju perang yang dipakai para prajurit musuh tidak berhasil melindungi mereka dari serangan ini, karena golok besar itu telah berhasil membuat kepala-kepala mereka terpental jatuh dari tubuh mereka.Tidak sempat terdengar jeritan, hanya ada tubuh yang bergelimpangan jatuh setelah kepala mereka lebih dulu jatuh ke tanah.Sekali tebasan yang dilakukan oleh Chen Long,
Sesosok tubuh tinggi besar sudah berlari dari arah bukit di atas sana dan pergerakannya itu, membawa badai yang dashyat, yang kini mendatangi Chen Long.Chen Long yang sebelumnya tidak menghimpun banyak tenaga dalam, kini buru-buru menghimpun sebagian tenaga dalam andalannya yang berasal dari Mustika Hati Semesta.BUUUMMMMMTerdengar suara seperti ada bahan peledak berkekuatan tinggi yang barusan meledak di tempat ini. Ini membuat ada retakan besar yang terjadi di tanah seperti baru saja dihajar gempa tujuh skala richter di tempat ini dan disusul dengan debu beterbangan ke berbagai arah.Kedua orang yang baru saja berbenturan ini, tampak terdiam di posisi masing-masing dalam jarak yang sudah berada sejauh sepuluh kaki. Keduanya masing-masing mengawasi lawannya. Keduanya tahu kalau ini adalah lawan terberat yang pernah mereka hadapi di sepanjang hidup mereka.Dalam hatinya, Chen Long yakin, kalau saja dia menghadapi lawan ini sebelumnya, saat dia belum berhasil membiarkan tubuhnya dik
Setelah berkata seperti itu, Chen Long langsung melakukan salah satu jurus andalannya. Yaitu Tangan Pengacau Lautan yang pernah dia pelajari dari Paman Kam.Tapi, dia tahu lawan di hadapannya ini adalah lawan yang sangat tangguh. Karena itu, dia menggunakan jurus ini dengan menggabungkannya dengan tenaga dalam dari Mustika Hati Semesta.Melihat kedigjayaan Tenaga Dalam Mustika Hati Semesta ini, Chen Long sadar, kalau saja tenaga dalam Mustika Hati Semesta yang sebelumnya berada di tubuh Liong Ong (Ular Tua) di Lembah Patah Hati, melawannya dengan sepenuh hati, maka, dia pasti akan kalah dari ular tua itu.Tapi, dia mendapatkan kesan kalau sebenarnya, Tenaga Dalam Mustika Hati Semesta di tubuh Liong Ong itu, sebenarnya mengalah padanya. Bahkan sengaja mengincar dirinya untuk menjadi rumah barunya. Nampaknya Mustika Hati Semesta sudah bosan menjadikan ular tua itu sebagai wadah atau inangnya dan memilih untuk mengalah pada Chen Long sehingga Chen Long bisa mengalahkan ular tua itu, dan
Chen Long terlempar jauh ke belakang diiringi dengan suara tawa mengejek dari Hakim Roda Emas. "Kejar terus dia! Habisi dia!" teriak Hakim Roda Emas kepada sang raksasa. Sang raksasa yang bernama Shorujin itu mengikuti perintah dari Hakim Roda Emas. Dia pun berlari ke arah tempat Chen Long terlempar, siap untuk menyusulkan pukulannya guna menghabisi Chen Long. Chen Long tahu kalau sampai si raksasa berhasil mengejarnya maka dia akan berada dalam keadaan yang sangat berbahaya. Karena itu dia langsung menjejak tanah sekali dan melompat tinggi ke atas. Setelah itu, dari atas dia menukik ke arah bawah dengan seluruh kekuatan dari tenaga sakti dari Mustika Hati Semesta ditambah dengan jurus Tangan Rajawali Menghantam Bumi. Jurus ini adalah jurus yang baru pertama kali ini dipergunakan Chen Long. Jurus ini juga adalah jurus yang dia dapatkan dari si Tangan Sakti dari Barat beberapa waktu yang lalu. Sebelum ini, dia belum pernah menggunakan jurus ini karena jurus ini sangat sulit kare
Jarak teriakan-teriakan itu dari posisinya Chen Long tadi, Sebenarnya masih sangat jauh cuma Chen Long yang memiliki pendengaran yang tajam berhasil mengetahui kalau ada teriakan-teriakan di belakang sana. Dan karena dia takut kalau pasukannya mengalami kesulitan di belakang sana karena sudah terlalu lama dia tinggal, maka dia pun berbalik untuk melihat pasukannya, karena arah teriakan itu memang berasal dari belakang dari arah Kota Kang Lam. Tapi semakin dekat dia dengan para pasukannya, dia baru sadar kalau sebenarnya pasukannya tidak memerlukannya. Mereka bukan berteriak karena berada dalam kesulitan tapi cuma bersorak mengelu-elukan kemenangan perang dan juga mengelu-elukan namanya. Tapi tentu saja bukan nama Chen Long yang mereka teriakkan tapi yang mereka teriakkan adalah Zhu Yuan Zhang. Chen Long yakin kalau Zhu Yuan Zhang sudah tampil di hadapan para prajuritnya karena itu dia tidak perlu lagi tampil sebagai Zhu Yuan Zhang. Dia pun kembali ke arena pertarungan saat dia m
Di pihak lain, Chen Long yang terus menyamar sebagai Zhu Yuan Zhang, terus memimpin Gerakan Sorban Merah untuk terus merebut benteng benteng pasukan Mongol hingga akhirnya mereka telah tiba di depan gerbang Kota Raja Bangsa Mongol.Gerakan Sorban Merah terus bertambah banyak jumlahnya. Orang-orang Suku Han yang selama ini tidak berani melawan Bangsa MOngol, kini mulai kena Euforia untuk turun tangan bergabung dalam perlawanan rakyat mengusir penjajah yang dipimpin oleh Gerakan Sorban Merah.Karena itu, saat Chen Long hendak mulai memimpin pasukannya untuk menggempur benteng Kota Raja Monggol, dia belum mendapatkan persetujuan dari Zhe Yuan Zhang."Tapi kenapa, Toako?" tanya Chen Long tidak puas. "Kita tidak bisa melepaskan momen ini. Mereka sedang ketakutan di dalam sana."Iya, Toako," Sim Hong Bu ikut mendukung keinginan Chen Long."Jangan dulu. Aku dapat berita dari mata-mataku di dalam benteng musuh kalau mereka sengaja mempersiapkan pertahanan yang terbaik yang akan mereka gunakan
Chen Long sangat kaget melihat ada dua orang berkerudung yang berada dalam tenda bersama Xiao Liong Li.Xiao Liong Li nampak tersenyum ke arah Chen Long sehingga Chen Long tahu kalau Xiao Liong Li tidak berada dalam keadaan terancam bahaya. Kini, Chen Long mulai memperhatikan akan dua orang yang memakai kerudung ini.Saat salah satu di antara dua orang yang memakai kerudung itu membuka kerudungnya. Chen Long langsung kaget. "Ayah."Orang tua itu yang ternyata adalah Chen Wen, si Pengelana Tanpa Tanding tampak tersenyum ke arah Chen Long.Baru saja Chen Long hendak memberi hormat kepada ayahnya, gerakannya itu tidak jadi dia lakukan karena melihat ayahnya memberi isyarat kepada orang berkerudung lainnya untuk membuka kerudungnya.Seraut wajah cantik walaupun mulai dimakan usia, kini terlihat dari wajah orang kedua setelah dia melepas kerudung yang tadi menutupi wajahnya."Dia adalah ibumu, nak." Chen Wen menunjuk ke arah wanita itu."Ibu." Chen Long langsung menunduk di hadapan wanita