Karena wilayah markas Ki Pandit ini masuk dalam daerah Kerajaan Borneo Timur. Bahkan dari 4 tokoh Naga Hitam, Ki Sohail dan Ki Jantra tak lama kemudian juga datang di acara Ki Pandit ini.Termasuk yang bikin Remibara kaget melihat Ki Bando sang tokoh bajak laut juga ada di antara tamu yang terus berdatangan, hanya Nyai Dawina yang belum terlihat datang.Dan yang bikin Remibara makin terperanjat, tak lama kemudian 5 Serigala atau 5 Setan Meratus juga turut hadir.“Hmm…akhirnya semuanya komplet di sini…benar juga apa kata Rosada dan Putri Gea, kalau aku nekad sama dengan mati konyol, hantu pun mati kalau berani ngamuk di saat mereka kumpul begini..?” batin Remibara.Dan makin sore, Remibara harus mengakui kali ini Ki Pandit bak unjuk kekuatan, karena tamu-tamu yang berdatangan makin banyak saja.Bahkan rata-rata terlihat bukan orang sembarangan dan agaknya memiliki kesaktian tinggi, terlihat dari gaya dan juga senjata yang dibawa.Dan menjelang sore, Remibara akhirnya terbelalak juga sa
Semua yang hadir langsung menggumam bak bunyi tawon, setelah tahu siapa jatidiri Remibara ini, pemuda rupawan yang muncul tiba-tiba tanpa di undang.Namun Remibara tenang-tenang saja, dia tak marah ataupun apalagi membantah ucapan Ki Pandit ini, yang kini tertawa terbahak-bahak.“Bagus, tertawalah kamu Ki Pandit seperti Ki Badu tadi, bahkan kamu sampai merangkak-rangkak ke sini,” Remibara menatap tajam ke arah Ki Pandit dan terlihat lah pemandangan yang mendebarkan.Ki Pandit terlihat melotot tapi matanya, tapi mulutnya terus tertawa. Ki Pandit terlihat ingin merangkak, tapi di sisi lain dia berusaha menolak hal yang tak wajar ini, sambil tertawa nafasnya terengah-engah.Hingga terlihat lah sesuatu yang bagi tak paham ini sangat lucu, yaitu seorang kakek tua jangkung kurus berbaju bak bangsawan tinggi sedang mati-matian ingin merangkak.Tapi kakinya sepertinya tak mau melangkah ingin mendatangi seorang pemuda tampan, yang memiliki pakaian tak kalah perlentenya, itu bagi yang tak paham
Penjagaan super ketat yang dilakukan Ki Pandit cs membuat Remibara, Rosada dan Putri Gea serta Dafina memikirkan cara lainnya. Ketika mereka bertemu kembali ke esokan harinya, di markas prajurit Kadipaten Balongin, termasuk ikut rapat ada satu komandan keamanan di daerah ini, yakni Ki Jahu.“Aku tak mungkin berterang maju, kalian lihat kan ibuku ada di antara undangan Ki Pandit!” Dafina kini menatap Remibara, Rosada dan Putri Gea yang hanya mengangguk tanda mengerti kesulitan Dafina.Baik Putri Gea atau Rosada kadang senyum-senyum sendiri, setiap kali bentrok wajah dengan Remibara, Dafina langsung menundukan wajahnya, seakan malu menatap pemuda rupawan ini.“Ki Jahu, bagaimana dengan pasukan kita, ada berapa orang yang siap?” Rosada menatap Ki Jahu.“Maaf komandan, saat ini hanya 250 orang, bantuan dari Kadipaten tetangga belum tiba, saya meminta tambahan 200 pasukan lagi, janjinya paling lambat minggu depan baru tiba!” sahut Ki Jahu.“Hmm…puncak acaranya ku dengar di undur…pas aja si
Ki Pandit yang saat itu sedang aseek minum-minum bersama Pangeran Burman, serta 3 tokoh Naga Hitam lainnya, termasuk Pendekar Dua Bayangan dan si Kurus, tak ketinggalan Ki Bando si Bajak Laut, semua kaget saat pengawalnya memberi laporan, kalau Pangeran Remibara ada di pintu gerbang dan ingin bertemu dengan Pangeran Burman.“Hmmm mau apa si anak haram itu ke sini, apa perlu kita gempur dan bunuh saja sekalian, agaknya dia mau bikin ulah lagi!” dengus Ki Pandit dengan nada marah.“He-he-he, tahan emosi kamu Ki Pandit, heii pengawal…ajak pangeran itu ke sini, bilang Pangeran Burman yang memintanya dan mengundangnya langsung!”“Baiklah baginda pangeran, hamba akan jemput Pangeran Remibara ke sini!” setelah memberi hormat pengawal ini pun mundur dan segera menuju ke pintu gerbang, di mana Remibara menunggu.“Kalau dia membuat onar bagaimana pangeran?” kali ini Ki Jantra menyela.“Tak usah khawatir, ku rasa dengan adanya kalian dan aku sendiri masa kita kalah, memalukan sekali,” sindir Pan
Demi menyakinkan aktingnya, Remibara tak segan meminta salah satu dayang cantik milik Pangeran Burman.Pangeran flamboyan dari Borneo Timur ini tertawa tergelak dan bilang di Kotaraja dia masih banyak stok dayang-dayang dan selir cantik, sehingga Remibara akan kesulitan memilih yang mana di sukai.Remibara kembali berakting sempurna dan bergaya sedikit angkuh, gaya khas orang-orang bangsawan.Pesta minum pun dilanjutkan dengan rapat yang bikin Remibara merinding dalam hati, setelah Pangeran Burman bilang saat ini saat ini lebih dari separu pasukan Borneo Timur sudah pro dengannya, yang berjumlah hampir 100 ribu pasukan.“Kedatangan kalian ibaratnya hanya memperkuat pasukanku saja, karena di Borneo Timur juga sangat banyak pendekar-pendekar sakti yang masih setia dengan saudaraku itu, yakni Maharaja Paser. Asal kalian tahu, di sekitaran perbatasan, aku sudah menempatkan 2.500 pasukan pendam untuk mengamankan acara ini dan semuanya pro denganku..kuharap kalian jangan ada yang main-main
Singkat, padat dan jelas, itulah ucapan Nyai Dawina, yang membuat pemuda ini makin terkaget-kaget dengan fakta yang baru ia ketahui ini.Nyai Dawina lalu pergi, Remibara sampai termenung memikirkan ucapan ibunda Dafina yang tak ia sangka-sangka ini.Tentu saja walaupun baru pertama kali ini bicara berdua, tapi Remibara percaya apa yang disampakan Nyai Dawina.Fakta yang sangat mengejutkan bagi dirinya, karena Nyai Dawina dan Nyi Padmasari ibunda Putri Gea justru bukan orang lain baginya, melalui ibundanya, Putri Remi.“Hampir saja aku kesalahan membunuh orang…terima kasih paman Hashimi, terima kasih Bibi Dawina,” gumam Remibara.Pemuda sakti ini pun sampai tersenyum sendiri melihat ke akraban Putri Gea dan Dafina, yang mungkin tak tahu kalau mereka ada hubungan keluarga.Remibara seakan menyesali perbuatannya yang habis-habisan ingin balas dendam, terutama pada Nyai Dawina, yang ternyata bibinya sendiri.Ingatannya pun melayang saat kecil, ia memang melihat ada perdebatan antara ibuny
Remibara menuju ke daerah Muara Kus, di mana Ki Pandit diberikan anugerah Prabu Burman di wilayah yang kaya dengan hasil hutan dan pertanian ini.Jarak Muara Kus dan Ibukota Borneo Tengah hampir 2,5 bulan perjalanan naik kuda, daerah ini sangat jauh masuk ke wilayah Timur dari Kotaraja Pagatan.Sang Raja Golongan hitam ini hidup bak raja kecil, selain sangat di segani, dia juga sangat di takuti, Ki Pandit juga memelihara hingga 25 orang selir yang dia culik dengan kekerasan, lalu di sihirnya hingga mau jadi pelayan-pelayannya.Setelah Pangeran Burman berkuasa, Remibara berpisah dengan Rosada dan Putri Gea, tapi dia tak pernah bertemu dengan Dafina.Sudah kemana-mana Remibara mencari si gadis jelita bergaun merah ini, tapi tak jua bertemu, hanya dia dapat informasi, Dafina kini sudah berbaikan dengan Nyai Dawina ibunya.Inilah yang membuat Remibara memutuskan untuk tidak lagi mencari Dafina dan fokus mengejar musuh-musuhnya.Walaupun Remibara tak munafik, di saat-saat tertentu, dia sel
Dan kebingungan inilah yang membuat keduanya lengah, secara tiba-tiba Remibara melayangkan pukulan penuh dengan segenap tenaga. Kali ini benar-benar 100 persen tenaga ia kerahkan.Terdengarlah bunyi krakkk..krakkk…lalu secara tiba-tiba, Remibara melompat dan kini berdiri dengan nafas tersengal-sengal dari jarak 7 meteran dari Ki Pandit dan Ki Bando, nampak sekali ini dirinya kali ini mengerakan seluruh kekuatannya secara full dan berakibat pada tersengal-sengal nafasnya.19 orang anak buah Ki Pandit terbelalak melihat sang raja golongan hitam dan rekannya si raja bajak laut terlihat berdiri kokoh, tapi wajah keduanya membiru.Darah yang menetes di kepala mereka nampak membeku, lalu dalam hitungan detik, keduanya ambruk ke tanah, nyawa mereka pun sudah melayang.Pukulan jurus serigala dan jurus bangkui yang di padukan dengan jurus menembus awan langsung mengakhiri riwayat dua musuh besarnya ini.Saat melihat Ki Pandit dan Ki Bando yang kaku jadi mayat, Remibara seakan melihat 3 orang y