Setelah satu hari bertahan di Kampung yang dinamakan Dayu dan tidak ada lagi perampok yang menyamar sebagai prajurit dan bakal membuta onar lagi.Sembara dan Putri Dewi akhirnya pamit pergi dari kampung itu dan langsung menuju ibukota, bertepatan dengan ada pergerakan pasukan pemberontak yang di pimpin Pangeran Hasom, dan puluhan komandan tentara yang berhasil dia bujuk untuk bergabung mulai maju bergerak untuk berperang dengan pasukan kerajaan. Panglima Kifli langsung memimpin pasukan kerajaan yang jumlahnya hampir 2X lipatnya pasukan pemberontak bersama beberapa panglima mudanya.Inilah yang tak disadari Pangeran Hasom, dia terlalu percaya diri dan pongah akan mampu menaklukan kerajaan dengan puluhan ribu pasukan pemberontak, yang dia pimpin langsung dan berambisi merampas tahta yang di kuasai ayahnya sendiri.Apalagi dipasukannya banyak bergabung para perampok dan tokoh-tokoh golongan hitam yang turut membantunya.Awalnya memang sangat banyak pasukan pemberontak, tapi tanpa sepen
Setelah matang mengatur barisan untuk besok menggempur pasukan pemberontak, rapatpun dibubarkan Panglima Kifli, semua diminta beristirahat dan setelah ayam jantan berkokok, semua harus siap berperang lagi.Tapi kali ini dengan semangat yang berlipat-lipat, dengan banyaknya para pendekar sakti bergabung, Panglima Kifli juga dengan cerdik mengatur pasukannya, yang di bagi tiga pasukan besar.Sembara pun berjanji akan turun tangan membantu, namun dalam hati dia bertekad hanya akan turun tangan kalau yang maju para pendekar di kalangan pemberontak.“Biarlah urusan prajurit itu urusan Panglima Kifli!” pikir Sembara.Setelah semua kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat, Sembara pun melangkah keluar tenda yang kini sunyi, cukup jauh dia berjalan sambil melihat-lihat situasi yang makin sunyi.Dia menatap ke kiri dan kanan ribuan prajurit terlihat bersiaga menjaga prajurit lain yang beristirahat di beberapa rumah ataupun tenda, karena pertarungan ini bukan di hutan, tapi sudah masuk
“Siapa lagi ini…?” Ranina kini menatap Sembara dan Dawina bergantian, ada kebingungan, cemburu dan juga kejengkelan sekaligus kemarahan.“Di-dia…Dawina…Ranina…ini…!” bingunglah Sembara, karena dua wanita cantik ini sama-sama menatap sinis, apalagi Dawina, selain sinis wajahnya juga sangat dingin.“Kamu Ranina kan…putri dari Pangeran Kurna si pangeran pemberontak, dan ibu kamu seorang selir yang selingkuh dengan Pendekar Baung!” ceplos Dawina tanpa basa-basi.Bukan main kagetnya Ranina, bahkan Sembara sampai melongo, darimana Dawina tahu kisah orang-orang tua jaman dulu, sampai urusan selingkuh pun gadis cantik dingin ini tahu.“Siapa kamu sebenarnya!” sentak Ranina marah, karena soal bobrok orang tuanya justru diketahui wanita yang tak dia kenal ini. Tangannya sudah tergenggam erat, seakan ingin memukul langsung wanita cantik ini, yang dianggapnya sangat kurang ajar.Dawina tertawa mengejek. “Asal kamu tahu Ranina, aku adalah kekasih dari pria yang barusan kamu peluk itu, bahkan kami
“Kamulah yang harus bertanggung jawab Hasom, semua gelar kamu sudah di cabut, kamu juga otak yang membunuh anakku!” dengus Panglima Kifli sambil menahan amarah di dadanya.Setelah usai rapat tadi malam, diam-diam Sembara sudah memberitahu pada Panglima Kifli, kalau Putri Zasa di bunuh atas perintah mantan putra mahkota ini, yang Sembara dapatkan dari ucapan Dawina sendiri.Namun Sembara sengaja tidak menyebutkan siapa pembunuhnya, ia hanya menyebutkan dalangnya saja.“He-he-he salah sendiri, kenapa menolak jadi permaisuriku, malah menolaknya, sekarang bersiaplah kamu menerima kematian menyusul anakmu itu!” Hasom tak mau kalah.Terpaksa Panglima Kifli menggerakan pedangnya menahan terjangan Hasom! Perang tanding keduanya pun berlangsung sangat seru.Ternyata ilmu silat keduanya berimbang, Panglima Kifli selain sebagai panglima perang, juga merupakan seorang pendekar tangguh, inilah yang paling ditakuti lawan dan juga disegani kawan.Namun Hasom yang sangat tinggi rasa percaya dirinya t
Dan inilah yang bikin ke enam pengeroyoknya kaget setengah mati, Brandon yang diserang enam orang sakti sekaligus ini secara tiba-tiba merubah-rubah gaya bersilatnya.Kalau tadi yang kanan dingin, kini secara mendadak dia rubah jadi panas, dan yang kiri mendadak dingin dan itu dia lakukan berulang-ulang, hingga musuh-musuhnya kelabakan dan menyumpah serapah.Bukan itu saja, dengan kesaktiannya yang sudah sangat sempurna di kuasai, Sembara lalu mengeluarkan ilmu mujijatnya yang hanya ia dan ayahnya Prabu Malaki kuasai, yakni menggunakan ilmu menyedot sukma.Menggigillah tubuh ke enam orang itu, karena tenaga mereka tersedot sangat deras, saat itulah Sembara kaget melihat wajah Dawina makin pucat.Ternyata saking marahnya dengan Sembara, Dawina secara gila-gilaan menyalurkan seluruh tenaga dalamnya, akibatnya dia kini yang paling menderita tersedot deras tenaga dalamnya.Sembara lalu berteriak keras, seluruh tenaga yang dia kumpulkan dia tumpahkan semua kepada lawannya ini, akibatnya se
Sembara kini sudah sangat jauh meninggalkan Kerajaan Surata, dia berpikir tak perlu lagi ikut campur persoalan kerajaan tetangga ini.Padahal Raja Tago mencari-carinya, namun dari Putri Safea yang memberitahunya, Prabu Tago paham, kalau pangeran dan juga pendekar sakti ini benar-benar tak mau terlibat terlalu dalam urusan kerajaan ini.“Hmm…tak jauh beda dari Pangeran Hashimi, yang lebih suka mengembara, tak apalah mungkin itu sudah jalan hidupnya!” cetus Prabu Tago.Namun, nama Sembara sudah terlanjur di sebut sebagai orang yang ikut berjasa menumbangkan pemberontakan Pangeran Hasom.Sehingga nama Sembara makin harum, bahkan lebih banyak yang menyebutnya Pendekar Romantis atau kadang di singkat Pero saja, setelah 3 prajurit yang pernah mengintipnya di tenda saat bertengkar dengan Dawina, Ranina lalu Putri Dewi, telah menyebarkan kisah, kalau sang pendekar sakti itu punya tiga kekasih sekaligus, sehingga layak di juluki Pendekar Romantis. Tentu saja bumbu kisahnya makin hebat, karena
Kenapa Sembara tertarik dengan wanita cantik itu, tak lain tak bukan karena pakaiannya yang mirip dengan anak buah Putri Remi, yakni hitam berstrip merah. Walaupun terlihat waah, tapi bagi Sembara ini merupakan sebuah petunjuk.Sembara masih penasaran kemana Dawina dan Putri Remi pergi bersembunyi..!Sebelumnya dia sudah mendengar kalau padepokan Putri Remi sudah di grebek pasukan Kerajaan Surata usai kudeta yang gagal, tapi Putri Remi dan ratusan anak buahnya sudah kabur dari sana.Saat Sembara menoleh, terlihat di halaman pemuda tadi sudah di keroyok tiga pendekar golok iblis, dilihatnya pertandingan malah cukup ramai, karena dua teman si pemuda kini ikut terjun langsung, sehingga pertandingan jadi 1 lawan 1, banyak juga warga yang menyaksikan pertarungan ini.Namun setelah beberapa puluh jurus, ketiga pemuda itu bukan lawan si kumis dan dua temannya, ketiga kini terlihat keteteran, bahkan si pemuda yang menegur tadi sudah menderita luka cukup parah di lengannya kena tebasan golok s
Nyi Dina lah yang kini harus melenguh-lenguh saat Sembara yang sudah sangat berpengalaman dengan wanita ini memberikan kenikmatan terhadap wanita yang haus belaian tersebut.Inilah kelihaian Sembara, kalau mengorek keterangan dengan kekerasan, ia yakin tak bakal mau Nyi Dina terbuka. Tapi dengan memberikan kenikmatan, maka sangat mudah mencari keterangan dari wanita yang sangat menggairahkan ini.Saat bercinta itulah dengan tak sadar Nyi Dina bercerita kalau dia merupakan anak buah Putri Remi, dan dia hanya pura-pura menikah dengan Ki Sabo suaminya, padahal hanya sebagai kekasih gelap, tujuannya untuk menguras harta sang juragan itu.Ternyata ini atas perintah Putri Remi yang ingin mengumpulkan uang dengan cara halus untuk membangun padepokannya kembali, karena padepokannya yang lama sudah di grebek pasukan Kerajaan Surata, yang dipimpin langsung Panglima Muda Ki Diki.Sehingga otomatis Putri Remi butuh tempat baru yang aman dan butuh biaya tak sedikit. Dan Sembara tak kaget, kalau si