“Wut!”Long Wan menendang ujung pedang yang dilontarkan oleh Su Liang, sedetik kemudian ia mendorongkan kedua telapak tangannya untuk menahan gempuran pukulan jarak jauh lawan.“Desh!”Benturan tenaga dalam yang sangat dahsyat tidak dapat dielakan lagi, tanah di sekitar goa itu bergetar hebat seperti diguncang oleh gempa.“Bruk!”Su Liang terlontar ke belakang, tubuhnya menghantam sebuah batu besar di dekat mulut goa, sedangkan Long Wan tidak bergeming dari tempatnya, hanya saja kedua tangan serta wajahnya sedikit memerah, barusan ia mengeluarkan pukulan Menghalau Badai yang selama ini menggemparkan dunia persilatan.“Hoek!”Su Liang memuntahkan darah segar, ia beringsut hendak berdiri. Kedua matanya melotot tajam ke arah Long Wan, tatapannya mengandung amarah dan kebencian yang mendalam.“Cukup! Dia antara kita tidak ada masalah peribadi, kamu tidak perlu nekad untuk mengadu nyawa!”“Kurang ajar, jangan sombong, aku belum kalah!”Long Wan menghela napas panjang, beberapa kali ia meng
“Paman!”Long Wan menoleh ke arah Qiulong yang sedang berusaha menerobos kerumunan warga. Mereka semua terkejut melihat belasan kelompok Teratai Merah tergeletak di atas tanah dalam keadaan pingsan, jika Long Wan berniat jahat tentu semuanya sudah tewas saat itu juga.“Qiulong, cepat tunjukan di mana tempat teman-temanmu disembunyikan. Ingat di antara mereka ada yang sedang sakit parah dan harus segera diobati!”Qiulong menghela napas panjang, sebenarnya dia lebih tertarik melihat pertarungan antara pamannya menghadapi komplotan penjahat yang telah menculik semua anak-anak desa. Namun sayang dia terlambat, jadi tidak bisa menyaksikan langsung kehebatan Long Wan yang sering diceritakan oleh kedua orang tuanya.“Qiulong!” tegur Long Wan.“Baiklah paman!”Sebelum pergi Qiulong melirik ke arah Su Liang yang masih berlutut di hadapan Long Wan sambil meratap, entah mengapa batin bocah itu merasa iba terhadap Su Liang, padahal lelaki itu adalah komplotan penjahat yang telah menculiknya.Qiul
Atas permintaan Ling Ling, Long Wan tinggal di desa tersebut selama satu minggu. Selain menceritakan pengalaman hidupnya, ia juga banyak bertukar fikiran mengenai ilmu silat dan pengobatan dengan Su Liang.Yang menggembirakan, semua warga menerima Su Liang dengan tangan terbuka. Mereka melupakan perihal teror wabah menular yang terjadi beberapa hari yang lalu, kini semuanya sudah sembuh dan kehangatan di desa itu kembali terasa.“Kamu sangat berbakat, di usiamu yang belum genap dua puluh tahun sudah memiliki kemampuan yang sangat hebat, terutama pengetahuanmu mengenai pengobatan dan racun sangat luar biasa!”“Ah tuan terlalu memuji, padahal jika dibandingkan dengan tuan maka ilmu saya belum berarti apa-apa!”“Tidak perlu dibandingkan, karena setiap orang memiliki kelebihan serta kepandaian di bidang masing-masing. Lihat para petani yang sedang menggarap lahan di sawah itu!” Long Wan menunjuk seorang laki-laki yang sedang bersemangat memotong padi yang sudah menguning.“Jika saya harus
Kota Xiang Zhi sangat ramai, penduduk dari daerah lain berdatangan untuk berpelesir ke daerah ini. selain banyak pemandangan indah dan pusat perbelanjaan, di kota ini juga terkenal akan makanan mewah dan lezat seperti yang biasa dihidangkan di dalam istana untuk bangsawan.Akan tetapi untuk bisa mencicipi hidangan yang lezat ini, para pengunjung harus rela mengeluarkan kocek yang lumayan besar. Akan tetapi mereka tidak peduli, yang penting bisa mencicipi hidangan ala istana. Pemilik rumah makan termewah di kota ini bernama Cheng Hu, belasan tahun lalu ia pernah menjadi kepala dapur istana. Setelah pensiun, Cheng Hu memutuskan kembali ke kampung halamannya sambil membuka usaha rumah makan.Seperti biasa, siang itu rumah makan Cheng Hu sangat ramai. Para pengunjungnya rata-rata orang kaya, karena tidak mungkin rakyat jelata bisa membayar makanan di tempat mewah ini. Gelak tawa terdengar di sana-sini, mereka benar-benar menikmati hidangan yang sangat lezat sari Cheng Hu.“Aku pernah ber
“Kau menyuruh kami untuk mengurusi diri kami sendiri, sedangkan kamu ikut campur dengan urusan kami yang sedang memperbincangkan wanita tua panggilan itu, dasar egois dan tidak tahu malu!”Mendengar ucapan yang menohok dari ke empat pemuda bangsawan tadi, Long Wan hanya menghela napas panjang kemudian menggelengkan kepalanya.“Terserah kalian saja, namun tidak akan ada asap kalau tidak ada api!”Long Wan segera memanggil pelayan untuk membayar semua makanannya, pemuda itu mengeluarkan kepingan uang emas yang tidak ternilai harganya.“Paman, ini untuk membayar semua makanan saya, sisanya ambil saja untuk paman!”“Terimakasih tuan muda!”Pelayan tadi tampak sumringah, berkali-kali ia membungkukan badannya ke arah Long Wan yang sedang ngeloyor pergi. Tentu saja empat pemuda bangsawan tadi terkejut sebab Long Wan terlihat membawa banyak koin emas.“Siapa dia sebenarnya?”“Jangan-jangan perampok, buktinya dia membawa banyak uang emas padahal penampilannya terlihat biasa-biasa saja seperti
“Ada keperluan apa anda datang ke kota ini?”“Saya hanyalah pelancong yang kehabisan bekal, karena itulah singgah di kota ini sekedar untuk mengisis perut dan membeli persediaan makanan untuk melanjutkan perjalanan!”Kepala jaga yang menginterogasi Long Wan bernama Kao Cu. Ia bukan orang sembarangan, ilmu tombaknya sangat lihai dan pengalaman bertarungnya sudah banyak dan termasuk pengawal Pangeran Yang Han yang setia.Akan tetapi, dikarenakan di dalam istana dikuasai oleh para pejabat yang jahat dan bersekongkol dengan kasim Istana, Kao Cu ditugaskan ke tempat yang jauh agar tidak bisa bersekutu dengan pangeran yang sedang menyusun kekuatan.Kao Cu tahu bahwa Long Wan juga bukan orang sembarangan, dilihat dari postur tubuh, gerak-gerik yang tenang dan sorot matanya yang sangat tajam ia tahu bahwa pemuda yang ditangkap oleh anak buahnya tentu seorang pendekar yang sakti.“Tangkap penjahat itu, dan hukum mati. Dia sudah membunuh anakku!”Mendengar ibu korban berteriak-teriak, Kao Cu me
Malam ini purnama sudah muncul, cahayanya yang terang menghiasi keindahan malam. Kawasan di kota Xin Ziang sangat ramai, terutama di dekat telaga. Sejak sore tadi banyak orang berpelesir ke tempat itu, ada yang duduk-duduk di pinggir danau sambil menikmati secangkir teh hangat dan kue bakpau atau bakar ikan, namun ada juga yang berlayar di atas telaga dengan menaiki rakit ataupun perahu.“Apa yang harus aku lakukan?”Long Wan menyandarkan punggungnya pada dahan pohon beringin, sejenak ia memejamkan matanya sambil menikmati belaian angin malam yang memanjakan tubuhnya. Persoalannya dengan empat pemuda bangsawan sudah beres, tinggal dicari siapa pelaku yang menyerang mereka.Pemuda itu tidak menceritakan keberadaan wanita tua misterius yang mencurigakan kepada Kao Cu. Menururt firasatnya, wanita misterius itu tidak akan melakukan kejahatan kalau tidak diganggu.“Diakah Mo Li yang disebut-sebut oleh Tabib Lo?”Long Wan melirik ke arah rumah besar yang terbuat dari kayu pilihan di sebelah
“Hi hi, dasar murid terkutuk berani mengatakan iblis kepadaku!”Terdengar suara melengking di atas genting, siapapun yang mendengarnya pasti ketakutan sebab suara tadi seperti iblis.“Subo?” Lin Lin terhenyak, sedikitpun ia tidak menyangka bahwa gurunya akan menyusulnya ke tempat ini.“Aku menunggumu di kuil tua ujung desa, awas kalau tidak datang, maka kedua orang tuamu akan aku bunuh!”Setelah mengucapkan kata-kata barusan, wanita Iblis yang sejak tadi berdiri di atas wuwungan rumah Tuan Kwe melompat dan lenyap ditelan kegelapan malam.“Ada apa subo menyusulku ke tempat ini?” Lin Lin menggelengkan kepalanya, kemudian ia mendekati jarum berwarna hitam yang menancap pada tihang rumah. Jarum tersebut merupakan senjata gelap ciri khas gurunya, yang bernama Mo Li.“Siapa wanita tadi, nak?”Ibu Lin Lin mendekati putrinya, wajahnya sangat pucat dan menampakan rasa takut yang luar biasa, apalagi saat itu ia baru sembuh.“Tadi kamu menyebut-nyebut subo, sebenarnya siapa dia dan mengapa menga
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang
“Kalau anda tidak berkenan mengatakannya tidak apa-apa, barangkali hanya akan menjadi bebas saja!”“Tidak sama sekali, nyonya!”“Lalu?”“Saya memiliki dua urusan yang sangat penting dengan si Iblis Pencabut Nyawa”“Apakah berkaitan dengan pemilihan jago nomor satu, yang disebut si Jago Tanpa Tanding?”“Tidak sama sekali, sebenarnya saya tidak tertarik dengan pemilihan jagoan nomor satu. Dahulu saya bertarung di puncak gunung Kun Lun karena memang ada urusan dengan pimpinan Topeng Tengkorak. Dia sangat licik, semua permasalahan di wilayah Selatan atas ulahnya. Bahkan,”Untuk beberapa saat lamanya Long Wan termenung, kemudian ia menghela napas panjang karena teringat kejadian memilukan yang menimpa sumoinya.“Pantas saja Pangeran memintamu pulang ke Selatan, sebab kelompok Topeng Tengkorak kembali berulah, bahkan mereka semakin kuat karena berhasil para bandit untuk merebut kekaisaran Beng!” sela Su Liang.“Selicik itukah kelompok Topeng Tengkorak?” tanya Tin HuaGadis itu memang belum
“Ayahku bernama Kang Kui, dahulu dia seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab!”Suara Tin Chi terdengar parau karena menahan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, ayahnya sendiri memaksanya untuk jadi ‘tumbal’ demi mendapatkan ilmu kesaktian yang sangat tinggi.“Saat aku berusia sepuluh tahun, dia dikalahkan oleh seorang jago silat yang terkenal dengan julukan si Lengan Delapan!”Long Wan yang sejak tadi tampak acuh dan fokus memanggang ayam di atas bara api kini meruncingkan pendengarannya. Nama si Lengan Delapan disebut-sebut tentu membuatnya tertarik, sebab orang itu datang ke pemilihan si Jago Tanpa Tanding di puncak Gunung Kun Lun, juga pernah bentrok dengan Klan Bintang Utara saat hendak menzarah harta peninggalan mendiang ayahnya.Menurut ceita Namra, si Lengan Delapan sangat sakti dan mengakibatkan anggota Klan Bintang Utara tewas. Kendati demikian, si Lengan Delapan belum berhasil memasuki Istana Giok Naga karena dikelilingi oleh jebakan.“Mengapa ayahmu bisa ben
“Long Wan!”“Kamu tidak apa-apa, nona?”“Aku baik-baik saja, oh ya mengapa kamu ada di sini, di mana ibu?”Tin Chi celingukan mencari sosok ibunya, akan tetapi dia tidak melihat kehadiran Tin Hua.“Ibumu ada di markas, beliau mengutusku untuk mencarimu, namun aku keduluan sebab ada pemuda gagah yang terlebih dahulu menolongmu!”“Ah kamu, bisa saja!”Tin Chi menundukan wajahnya untuk menyembunyikan kedua pipinya yang merah merona, tidak lama kemudian ia menggerlingkan matanya ke arah Su Liang yang sedang bertarung menghadapi Bao Bao.Malam tadi ia termenung di pinggir hutan, batinnya sangat berduka saat begitu mengetahui kenyataan bahwa Long Wan sudah memiliki tunangan. Tin Chi seorang gadis yang polos, selama hidupnya dia tidak pernah jatuh cinta sebab kesehariannya bersama dengan ibunya di markas Teratai Putih.Tin Hua juga membatasi pergaulan putrinya, sebab ia traumata terhadap sikap suaminya yang berubah setelah berkenalan dengan para penghuni Pulau Neraka. Begitu Tin Chi melihat