Vivi baru tahu kalau ternyata ia harus membuat kontrak terhadap harimau yang kini berwujud manusia itu. "Bagaimana caranya? Apakah itu sulit?" Kemudian Vivi bertanya kepada Tigre karena merasa penasaran.Vivi penasaran dengan bagaimana sensasi dan rasanya jika ia menyatu dengan bangsa manusia harimau ini.Sedangkan Hayabusa, entah kenapa sejak tadi ia terlihat menjadi orang yang tidak banyak bicara."Tidak, Tuan Putri. Untuk membuat kontrak ini sangat mudah. Cukup hanya dengan kita menyatukan satu tetes darah kita berdua, maka kontrak akan terjalin. Kalau begitu baiklah, aku akan memulainya sekarang." Kemudian Tigre menyayat tipis ujung jari telunjuknya menggunakan pedang milik Vivi kemudian ia melakukan hal yang sama terhadap ujung jari telunjuk Vivi. Lalu tercampurlah antara darah milik Vivi dan darah milik Tigre.Setelah kedua tetes darah itu bercampur, tubuh Vivi sempat terasa bergetar. Vivi merasakan adanya getaran aneh pada dirinya. Getaran itu terasa seperti ingin melemparkan d
Padahal Vivi tahu kalau sejak tadi di sepanjang perjalanan ini banyak warga yang membicarakannya. Bahkan Vivi juga sempat mendengar ada beberapa orang warga yang mengira ia hanya berpura-pura baik saja di desa ini karena niat yang sebenarnya adalah untuk menguasai desa ini sama seperti kelompok bandit. Itulah yang sempat menjadi topik pembicaraan warga desa. Namun tentu saja Vivi tidak akan menghiraukannya sedikitpun. Ia terus melangkahkan kakinya menuju kediaman tabib Walden."Lihatlah mereka semua. Ini semua pasti gara-gara harimau putih ini, huft!" Hayabusa berbisik pada Vivi. Ia merasa grogi saat diperhatikan oleh khalayak ramai seperti ini."Tidak usah dipedulikan. Aku sudah terbiasa berada di posisi seperti ini. Kalau kau mempermasalahkannya, aku jamin kau sendirilah yang nantinya akan merasa stres," ucap Vivi dengan santainya."I-iya, aku akan mencoba cuek saja dengan kejadian ini," jawab Hayabusa.Lalu beberapa saat kemudian akhirnya mereka bertiga tiba di kediaman tabib Walde
Zero menjawab semua pertanyaan Vivi dengan lembut. Zero juga membisikkan sesuatu ke telinga Vivi tentang rahasia menarik yang baru saja ia dapatkan."Terima kasih, Tabib Walden. Aku berhutang Budi kepadamu. Aku berjanji, bahwa kelak, suatu hari nanti aku akan membalas Budi baikmu ini." Martis menangkupkan kedua tangannya lalu menunduk ke arah Tabib Walden."Ya, ya, ya..., terserah kau saja. Jangan terlalu dipermasalahkan. Lagi pula, aku rasa semua ini adalah hal yang memang harus aku lakukan. Kau juga terluka karena melindungi desa kami ini, bukan? Jadi, anggap saja kita impas," jawab Tabib Walden.Zero dan Vivi setelah itu pergi kembali ke tempat tinggal mereka yang sementara. Dan ketika sudah berada di sekitar kediaman sementaranya itu, Zero mengatakan besok akan mengajak Vivi berlatih. Vivi pun dengan senang hati menerima ajakan suaminya itu.***Keesokan harinya, Zero dan Vivi mencari tempat yang nyaman untuk berlatih sesuai kesepakatan mereka kemarin. Vivi juga semakin penasaran
"Apakah suaraku dapat kau dengar dengan jelas? Hahaha...! Dasar kau, Manusia penakut! Hahaha...! Baiklah, akan aku beritahu siapa aku. Aku adalah harimau putih," jawab Harimau putih itu melalui telepati."Hah?! Harimau Putih?! Bagaimana bisa?! Di mana kau berada?! Jangan bercanda!" Zero terlihat seperti orang yang berbicara sendiri.Namun, tentu saja Vivi mengetahui bahwa Zero tidaklah berbicara sendiri. "Zero, tenangkanlah dirimu.""Bagaimana aku bisa tenang?! Haish! Sebenarnya apa yang terjadi padaku?!" Wajah Zero masih terlihat kebingungan.Kemudian Vivi menjelaskan lagi tentang yang dialaminya setelah menjalin kontrak dengan Tigre. Lalu, setelah Zero mendengarnya dengan jelas, akhirnya ia percaya bahwa saat ini harimau putih telah menyatu dengan pedang aura harimau miliknya."Oh..., jadi begitu. Tapi, siapa namamu?" tanya Zero."Terserah kau saja mau memanggilku apa," jawab Harimau Putih."Hem..., bagaimana kalau aku memberikanmu nama? Tigreal! Yah, Tigreal! Apakah kau suka dengan
Mendengar ucapan Zero, kemudian Vivi langsung meraih tangan Nana. Dan ketika melihatnya, Vivi sempat berpikir sejenak. Setelah beberapa saat kemudian barulah Vivi mulai ingat dengan tanda yang ada pada pergelangan tangan kanan Nana itu.Tanda itu berbentuk seekor kupu-kupu berwarna merah jambu. Tanda kupu-kupu berwarna merah jambu itu adalah tanda sebuah klan yang sangat terkenal di masa lalu. Klan itu bernama klan Kupu-kupu Surga. Klan Kupu-kupu Surga adalah klan yang memiliki sebuah kutukan di setiap anggotanya berupa tanda yang sama seperti milik Nana. Ada desas-desus kalau tanda kutukan itu bisa membuat pemiliknya mengamuk tak terkendali jika sedang ada gerhana, baik itu gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Dan kutukan itu letaknya berbeda-beda di setiap tubuh anggota klan Kupu-kupu Surga. Dan letak kutukan itu menandakan status yang berbeda pula.Ternyata, penyebab Nana menjadi yatim piatu ada kaitannya dengan desas desus itu. Desas desus itulah yang membuat para bandit membur
Vivi langsung berlari dan menggendong Nana lalu memeluknya dengan erat guna menenangkannya. Nana, bocah yang masih berusia dua tahun itu tentu saja akan menangis jika dibentak oleh pria dewasa. Dan lagi, penampilan pria botak itu juga memang tampangnya terlihat sangat sangar."Apakah kau orang tuanya?!" tanya pria botak itu kepada Vivi dengan nada yang tinggi."Iya, tuan. Maafkan Anak ini ya, dia pasti tidak segaja. Aku berjanji akan mengganti makanan yang telah jatuh itu. Biar kami saja yang membayarnya," jawab Vivi dengan sopan."Apa kau yakin akan membayarnya?!" tanya pria botak itu lagi. Tapi kali ini, tatapan matanya memperlihatkan seringai yang memiliki makna tersembunyi."Iya, tuan. Tentu saja aku berjanji akan membayarnya. Bahkan aku juga berjanji akan membayarnya dua kali lipat," jawab Vivi lagi dengan sopan seraya tersenyum.Namun, senyuman Vivi itu malah membuat pria botak itu tertarik dan memiliki pikiran kotor."Hahaha...! Bagus! Oke baiklah, aku ingin kau membayarnya. Ta
Pria yang terkenal dengan julukan si Ahli Pisau itu sepertinya mulai curiga dengan identitas Zero yang sebenarnya setelah ia mengingat desas desus yang saat ini tengah menjadi topik hangat di kalangan para ahli bela diri dan juga di kalangan para bandit. Desas desus itu tak lain adalah tentang Tuan Putri yang menikahi rakyat biasa yang memiliki gaya bertarung menggunakan dua pedang. Ahli Pisau itu akhirnya menyadari bahwa ucapan Martis tentang dirinya yang sebagai menantu Raja tadi adalah benar adanya. Namun sudah terlambat baginya untuk meminta maaf kepada Martis.Pertarungan Zero melawan Ahli Pisau pun akhirnya menjadi cukup sengit. Karena keadaan mulai intens, Vivi akhirnya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar agar segera menjauh dari tempat pertarungan Zero melawan Ahli Pedang ini agar tidak terkena dampaknya. Pasalnya, serangan pedang yang Zero lakukan mengeluarkan aura yang sangat kuat sehingga menghasilkan tekanan kuat di sekitarnya."Kak Zelo hebat, ya Kak?" Dengan polosnya
Setelah memberikan barang-barang milik Zero dan Vivi, anak itu mengucapkan banyak terima kasih namun ia malah langsung berlari meninggalkan Zero dan Vivi.Zero dan Vivi hanya bisa saling pandang lalu sama-sama menghendikkan bahunya karena sama-sama merasa heran dengan tingkah anak laki-laki yang baru saja membantu mereka."Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Kalau begitu, ayo kita lanjutkan perjalanan kita," ujar zero.Tujuan perjalanan Vivi dan Zero adalah menuju Istana Kerajaan Rastel. Tapi sebelum mereka benar-benar tiba di sana, mereka menemukan banyak sekali kejadian-kejadian yang tak terduga. Seperti saat ini saja contohnya. Mereka yang semula hanya pergi berdua, kini ketambahan Nana. Dan lagi, padahal awalnya perjalanan mereka ini akan diiringi oleh para pengawal yang diutus dari kerajaan. Namun semuanya berbeda, tidak sesuai rencana awal.***Dua hari kemudian, pada pagi harinya Zero sengaja mengajak Vivi dan Nana untuk singgah terlebih dahulu di tepi sungai yang terdapat
Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat
Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri
Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m
Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap
Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe
Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga
Setelah Zero membawa Razgor ke istana, dia diserahkan kepada penjaga kerajaan yang akan mengawasinya sementara persiapan pengadilan dilakukan. Ratu Vivi, yang telah diselamatkan oleh tindakan berani Zero, mengucapkan terima kasih kepadanya dan memerintahkan agar pengadilan diadakan secepat mungkin.Pengadilan diadakan di hadapan Ratu Vivi, para pejabat kerajaan, dan warga yang tertarik untuk menyaksikan proses hukum. Razgor dihadapkan dengan tuduhan berencana untuk membunuh Ratu Vivi dan berbagai kejahatan lain yang telah dia lakukan selama masa jabatannya sebagai pemimpin pembunuh bayaran.Selama pengadilan, jaksa menghadirkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan kejahatan Razgor. Sementara itu, Razgor diberi kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan alasannya melakukan tindakan jahat tersebut.Setelah semua bukti dan kesaksian telah disajikan, Ratu Vivi mempertimbangkan seluruh informasi dan memutuskan hukuman yang pantas untuk Razgor. Mengingat kejahatan serius yang telah dia l
Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua
Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng