Setelah menyaksikan kekalahan pemimpin elit mereka akibat jurus "Pemersatu Cahaya dan Kegelapan", reaksi pasukan Raja Kegelapan sangat jelas. Mereka terkejut, ketakutan, dan kehilangan semangat. Kepercayaan mereka pada kemenangan mulai pudar, dan mereka menyadari betapa kuatnya Zero, Tigreal, dan Eldrakon bersama.Pasukan Raja Kegelapan mulai ragu-ragu dalam serangan mereka, dan beberapa bahkan mulai mundur secara perlahan. Melihat kekalahan pemimpin elit mereka, mereka menyadari bahwa mereka mungkin tidak bisa mengalahkan para pembela istana yang gigih dan kuat ini.Ketidakpercayaan dan ketakutan yang menyebar di antara pasukan Raja Kegelapan memberi keuntungan bagi Zero, Tigreal, Eldrakon, dan pasukan istana. Mereka menggunakan momentum ini untuk melancarkan serangan balik yang lebih kuat, memaksa pasukan Raja Kegelapan untuk mundur lebih jauh.Pada akhirnya, pasukan Raja Kegelapan tidak mampu melanjutkan serangan mereka dan terpaksa mundur sepenuhnya, meninggalkan istana dan para p
Raja Kegelapan, dengan hati-hati dan penuh perhatian, mulai menggunakan artefak batu cahaya yang berhasil Thanos dapatkan. Dia menempatkan batu itu di depannya, menatapnya dengan mata yang fokus dan tangan yang lembut namun mantap.Dia mulai mengucapkan mantra kuno, suaranya rendah dan berat, mengisi ruangan dengan getaran energi yang kuat. Cahaya dari batu itu mulai berfluktuasi, berkedip-kedip seiring dengan irama mantra Raja Kegelapan.Perlahan tapi pasti, Raja Kegelapan mulai merasakan kekuatan batu cahaya itu mengalir ke dalam dirinya. Dia bisa merasakan energinya yang kuat dan murni, berbeda dengan kegelapan yang biasa dia rasakan.Dia merasakan kekuatan baru ini, merenungkan bagaimana dia bisa menggunakannya untuk mengalahkan Zero, Tigreal, dan Dan dengan kekuatan ini, dia memiliki peluang lebih baik untuk memenangkan pertempuran berikutnya."Kita akan melihat," katanya lagi, kali ini dengan senyum licik di wajahnya. "Kita akan melihat bagaimana mereka akan menghadapi kekuatan
Sementara Raja Kegelapan merencanakan serangan barunya, Zero juga tidak tinggal diam. Dia tahu bahwa ancaman dari Raja Kegelapan masih ada dan dia harus terus mempersiapkan diri. Dia telah menghabiskan beberapa hari terakhir ini dengan berlatih tanpa henti, memfokuskan diri pada jurus kedelapan dari kitab langka yang dia miliki.Jurus kedelapan ini dikenal sebagai "Gerakan Cahaya yang Menghancurkan Kegelapan". Ini adalah teknik yang sangat kuat dan rumit, membutuhkan konsentrasi dan ketekunan yang besar untuk menguasainya. Namun, Zero tahu bahwa jika dia bisa menguasai jurus ini, dia akan memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan Raja Kegelapan dan pasukannya.Setiap hari, Zero berlatih dari pagi sampai malam, berulang kali melakukan gerakan dan mantra dari jurus kedelapan. Dia merasakan setiap detail dari teknik ini, memahami bagaimana energi cahaya mengalir melalui tubuhnya dan bagaimana dia bisa mengarahkannya untuk menghancurkan kegelapan.Meski proses ini melelahkan dan membutuh
Setelah latih tanding dengan Tigreal, Zero merasa termotivasi untuk terus menguji kekuatan jurus-jurus barunya. Dia kemudian mengajak Eldrakon untuk berlatih tanding."Eldrakon," kata Zero, "Aku baru saja menguasai beberapa jurus baru dan telah mencobanya melawan Tigreal. Aku ingin menguji mereka lebih lanjut. Apakah kamu mau latih tanding denganku?"Eldrakon, yang juga selalu tertarik untuk mengasah keterampilannya dan menghadapi tantangan, menerima ajakan Zero dengan antusias. "Tentu saja, Zero. Aku akan dengan senang hati meladenimu." Mereka berdua menuju ke lapangan latihan, bersiap untuk pertandingan yang menarik. Seperti sebelumnya, Zero menggunakan jurus-jurus barunya saat melawan Eldrakon. Pertandingan berlangsung sengit, dengan kedua pejuang menunjukkan keahlian dan kekuatan mereka. Eldrakon, yang dikenal karena kemampuannya dalam mengendalikan energi elemen api, memberikan tantangan yang berharga bagi Zero.Setelah beberapa putaran pertandingan yang intens, Zero dan Eldrako
Saat Zero melancarkan serangan jurus kesembilannya, "Cahaya yang Membelah Kegelapan", Tigreal dan Eldrakon harus berpikir cepat dan bekerja sama untuk menghadapinya.Tigreal, yang tahu bahwa serangan ini lebih cepat dan tajam daripada sebelumnya, memutuskan untuk menggabungkan pertahanan dan gerakan menghindar. Dia mengangkat "Perisai Singa" untuk melindungi dirinya sekaligus bergerak ke samping, mencoba menghindari serangan jurus kesembilan Zero sebisa mungkin.Sementara itu, Eldrakon, yang mengandalkan kecepatan dan kelincahannya, mempercepat gerakannya dengan "Bayangan Naga". Dia bergerak dengan kecepatan tinggi, mengelak dan memutar tubuhnya untuk menghindari serangan Zero. Eldrakon juga memanfaatkan kemampuannya dalam "Manipulasi Energi" untuk menciptakan semacam perisai energi yang membantu melindungi dirinya dari serangan yang mungkin mengenai tubuhnya.Meskipun mereka berdua berhasil menghindari dan bertahan dari serangan jurus kesembilan Zero, mereka tahu bahwa pertandingan i
Untuk mengungkap kebenaran, Zero memutuskan untuk menyelami lebih dalam Kitab Legendaris, mencari petunjuk atau informasi tersembunyi yang mungkin mengungkapkan keberadaan teknik yang lebih kuat. Dia menghabiskan berjam-jam untuk mempelajari buku itu, menganalisis setiap detail dan mencoba menguraikan pesan tersembunyi.Suatu hari, setelah akhirnya meneliti dan memeriksa halaman-halaman buku, Zero menemukan pola tersembunyi dalam teks. Pola ini tampaknya mengisyaratkan adanya teknik yang lebih kuat, yang hanya bisa dibuka dengan menguasai sepuluh teknik sebelumnya dan menggabungkannya dengan cara yang unik.Gembira dengan penemuan ini, Zero membagikan temuannya dengan Tigreal dan Eldrakon. Mereka berdua tertarik dan mendukung, mendorong Zero untuk melanjutkan penelitiannya dan menjelajahi kemungkinan membuka teknik baru ini.Secara bersama-sama, mereka berkomitmen untuk berlatih lebih keras, mendorong batas mereka dan mengasah keterampilan mereka. Seiring mereka terus menjadi lebih ku
Setelah berhasil menguasai jurus kesebelas dan melatih diri untuk menggunakan tiga pedang sekaligus, Zero menyadari bahwa dia memerlukan pedang ketiga yang hebat untuk melengkapi koleksinya. Dengan tiga pedang yang hebat, kekuatannya pasti akan menjadi lebih besar dan dia akan lebih siap untuk menghadapi Raja Kegelapan.Zero memberitahukan ide dalam rencananya dengan Tigreal dan Eldrakon. Tentu saja mereka berdua sangat setuju dan mendukung ide tersebut. Mereka memutuskan untuk berangkat bersama dalam pencarian pedang ketiga yang legendaris hari itu juga.Di perjalanan, mereka melewati hutan-hutan yang lebat, gunung-gunung yang curam, dan padang gurun yang tak berujung. Mereka juga sempat menghadapi berbagai tantangan dan musuh dalam perjalanan mereka, namun itu hal yang mudah untuk mereka lalui. Mereka sepakat harus segera menemukan pedang ketiga untuk melengkapi kekuatan Zero.Setelah beberapa waktu mencari, mereka akhirnya menemukan petunjuk tentang keberadaan pedang ketiga dari sa
Eldrakon, dengan ekspresi yang terkejut namun penuh pengertian, tiba-tiba berbicara, "Sekarang aku ingat! Kita pernah bertemu di masa lalu, ketika kita masih muda dan sedang belajar seni bertarung. Kita pernah berlatih bersama di bawah bimbingan seorang guru yang bijaksana, yang mengajarkan kita tentang kekuatan persahabatan dan pentingnya bekerja sama."Roh Penjaga Pedang dan Tigreal tercengang mendengar pengakuan Eldrakon, dan mereka mulai mengingat kenangan masa lalu mereka bersama. Mereka ingat bagaimana mereka pernah berjuang bahu membahu, saling melindungi dan mendukung satu sama lain dalam pertempuran.Roh Penjaga Pedang, dengan senyum hangat, berkata, "Kamu benar, Eldrakon. Aku ingat sekarang. Aku pernah menjadi teman dan saudara seperjuangan kalian, sebelum takdir memisahkan kita dan membawa aku ke sini untuk menjaga pedang ketiga. Tapi sekarang kita telah dipertemukan kembali, mungkin kita bisa melanjutkan perjuangan kita bersama."Tigreal mengangguk setuju, "Aku setuju. Kit