Setelah latih tanding dengan Tigreal, Zero merasa termotivasi untuk terus menguji kekuatan jurus-jurus barunya. Dia kemudian mengajak Eldrakon untuk berlatih tanding."Eldrakon," kata Zero, "Aku baru saja menguasai beberapa jurus baru dan telah mencobanya melawan Tigreal. Aku ingin menguji mereka lebih lanjut. Apakah kamu mau latih tanding denganku?"Eldrakon, yang juga selalu tertarik untuk mengasah keterampilannya dan menghadapi tantangan, menerima ajakan Zero dengan antusias. "Tentu saja, Zero. Aku akan dengan senang hati meladenimu." Mereka berdua menuju ke lapangan latihan, bersiap untuk pertandingan yang menarik. Seperti sebelumnya, Zero menggunakan jurus-jurus barunya saat melawan Eldrakon. Pertandingan berlangsung sengit, dengan kedua pejuang menunjukkan keahlian dan kekuatan mereka. Eldrakon, yang dikenal karena kemampuannya dalam mengendalikan energi elemen api, memberikan tantangan yang berharga bagi Zero.Setelah beberapa putaran pertandingan yang intens, Zero dan Eldrako
Saat Zero melancarkan serangan jurus kesembilannya, "Cahaya yang Membelah Kegelapan", Tigreal dan Eldrakon harus berpikir cepat dan bekerja sama untuk menghadapinya.Tigreal, yang tahu bahwa serangan ini lebih cepat dan tajam daripada sebelumnya, memutuskan untuk menggabungkan pertahanan dan gerakan menghindar. Dia mengangkat "Perisai Singa" untuk melindungi dirinya sekaligus bergerak ke samping, mencoba menghindari serangan jurus kesembilan Zero sebisa mungkin.Sementara itu, Eldrakon, yang mengandalkan kecepatan dan kelincahannya, mempercepat gerakannya dengan "Bayangan Naga". Dia bergerak dengan kecepatan tinggi, mengelak dan memutar tubuhnya untuk menghindari serangan Zero. Eldrakon juga memanfaatkan kemampuannya dalam "Manipulasi Energi" untuk menciptakan semacam perisai energi yang membantu melindungi dirinya dari serangan yang mungkin mengenai tubuhnya.Meskipun mereka berdua berhasil menghindari dan bertahan dari serangan jurus kesembilan Zero, mereka tahu bahwa pertandingan i
Untuk mengungkap kebenaran, Zero memutuskan untuk menyelami lebih dalam Kitab Legendaris, mencari petunjuk atau informasi tersembunyi yang mungkin mengungkapkan keberadaan teknik yang lebih kuat. Dia menghabiskan berjam-jam untuk mempelajari buku itu, menganalisis setiap detail dan mencoba menguraikan pesan tersembunyi.Suatu hari, setelah akhirnya meneliti dan memeriksa halaman-halaman buku, Zero menemukan pola tersembunyi dalam teks. Pola ini tampaknya mengisyaratkan adanya teknik yang lebih kuat, yang hanya bisa dibuka dengan menguasai sepuluh teknik sebelumnya dan menggabungkannya dengan cara yang unik.Gembira dengan penemuan ini, Zero membagikan temuannya dengan Tigreal dan Eldrakon. Mereka berdua tertarik dan mendukung, mendorong Zero untuk melanjutkan penelitiannya dan menjelajahi kemungkinan membuka teknik baru ini.Secara bersama-sama, mereka berkomitmen untuk berlatih lebih keras, mendorong batas mereka dan mengasah keterampilan mereka. Seiring mereka terus menjadi lebih ku
Setelah berhasil menguasai jurus kesebelas dan melatih diri untuk menggunakan tiga pedang sekaligus, Zero menyadari bahwa dia memerlukan pedang ketiga yang hebat untuk melengkapi koleksinya. Dengan tiga pedang yang hebat, kekuatannya pasti akan menjadi lebih besar dan dia akan lebih siap untuk menghadapi Raja Kegelapan.Zero memberitahukan ide dalam rencananya dengan Tigreal dan Eldrakon. Tentu saja mereka berdua sangat setuju dan mendukung ide tersebut. Mereka memutuskan untuk berangkat bersama dalam pencarian pedang ketiga yang legendaris hari itu juga.Di perjalanan, mereka melewati hutan-hutan yang lebat, gunung-gunung yang curam, dan padang gurun yang tak berujung. Mereka juga sempat menghadapi berbagai tantangan dan musuh dalam perjalanan mereka, namun itu hal yang mudah untuk mereka lalui. Mereka sepakat harus segera menemukan pedang ketiga untuk melengkapi kekuatan Zero.Setelah beberapa waktu mencari, mereka akhirnya menemukan petunjuk tentang keberadaan pedang ketiga dari sa
Eldrakon, dengan ekspresi yang terkejut namun penuh pengertian, tiba-tiba berbicara, "Sekarang aku ingat! Kita pernah bertemu di masa lalu, ketika kita masih muda dan sedang belajar seni bertarung. Kita pernah berlatih bersama di bawah bimbingan seorang guru yang bijaksana, yang mengajarkan kita tentang kekuatan persahabatan dan pentingnya bekerja sama."Roh Penjaga Pedang dan Tigreal tercengang mendengar pengakuan Eldrakon, dan mereka mulai mengingat kenangan masa lalu mereka bersama. Mereka ingat bagaimana mereka pernah berjuang bahu membahu, saling melindungi dan mendukung satu sama lain dalam pertempuran.Roh Penjaga Pedang, dengan senyum hangat, berkata, "Kamu benar, Eldrakon. Aku ingat sekarang. Aku pernah menjadi teman dan saudara seperjuangan kalian, sebelum takdir memisahkan kita dan membawa aku ke sini untuk menjaga pedang ketiga. Tapi sekarang kita telah dipertemukan kembali, mungkin kita bisa melanjutkan perjuangan kita bersama."Tigreal mengangguk setuju, "Aku setuju. Kit
Ketika Arion menjalin kontrak dan mulai bersemayam di dalam Gleaming Scepter, Zero merasakan perubahan yang mendalam. Dia merasakan semacam getaran yang meluap dari pedang, seolah-olah pedang itu sendiri memiliki denyut nadi. Energi itu hangat dan menghibur, memberinya rasa aman dan keberanian.Dia merasakan kekuatan Arion mengalir melalui pedang, merasuk ke dalam dirinya, membuatnya merasa lebih kuat dan lebih mantap. Dia merasa seolah-olah dia dan pedang itu telah menjadi satu, dan dia bisa merasakan kehadiran Arion di pikirannya, memberinya petunjuk dan dukungan.Zero merasakan kekuatan baru ini dengan penuh kekaguman dan rasa hormat. Dia tahu bahwa ini adalah kekuatan yang luar biasa, dan dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu menggunakan kekuatan ini untuk kebaikan.Kekuatan dari Gleaming Scepter begitu kuat karena beberapa alasan unik yang membuat pedang ini benar-benar legendaris. Pertama, karena asal-usul Mistis. Ternyata Gleaming Scepter dibuat oleh sosok Dew
Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng
Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua