Oh, ini semakin seru! Mari kita lanjutkan ceritanya.Saat mereka sedang beristirahat, tiba-tiba mereka merasakan getaran di tanah. Mereka berdiri, bersiap-siap untuk apa pun yang mungkin datang. Dan kemudian, dari bayangan benteng, muncul sosok yang menakutkan.Dia adalah Zarkon, salah satu komandan paling kuat Thanos. Zarkon dikenal karena kekuatan fisiknya yang luar biasa dan keahliannya dalam menggunakan berbagai senjata. Dia melihat Zero, Nino, dan Vivi dengan tatapan yang menyeramkan dan menantang."Jadi kalian inilah yang telah mengalahkan Garvax," kata Zarkon dengan suara yang dalam dan mengguntur. "Sangat menarik. Tapi sekarang kalian harus menghadapi aku!"Zero, Nino, dan Vivi menatap Zarkon dengan tekad. Mereka tahu bahwa mereka harus menghadapi musuh yang lebih kuat lagi, tapi mereka juga tahu bahwa mereka harus melanjutkan perjuangan mereka."Kami siap menghadapimu, Zarkon," kata Zero dengan tegas. "Kami tidak akan mundur!"Dan dengan itu, pertempuran baru dimulai. Zarkon m
Setelah mengalahkan Zarkon dan mendapatkan sedikit waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri, Zero, Nino, dan Vivi melanjutkan perjalanan mereka. Namun, sebelum mereka bisa mencapai tujuan mereka, mereka harus menghadapi tantangan lain.Tiba-tiba, mereka berada di hadapan labirin batu besar yang tampaknya tak berujung. Labirin ini tampaknya dijaga oleh makhluk misterius yang dikenal sebagai Penjaga Labirin. Penjaga Labirin adalah makhluk yang sangat kuat dan cerdas, dan dia dikenal karena kemampuannya untuk mengubah labirin sesuai keinginannya, membuatnya hampir mustahil untuk dilewati.Zero, Nino, dan Vivi menatap labirin itu dengan penuh tekad. Mereka tahu bahwa mereka harus melewatinya demi melanjutkan perjalanan mereka."Kami harus berhati-hati," kata Zero, memandang labirin itu dengan serius. "Penjaga Labirin dikenal karena kecerdasannya dan kejamnya. Kita harus bekerja sama dan tetap fokus jika kita ingin melewati labirin ini."Mereka memasuki labirin, bergerak dengan hati-ha
Ketika mereka merasakan perubahan di udara, hal yang membuat mereka kaget adalah kehadiran energi magis yang sangat kuat dan gelap. Ini adalah jenis energi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, dan kehadirannya membuat udara di labirin menjadi berat dan menekan.Zero, dengan pengalamannya dalam pertempuran dan kepekaannya terhadap energi, adalah yang pertama kali merasakannya. Dia merasa seperti ada sesuatu yang menyeramkan dan berbahaya yang sedang mendekat, dan dia segera memperingatkan Nino dan Vivi."Nino, Vivi," kata Zero dengan suara tegas, "Ada sesuatu yang tidak beres. Aku merasakan energi yang sangat kuat dan gelap. Kita harus berhati-hati."Nino dan Vivi, meskipun awalnya tidak yakin apa yang dimaksud Zero, segera merasakan perubahan tersebut. Mereka merasa seperti ada sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan yang sedang mendekat selain Morwen. Ternyata, Morwen tidak sendirian saat ingin menghadapi Zero, Nino, dan Vivi. Dia dibantu oleh dua adiknya, yaitu Elara dan Dr
Tigre yang merasa kesal dan akhirnya mengamuk untuk mengalahkan Draken dan Elara. Tigre, yang sejak awal telah berada di sana bersama Tigreal dan Eldrakon, merasa kesal karena hanya menonton aksi mereka berdua. Dia merasa bahwa dia juga harus berperan aktif dalam pertempuran ini. Ketika melihat Draken dan Elara sedang mencoba untuk menyerang Eldrakon dan Tigreal, Tigre merasa bahwa inilah saatnya untuk mengambil tindakan yang tepat.Dengan amarah yang membara, Tigre melompat ke medan pertempuran, matanya bersinar dengan intensitas. "Cukup! Ini saatnya aku menunjukkan kekuatanku!" teriaknya.Tigre, dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, menyerang Draken dan Elara. Dia menghantam mereka dengan cakar dan taringnya yang tajam, menggulingkan mereka ke tanah dengan serangan yang ganas. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Tigre mengeluarkan kekuatan dahsyat yang membuat Draken dan Elara kesulitan untuk melawan.Melihat aksi Tigre yang mengamuk, Zero, Nino, Vivi, Tigreal, dan Eldrak
Tigreal mendengar permohonan Morwen, hanya menatapnya dengan dingin. "Ampun? Setelah semua yang telah kau lakukan?" Tigreal menggeleng, matanya penuh dengan penolakan. "Tidak ada ampun untukmu, Morwen."Dan dengan itu, Tigreal melancarkan serangan terakhirnya. Dia mengayunkan cakarnya dengan kekuatan penuh, menyerang Morwen dan mengakhiri pertempuran.Namun, sebelum serangan terakhirnya mengenai Morwen, Tigreal berhenti sejenak dan melihat ke arah Zero, Nino, dan Vivi. "Ini adalah kemenangan kita semua," katanya, memberi mereka senyum singkat sebelum kembali fokus pada Morwen.Setelah itu, Tigreal melanjutkan serangannya, mengakhiri pertempuran dan mengalahkan Morwen. Saat Morwen jatuh, semua orang bisa merasakan gelombang lega. Mereka telah berhasil, mereka telah mengalahkan musuh mereka dan sekarang mereka bisa melanjutkan perjalanan mereka."Kita harus terus bergerak," kata Zero, melihat ke arah teman-temannya. "Kita masih memiliki banyak hal yang harus kita lakukan." Mereka semua
Setelah serangannya gagal, Zero merasa frustrasi tetapi segera sadar bahwa mereka harus mencoba pendekatan yang berbeda untuk mengalahkan kedua Iblis kecil itu. Dia melihat sekelilingnya, mencari cara untuk menggunakan lingkungan atau keahlian teman-temannya untuk mengatasi kemampuan Iblis kecil tersebut.Zero berkata, "Kita harus menciptakan strategi baru. Mereka terlalu cepat untuk dihadapi dengan serangan langsung."Mendengar kata-kata Zero, Nino dan Vivi, meskipun masih berjuang untuk pulih, mengangguk dan bersiap untuk mendukung teman mereka. Sementara itu, Tigre, Tigreal, dan Eldrakon juga setuju dan bersiap untuk melaksanakan rencana baru yang akan dibuat oleh Zero.Zero memikirkan rencana: "Eldrakon, bisa kah kamu menggunakan nafas api kamu untuk mengelilingi mereka dan membatasi ruang gerak mereka? Tigreal, kamu bisa mengepung mereka dari sisi lain dengan serangan cakar tajammu. Nino, Vivi, dan Tigre, bersiaplah untuk menyerang saat mereka terjebak dan tidak bisa menghindar."
Tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga milik Nino, yang biasanya tampak seperti tato biasa, kini berpendar dengan cahaya biru muda yang misterius. Cahaya itu tampak berdenyut, seolah-olah memiliki detak jantung sendiri, dan semakin lama, semakin terang.Saat cahaya itu menyala, Nino merasa semacam energi mengalir melalui tubuhnya. Dia merasa lebih kuat, lebih segar, dan rasa sakit di lengannya tampak mereda. Dia bisa merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya, seolah-olah dia telah diberi kehidupan baru.Tanda kutukan itu tampaknya merespon bahaya yang dihadapi Nino dan merilis semacam kekuatan pelindung. Mungkin ini adalah kekuatan sejati dari tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kekuatan yang selama ini tersembunyi dan baru muncul saat Nino benar-benar membutuhkannya.Setelah cahaya biru muda muncul di tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga milik Nino, perubahan luar biasa terjadi. Kekuatan baru yang diberikan oleh tanda kutukan itu memberi Nino kepercayaan diri dan kekuatan yang diperlu
Gulungan kuno yang ditemukan Vivi setelah mengalahkan Iblis kecil berisi informasi yang sangat berharga. Ternyata, gulungan itu adalah semacam peta dan legenda yang mengarahkan mereka ke artefak kuno yang sangat kuat.Artefak tersebut, menurut gulungan, dikenal sebagai "Kristal Cahaya Langit". Menurut legenda, kristal ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan menetralkan kekuatan gelap, termasuk Iblis. Artefak ini dikatakan disembunyikan di dalam sebuah kuil kuno yang terletak di puncak gunung tertinggi di Kerajaan Utara, sebuah tempat yang dikenal sebagai "Puncak Langit".Selain itu, gulungan juga berisi serangkaian teka-teki dan petunjuk yang harus mereka pecahkan untuk menemukan dan membuka kuil tersebut. Petunjuk tersebut ditulis dalam bahasa kuno yang sulit dipahami, tetapi Nino dan teman-temannya bertekad untuk memecahkannya dan menemukan Kristal Cahaya Langit.Mereka berharap bahwa dengan menemukan dan menggunakan Kristal Cahaya Langit, mereka dapat melindungi dunia mereka