Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 168_ Racun Kalajengking Hitam

Share

Bab 168_ Racun Kalajengking Hitam

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-17 16:51:52

Ji Feng bergerak secepat mungkin begitu dia berhasil melesatkan dua anak panah hingga mengenai sasarannya. Air mata membasahi wajahnya ketika mengingat bagaimana penyiksaan yang dilakukan oleh Huang Fu dan kawanannya.

Benar. Orang yang membunuh Feng Nian dan Ren He tidak lain adalah Ji Feng. Dia yang memiliki ilmu meringankan tubuh terbaik memang ditugaskan oleh Xiu Zhangjian untuk mengawasi perpindahan sekte-sekte kecil yang akan bergabung dengan Sekte Harimau Putih.

Jika saja bukan Huang Fu yang mereka temui, tentu saja Ji Feng akan turun dan membantunya. Walau tidak bisa memenangkan pertempuran, setidaknya dia bisa membawa Feng Nian dan Ren He kabur bersamanya.

Di tempat lain, Huang Fu dan orang-orang Aliansi Gongliao kembali ke tempat di mana kuda mereka ditambatkan. Setelah Xun Qiu mengingatkannya, Huang Fu baru ingat jika dadanya juga terluka.

"Ketua, obati dulu lukamu baru kita lanjutkan perjalanan."

Huang Fu mengangguk dan menerima botol obat yang Xun Qiu berikan. Setelah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 169_ Ketika Penyiksa Tersiksa

    Huang Fu sebagai orang yang berteman dengan ahli racun tentu saja mengetahui apa itu racun kalajengking hitam. Racun tersebut akan menyiksa korbannya ketika malam tiba hingga pagi menjelang. Namun, jika manusia biasa yang terkena, maka dia akan mati bahkan sebelum matahari tenggelam. "Apa anda memiliki penawarnya?" tanya Xun Qiu. Dia juga mengerti tentang racun kalajengking hitam. Berbeda dengan Huang Fu yang belum pernah merasakannya, Xun Qiu sudah pernah terkena racun kalajengking hitam yang membuatnya tahu bagaimana mengerikannya racun tersebut. Sang tabib menggeleng pelan. "Sayang sekali, tidak Tuan." "Tabib Yao, walau kau tidak memilikinya, setidaknya kau tahu bagaimana membuatnya 'kan?" Tabib Yao mengangguk. "Kami bisa membuatnya. Namun, ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama." Xun Qiu menoleh ke arah Huang Fu dengan wajah cemas. Tabib Yao kemudian mengelus janggutnya yang memutih seolah sedang mengingat sesuatu. "Aku lupa jika penawarnya harus menggunakan cula badak. K

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 170_ Penawar Palsu

    Begitu Huang Fu menghabiskan obatnya, Tabib Yao keluar karena harus menyiapkan obat lainnya. Tanpa curiga sedikit pun, Xun Qiu mengangguk mengizinkan sementara Huang Fu sudah bisa beristirahat. Dengan langkah tenang untuk menghindari kecurigaan, Tabib Yao masuk ke ruang pribadinya, tempat dia biasa meramu obat-obatan untuk pasiennya. Aroma herbal yang pekat tercium dalam ruangan tersebut. Tabib Yao setelah masuk dan menutup pintunya rapat, kemudian menguncinya seolah takut ada yang tiba-tiba masuk. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah rak yang menempel di dinding. Rak tersebut berisi laci-laci kecil berisi ramuan herbal yang telah dikeringkan. Di setiap laci, terdapat nama-nama herbal yang tersimpan di dalamnya.Tabib Yao mendatangi lemari tersebut. Bukannya, menarik, Tabib Yao malah mendorong salah satu laci yang menyebabkan lemari tersebut mundur. Terlihat sebuah lorong yang cukup gelap. Tabib Yao melangkah masuk ke dalam lorong tersebut dan menyalakan sebuah obor sebagai pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 171_ Aliansi Naga Suci 

    Semakin hari Sekte Harimau Putih semakin ramai. Hal itu disebabkan karena banyak sekte yang menerima tawaran mereka untuk bergabung dan melawan Aliansi Gongliao. Masalah lain mulai timbul karena pasokan makanan yang menipis akibat sedikitnya bekal yang mereka bawa. Saat inilah Xiang Shashuang menggunakan pengaruhnya sebagai seorang putri. Dia yang dikenali oleh beberapa bangsawan dan pedagang yang pernah mendapat ampunan dari kaisar terdahulu membuat orang-orang tersebut bersedia mengulurkan tangan dan memberikan bantuan. Bahkan, mereka juga mengumpulkan orang-orang yang dulu mendapat kemurahan hati dari sang kaisar terdahulu."Shuang'er, jika bukan karenamu, mungkin kita saat ini mendapat masalah yang sulit untuk dihadapi."Mendapat pujian dari Xiu Zhangjian, wajah Xiang Shashuang menjadi merah seperti buah persik yang matang. "Kakak Jian, aku hanya melakukan apa yang aku bisa." Xiang Shashuang tertunduk malu sambil menutup mulutnya dengan satu tangan.Xiu Zhangjian tersenyum tipis

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 172_ Cairan Pendeteksi Racun

    Walau terlihat tenang di permukaan, Huang Fu menyimpan kecemasan yang tidak sedikit sebab dia tahu jika saat ini pihak Sekte Harimau Putih sedang menyiapkan sebuah rencana besar untuk menggulingkan tahtanya. Oleh karena itu, walau Tabib Yao memintanya untuk tetap beristirahat dengan tenang, Huang Fu tetap menyibukan diri dengan banyak hal."Yang Mulia, anda harus istirahat."Huang Fu masih sibuk dengan kuas dan perkamennya. Tanpa menoleh sedikit pun, lelaki itu berkata, "Tidak perlu khawatir. Seharusnya aku sudah hampir sembuh.""Tapi, Yang Mulia, walau saya meminta anda untuk istirahat selama tujuh hari, itu hanya perkiraan saya saja."Huang Fu mendengkus kesal. Dia meletakan kembali kuas di tangannya ke bak tinta di sudut meja. "Kau memang tabibku, tetapi kau tidak berhak melarangku untuk melakukan tugas seorang kaisar."Dengan tatapan mengintimidasi, Huang Fu bangkit dan menghampiri Tabib Yao. "Atau jangan-jangan Tabib Yao telah melakukan sesuatu?"Tabib Yao menggeleng kuat. "Apa y

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 173_ Sabotase Informasi 

    Brak! Xiao He tidak bisa menahan tangannya untuk menggebrak meja karena marah, membuat beberapa orang di ruangan tersebut berjingkat karena terkejut. Namun, di tengah keterkejutan mereka, ada salah satu tetua yang mengangkat tangannya. Xun Qiu menunjuk pria tersebut dan memintanya berbicara."Terima kasih, Ketua Xun." Pria tersebut berdiri dan menghadap Huang Fu. "Hamba memiliki penawar racun kalajengking hitam. Izinkan hamba mengambilnya." "Ambilah, aku menunggunya di sini."Pria tersebut mengangguk dan segera keluar dari ruangan. Huang Fu merasa sedikit lega karena dia tidak perlu menunggu sampai di ibukota untuk mendapat penawar racun. "Baklah, kita lanjutkan sekarang." Huang Fu mengambil peta yang tergulung di atas meja dan membukanya. Dia menunjuk beberapa titik dalam peta tersebut dan meletakan beberapa bidak. "Kita tarik pasukan perbatasan ke ibukota, bangun kemah di luar tembok ibukota untuk menampung semuanya. Sekte-sekte yang masih berada dalam naungan kita, apakah sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 174_ Kehangatan Menjelang Perang

    Dengan menggunakan kereta kuda terbaik yang ditarik oleh tiga ekor kuda fergana, Huang Fu kembali ke Kota Yan Bian bersama orang-orang dari Aliansi Gongliao. Rombongan tersebut akhirnya tiba di istana Tian Shang ketika hari sudah hampir pagi. Begitu tiba di istana Tian Shang, Huang Fu dibawa ke paviliun pribadinya sementara balai pengobatan istana sibuk membuat pil penawar racun kalajengking hitam.Permaisuri Xu saat mendengar suaminya terkena racun ganas menjadi begitu gelisah. Dia bahkan tidak mau istirahat di kediaman permaisuri dan memilih menemani Huang Fu yang masih merintih kesakitan.Melihat suaminya begitu lemah, Permaisuri Xu tak bisa menahan air matanya. "Yang Mulia ... bertahanlah."Permaisuri menggenggam erat tangan Huang Fu, dengan penuh kasih. Wanita itu mendekap lengan suaminya dan terus menciuminya. "Permaisuri ...." Huang Fu berkata dengan suara yang sangat pelan. Sepertinya penawar yang dia minum sebelum perjalanan pulang tidak berpengaruh terlalu banyak sehingga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 175_ Terowongan Rahasia

    Lima hari dari yang Xiu Zhanjian katakan telah berlalu. Hari ini, sebelum matahari terbit, ribuan orang bergerak meninggalkan markas Aliansi Naga Suci yang berada di tengah hutan terlarang. Mereka semua adalah anggota Aliansi Naga Suci yang siap menggempur Aliansi Gongliao di kota Yan Bian. Dari sekian ribu orang, ada satu kesamaan dalam rombongan tersebut, yaitu mereka sama-sama menggunakan pakaian putih. Kecuali Xiu Zhangjian yang masih setia dengan jubah hitam kesayangannya.Dari ribuan anggota Aliansi Naga Suci, mereka dipecah menjadi tujuh kelompok yang akan bergerak sesuai rencana yang mereka sepakati. Xiu Zhangjian yang berada di tengah rombongan, ditemani oleh Guan Shi dan Ji Feng, sedangkan Feng Yin duduk di sebuah kereta yang sudah dipersiapkan. Beberapa saat kemudian rombongan berhenti pada jarak lima li dari ibukota Yan Bian. Para anggota Aliansi Naga Suci dengan sigap mendirikan tenda mereka. Dari ribuan tenda kecil yang berdiri, ada beberapa tenda yang lebih besar dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 176_ Mengagumi Pengkhianat

    "Feng, kau terlihat begitu lusuh dan kumal. Ini membuatku sangat cemas," ucap Yuan Shi sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya."Jangan berlebihan. Berani kotor demi kebenaran itu baik.""Tidak, aku hanya khawatir, dengan penampilan seperti ini, apa mungkin akan ada wanita yang menyukaimu?"Plak!Sebuah tepukan keras mendarat di bahu Yuan Shi. "Kau begitu jahat! Bertahun-tahun tidak bertemu kau masih sama seperti yang dulu. Banyak bicara dan nakal!"Tawa Yuan Shi menggema. Sudah begitu lama sejak terakhir kali orang mengatakan dirinya banyak bicara dan nakal. Yuan Shi berhenti dan berbalik, menunjuk orang-orang yang dia bawa. "Aku sudah membawa bantuan, aku juga membawakan stok makanan.""Salam, Tetua Ji."Ji Feng mengangguk. "Terima Kasih."Melihat belasan orang yang Yuan Shi bawa, Ji Feng tersenyum tipis. Mereka adalah orang-orang dari Sekte Harimau Putih yang selama ini menjadi duri dalam pemerintahan Huang Fu. Walau mereka terlihat hidup berkecukupan bahkan tergolon

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status