Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 154_ Keputusan Besar

Share

Bab 154_ Keputusan Besar

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2022-09-09 18:42:17

Malam sebelum pertemuan berlangsung, Xiao He sedang berada di sektenya setelah ikut mengatur strategi penjebakan yang ditujukan pada Xiu Zhangjian.

Saat itu, Xiao He berada di ruang pribadinya sebelum seseorang mengetuknya dari luar. Mendengar ketukan tersebut, Xiao He meletakan gulungan yang sedang dia baca dan berjalan menuju pintu ruangannya.

Sebelum membuka pintu, Xiao He mengintip melalui celah kecil di pintu tersebut untuk mengetahui siapa yang datang menemuinya di hari yang hampir pagi ini. Ternyata, yang datang adalah anggota sektenya sendiri.

Xiao He membuka pintu dan bertanya dengan wajah penasaran. "Ada apa?"

"Ketua, Yang Mulia Kaisar mengirim perintah agar anda menghadapnya sekarang juga."

Xiao He berkerut kening. Jika Huang Fu memanggil mereka di waktu yang seperti ini, seharusnya ada hal penting yang akan dia bicarakan.

"Apa ada kabar dari Song Fu?"

Pria di hadapan Xiao He menggeleng pelan. "Maaf Ketua, belum ada laporan yang datang dari Ketua Song."

Xiao He mengangg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 155_ Persiapan Perang

    Semerbak harum teh melati menguar memenuhi ruangan. Dengan cangkir yang dibuat dari bahan berkualitas tinggi, Huang Fu menikmati tehnya dengan perlahan. Sesekali pria tersebut mendesah pelan selepas menyeruput tehnya yang masih panas. Xiao He dan Xun Qiu kembali dibuat heran karenanya. Pertama, sejak kapan Huang Fu menjadi orang yang melankolis? Kedua, kenapa dia malah memilih teh melati, bukan arak atau teh krisantimum? Ketiga, sejak kapan Huang Fu menjadi orang yang menikmati cita rasa teh yang menurut mereka hambar? Namun, pemikiran-pemikiran itu hanya ada dalam kepala mereka saja. Mereka sama sekali tak ingin merusak waktu tenang ini. Ketika Huang Fu baru saja menyelesaikan cangkir pertamanya, Kasim Bao datang dan mengatakan jika kabinet sudah siap untuk mengadakan pertemuan. Huang Fu mengangguk dan meletakan cangkirnya ke atas meja. "Kita berangkat sekarang." Xun Qiu dan Xiao He mengangguk dan meletakan cangkir mereka. Ketiganya berjalan beriringan menuju aula utama istana T

    Last Updated : 2022-09-10
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 156_ Berbeda

    Pertemuan berjalan dengan lancar. Banyak menteri yang tidak menyangka dengan pergerakan besar yang akan dilakukan oleh Huang Fu. Selama ini, Huang Fu selalu bergerak dengan Aliansi Gongliao tanpa mengikutsertakan pemerintahan saat menundukan suatu wilayah. Selain mengeluarkan lebih sedikit biaya, Huang Fu juga bisa mengurangi jumlah korban yang gugur ketika dia menggerakan Aliansi Gongliao. Selepas pertemuan, Huang Fu menyerahkan segel kekaisaran kepada istrinya. Segel tersebut haruslah ada ketika seseorang menjalankan roda pemerintahan menggantikan kaisar yang sedang bertahta. Permaisuri Xu tidak menyangka jika kepercayaan Huang Fu pada dirinya setinggi ini. Awalnya dia berpikir jika segel tersebut akan dipegang oleh salah satu dari petinggi aliansi. "Terima kasih, Yang Mulia. Hamba akan menjaganya dengan nyawa hamba sendiri."Permaisuri Xu menerima sebuah segel yang terbuat dari giok berwarna kuning. Huang Fu juga memberikan sebuah kotak kayu yang terlihat begitu indah."Ini ada

    Last Updated : 2022-09-11
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 157_ Terhalang Pakaian Tipis

    Semilir angin di pagi hari menyapu wajah Xiu Zhangjian. Pemuda yang tengah terlelap dalam tidurnya mulai terusik. Perlahan, dia mengerjapkan matanya."Uh ...." Xiu Zhangjian melenguh pelan ketika merasa perutnya sedikit perih. Apakah ini efek karena arak beracun itu? Tak ingin ambil pusing, Xiu Zhangjian berhenti berpikir dan menyibak selimut yang menutupi tubuhnya."Sudah pagi."Sudut bibir pemuda itu terangkat. Ini adalah kali pertama semenjak beberapa tahun terakhir dirinya istirahat senyenyak itu. "Sepertinya aku terlalu banyak minum obat." Kekeh Xiu Zhangjian ketika menyadari pakaiannya sudah diganti. Jika ini adalah waktu biasa, sebelum orang itu menyentuh tubuhnya, sudah bisa dipastikan dia akan terbangun.Ketika Xiu Zhangjian hendak bangkit, pintu tiba-tiba terbuka. Muncul Mei Shi Lan dari baliknya dengan tangan yang membawa mangkuk kecil."Jangan banyak bergerak!" "Nenek?"Jika sudah ada wanita itu di sini, maka niatannya untuk menyelinap kabur tidak akan terwujud dalam wa

    Last Updated : 2022-09-12
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 158_ Leher yang Berasap

    Tubuh Xin Liang bergetar hebat ketika aura pembunuh menggelegak dari tubuh Huang Fu. Dia yakin, dengan aura pembunuh sepekat ini, sudah terlalu banyak jiwa yang melayang karenanya. Tak mendapat jawaban apa pun dari Xin Liang, Huang Fu mencondongkan tubuhnya hingga jarak antara wajah keduanya hanya tersisa sejengkal saja. Embusan napas Xin Liang yang memburu bisa dia rasakan dengan jelas. "Jawab!"Wajah Huang Fu mulai memerah karena amarah yang memuncak. Xin Liang hanya bisa menelan ludah dengan kasar, tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada dirinya beberapa waktu ke depan. Namun, setakut apa pun dia pada Huang Fu, masih ada garis leluhur Sekte Pedang Kembar di tubuh Xin Liang. Ketika dia sudah memilih, maka walau nyawa melayang dia tidak akan berubah pilihan. Xin Liang memalingkan wajahnya, memandang wajah para tetuanya sejenak, saat itu juga dia seperti mendapat kekuatan baru karena tak ada ketakutan yang terpancar dari wajah orang-orangnya. Mengingat beberapa waktu lalu dia

    Last Updated : 2022-09-12
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 159_ Formasi Pedang Pemenggal 

    Dengan menggunakan seluruh tenaganya, Xin Liang berusaha bangkit untuk menyelamatkan anggotanya."Ji-jika aku ha-harus mati hari ini, aku tidak akan me-menyesal!""Jika kau harus mati, maka kau tidak akan mati sendirian!" Seorang tetua yang berlutut tak tahan lagi melihat kekejaman Huang Fu. Dia segera bangkit dan menarik dua pedang pendek yang terselip di pinggangnya. Orang-orang di sekitarnya melakukan hal yang sama. Mereka menarik pedang pendek di pinggang masing-masing dan menyerang Huang Fu bersama-sama.Di sisi lain, Xin Liang juga mengabaikan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Walau tangan kirinya mulai mati rasa dan tak lagi mampu digerakan, walau rasa sakit menyerangnya dengan ganas ketika dia menarik napas, dengan semua yang terjadi di depan matanya barusan, adrenalinnya meningkat hingga di titik ekstrem yang membuat beban di pundaknya terangkat sepenuhnya.Melihat tikus-tikus itu menyerangnya bersamaan, Huang Fu tertawa keras. Tangan kanannya mengeras hingga terdengar suara

    Last Updated : 2022-09-12
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 160_ Ketika Pedang Hancur

    Awalnya Xun Qiu kesulitan menghadapi Tetua Bai yang mengamuk. Namun, dalam beberapa tarikan napas, wajahnya sudah dihiasi dengan senyum kemenangan seolah telah melihat Tetua Bai menjadi mayat.Boom!Setelah beberapa puluh gerakan berlalu, akhirnya Xun Qiu berhasil mendaratkan sebuah pukulan ke perut Tetua Bai. Tetua Bai mundur beberapa langkah sebelum bertekuk lutut. Rasa sakit yang menyerang tubuhnya membuat kedua kakinya tak mampu berdiri untuk beberapa saat. Jika saja tak ada dua pedang dalam genggamannya, Tetua Bai yakin jika dia tak sekadar berlutut, melainkan tersungkur dengan kondisi yang menyedihkan.Sebuah cairan yang terasa manis mulai memenuhi tenggorokan Tetua Bai seolah didorong dari perut oleh tenaga yang tak terlihat. Lelaki itu berusaha menelannya sebisa mungkin. Namun, seberapa keras pun Tetua Bai berusaha, cairan tersebut seperti tak ada habisnya hingga yang terjadi selanjutnya adalah ..."Urh!"Darah segar yang disertai gumpalan daging menyembur dari mulut Tetua B

    Last Updated : 2022-09-12
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 161_ Kisah Sebelum Pertumpahan Darah

    Beberapa orang pria paruh baya yang sedang mengintai Sekte Pedang Kembar menitikkan air mata ketika melihat Xun Qiu melakukan pembantaian dengan brutal. Mereka tidak menyangka, hingga akhir hidup, kawan-kawannya berjuang demi kebenaran. "Kalian sudah melihat bagaimana perjuangan orang-orang itu. Jika kalian tidak bekerja keras setelah ini, maka kematian mereka menjadi sia-sia." Yang berkata demikian adalah seorang pria berusia tiga puluhan tahun yang merupakan salah satu tetua Sekte Harimau Putih. Namanya adalah Ji Feng yang berarti angin kencang. Seperti namanya, Ji Feng mempelajari sebuah teknik meringankan tubuh yang mampu membuatnya bergerak secepat angin. Jika Xiu Zhangjian tidak dilahirkan sebagai seorang pewaris, maka teknik meringankan tubuhnya bukanlah tandingan Ji Feng. Beberapa orang yang berada di dekat Ji Feng mengangguk dengan air mata masih menetes. Mereka bukanlah wanita yang mengungkapkan emosinya dengan air mata, tetapi mereka merasa kali ini tidak ada hal yang

    Last Updated : 2022-09-13
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 162_ Pengorbanan

    Sontak saja ucapan Ji Feng bagai sebuah belati yang menghujam hati masing-masing orang yang mendengarnya. Bahkan, orang-orang dari Sekte Harimau Putih tidak menyangka jika Ji Feng akan sekasar itu. "Kalian bisa hidup dengan nyaman setelah bersama-sama menggulingkan kekuasaan Aliansi Gongliao. Aku tidak mau menjanjikan terlalu banyak hal untuk saat ini. Yang jelas, ini adalah jalan yang sudah ketua siapkan untuk kalian."Melihat keraguan di wajah masing-masing tetuanya, Xin Liang kemudian angkat bicara. "Kalian ikutilah jalan yang sudah disiapkan sang pewaris. Aku yakin inilah yang terbaik untuk kita saat ini. Jika kita melewatkan kesempatan ini begitu saja, aku khawatir jika di masa depan kita harus berhadapan dengan sang pewaris.""Terima kasih karena telah berpikir demikian, Ketua Xin. Sekarang, aku berikan waktu satu dupa untuk kalian bersiap karena kita harus segera pergi. Huang Fu pasti akan sampai dalam dua dupa. Aku tidak ingin berhadapan dengannya untuk saat ini."Walau teras

    Last Updated : 2022-09-13

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status