Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 122_ Kue dan Piring Kosong

Share

Bab 122_ Kue dan Piring Kosong

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-27 13:48:01
Markas Sekte Harimau putih yang baru tidak seluas markas yang lama karena kekurangan tenaga saat membangunnya. Namun, ketika sekte aliran putih lainnya bergabung bersama mereka, selain kekurangan tempat untuk beristirahat, mereka juga memiliki lebih banyak tenaga dari sebelumnya.

Dengan menggunakan Tarian Naga Gila, Xiu Zhangjian menumbangkan pohon-pohon di sekitar markas. Ketika proses ini terjadi, pemuda itu tidak ingin ada yang mendekatinya karena terlalu berbahaya.

Sekitar satu dupa kemudian, Xiu Zhangjiam sudah berhasil meratakan tempat yang cukup luas bahkan dua kali lebih luas dari markas yang sudah dibangun.

Xiu Zhangjian mengajak seluruh anggotanya melakukan pembangunan secepat kilat karena tinggal dua hari sebelum tamu-tamunya datang.

Dari batang kayu yang berserakan, anggota Sekte Harimau Putih mengubahnya menjadi lembaran-lembaran papan dan beberapa macam lainnya untuk membuat atap dan pintu.

Sebagian besar anggota sekte yang pernah menjadi budak, melakukan tugas lama
Khoirul N.

Jangan lupa berikan batu giok kalian untuk mendukung cerita ini ya~ VOTE, VOTE, VOTE thanks :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 123_ Keluarga Baru 

    Huang Fu merasa tercerahkan seketika begitu mendengar penjelasan Hong Xie Zi. Tidak heran jika orang-orang menyebutnya sebagai yang tercerdas di antara petinggi Aliansi Gongliao. Kaisar tanah Quzhou itu memikirkan sebuah ide yang menurutnya terbaik. "Jadi ... kita akan memecahkan piring kosong itu?" Hong Xie Zi tertawa pelan. "Memecahkan piring ini begitu mudah, tetapi tidak membuat mereka putus asa. Tidak ada piring, daun pun jadi."Entah kenapa Huang Fu merasa jika dirinya tiba-tiba menjadi bodoh. Padahal, biasanya apa yang ada dalam pikiran Hong Xie Zi masuk ke dalam perhitungannya juga. "Lalu?"Hong Xie Zi memindahkan kue dalam genggamannya ke atas piring. "Jika aku anak kecil, apa yang harus Ketua lakukan untuk membuatku menangis?""Aku akan menjatuhkannya."Hong Xie Zi menggeleng pelan. "Anak itu tidak akan menangis selama dia masih bisa memungutnya." Lelaki itu kemudian menarik piring tersebut ke pangkuannya dan memasukan satu per satu kue itu ke mulutnya."Begitu rupanya. Ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 124_ Pengkhianatan Keluarga

    Ketika malam tiba, Liu Chong yang baru saja sampai ke sektenya dikejutkan dengan kemunculan seorang petinggi Aliansi Gongliao. Firasat lelaki itu menjadi buruk ketika melihat senyuman jahat utusan tersebut."Ketua Liu, Yang Mulia Kaisar mengutusku untuk menjemput anda." "Apa ada sesuatu?" tanyanya meminta kejelasan."Anda tidak perlu banyak bertanya saat ini, Ketua Liu. Kaisar Huang sudah menunggu anda sejak tadi."Liu Chong hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar ketika melihat utusan tersebut berjalan melewatinya. Ketika berjalan memasuki markas sekte, dia kembali dikejutkan oleh kondisi sektenya. Para tetua dan anggota inti yang diikat dan dikumpulkan di lapangan utama, sementara murid junior lainnya dikurung dalam ruangan. 'Gawat!' Liu Chong langsung berbalik dan mengejar utusan tersebut. Dengan menggunakan kuda tercepat yang dia punya, Liu Chong pergi meninggalkan markas Sekte Sembilan Pedang.Ketika dini hari mulai berlalu, utusan yang dikirim oleh Kasim Bao datang bersama L

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 125_ Lembah Hitam

    Liu Chong hanya bisa pasrah ketika orang yang usianya sama dengan putranya memaksa dirinya untuk menjadi penunjuk jalan. Selain karena takut dengan Aliansi Gongliao itu sendiri, dia juga tidak bisa menganggap remeh pemuda itu.Di antara semua petinggi aliansi, tidak bisa dipungkiri jika Hong Xie Zi-lah yang paling mengerikan baginya. Racun-racun yang digunakan oleh pria itu juga sektenya bisa menyiksa makhluk hidup dengan sangat keji hingga mereka merasa kematian adalah pilihan terbaik. Dengan menggunakan kuda terbaik yang berada di istal ibukota, Hong Xie Zi dan orang-orangnya membawa Liu Chong bertolak ke markas Sekte Kalajengking Merah. Dalam perjalanan tersebut, Liu Chong terus berdoa semoga tidak ada hal buruk yang akan menimpanya. Biar bagaimanapun, dia masih ingin hidup.Sementara itu dalam hatinya, Xie Zi merasa terlalu senang karena bisa membuat salah satu ketua sekte yang pernah jaya pada masanya merasa ketakutan dan begitu terintimidasi, hingga tidak berani untuk melawan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 126_ Racun Keji

    Setelah persiapan pertempuran besar di Boushan belasan tahun lalu, Sekte Kalajengking Merah tidak pernah seramai ini lagi. Mungkin, saat ini menggambarkan Sekte Kalajengking Merah pada saat-saat tersebut, detik-detik Aliansi Gongliao menguasai wilayah Quzhou.Pada saat ini, para anggota Sekte Kalajengking Merah sibuk menyiapkan racun-racun mereka. Mulai dari Tanaman beracun, hewan berbisa, dan senjata-senjata rahasia.Kemampuan dari orang-orang tersebut begitu beragam. Mengendalikan hewan beracun, mengolah tanaman dan hewan menjadi racun, ahli jebakan, hampir semua hal yang berkaitan dengan racum mereka kuasai.Hong Xie Zi melihat para anggotanya dengan teliti, mengawasi satu per satu tugas yang mereka kerjakan untuk mengantisipasi kecelakaan yang merugikan banyak orang.Walau mereka adalah orang-orang dari sekte yang mengolah seni racun, tetapi tubuh mereka sama seperti pendekar biasa, hanya sedikit lebih tahan pada racun-racun tingkat menengah ke bawah saja. Namun, itu semua tidak c

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 127_ Serangan Mengejutkan

    Ketika para anggota Sekte Kalajengking Merah meninggalkan markas, matahari sudah berada di sisi barat sehingga dalam waktu satu dupa, mereka sudah berjalan dalam gelapnya malam. Jika dari Sekte Kalajengking Merah, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Sekte Harimau Putih hanya sekitar enam dupa. Ya! Sebenarnya Lembah Hitam dan hutan larangan berada di wilayah yang sama tetapi tetap terpisahkan satu sama lain. Walau mereka tinggal di Lembah Hitam, mereka tidak menginjakan kaki di wilayah hutan larangan karena beberapa alasan. Wajah-wajah anggota Sekte Kalajengking merah berseri-seri. Mereka tampak percaya diri bahwa malam ini akan memenangkan pertempuran melawan sekte yang kini menjadi musuh besar Aliansi Gongliao itu. Kepercayaan diri tersebut timbul setelah Hong Xie Zi membagikan banyak senjata untuk anggotanya. Di samping itu, mereka juga mengetahui jika terdapat lapisan racun api es di senjata yang dibagikan. "Aku yakin mereka akan mati dengan mengenaskan." "Benar. Bagaim

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 128_ Saat Dedaunan Gugur

    Dengan cepat Hong Xie Zi mengambil senjata rahasia yang terselip di pinggang dan melemparkannya. Dia sungguh bernafsu untuk membunuh Xiu Zhangjian. Hanya dalam beberapa kedipan mata, belasan jarum melesat cepat ke arah Xiu Zhangjian. Dengan menggunakan tenaga dalamnya, Xiu Zhangjian mengibaskan tangan yang membuat jarum-jarum itu melesat ke segala arah. 'Sial! Kalau seperti ini terus, bisa-bisa tempat ini menjadi ladang ranjau!' Pikiran Xiu Zhangjian berkecamuk ketika melihat jarum-jarum beracun yang tersebar ke segala arah. Dia semakin khawatir ketika melihat sebuah pohon yang masih kecil langsung mati ketika ada jarum yang menancap di batangnya. Jika hal ini terus berlanjut, maka tumbuhan akan mati dan jarum yang tertinggal bisa berpotensi melukai seseorang. 'Sepertinya tidak ada jalan lain.' Xiu Zhangjian menggantung pedangnya di punggung dan menangkap satu per satu jarum yang dilemparkan oleh Hong Xie Zi. Dengan tenaga dalamnya yang luar biasa, jarum setipis rambut yang berge

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 129_ Kepala yang Tergantung

    Tangisan Xiu Zhangjian pecah ketika Yang Wuyang mengembuskan napas terakhirnya. Walau mereka menjalin hubungan keluarga belum lama, tetapi Xiu Zhangjian menghormati Yang Wuyang seperti dia menghormati pamannya sendiri.Orang-orang yang dulunya anggota Sekte Matahari Barat berlari mendekati Xiu Zhangjian. Namun, di tengah isakannya, pemuda itu melarang siapa pun mendekatinya."Berhenti!" Mendengar teriakan Xiu Zhangjian, tidak ada satu pun yang berani maju."Ada banyak jarum beracun di sekitar sini."Setelah berkata demikian, Xiu Zhangjian membopong tubuh Yang Wuyang dan membawanya ke dalam sekte. Orang-orang mengikuti Xiu Zhangjian di belakangnya. Beberapa orang anggota Sekte Harimau Putih terlihat berlinangan air mata.Ketika Xiu Zhangjian tiba di aula, sudah ada Feng Yin yang menunggunya dengan wajah cemas. "Ketua!" Tubuh Yang Wuyang diletakan di sebuah kursi panjang yang ada di aula. Xiu Zhangjian berlutut di depan jasad Yang Wuyang dan bersujud sebanyak tiga kali. "Tetua Yang,

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-31
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 130_ Pengkhianat Palsu

    Di belakang benteng Sekte Harimau Putih, tempat yang sebenarnya disiapkan Xiu Zhangjian untuk membuat sebuah Paviliun mendadak menjadi tempat pemakaman. Sebagian besar orang sudah berkumpul di tempat itu dan hampir semuanya menggunakan jubah hitam.Begitu sampai di sektenya, Xiu Zhangjian mendapati ada puluhan liang lahat yang sudah digali. Peti mati berjejeran di samping masing-masing lubang. Feng Yin mendekati Xiu Zhangjian untuk memintanya agar memimpin pemakaman. Pemakaman berjalan khidmat. Tidak ada lagi air mata yang menggenangi wajah mereka. Begitu pemakaman selesai, Xiu Zhangjian meminta para tetua untuk berkumpul.Liu Chong yang mengalami luka ringan akibat dihempaskan Hong Xie Zi hingga membentur pohon, kini ikut dalam rapat tersebut. Walau sebelumnya dia terlihat memihak pada Aliansi Gongliao, ternyata hal itu hanyalah bagian dari siasat berperang.Xiu Zhangjian, dari tempatnya duduk menatap Liu Chong dengan senyum syukur."Ketua Liu, terima kasih. Rencana ini tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-31

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status