Di belakang benteng Sekte Harimau Putih, tempat yang sebenarnya disiapkan Xiu Zhangjian untuk membuat sebuah Paviliun mendadak menjadi tempat pemakaman. Sebagian besar orang sudah berkumpul di tempat itu dan hampir semuanya menggunakan jubah hitam.Begitu sampai di sektenya, Xiu Zhangjian mendapati ada puluhan liang lahat yang sudah digali. Peti mati berjejeran di samping masing-masing lubang. Feng Yin mendekati Xiu Zhangjian untuk memintanya agar memimpin pemakaman. Pemakaman berjalan khidmat. Tidak ada lagi air mata yang menggenangi wajah mereka. Begitu pemakaman selesai, Xiu Zhangjian meminta para tetua untuk berkumpul.Liu Chong yang mengalami luka ringan akibat dihempaskan Hong Xie Zi hingga membentur pohon, kini ikut dalam rapat tersebut. Walau sebelumnya dia terlihat memihak pada Aliansi Gongliao, ternyata hal itu hanyalah bagian dari siasat berperang.Xiu Zhangjian, dari tempatnya duduk menatap Liu Chong dengan senyum syukur."Ketua Liu, terima kasih. Rencana ini tidak akan
Seminggu sudah berlalu dari kejadian penyerangan yang dilakukan Sekte Kalajengking Merah, yang berakhir dengan kekalahan telak dari sekte aliran hitam itu. Selama waktu tersebut, Xiu Zhangjian terus mengurung dirinya di kamar. Rasa bersalah menghantuinya apalagi mengingat kematian Yang Wuyang karena ingin menolongnya. Sudah berkali-kali Feng Yin berusaha menghibur pemuda itu, tetapi apa yang dia katakan bagaikan angin lalu untuk Xiu Zhangjian. Xiu Zhangjian bukanlah orang yang tangannya bersih. Kedua tangannya telah berlumuran darah musuh-musuh yang dia bunuh. Bahkan pemuda itu telah membunuh seseorang saat masih berusia lima tahun, ketika dia berusaha membantu Li Min yang sedang terpojok oleh penjaga potongan kepala sang ayah. Hanya saja, dia tidak pernah menjadi penyebab kematian seseorang yang ingin menolongnya. Karena hal itulah Xiu Zhangjian terus diselimuti perasaan bersalah. Chen Yufei, Feng Xinyue, dan Li Yingying beberapa kali mengirim makanan untuk Xiu Zhangjian, tetapi
Feng Xinyue menundukan kepalanya, menatap dasar kolam yang dipenuhi batuan kecil berwarna hitam. Jujur, dia tidak ingin mengingat kejadian ini lagi. Namun, apa boleh buat? Dia harus membantu melepas simpul di hati Xiu Zhangjian dan ini adalah salah satu cara yang paling tepat."Aku ingin bercerita ... sesuatu yang tidak pernah ayah bahas pada siapa pun."Xiu Zhangjian terkejut ketika mendengarnya. Ingin dia menyela ucapan Feng Xinyue tetapi segera dia urungkan niatnya."Ketika aku kecil, Ayah pernah mempunyai seorang adik angkat yang sangat baik. Dia menyayangiku seperti anaknya sendiri. Namanya adalah Paman Yu Song." Feng Xinyue menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Xiu Zhangjian merasa jika gadis itu seperti sedang mengorek luka lamanya. "Hari itu, aku dan Paman Yu pergi ke hutan untuk berburu. Namun, ada beberapa serigala yang mengepung kami dan ingin memangsa kami berdua. Paman Yu bertarung sekuat tenaga. Awalnya semua baik-baik saja sebelum seekor serigala berwarna h
Lang Fulan terkejut ketika melihat pemuda yang dia kenal sebagai salah satu murid Sekte Harimau Putih tiba-tiba ada di kamarnya."Ketua Lang, maafkan aku karena datang dengan tiba-tiba." Xiu Zhangjian tersenyum tipis. Cadar hitam yang selama ini selalu dia pakai ketika menyusup sudah dia lepas beberapa waktu lalu hingga membuat wajah tampannya bisa terekspos dengan mudah. "Sebelum aku mengatakan tujuanku datang, aku akan memperkenalkan diri."Kerutan muncul di kening Lang Fulan. Sudah sangat lama dia mengenal pemuda di hadapannya itu. Lalu, mengapa orang yang dia kenal sebagai Li Zhangjian itu hendak memperkenalkan diri lagi?"Sebenarnya, namaku adalah Xiu Zhangjian, putra Xiu Jian sekaligus sang pewaris Pedang Naga Suci. Maaf karena selama ini aku berbohong dengan mengatakan jika margaku Li."Pupil Lang Fulan otomatis membesar atas pengakuan yang terdengar tidak masuk akal dari Xiu Zhangjian. Namun, melihat Pedang Naga Suci di tangan pemuda itu, dia yakin jika apa yang dikatakannya m
"Ketua, ke mana tujuan kita selanjutnya?"Xiu Zhangjian yang mendengar pertanyaan salah satu tetuanya menunjuk arah selatan. "Sekte Bulan Sabit."Walau terkejut, tujuh orang tetua Sekte Harimau Putih tidak ada yabg berani protes. Sekte Bulan sabit merupakan salah satu sekte yang setia kepada Aliansi Gongliao dan mereka juga menjabat posisi penting dalam aliansi tersebut. Mengusiknya sama saja menampar wajah Aliansi Gongliao. Jarak antara Sekte Tujuh Sungai dan Sekte Bulan Sabit cukup jauh, mereka harus melewati tiga kota dan membutuhkan waktu beberapa dupa dengan kecepatan penuh untuk sampai. Xiu Zhangjian melihat para tetuanya mulai kelelahan. "Sepulangnya kalian dari tempat ini, aku mewajibkan kalian untuk meningkatkan fisik.""Kami mengerti."Xiu Zhangjian kembali berlari. Dalam beberapa waktu, mereka sudah sampai di gunung tempat Sekte Bulan Sabit berdiri. Karena hari yang mulai pagi, orang-orang di Sekte Bulan Sabit mulai beraktivitas. Ada yang menyapu, mengambil air, memasak,
Melihat lawannya penuh dengan kesombongan, Xiu Zhangjian meraih sesuatu dari balik pinggangnya dan melesatkannya pada Ling Xin. Dan berikutnya yang terdengar adalah ...."Argh ...!"Ling Xin yang masih di udara tidak dapat menghindari senjata yang dilemparkan oleh Xiu Zhangjian. Dia hanya bisa melenguh kesakitan sebelum tubuhnya jatuh ke tanah."Tetua Ling!" Beberapa orang maju dan menghampiri Ling Xin yang bergulingan di tanah. Pemuda itu memegangi tangannya yang mulai membiru. "Panas!"Tubuh Ling Xin menggigil hebat tetapi dia merasa tubuhnya terbakar. Ini adalah kehebatan dari racun api es yang dibuat oleh Sekte Kalajengking Merah. Racun tersebut akan membuat aliran darah seseorang membeku tetapi korbannya merasa seperti dibakar hidup-hidup.Ini adalah pertama kalinya Xiu Zhangjian menggunakan racun api es. Tidak dipungkiri, dia sendiri merasa terkejut dengan reaksi Ling Xin yang berlebihan.Beberapa tarikan napas kemudian, Ling Xin berhenti bergerak diikuti tanda kehidupan yang m
Beberapa tetua yang terpental saat beradu tenaga dalam segera merayap ke arah pria tersebut. Mereka kemudian menunjuk ke tempat Xiu Zhangjian berada. "Ketua, pemuda itu yang membunuh Tetua Ling!"Wajah pria tua tersebut membesi. Dia adalah Ling Wu, Ketua Sekte Bulan Sabit sekaligus orang tua Ling Xin. Dengan hati-hati Ling Wu membaringkan jasad putranya di tanah. Tubuhnya yang tak lagi muda tidak membuat Ling Wu terlihat lemah. Justru wibawa yang membawa kebijaksanaan terpancar dari tubuhnya.Dengan langkah yang tenang, tatapan penuh kebencian serta amarah tak tertahankan, Ling Wu berjalan ke arah Xiu Zhangjian. Ingin rasanya dia menerkam dan mencabik pemuda itu hingga memohon untuk langsung dibunuh. Namun, itu semua dia tahan. Pikirannya bisa berjalan dengan baik walau amarah menguasainya sekali pun. Inilah yang membuat Sekte Bulan Sabit bisa bertahan hingga sekarang.Seorang pemuda yang mampu mengalahkan tetuanya dalam satu kali serangan pasti bukan pemuda sembarangan. Apalagi hal
Para tetua saling berbisik ketika melihat jurus yang akan dikeluarkan oleh Ling Wu. Ini adalah jurus terkuat yang hanya bisa diturunkan pada ketua Sekte Bulan Sabit saja. Bahkan, hanya beberapa tetua yang pernah melihat jurus ini secara lengkap. Ketika Ling Wu sedang menghimpun tenaga dalamnya, seorang pria yang usianya lebih tua datang dari arah ruangan tetua agung. Para tetua yang berdiri di sekitar pertempuran memberi hormat pada orang tersebut."Tetua Agung ....""Apa yang sedang terjadi?" tanya pria tua itu.Salah seorang tetua kemudian menjelaskan secara detail, dari pemuda itu datang hingga mengalahkan mereka dalam satu kali serangan tanpa menutupinya sedikit pun. Pria tersebut mengelus jenggotnya yang sudah memutih perlahan. "Pemuda yang menarik."Pria berjenggot putih tersebut bernama Jing Xuan. Dia adalah tetua agung Sekte Bulan Sabit yang kedudukannya lebih tinggi dari ketua sekte. Jing Xuan menatap para juniornya dan bertanya, "Menurut kalian siapa yang akan menang dala
Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe
Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m
Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-
Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya
Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S
"Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k
Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung
Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d
Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b