Share

Merpati Percik Api

“Akhirnya Kakang sadar, seharian penuh aku menunggui Kakang Soka ... aku sungguh bahagia. Kakang tidak tahu aku menangis seorang diri, semua murid padepokan melihatku, tapi aku tidak peduli.” Terdengar suara teriakan yang membuat Asoka membuka mata.

Murid-murid padepokan Ajisaka sudah berkumpul melingkar di tengah aula padepokan.

Barok, Raden Kusuma, dan Fahma duduk tepat di samping Asoka, mata gadis itu berkaca-kaca. Dia sangat senang kakaknya bisa siuman.

“A-apa yang terjadi? Kenapa punggungku begitu sakit? Argh...” Asoka mendesis pelan.

Dia tidak bisa duduk normal. Berulang kali dia bertanya pada Barok dan Raden Kusuma tentang apa yang terjadi, tapi mereka tidak tahu apa-apa.

Efek racun itu tidak hanya melukai bagian dalam tubuh Asoka, melainkan juga berimbas pada ingatannya.

“Jangan banyak bergerak dulu, Soka!” Raden Kusuma menjulurkan tangan lalu menahan tubuh Asoka agar pemuda itu tidak memaksakan di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status