Share

Benar, Itu Memang Dia!

“Kakang, aku takut,” Fahma hampir menangis melihat kebrutalan serangan pendekar tengkorak merah. “Kakek itu bisa mati kalau kena tendangan musuh. Dia dikeroyok lima orang.”

Asoka sadar kalau selama ini Fahma tidak pernah melihat kekejaman pendekar yang haus darah. Menurut cerita Ki Langkir, seminggu setelah kelahirannya, ibu Fahma menitipkannya ke Ki Langkir Pamanang agar diramu oleh seorang tabib tua yang dua tahun lalu meninggal.

Sebenarnya ibu Fahma tidak tega melakukan hal itu, tapi dia lebih menyesal jika melihat anaknya diasuh oleh orang-orang Sekte Tengkorak Merah dan Perguruan Elang Hitam.

Jika itu terjadi, bisa dipastikan gadis kecil itu tidak memiliki masa depan karena dia akan dijadikan budak belia oleh orang-orang aliran hitam. Hal itu sudah terbayang dalam benak ibunda Fahma, dan karena itulah, dia lebih memilih menitipkan putri tunggalnya pada Ki Langkir Pamanang sesaat sebelum meninggal karena racun panah.

Bertindak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status